BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian kredit telah diatur dalam undang-undang yang berlaku di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. protein hewani bagi manusia. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu, produk-produk

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala. di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mardana. 2013).

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q

PBAB II URAIAN TEORITIS

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. produksi hanya diterima petani setiap musim sedangkan pengeluaran harus

BAB I PENDAHULUAN. dan latar belakang. Perorangan, perusahaan, negara atau bangsa di dunia ini

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB II LANDASAN TEORI

ANGGARAN KAS 1. PENGERTIAN 2. TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN KAS

AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA. DASAR-DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bab analisis data, maka

SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, berilah tanda (X)

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

CONTOH SURAT PENGAKUAN HUTANG

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, hingga saat ini dampak krisis ekonomi global masih dapat

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

KREDIT. Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit kepada dunia usaha.

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

PROGRAM PELAYANAN KEUANGAN MIKRO LEMBAGA BINA SWADAYA DI KECAMATAN KIARACONDONG BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Memiliki luas total sekitar 350,54 km².

BAB IX. AKUNTANSI PENGERTIAN

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam praktiknya tidak semua perusahaan memperoleh laba seperti yang

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2000 TENTANG PINJAMAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

Transkripsi:

14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Pengertian kredit telah diatur dalam undang-undang yang berlaku di Indonesia yaitu : Undang-Undang No.14 tahun 1967 bab 1,2 yang menyatakan : Kredit adalah penyedia uang atau yang disamakan dengan itu bedasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain pihak dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. Selanjutnya pengertian tersebut disempurnakan lagi dalam Undang-Undang No.7 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang No10 tahun 1998, yang mendifinisikan kredit sebagai berikut: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu bedasarkan persetujuan atau kesepakatan panjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga (Suharjono, 2003). Kredit atau pinjaman dapat dikelompokkan berdasarkan sumber atau pihak yang menawarkan kredit/pinjaman, yaitu kredit formal dan kredit informal. Adapun uraian untuk masing-masing jenis kredit berdasarkan sumbernya dapat dilihat uraian berikut ini:

15 2.1.1.1 Kredit Formal Kredit formal sering diartikan sebagai kesanggupan akan meminjam uang atau kesanggupan mengadakan transaksi dagang atau memperolah penyerahan barang atau jasa dengan perjanjian akan menbayar kelak pada sumber dana yang sesuai dengan peraturan yang sah dalam arti peraturan pemerintah atau otoritas moneter yang mensakan (Sawitri, 1995). Sumber keungan formal bank yaitu Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Sedangkan sumber keuangan non bank antara lain, Modal ventura dan Pegadaian. Pada umumnya ciri-ciri kredit formal adalah mempunyai sifat yang kurang fleksibel, prosedur yang berbelit, adanya jaminan kredit, waktu yang relatif lama baik dalam pengurusan maupun pembayaran kredit. Terkadang debitur mengeluarkan biaya untuk mengurusnya (Sawitri, 1995). 2.1.1.2 Kredit Informal Kredit informal adalah kesanggupan untuk meminjam uang atau kesanggupan akan mengadakan transaksi dagang atau memperoleh barang dan jasa, dengan perjanjian akan membayarnya kelak pada suatu sumber dana tidak resmi dalam arti tidak ada peraturan yang mensahkan (Sawitri, 1995). Sumbar kredit informal antara lain, sumber dana perorangan, keluarga, teman, pelepas uang, arisan, dan sumbersumber lain yang sejenis. Pada umumnya kredit informal mempunyai ciri-ciri: bersifat fleksibel, tanpa prosedur yang berbelit, saling mengenal, pinjaman tidak diawasi dengan ketat.

16 2.1.2. Lembaga Kredit Informal Lenbaga perkreditan informal adalah lembaga perkreditan yang timbul dalam masyarakat yang erat hubungannya dengan adat istiadat atau kebiasaan setempat (Sawitri, 1995). Ada dua cara pendirian dari lembaga perkreditan informal ini yaitu: pertama, didirikan oleh pemilik modal (yang termasuk dalam golongan ini adalah mendring, rentenir, atau pelepas uang, penyedia bahan baku). Kedua, yang didirikan atas inisiatif dari masyarakat atau kelompok (arisan, paguyuban, dan lain-lain). Ditinjau dari tujuannya lembaga perkreditan informal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu (Sawitri, 1995): 1) Lembaga perkreditan kelompok yang bertujuan memberikan kemudahan memperoleh modal untuk keemjuan modal ataupun keperluan lain. Yang termasuk golongan ini adalah perkumpulan RT, seperti arisan dan paguyupan. 2) Lembaga yang bertujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-basarnya untuk kepentingan pemilik modal dan biasanya milik perseorangan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah mendring, rentenir dan penyedia bahan baku. Beberapa lembaga perkreditan informal yang secara umum sudah dikenal dalam masyarakat diantaranya: 1) Pelepas Uang (Rentenir) Lembaga ini merupakan perkembangan dari hutang-piutang yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Pada keadaan ini, pelepas uang sudah merupakan salah satu bentuk profesi bagi pemilik modal untuk dapat mengembangkan modal dan memperoleh modal. Kredit yang diberikan biasanya dalam bentuk uang, dan berlaku

17 di sekitar anggota masyarakat, baik antara famili maupun tetangga atas dasar kepentingan masing-masing pihak. Permintaan hutang dilayani setiap saat, apabila pelepas uang memiliki kepercayaan bahwa kepentingan bagi dirinya dapat diharapkan, maka permintaan hutang dapat dipenuhi. Biasanya beban bunga yang dikenakan kepada peminjam sangat tinggi. Namun karana alasan untuk modal usahanya atau untuk kebutuhan konsumsi, beben bunganya tidak dirasakan berat (Sawitri, 1995). 2) Penyedia Bahan Baku (Supplier) Lembaga ini merupakan lembaga pemberi pinjaman kredit biasanya terjadi antara pengusaha dengan pemilik input produksi. Prosedur pinjaman sangat mudah, biasanya atas dasar kepercayaan dari masing-masing pihak. Kredit yang diberikan tidak berupa uang secara langsung melainkan barang. Barang modal yang diberikan pengusaha biasanya dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan dengan bunga pinjaman yang sesuai dengan jangka waktu pembayaran. Semakin lama jangka waktunya semakin besar bunga pinjaman yang dibayarkan. Pengusaha biasanya tidak merasa berat dengan bunga, karena meraka memperoleh input produksi yang digunakan untuk berproduksi. Sehingga mereka merasa diuntungkan karana pembayaran dilakukan setelah penjualan barang hasil produksi. Dalam transaksi kredit ini kepercayaan menjadi faktor utama sehingga terkadang tidak dituntut adanya jaminan.

18 3) Arisan Bentuk arisan bermacam-macam, sesuai dengan tujuan dan latar belakang anggotanya. Arisan adalah kegiatan simpan- pinjam dalam bentuk pertemuan rutin yang dilakukan beberapa orang dalam lingkungan tertantu, misalnya Arisan Bulanan. Arisan Bulanan adalah kegiatan pertemuan bulanan mengumpulkan uang dari anggota yang jumlahnya ditentukan melalui kesepakatan anggota. Setiap bulan, setelah dana terkumpul kemudian diundi untuk menentukan anggota yang menarik arisan. Selain arisan kegiatan lainnya adalah simpan-pinjam, pengelolaan keuangan dan manajemen kelompok yang anggotanya ibu-ibu umumnya lebih baik dibandingkan kelompok bapak-bapak. Faktor keberhasilan kelompok ibu-ibu disebabkan: i) lebih disiplin dalam menaati peraturan; ii) lebih berani menagih dan menegur anggota yang belum membayar, dan iii) lebih bersemangat dengan kegiatan yang berhubungan dengan uang. Sedangkan kelompok arisan bapak-bapak lebih semangat mambahas masalah-masalah sosial yang terjadi dilingkungannya atau membahas informasi lainnya (Wibowo dan Munawar, 2002). 4) Paguyuban Kelompok paguyuban umumnya dibentuk melalui swadaya masyarakat, atau melalui pendampingan dari lembaga luar masyarakat, seperti yayasan, LSM, atau lembaga lainnya. Kegiatan kelompok paguyuban tidak jauh dari kelompok arisan, namun keanggotaannya lebih khusus, seperti paguyuban kaki lima, paguyuban anakanak jalanan. Anggota kelompok paguyuban tidak terbatas pada warga satu

19 lingkungan masyarakat (RT,RW dan kelurahan) tertentu. Kredit informal paguyuban merupakan suatu sumber yang dapat diakses oleh masyarakat, namun besarnya pinjaman sangat tergantung pada latar belakang anggota dan tujuan paguyuban yang bersangkutan (Wibowo dan Munawar, 2002). 2.2. Pendapatan 2.2.1. Pengertian Pendapatan Pendapatan dijelaskan sebagai suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai (Harahap, 2004). Waktu yang dimaksud disini ada empat alternatif: 1) Selama produksi 2) Pada saaat proses produksi selesai 3) Pada saat penjualan 4) Pada saat penagihan kas. Keempat alternatif ini sama-sama dipakai dalam pengakuan pendapatan selama proses produksi berlangsung diterapkan pada proyek pembangunan jangka panjang. Pada saat selesainya produksi dapat diterapkan pada kegiatan pertanian atau pertambangan, pada saat penjualan dipakai untuk barang perdagangan, pada saat penagihan kas diterapkan pada metode penjualan angsuran.

20 2.2.2. Pendapatan Nelayan Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu, biasanya per bulan. Tingkat pendapatan ini sering dihubungkan dengan suatu standard kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Pendapatan dapat diperoleh seseorang dari mata pencaharian utama dengan atau tanpa mata pencaharian lain. Dengan demikian seseorang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Ongkos produksi dalam usaha nelayan terdiri dari dua kategori, yaitu ongkos berupa pengeluaran nyata (actual cost) dan ongkos yang tidak merupakan pengeluaran nyata (inputed cost). Dalam hal ini, pengeluaran nyata terdiri dari pengeluaran kontan dan pengeluaran tidak kontan. Pengeluaran kontan di antaranya adalah (Mulyadi, 2005): 1) Bahan bakar dan oli 2) Bahan pengawet (es dan garam) 3) Pengeluaran untuk makanan/konsumsi awak 4) Pengeluaran untuk reparasi 5) Pengeluaran retribusi dan pajak. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak kontan adalah upah awak nelayan, pekerjaan yang umumnya bersifat bagi hasil dan dibayar setelah hasil dijual. Pengeluaranpengeluaran yang tidak nyata adalah penyusutan dari boat/sampan, mesin-mesin dan alat-alat penangkap.

21 Dalam sistem bagi hasil, bagian yang dibagi adalah pendapatan setelah dikurangi ongkos-ongkos eksploitasi yang dikeluarkan pada waktu beroperasi (ongkos bahan bakar, oli, es, dan garam, biaya makan para awak) ditambah dengan ongkos penjualan hasil (pembayaran retribusi). Sedangkan biaya lain yang masih termasuk ongkos eksploitasi seperti biaya reparasi seluruhnya tanggungan dari pemilik alat dan boat (Mulyadi, 2005). Pengalaman melaut dan lama melaut merupakan faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan. Selain itu faktor yang juga mempengaruhi pendapatan nelayan adalah jumlah tenaga kerja (nelayan buruh) dalam kapal. Dalam hal ini, semakin banyak jumlah awak maka bagian yang diterima oleh nelayan buruh semakin kecil. Karena bagian yang harus dibagi menjadi lebih banyak (Yunawati, Deasy, 2008). 2.3. Hubungan Pendapatan dan Modal Dalam melihat kerangka umum dalam penelitian ini, aktivitas nelayan diinterpretasikan sebagai usaha jasa yang melakukan pencarian ikan dengan dibantu perangkat ataupun peralatan melaut. Input utama dari aktivitas nelayan dapat dikatakan sebagai modal usaha yang terdiri atas kapal, alat tangkap, dan peralatan pendukung. Input pendukung lainnya yang juga diperlukan untuk melaut terdiri atas bahan bakar, penerangan, balok es, dan akomodasi selama melaut. Modal untuk perangkat/peralatan utama maupun pendukung dapat diperoleh, baik dengan membeli tunai ataupun membeli secara kredit. Modal yang tersedia ini nantinya akan

22 dipergunakan untuk memperoleh pendapatan yang besarnya adalah besar penjualan ikan dikurangi biaya-biaya operasional. Teori mengenai fungsi produksi dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pendapatan dan input. Faktor pendapatan diganti dengan variabel output untuk menyesuaiakan logika pembahasan dalam model fungsi produksi. Proses produksi seperti yang dimaksudkan dalam teori produksi bertujuan menciptakan nilai tambah (value added) dari output yang dilakukan dengan menggunakan kombinasi input dengan teknik tertentu. Untuk menerangkan bagaimana hubungan antara penggunaan input dengan kombinasi tertentu dan sejumlah output tertentu, akan dipergunakan pendekatan fungsi produksi yang menggambarkan hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input. Hubungan antara input dan output dalam fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut (Pindyck dan Rubinfeld, 2005): q = F(K, L)...(2.1) di mana: q K L : output : penggunaan input modal : penggunaan input tenaga kerja (labor) Persamaan (2.1) merupakan bentuk persamaan matematika yang menerangkan bahwa banyaknya unit ouput (q) ditentukan oleh banyaknya penggunaan atas input modal (K) dan penggunaan input tenaga kerja. Fungsi produksi seperti yang pada persamaan (2.1) adalah bentuk yang paling sederhana untuk menggambarkan penggunaan

23 kombinasi input K dan L (bauran input) untuk menghasilkan sejumlah unit output (q) (Pindyck dan Rubinfeld, 2005). Penggunaan kombinasi input K dan L untuk menghasilkan sejumlah unit output (q) dilakukan melalui proses produksi dengan menggunakan teknik-teknik produksi tertentu. Produsen yang memiliki keunggulan teknologi, akan memiliki kombinasi input terbaik untuk menghasil unit output tertentu dibandingkan produsen yang tidak memiliki keunggulan teknologi (Pindyck dan Rubinfeld, 2005). Keunggulan-keunggulan secara teknis tersebut ditunjukkan melalui efisiensi produksi dan produktivitas atas masing-masing input modal dan input tenaga kerja. Sistem produksi yang efisien akan mampu menghasilkan lebih banyak output pada tingkat biaya produksi tertentu. Produktivitas dari masing-masing input menerangkan bagaimana tambahan input tertentu baik secara parsial maupun keseluruhan, akan menghasilkan tambahan output tertentu. Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa input untuk aktivitas nelayan bisa terdiri dari input utama (kapal, mesin kapal, alat tangkap) dan input pendukung (bahan bakar, penerangan, es, dan akomodasi). Selain kedua jenis input tersebut, pihak nelayan akan mengupah awal kapal sebagai tenaga kerja untuk membantuk aktivitas mencari ikan di laut. Dengan menggunakan penjelasan fungsi produksi, maka dapat dijelaskan pula bahwa ketersediaan input dalam aktivitas nelayan akan berdampak pada besarnya output (ikan) yang diperoleh nelayan. Ini berarti, besarnya ikan akan berdampak pula pada besarnya pendapatan yang diterima oleh nelayan.