Pendahuluan Tinjauan Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM


BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

Akses Remote Database via Internet

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

Akses Remote Database via Internet

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam menjalankan bisnis mereka. Perusahaan sekecil apapun pasti

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN WEBHTB PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) CABANG PALEMBANG

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Perancangan Media Streaming Server pada Warung Internet Nano Menggunakan PLEX Streaming Server. Artikel Ilmiah

BAB 3 METODOLOGI. Melakukan Survey. Mengidentifikasi Masalah & Menganalisis Kebutuhan User. Perancangan Jaringan Hotspot

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KONFIGURASI JARINGAN KOMPUTER dan Pengenalan Packet Tracer

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA CACHE PROXY SERVER ANTARA METODE PROXY INTERNAL DAN EXTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

MENINGKATKAN KEAMANAN JARINGAN WIRELESS DENGAN CAPTIVE PORTAL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi Load Balancing pada MikroTik dengan Metode Nth Redirect Proxy Server dengan ClearOS 5.2 Mode Stand Alone (Studi Kasus RSU Salatiga)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kurikulum SMK 2004 SMK TI Airlangga Samarinda

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Mengatur bandwidth download dengan squid delay pool

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP PADA CISCO ROUTER 2901 (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA UNTAN)

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

ANALISA JARINGAN DAN KEAMANAN KOMPUTER BERBASIS LAN PADA SEBUAH WARNET

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 3. Metode Dan Perancangan Sistem

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. proses mengubah hasil dari analisis kedalam bahasa pemrograman yang

Webfig & Quickset. by: Pujo Dewobroto Citraweb Nusa Infomedia, Indonesia

IMPLEMENTASI NETWORK ATTACHED STORAGE (NAS) BERBASIS NAS4FREE UNTUK MENINGKATKAN KINERJA JARINGAN (Studi Kasus : PT Pusat Media Indonesia)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan

Perbandingan Virtual Private Network Protokol Menggunakan Point to Point Tunnel Protocol dan OpenVPN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN IMPLEMENTASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah di identifikasi pada bab 3, saatnya untuk melakukan implementasi dan Kebutuhan Sumberdaya Aplikasi

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB II TINJAUAN TEORITIS


Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

CARA MENJALANKAN PROGRAM

PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK

untuk pengalamatan user untuk melakukan streaming video. (yang akan diakses oleh user untuk VOD) Server dapat dijabarkan sebagai berikut :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK BILLING LABORATORIUM INTERNET DI SMA NEGERI 6 BANDUNG BERBASISKAN CLIENT SERVER MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Penerapan Virtual Routing Forwarding dan Route Leaking untuk Routing IP Address dan Subnet yang sama pada Mikrotik di STMIK Musirawas Lubuklinggau

Membuat File Server Sederhana Dengan Turnkey File Server

Transkripsi:

1. Pendahuluan Bisnis warnet sudah tidak asing lagi dipasaran, warnet Dewa Ambarawa telah mengembangkan bisnis warnet hingga memiliki banyak kantor cabang. Suatu bisnis warnet biasanya tidak hanya melayani akses internet saja tetapi juga menyediakan jasa print, game online, streaming, dan download. Namun berdasarkan hasil wawancara kepada pengunjung warnet dan wawancara kepada operator warnet maka diperoleh informasi bahwa ada juga pengunjung yang datang ke warnet karena tertarik pada file-file multimedia yang tersedia pada masing-masing komputer warnet sehingga pengunjung yang datang mengambil file multimedia yang ada pada komputer warnet lalu pulang. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pengelolaan file-file multimedia yang berupa audio dan video. Berdasarkan permasalahan dalam pengelolaan file multimedia yang berupa audio dan video maka diberikan solusi berupa perancangan Server multimedia yang digunakan untuk mengelola file-file multimedia yang ada pada komputer warnet agar pengunjung tidak lagi mengambil file multimedia yang ada. Selain itu dengan adanya server multimedia warnet bisa berbagi file multimedia ke seluruh kantor cabang. Bagi pengunjung warnet yang menginginkan file media dapat memutar file audio atau video melalui web dengan cara search and play dan bagi pengunjung yang telah terdaftar sebagai member pada warnet Dewa Ambarawa dapat mengambil file multimedia yang berupa audio dan video dengan cara melakukan download. Untuk membangun server multimedia tersebut maka dibutuhkan sebuah aplikasi Plex Media Server. Plex Media Server memudahkan penggunanya dalam menyimpan, mengatur dan berbagi file-file multimedia yang berupa audio dan video ke semua kantor cabang. Dengan adanya server multimedia yang diimplementasikan pada warnet Dewa Ambarawa diharapkan mampu memudahkan warnet dalam mengelola file-file multimedia yang berupa audio dan video serta membuat pengunjung warnet betah berada di lingkungan warnet. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu yang berjudul Video Streaming dengan Menggunakan HTML menyebutkan dalam penelitian tersebut membahas tentang konsep dari video streaming dengan HTML, kemampuan dari video streaming, kelebihan maupun kekurangannya. Walaupun masih dalam batas riset, video streaming menawarkan potensi riset yang besar dimasa depan karena kecenderungan pengguna yang semakin menginginkan menonton video streaming. HTML merupakan standar untuk struktur dan menampilkan isi di WWW (World Wide Web). Standar dari HTML ini juga berhubungan dengan fitur seperti video playback dan drag-and-drop[1] Penelitian terdahulu yang berjudul Membangun Server Streaming Multimedia Pada PT Multi Indosarva Sejati Cabang Surakarta menyebutkan bahwa untuk menyediakan layanan multimedia streaming, dibutuhkan suatu komputer dengan sistem operasi dan aplikasi khusus yang dinamakan server 1

streaming multimedia. Selain menyediakan layanan streaming, server ini juga digunakan untuk memanajemen segala aktivitas multimedia streaming termasuk manajemen user, file storage, dan juga media encoder dengan suatu aplikasi PHPMotion. Dengan adanya server streaming multimedia sendiri dalam suatu perusahaan atau ISP (Internet Service Provider), diharapkan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi para pengguna khususnya dalam lingkup client perusahaan atau ISP PT Multi Indosarva Sejati cabang Surakarta dalam mengakses multimedia streaming.[2] Berdasarkan penelitian yang berjudul Video Streaming dengan Menggunakan HTML dan Membangun Server Streaming Multimedia Pada PT Multi Indosarva Sejati Cabang Surakarta akan dibangun server multimedia dengan memanfaatkan streaming dalam pemutaran audio dan video, server multimedia akan dibangun menggunakan Plex Media Server yang diimplementasikan pada server ClearOS yang ada pada Warnet Dewa Ambarawa. Dengan adanya server multimedia yang dibangun pada warnet dewa diharapkan mampu memberikan solusi dalam mengelola file-file multimedia yang brupa audio dan video yang tersedia di warnet. Selain untuk fungsi menejemen file multimedia adanya server multimedia juga diharapkan mampu menarik pengunjung lebih banyak. Perbedaan penelitian terdahulu yang berjudul Video Streaming dengan Menggunakan HTML dengan Analisis dan Implementasi Server multimedia pada Warnet Dewa Ambarawa adalah pada penelitian sebelumnya yang berjudul Video Streaming dengan Menggunakan HTML membahas tentang konsep dari video streaming dengan HTML, pada penelitian tentang Analisis dan Implementasi server multimedia pada warnet Dewa ambarawa membahas mengenai infrastruktur dalam membangun server multimedia. sedangkan yang membedakan penelitian terdahulu yang berjudul Membangun Server Streaming Multimedia Pada PT Multi Indosarva Sejati Cabang Surakarta dengan penelitian yang berjudul Analisis dan Implementasi Server multimedia pada Warnet Dewa Ambarawa adalah pada penelitian sebelumnya yang berjudul Membangun Server Streaming Multimedia Pada PT Multi Indosarva Sejati Cabang Surakarta, sistem operasi yang digunakan adalah Oracle, pada penelitian Analisis dan Implementsi Server Multimedia pada warnet Dewa Ambarawa menggunakan sistem operasi ClearOS. Multimedia secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengkomunikasikan lebih dari satu cara. Pengertian lain dari multimedia adalah media yang menggunakan beberapa bentuk dari isi informasi dan proses informasi (seperti: tulisan, audio, grafis, animasi dan video). Multimedia merupakan kombinasi dari bermacam-macam media termasuk suara, animasi, video dan grafis. [3] Dalam dunia internet, streaming lebih mengacu pada sebuah teknologi yang mampu mengkompresi atau menyusutkan ukuran file audio dan video menjadi bagian-bagian kecil agar mudah dikirimkan melalui jaringan internet. Pengiriman file audio dan video tersebut dilakukan secara streaming atau terusmenerus, sehingga user dapat menjalankan file tanpa harus menunggu file selesai di-download. Sedangkan dari sudut pandang prosesnya, streaming berarti sebuah teknologi pengiriman file dari server ke client melalui jaringan paket-based misalnya internet. [4] 2

Plex Media Server adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk membantu dalam memenejemen dan membuat streaming media center menggunakan Local Area Network (LAN). Plex Media Server dapat memudahkan penggunanya dalam mengelola berbagai file multimedia seperti musik, video dan foto dalam suatu aplikasi. Pengguna yang terhubung dalam jaringan LAN dapat memutar file audio atau video secara streaming. Dengan menggunakan Plex Media server dapat melakukan pemutaran audio atau video dengan menggunakan streaming. Plex Media Server juga memungkinkan penggunanya untuk saling berbagi file media seperti audio, video dan foto baik menggunakan Local Area Network (LAN) maupun melalui koneksi internet.[5] 3. Metode dan Perancangan Sistem Dalam penelitian Analisis dan Implementasi Server Multimedia pada Warnet Dewa Ambarawa digunakan tahapan Network Development Life Cycle (NDLC). Network Development Life Cycle (NDLC) merupakan sebuah metode yang bergantung pada proses pembangunan sebelumnya seperti perancangan strategi bisnis, daur hidup pengembangan aplikasi dan analisis pendistribusian data. Network Development Life Cycle (NDLC) memiliki 6 tahapan di antaranya : Analysis, Design, Simulation Prototyping, Implementation, Monitoring, dan Management, Skema tahapan NDLC dapat di lihat seperti pada Gambar 1. Gambar 1 Network Development Life Cycle.[6] Analysis merupakan tahap awal untuk menganalisis kebutuhan perangkat, analisis masalah yang terjadi dan kebutuhan user. Pada tugas akhir yang berjudul Analisis dan Implementasi Server Multimedia pada warnet Dewa Ambarawa diambil studi kasus pada suatu instansi yang menjalankan bisnis warnet, yang menyediakan pelayanan jasa berupa browsing, download, game online, print, scan serta streaming. Warnet juga menyediakan file-file multimedia pada masingmasing komputer disetiap bilik untuk menarik pelanggan lebih banyak. Namun berdasarkan hasil wawancara kepada pengunjung warnet dan wawancara kepada operator warnet maka diperoleh informasi bahwa kebanyakan pelanggan yang tertarik pada file-file multimedia yang berupa audio dan video mereka datang untuk mengambil file audio atau video yang diinginkan saja kemudian pergi 3

sehingga durasi pemakaian komputer pun hanya sebentar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan adanya suatu pengelolaan file-file multimedia yang berupa audio dan video. Berdasarkan permasalahan dalam pengelolaan file multimedia yang berupa audio dan video maka diberikan solusi berupa perancangan server multimedia agar file-file multimedia dapat dikelola dengan baik dan dapat memanfaatkan streaming agar pelanggan bisa bertahan lebih lama menggunakan komputer warnet. Jika biasanya pengunjung datang untuk mengambil file multimedia saja, dengan adanya server multimedia maka pengunjung diharuskan memutar file multimedia berupa audio dan video pada komputer warnet. Bagi pengunjung yang telah terdaftar sebagai member di warnet Dewa Ambarawa maka pengunjung dapat mengambil file multimedia dengan cara download. Selain itu dengan adanya server multimedia yang diterapkan pada komputer warnet, warnet juga dapat berbagi file-file multimedia ke sesama kantor cabang. Dimana pada warnet Dewa memiliki 2 kantor cabang yang terletak di Bawen dan Ambarawa. Design merupakan gambaran topologi sebelum dan sesudah dibangun Server multimedia. Design topologi jaringan warnet sebelumnya dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat gambaran sistem server multimedia yang akan dibangun. Untuk mengetahui topologi jaringan warnet sebelumya dapat dilihat pada Gambar 2. Internet Modem switch User ke-n Server Main Server Role : - Routing Service - Proxy Service - Bandwidth Managemen Gambar 2. Topologi Jaringan Warnet sebelumnya. Pada Gambar 2 merupakan topologi jaringan warnet sebelum adanya sistem pengelolaan file multimedia. Pada jaringan warnet sebelum dipasang sistem pengelolaan file multimedia semua file-file multimedia yang ada diwarnet diletakkan pada masing-masing komputer warnet pada setiap bilik sehingga 4

pelanggan bisa langsung mengambil file multimedia yang tersedia pada setiap komputer diwarnet Dewa Ambarawa. Banyaknya pelanggan yang tertarik pada file-file multimedia yang berupa audio dan video harus diimbangi dengan pengelolaan file multimedia agar dapat memberikan keuntungan lebih dengan membuat pelanggan lebih betah berada dilingkungan warnet. Dari hasil analisis menurut permasalahan yang ada maka dibangunlah sistem server multimedia yang memanfaatkan Plex Media Server sebagai server multimedia agar lebih mudah dalam mengelola file-file multimedia yang ada. Disamping memudahkan dalam mengelola file-file multimedia dengan adanya server multimedia warnet Dewa juga dapat saling berbagi file multimedia ke sesama kantor cabang. Untuk membangun server multimedia dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak, adapun spesifikasi perangkat keras dan lunak yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Spesifikasi Perangkat Mesin Spesifikasi Fungsi - 1.6 GHz processor (2.4 GHz dual core for 1080p transcoding). Plex Media Server sebagai Plex Media Server - 256 MB RAM 1 TH HDD server multimedia - Gigabit Ethernet recommended for HD streaming Berdasarkan topologi jaringan warnet sebelum dipasang sistem pengelolaan file multimedia semua file multimedia diletakkan pada komputer yang ada pada setiap bilik, sehingga mudah untuk diambil. Server multimedia dibutuhkan untuk mengatasi masalah pelanggan yang datang ke warnet untuk mengambil file multimedia. Agar pelanggan tidak hanya mengambil file multimedia dan beraktifitas lebih lama pada jaringan warnet maka dibangun sebuah sistem server multimedia yang dapat berbagi file multimedia kesemua kantor cabang. Berikut adalah gambaran topologi jaringan warnet yang baru setelah dipasang server multimedia dapat dilihat pada Gambar 3. 5

Internet 206.123.64.46 PPPoE 36.72.229.73 192.168.1.1 Modem 192.168.1.x/24 X = 2-21 Server 192.168.1.123 Main Server Role : - Routing Service - Proxy Service - Bandwidth Management -Web Server -Java sebagai Aplication Server -Plex Media Server -FTP Server switch User ke-n Gambar 3 Topologi jaringan warnet sesudah dipasang server multimedia Pada Gambar 3 merupakan gambaran umum desain server multimedia menggunakan Plex Media Server. Dapat dilihat pada Gambar 3 modem dihubungkan pada PC server dengan menggunakan koneksi PPPoE (Point-to- Point Protocol over Ethernet) kemudian masing-masing client dihubungkan ke server dengan menggunakan switch. Pada PC server memiliki pengalamatan IP address 192.168.1.123 sedangkan pada client memiliki pengalamatan IP Address dari 192.168.1.2 sampai 192.168.1.21 karena user yang menjadi client terdapat 20 PC, dengan rincian IP Address seperti pada Tabel 2 Tabel 2. Alamat IP Mesin WAN IP/ADSL LAN IP Server Modem Client 36.72.229.73 206.123.64.46-192.168.1.123 192.168.1.1 192.168.1.2-192.168.1.21 Desain sistem server multimedia pada Gambar 3 memberikan gambaran topologi jaringan untuk membangun server multimedia. Untuk memberikan gambaran topologi pada setiap client dapat diperjelas dengan desain diagram fisik 6

seperti pada Gambar 4. Diagram fisik digunakan untuk memperjelas topologi pada jaringan warnet, dimana dalam jaringan warnet keseluruhan terdapat 20 PC client yang terhubung pada komputer server melalui switch, sementara modem yang akan menghubungkan semua komputer dengan jaringan internet tidak disambungkan melalui switch tetapi langsung terhubung pada PC server menggunakan koneksi PPPoE untuk menghindari terjadinya dauble NAT. Gambar 4. Desain Diagram Fisik server multimedia Dalam implementasi server multimedia ditambahkan pembatasan hak akses untuk membatasi waktu akses terhadap server multimedia bagi user yang tidak terhubung pada jaringan lokal yang ada pada warnet. Bagi user yang berada diluar jaringan lokal warnet waktu akses hanya dibatasi pada hari senin-sabtu. Karena pada hari minggu biasanya warnet ramai pengunjung jadi lebih diutamakan untuk user yang berada pada jaringan lokal. Untuk user yang berada diluar jaringan warnet hanya terbatas pada kantor cabang 1 dan kantor cabang 2. Gambaran tabel hak akses dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Tabel hak akses Nickname Time window Day (s) of week All day Mon-Wed Thu-Sat All day Kantor pusat Kantor cabang 1 Kantor cabang 2 Client pusat Mon, Tue, Wed, Thu, Fri, Sat, Sun Mon, Tue, Wed, Thu, Fri, Sat Mon, Tue, Wed, Thu, Fri, Sat, Sun Pada tabel 3. merupakan tabel hak akses, dalam tabel hak akses digunakan untuk menentukan siapa saja yang dapat mengakses server multimedia. Pada kolom nickname dapat diisikan nama komputer yang dapat mengakses dengan menambahkan IP komputer dengan nama yang dicantumkan sebagai nickname. Time window dan day (s) of week adalah keterangan waktu kapan waktu yang dapat digunakan untuk mengakses server multimedia. 7

Simulation Prototyping simulasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi Cisco Paket Tracer. Berdasarkan design sistem dan design topologi jaringan dibuat skema simulasi prototyping seperti terlihat pada Gambar 5. Pada skema prototyping diasumsikan PC client ke-n sebagai client yang berada dijaringan lokal sedang mengakses server multimedia. Gambar 5 Skema simulasi server multimedia Implementation dilakukan pengimplementasian design yang telah dibuat pada tahap sebelumnya dan merupakan tahap yang menentukan berhasil atau gagalnya sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem yang dibangun untuk server multimedia adalah dengan menggunakan server berbasis ClearOS, dimana server multimedia dibangun menggunakan aplikasi Plex Media Server yang dikonfigurasi dalam satu PC sebagai server yang terhubung dengan banyak client. Dalam tahap implementasi dilakukan beberapa installasi perangkat keras maupun perangkat lunak. Untuk membangun server multimedia menggunakan Plex Media Server yang harus dilakukan adalah melakukan konfigurasi pada server ClearOS yang terpasang sebagai komputer server dengan mode standalone. Konfigurasi yang dilakukan antara lain adalah melakukan instalasi Plex Media Server, untuk melakukan instalasi tersebut maka diperlukan langkah sebagai berikut: a. Pertama membuat file plex.repo di /etc/yum.repos.d kemudian pada plex.repo diisikan seperti dibawah ini: [PlexRepo] name=plexrepo baseurl=http://plexapp.com/rpmrepo/release/$basearch/ enabled=1 gpgcheck=1 b. Kemudian Install Plex Media Server yang telah tersedia pada marketplace pada ClearOS dan jalankan Plex Media Server yang telah terinstall.[6] c. Untuk mengakses Plex Media Server dapat menggunakan browser dengan mengetikan alamat dengan format http://ip_cos:32400/manage/index.html 8

Monitoring dilakukan setelah tahap implementasi sistem dilakukan. Dalam proses monitoring dilakukan juga proses pengujian untuk mengambil hasil analisis yang dibutuhkan, proses pengujian dalam sistem ini akan dilakukan pada komputer yang tersambung dalam jaringan lokal. Parameter yang akan diuji adalah delay, pengujian dilakukan pada file audio dan video menggunakan wireshark. File audio yang diuji yaitu, file audio dengan format.mp3 yang memiliki bit rate 128 kbps, sedangkan file video yang diuji adalah file video dengan format.mkv dan bit rate 80.19 kbps. Kecepatan akses dalam sistem ini ditentukan oleh jumlah client yang mengakses. Semakin banyak pengunjung yang mengakses file audio dan video maka akan semakin besar kemungkinan terjadinya delay. Management dilakukan beberapa penyesuaian pengaturan yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan yang berkembang pada tahap monitoring. Pengaturan yang dilakukan juga mencakup tingkatan hak akses atau policy yang diterapkan pada setiap client. Pengaturan policy dalam tahap manajemen ini adalah mengenai hak akses administrator dan client. Administrator pada server multimedia dapat melakukan aktifitas add, edit, delete dan download yang tidak dapat dilakukan oleh client. Namun untuk client yang telah terdaftar sebagi member pada warnet dapat melakukan download. Untuk user pada kantor cabang dapat melakukan aktifitas add, edit, delete dan download karena pada kantor cabang yang dapat mengakses masih dibatasi untuk para admin. 4. Hasil dan Pembahasan Pembahasan tahap implementasi yang meliputi hasil dari perancangan yang telah diterapkan, yaitu sebuah sistem server multimedia. Sistem ini dirancang dengan membuat server multimedia, yang akan digunakan untuk mengelola file-file multimedia berupa audio dan video yang tersedia di warnet Dewa Ambarawa. Server multimedia dirancang dengan menambahkan aplikasi Plex Media Server pada server ClearOS. Server ClearOS akan digunakan untuk melakukan konfigurasi-konfigurasi, untuk melakukan konfigurasi-konfigurasi tersebut server ClearOS dapat diakses melalui web interface dengan mengetikkan IP ClearOS yaitu 192.168.1.123 dengan port 81 pada web browser komputer client. 192.168.1.123 merupakan IP default ClearOS. Login pertama kali pada ClearOS menggunakan username: root dan password: administrator. Konfigurasi yang dilakukan setelah berhasil login pada web interface ClearOS yaitu mengubah alamat IP yang akan digunakan untuk mengakses server multimedia. Untuk mengganti IP yaitu dengan mengganti IP eth0 menjadi 192.168.1.123 dengan port 81 dan akan muncul jendela baru config IP seperti terlihat pada Gambar 6. 9

Gambar 6. Setting IP Pada Gambar 6. Merupakan interface setting IP untuk server ClearOS. Setelah mengubah IP, maka IP diaktifkan dan dilakukan reboot pada ClearOS untuk menyimpan kofigurasi yang sudah dilakukan. Pada saat login dapat menggunakan username dan password sesuai dengan konfigurasi sebelumnya. Untuk melakukan penginstallan service yang akan dibutuhkan untuk menjalankan server multimedia dilakukan dengan cara install manual melalui marketplace pada ClearOS. Service yang diinstall adalah Plex Media Server. Gambar 7. Interface hak akses Jika server multimedia telah terpasang maka untuk membatasi user yang dapat mengakses server multimedia dilakukan setting untuk pembatasan hak akses. Pembatasan hak akses dilakukan agar server multimedia tidak dapat diakses oleh pengguna diluar jaringan warnet. Pada Gambar 7. Merupakan interface pembatasan hak akses. Pembatasan hak akses dilakukan untuk membatasi waktu akses pada setiap kantor cabang. Kantor cabang yang terletak pada lokasi yang berbeda dapat mengakses server multimedia, untuk itu dibutuhkan pembatasan hak akses agar server multimedia hanya dapat di akses oleh pengguna yang tergabung dalam satu instansi warnet saja. Selain itu juga ditambah pembatasan waktu akses pada setiap kantor cabang. Sementara untuk user yang terhubung dalam jaringan lokal dapat mengakses server multimedia setiap saat. Pada kantor cabang dilakukan pembatasan waktu akses karena dikhawatirkan akan mengganggu koneksi internet pada jaringan warnet yang terhubung dengan server multimedia. Untuk itu pada kantor cabang waktu akses 10

dibatasi untuk waktu-waktu tertentu. Namun untuk user yang terhubung dengan jaringan local waktu akses tidak dibatasi, jadi dapat diakses pada setiap waktu. Plex Media Server merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk membantu dalam mengelola file multimedia berupa audio-video dan membuat streaming media center menggunakan Local Area Network (LAN) yang digunakan untuk membuat sebuah server multimedia yang berfungsi untuk meletakkan file-file multimedia berupa audio dan video agar dapat diakses melalui komputer lain dengan kata lain melalui Plex Media Server pengguna dapat saling berbagi file-file media. Plex Media Server yang telah dirancang sebagai server multimedia dapat diakses melalui web browser dengan mengetikan alamat http://192.168.1.123:32400/web/index.html. Gambar 8. merupakan interface Plex Media Server. Gambar 8. Interface Plex Media Server Pada Gambar 8 merupakan tampilan awal server multimedia yang didalamnya belum ditambahkan file-file multimedia. Untuk menambahkan file multimedia berupa audio dan video pada server multimedia yang telah dibangun digunakan Filezilla Client untuk meng-upload file ke dalam server multimedia. Proses upload file atau menambahkan file-file media dilakukan oleh seorang admin. Sementara user sebagai client hanya dapat melakukan search and play serta melakukan download bagi client yang telah terdaftar sebagai member. 11

Gambar 9. Interface Library Plex Media Server User client yang ingin mengakses server multimedia dapat menggunakan web browser dengan mengetikkan alamat IP http://192.168.1.123:32400/web/index.html setelah diketikan alamat IP pada sistem akan muncul interface My Library seperti ditunjukkan pada Gambar 9. My Library berisi semua daftar file multimedia berupa audio-video yang telah ditambahkan oleh admin warnet. Gambar 9 merupakan tampilan library Plex Media Server yang berisi file-file audio dan video. User yang ingin memutar file multimedia dapat langsung memilih file yang diinginkan ataupun dengan melakukan search and play. Selain melakukan search and play user yang terdaftar sebagai member juga dapat melakukan download file multimedia yang diinginkan. Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem yang telah diterapkan. Ujicoba dilakukan untuk mengetahui kelancaran pada saat melakukan streaming apakah terjadi delay pada saat streaming berjalan. Delay merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mentransmisikan data sampai ke penerima.[7] Pengujian dilakukan dengan menggunakan wireshark untuk menguji delay dengan tujuan untuk mengetahui rata-rata delay yang terjadi setelah dilakukan implementasi server multimedia. Hasil dari pengujian tersebut didapatkan melalui pengamatan pada saat dilakukan streaming. Nilai delay didapat dari melihat jumlah durasi tiap-tiap paket. Untuk mendapat nilai delay digunakan persamaan: Delay = Tr Ts Pr detik 12

Keterangan: Tr = Waktu penerimaan Paket (detik) Ts = Waktu pengiriman Paket (detik) Pr = Paket yang diterima (paket) Tabel 4. Tabel Pengujian Delay Jumlah User Delay Audio Delay Video 1 5.34 2.27 2 7.12 4.56 3 14.24 9.31 4 16.28 13.76 5 19.10 15.15 6 21.22 17.19 7 23.52 18.90 8 25.88 20.03 9 26.90 22.73 10 29.40 24.37 Tabel 4 merupakan hasil pengamatan delay pada saat melakukan pengujian streaming dengan membandingkan pemutaran file audio dan video yang sama namun dengan jumlah user yang berbeda-beda menggunakan Plex Media Server. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh besar delay yang terjadi dipengaruhi oleh jumlah user yang sedang mengakses, dimana semakin banyak user yang mengakses maka akan semakin besar delay yang terjadi. Berdasarkan hasil pengujian dengan jumlah user terbanyak 10 user pada file audio besar delay yang terjadi sebesar 29.40 ms, dan pada file video dengan jumlah user 10 besar delay 24.37 ms, jadi streaming dapat berjalan dengan baik karena pengukuran delay yang didapat tidak melebihi dari 200 ms yang merupakan standar delay untuk real time streaming protocol yang diatur dalam RFC2326 dan ITU-T H324. Dari hasil penggukuran delay pada tabel 4 dapat dibuat grafik seperti pada Gambar 10. 13

35 30 25 20 15 Audio Video 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar 10. Grafik pengukuran delay Pada gambar 10 merupakan grafik dari hasil pengujian delay yang dilakukan untuk membandingkan pemutaran file audio dan video yang sama namun dengan jumlah user yang berbeda-beda menggunakan Plex Media Server., Pada grafik diatas keterangan tentang jumlah user dapat ditunjukkan dengan garis berwarna hitam, dan delay ditunjukkan dengan garis warna abu-abu. Dari grafik dapat dilihat streaming dapat berjalan cukup lancar dan tidak ada peningkatan grafik yang melonjak tajam. Besarnya delay dipengaruhi oleh jumlah user yang sedang mengakses, semakin banyak user yang mengakses dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya delay juga semakin besar. 5. Simpulan Berdasarkan hasil perancangan dan implementasi Sistem Server Multimedia dengan menggunakan Plex Media Server pada server ClearOS, maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu, konfigurasi Plex Media Server dengan menggunakan ClearOS mudah dan praktis, semua user dapat menikmati audio maupun video secara streaming melalui web browser, Plex Media Server sangat efektif digunakan untuk mengelola file-file multimedia berupa audio dan video. Dengan jumlah pengguna sebanyak 10 user yang mengakses file audio yang sama delay yang terjadi sebesar 29.40 ms sedangkan pada file video dengan jumlah user 10 orang yang mengakses file yang sama delay yang terjadi sebesar 24.37 ms. maka pengguna dapat melakukan streaming dengan baik karena pengukuran delay yang didapat tidak melebihi dari 200 ms yang merupakan standar delay untuk real time streaming protocol yang diatur dalam RFC2326 dan ITU-T H324. Besarnya 14

delay yang terjadi dapat dipengaruhi oleh banyaknya user yang mengakses dan jenis file multimedia yang diakses. Server multimedia memiliki kelebihan-kelebihan yaitu user yang tersambung dalam jaringan lokal dapat melakukan akses streaming dengan lancar. Server multimedia dapat diakses oleh user yang berada pada lokasi yang berbeda. Selain itu dengan server multimedia yang dibangun menggunakan Plex Media Server dapat menghemat penggunaan bandwidth internasional. Kelemahan dari server multimedia yang dibangun menggunakan Plex Media Server yaitu, belum dapat diakses oleh client pada warnet yang berada pada kantor cabang. Apabila banyak client dari kantor cabang yang mengakses dapat mengganggu koneksi internet pada warnet yang tersambung dengan jaringan lokal pada server multimedia. 15

6. Daftar Pustaka [1] Budi Hartawan, http://www.scribd.com/doc/146106429/jurnal-multimedia. diakses tanggal 21 Oktober 2013 [2] Haris Pujianto, 2010, Membangun Server Streaming Multimedia pada PT Multi Indosarva Sejati Cabang Surakarta. [3] Oky Dwi Nurhayati, Multimedia. Oky Dwi Nurhayati, Multimedia, http://eprints.undip.ac.id/19201/1/multi_pert1.pdf. Diakses tanggal 20 Januari [4] Binus, 2012, Bab 2, http://library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-1- 00141-if%20bab%202.pdf. [5] Plex, Plex, https://plexapp.zendesk.com/hc/en-us/articles/200288286-what-is- Plex-, diakses tanggal 5 September 2013. [6] Satryo Suryantoro, 2012, Pengembangan Jaringan Komputer di Apotek XYZ Menggunakan Proses Network Development Live Cycle (NDLC) Jakarta : Program Pasca Sarjana Magister Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Eresha Jakarta. [7] Binus, 2012, Bab 4 Pengujian Sistem dan Hasil Pengujian, Thesis 16