BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah tujuan dari penelitian ini yaitu untuk"

Transkripsi

1 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitin Terdahulu Asih, dkk. (2008) yang berjudul Dampak Kredit Terhadap Usaha Perikanan Dan Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Tradisional Di Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat dampak kredit terhadap usaha perikanan dan ekonomi rumah tangga nelayan tradisional dan melakukan pendugaan model besarnya kredit yang diterima nelayan di Kabupaten Tojo Una-una, Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa (1) Kredit yang diberikan kepada nelayan tradisonal dalam kebijakan pengembangan perikanan tangkap melalui program PEMP memberikan dampak positif. Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan nelayan sebesar Rp /tahun sehingga nelayan memperoleh tambahan manfaat sebesar Rp /tahun dari peningkatan produksi sebesar ton/nelayan/tahun. (2) Hasil pendugaan model rumah tangga nelayan menunjukkan bahwa nilai kredit yang diterima oleh nelayan tradisional dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga dari kegiatan perikanan, produksi nelayan, umur perahu, dan konsumsi total rumah tangga. (3) Kredit mengakibatkan peningkatan alokasi curahan waktu kerja rumah tangga dalam kegiatan perikanan. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan produksi hasil tangkapan nelayan, yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan kemampuan nelayan untuk mengakumulasi modal yang diterima bagi 7

2 8 perkembangan usaha di masa yang akan datang, yang ditunjukkan dengan peningkatan tabungan nelayan. Penelitian oleh Hendrik, (2011) yang berjudul Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Pulau Besar dan Danau Bawah Di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Propinsi Riau tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pendapatan rumah tangga nelayan baik yang berasal dari sektor perikanan maupun diluar sektor perikanan. Kemudian untuk menganalisis distribusi pengeluaran rumah tangga nelayan, dan juga untuk menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan dengan menggunakan kriteria UMR, Bappenas, dan BPS. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Pendidikan responden rata-rata 6 tahun, umur rata-rata 38tahun, pengalaman kerja 10 tahun dengan jumlah anggota rumah tangga rata-rata 4 orang. 2) Nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan kapal motor sebanyak 18 orang, mempunyai pendapatan berkisar Rp dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp /bulan dan pengeluaran rata-rata sebesar Rp /bulan. Sedangkan pendapatan rumah tangga dengan menguunakan sampan sebanyak 18 orang, berkisar dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp /bulan dan pengeluaran sebesar Rp /bulan. Berdasarkan kriteria UMR didapatkan seluruh nelayan mempunyai pendapatan di atas UMR, berdasarkan Bappenas sebanyak 4 rumah tangga nelayan tidak sejahtera dan menurut BPS sebanyak 6 rumah tangga responden termasuk ke dalam rumah tangga tidak sejahtera.

3 9 Penelitian oleh Utami, dkk. (2013) yang berjudul Pengaruh Pemberian Kredit Kud Karya Mina Terhadap Pendapatan Nelayan Tradisional Di Kota Tegal tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit KUD Karya Mina terhadap pendapatan nelayan tradisional, membandingkan pendapatan, efisiensi dan kemanfaatan antara usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna Kredit KUD Karya Mina dengan nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina di Kota Tegal. Hasil penelitiannya (1) Penggunaan kredit KUD Karya Mina berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha perikanan tangkap nelayan tradisional, (2) Pendapatan usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih tinggi daripada nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina.(3) Efisiensi usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih rendah daripada nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina, namun usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih memberikan kemanfaatan daripada usaha perikanan tangkap nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina. Penelitian oleh Jamal (2014) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan [Studi Nelayan Desa Klampis, Kec. Klampis, Kab. Bangkalan tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan desa Klampis Kabupaten Bangkalan. Dan hasil dari penelitiannya adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel modal, umur, curahan jam kerja, pengalaman

4 10 kerja, harga dan hasil tangkapan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan Desa Klampis. Selanjutnya secara parsial variabelvariabel yang signifikan mempengaruhi pendapatan nelayan Desa Klampis antara lain curahan jam kerja, pengalaman kerja, harga, dan hasil tangkapan ikan. Sedangkan variabel modal dan umur secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan Desa Klampis. Penelitian oleh Dady, dkk. (2016) yang berjudul Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan Pancing Dasar Di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui pengaruh modal kerja, jarak tempuh melaut dan lama bekerja terhadap pendapatan nelayan pancing dasar di Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara. Dan hasil penelitiannya yaitu faktor modal kerja, jarak tempuh melaut dan lamanya bekerja sebagai nelayan berpengaruh terhadap tingkat upah/pendapatan nelayan pancing dasar di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jika modal ditingkatkan maka pendapatan nelayan juga meningkat. Jika jarak tempuh melaut semakin jauh maka hasil tangkapan ikan akan meningkat diartikan bahwa dengan meningkatnya hasil tangkapan maka pendapatan juga meningkat. Dan jika semakin lama seorang bekerja sebagai nelayan maka pengalaman dalam menangkap ikan semakin baik maka pendapatan meningkat. Hasil tersebut dapat dilihat dari besarnya kontribusi yang diberikan modal kerja, jarak tempuh melaut dan lama bekerja nelayan terhadap tingkat pendapatan sebesar 71,1%. Dapat

5 11 dilihat dari besaran kontribusi yang diberikan menunjukan hubungan atau keeratan adalah sangat erat dan bersifat positif. Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut maka relevansi penelitian ini dengan penelitian terdahulu merupakan penelitian perbandingan (comparative reseacrh) yaitu membandingkan dari segi pinjaman atau kredit yang diberikan oleh bank dengan kredit yang diberikan oleh koperasi atau lembaga lain, kemudian membandingkan pengaruh pendapatan nelayan dari segi penambahan modal melalui kredit dengan pengaruh pendapatan nelayan dari segi faktorfaktor yang mempengaruhi antara lain yaitu jarak tempuh melaut, pengalaman kerja, lama bekerja dan hasil tangkapan. B. Teori dan Kajian Pustaka 1. Teori Produksi a. Fungsi Produksi Produsen merupakan pihak yang mengkoordinasi transformasi berbagai input untuk menghasilkan output. Seorang produsen dalam kegiatannya untuk menghasilkan output menginginkan agar tercapai efisiensi produk. Dengan kata lain, produsen berusaha untuk menekan biaya produksi yang serendah-rendahnya dalam suatu jangka waktu tertentu. Efisiensi dalam suatu proses produksi akan sangat ditentukan oleh proporsi masukan atau input yang digunakan serta produktifitas masingmasing input untuk setiap tingkat penggunaannya dan masing-masing rasio antara masukan-masukan atau faktor produksi tersebut. Faktor

6 12 produksi merupakan hal yang mutlak dalam proses produksi karena tanpa faktor produksi kegiatan produksi tidtak dapat berjalan. Hubungan teknis antara faktor produksi dengan hasil produksi disebut dengan fungsi produksi. Fungsi produksi akan menggambarkan tentang metode produksi yang efisien secara teknis, dalam arti dalam metode produksi tertentu kuantitas bahan mentah yang digunakan adalah minimal dan barang modal yang lain pun juga minimal. Metode produksi yang efisien merupakan hal yang sangat diharapkan oleh produsen. Secara umum fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut (Mankiw: 2006) : Q = (K,L,R,T) Dimana : Q = Output K = Kapital/ Modal L = Labour/ Tenaga kerja R = Resources/ Sumber daya T = Teknologi Dari persamaan di atas pada dasarnya berarti bahwa besar kecilnya tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah

7 13 tenaga kerja, jumlah kekayaan alam dan tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda-beda tentunya memerlukan faktor produksi yang berbeda-beda pula. (Nuraini : 2013) b. Produk Hasil Marjinal (Marginal Revenue Product) Dalam membahas tentang Produk Hasil Marjinal (MRP) maka yang diperlukan adalah alat-alat dari teori produksi. Produk hasil marjinal merupakan keuntungan tambahan yang diperoleh perusahaan dari penggunaan satu unit tambahan input. Dengan input yang lain dipertahankan konstan. Hal ini dihitung sebagai produk marjinal dari input dikalikan dengan hasil marjinal yang didapat dari menjual unit tambahan produk. Ini berlaku untuk buruh/ tenaga kerja (L), tanah (A), dan input yang lain termasuk modal (K). Hal ini dirumuskan dengan simbol : Produk hasil marjinal dari tenaga kerja (MRP L ) = MR MP L Produk hasil marjinal dari tanah (MRP A ) = MR MP A Produk hasil marjinal dari modal (MRP K ) = MR MP K Untuk memaksimalkan keuntungan, perusahaan-perusahaan harus menambahkan input-input sampai pada titik di mana produk hasil marjinal dari inputnya sama dengan biaya marjinal atau harga input. Modal merupakan salah satu input/ faktor produksi yang menentukan hasil produksi/output. Apabila di dalam teori produksi

8 14 dijelaskan bahwa ketika para pelaku usaha mikro menambahkan jumlah/ unit dari salah satu faktor produksi, maka para pelaku usaha tersebut akan menerima keuntungan tambahan pada hasil/ output dari produksinya (Marginal Revenue Product). Jadi, apabila masyarakat nelayan menerima kredit dari bank dengan maksud untuk menambah modal mereka yang bertujuan untuk mengembangkan usahanya, maka diharapkan hasil dari usaha mereka akan bertambah atau berkembang yang nantinya akan berpengaruh pada meningkatnya pendapatan mereka, sebagaimana yang telah dinyatakan di dalam teori. Hal ini membuktikan adanya keterkaitan antara teori produksi dengan penelitian ini (Samuelson : 2003). 2. Teori Pendapatan a. Fungsi Penerimaan Menurut Mankiw (2004) seluruh penghasilan yang diterima oleh sebuah perusahaan dari hasil penjualan barang atau jasanya disebut pendapatan total (total revenue). Pendapatan total didapatkan dengan menghitung kuantitas output dikalikan dengan harganya. Atau dapat dirumuskan sebagai berikut. (Mankiw : 2006): TR = P x Q Dimana : P = Harga Q = Kuantitas Output

9 15 b. Fungsi Biaya Sedangkan seluruh pengeluaran yang ditanggung perusahaan untuk membeli berbagai macam input atau faktor-faktor produksi yang dibutuhkannya disebut biaya total (total cost). Sebagian biaya disebut sebagai biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang tidak berubah terlepas dari berapa pun output yang diproduksikan. Biaya-biaya tetap ini mencakup sewa tahunan toko, gaji pegawai, dan lain-lain. Sebagian biaya lainnya disebut sebagai biaya variabel (variable cost), yaitu biaya-biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan output yang dihasilkan. Yang termasuk ke dalam biaya variabel ini antara lain adalah biaya pembelian bahan baku untuk produksi. Biaya total didapatkan dengan menghitung biaya tetap dengan biaya varibel. Adapun dapat dirumuskan sebagai berikut. (Mankiw : 2006) : TC = FC + VC Dimana : FC = Biaya Tetap VC = Biaya Variabel c. Laba Untuk mengetahui bagaimana sebuah perusahaan memaksimalkan labanya, maka harus dipahami sepenuhnya cara penghitungan pendapatan total dan biaya totalnya. Agar dapat beroperasi, setiap perusahaan harus berusaha agar pendapatan totalnya dapat menutup biaya totalnya. Ada pun laba (profit) dari sebuah perusahaan dapat didefinisikan sebagai

10 16 pendapatan total dikurangi biaya total. Jadi, Rumus sederhananya adalah sebagai berikut (Mankiw :2006) : Π= TR TC Dimana : Π TR TC = Laba = Pendapatan Total = Biaya Total Untuk mengetahui biaya unit rata-rata yang diproduksi, kita perlu membagi biaya total yang dibayar perusahaan dengan kuantitas output yang dihasilkannya. Karena biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel, maka biaya total rata-rata (average total cost) adalah biaya total dibagi dengan kuantitas output. Biaya tetap rata-rata (average fixed cost) adalah biaya tetap dibagi dengan kuantitas output, sedangkan biaya variabel rata-rata (average variable cost) adalah biaya variabel dibagi dengan kuantitas output. Meskipun biaya total rata-rata dapat memberitahu kita tentang berapa banyak biaya yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produk, namun hal itu tidak dapat memberitahu kita tentang seberapa banyak biaya total itu akan berubah jika perusahaan meningkatkan produksinya. Jumlah kenaikan biaya total pada saat perusahaan menaikkan produksinya sebanyak satu unit output, jumlah inilah yang disebut sebagai biaya marginal (marginal cost). Jika definisi ini dinyatakan secara matematis, maka jika Q adalah kuantitas, TC adalah biaya total, ATC

11 17 adalah biaya total rata-rata, dan MC adalah biaya marginal, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : ATC = Biaya Total/ Kuantitas = TC/Q dan MC = (Perubahan biaya total)/(perubahan kuantitas) = TC/ Q Persamaan di atas menunjukkan bagimana biaya total rata-rata dan biaya marginal diturunkan atau diderivasikan dari biaya total. Konsep biaya total rata-rata dan biaya marginal sekedar menyatakan dengan cara lain informasi yang sudah terkandung di dalam hitungan biaya total perusahaan. Biaya total rata-rata memberitahu kita tentang biaya yang diperlukan untuk membuat satu unit output dengan cara membagi biaya total dengan total unit output yang dihasilkan. Sedangkan biaya marginal memberitahu kita tentang kenaikan biaya total karena perusahaan meningkatkan produksi sebanyak satu unit output. 3. Hubungan Modal Terhadap Pendapatan Menurut Case dalam Prinsip-Prinsip Ekonomi (2007:268) menyebutkan bahwa Modal ( Capital ) adalah barang yang diproduksi oleh sistem ekonomi yang di gunakan sebagai input untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan. Definisi modal tersebut terdiri dari dua jenis modal yaitu modal berwujud dan modal tak berwujud. Modal tersebut merupakan modal yang digunakan dalam perusahaan. Modal berwujud adalah modal yang dapat dirasakan langsung dan modal tak berwujud di tentukan oleh setiap individu.

12 18 Barang modal adalah barang yang diproduksi oleh sistem ekonomi yang di gunakan sebagai input untuk memproduksi barang dan jasa lain di masa depan. Barang modal oleh sebab itu menghasilkan jasa produktif yang bernilai dari waktu ke waktu. Kategori modal terdiri dari dua bentuk yaitu modal berwujud dan tidak berwujud. Kategori utama modal berwujud adalah yang pertama : bangunan yang bersifat perumahan yaitu (misalnya, kantor, pabrik, gudang, dermaga,pusat perbelanjaan). Kedua : peralatan (mesin, truk, mobil, dan sebagainya). Ketiga : bangunan dan perumahan, serta keempat (persediaan barang input dan output yang di simpan perusahaan). Selain itu jenis modal yang lain adalah modal tak berwujud. Di kategorikan sebagai Modal (Non Material) dalam hal ini modal tak berwujud berupa nama baik perusahaan yang akan menghasilkan nilai jasa bagi perusahaan dari waktu ke waktu. Dalam kehidupan nelayan modal berwujud berupa sampan atau kapal, jaring atau alat penangkap ikan, mesin dan buruh atau nelayan. Sedangkan modal tak berwujud tersebut berupa pengalaman. Dari definisi tersebut modal tidak hanya mencakup barang dan pengalaman akan tetapi modal membutuhkan sebuah konsep. Konsep modal adalah salah satu gagasan sentral dalam ilmu ekonomi. Modal dihasilkan oleh sistem ekonomi itu sendiri. Modal menghasilkan jasa dari waktu ke waktu, dan digunakan makan sebagai input dalam produksi barang dan jasa. Dari sebuah konsep modal seseorang dapat memproduksi barang yang akan di produksi dan disalurkan kepada konsumen untuk mendapatkan laba.

13 19 Modal dalam kehidupan nelayan merupakan hal pokok yang harus ada dalam kegiatan melaut. Beberapa modal nelayan yaitu, Sampan, Jaring, Mesin, Solar, keterampilan. Modal tersebut yang menjadi sarana nelayan untuk mencari ikan di laut. Dengan modal para nelayan akan dengan mudah menangkap ikan dan memperoleh pendapatan. Modal dalam kegiatan nelayan sangat mutlak dibutuhkan, karena tanpa alat Nelayan bukanlah nelayan.akan tetapi produksi ikan nelayan di tentukan oleh seberapa besar modal yang di gunakan dalam melaut. Dengan modal yang besar para nelayan akan mampu memproduksi hasil ikan tangkapnya. Modal tersebut berupa perlengkapan melaut yang memadai. Modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil tidaknya suatu usaha produksi yang didirikan. Modal dapat dibagi menjadi 2 yaitu modal tetap adalah modal yang dapat dipakai untuk proses produksi dalam jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi, misalnya Modal perahu, modal jaring, dan lain sebagainya. Modal lancar adalah modal memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi, bisa dalam bentuk bahan bahan baku dan kebutuhan lain sebagai penunjang usaha tersebut misalnya makanan, solar, rokok dan lain sebagainya. Modal dalam kegiatan nelayan sangat mutlak dibutuhkan, karena tanpa modal seperti sampan/perahu/kapal, jaring dan peralatan menangkap ikan lainnya nelayan tidak akan mendapatkan ikan/ memproduksi ikan. Dengan kata lain nelayan tidak memiliki Pendapatan. Produksi ikan nelayan di tentukan oleh seberapa besar modal yang di gunakan dalam melaut.

14 20 Dengan modal yang besar para nelayan akan mampu memproduksi hasil ikan tangkapnya dan pendapatannya semakin besar. 4. Pendapatan Masyarakat (Nelayan) Pendapatan masyarakat nelayan bergantung kepada pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan yang terdapat dilautan. Pendapatan masyarakat nelayan secara langsung maupun tidak akan sangat mempengaruhi kualitas hidup mereka, karena pendapatan dari hasil berlayar merupakan sumber pemasukan utama atau bahkan satu-satunya bagi mereka, sehingga besar kecilnya pendapatan akan sangat memberikan pengaruh terhadap kehidupan mereka, terutama terhadap kemampuan mereka dalam mengelola lingkungan tempat hidup mereka (Sukirno 2006). 5. Kredit Kredit adalah penyediaan uang atas atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara kreditur dengan debitur yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (Abdullah, 2003) 6. Kredit Modal Kerja Kata Modal Kerja tidak menjadi kata asing lagi bagi para pelaku usaha, kata tersebut sudah menjadi sangat sering di dengar. Salah satu yang menjadi kendala bagi perusahaan atau pengusaha saat ini adalah Kekurangan modal kerja. Tidak sedikit perusahaan atau pengusaha yang saat ini juga mengambil kredit modal kerja, dimana kredit yang dibutuhkan untuk

15 21 membiayai kebutuhan modal kerja suatu perusahaan, digunakan untuk menunjang perputaran usahanya (supriyono, 2011). a. Komponen-komponen yang dibiayai oleh modal kerja Ada beberapa komponen yang merupakan tujuan pembiayaan, yaitu : 1. Untuk membiayai stock barang 2. Untuk membiayai piutang dagang 3. Untuk pembelian barang secara tunai (atau mengurangi hutang dagang kepada pemasok). b. Kebutuhan Modal Kerja Dari beberapa pengalaman yang ada, para calon debitur meminta kredit kepada bank dengan asal saja menyebutkan dengan jumlah yang besar, tanpa dasar yang jelas, yang penting adalah minta plafon yang sebesar-besarnya. Mungkin prinsip mereka adalah semakin besar mendapat plafon kredit, maka semakin besar keadaannya. Hal tersebut merupakan suatu kesalahan yang fatal.karena besarnya plafon yang ideal bukanlah sebesar-besarnya, akan tetapi besar modal kerja yang dibutuhkan oleh calon debitur atau sesuai dengan kebutuhannya. (Supriyono, 2011) 7. Perbankan Menurut Undang-Undang Nomor. 10 Tahun 1998 Pasal 1 yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor.7 Tahun 1992 yaitu pengertian Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk

16 22 kredit atau lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Dari pengertian di atas, terlihat bahwa usaha bank lebih terarah tidak semata-mata memutar uang untuk mencari keuntungan perusahaan, tetapi undang-undang juga menghendaki agar taraf hidup rakyat dapat ditingkatkan. Hal ini merupakan salah satu tanggung jawab bank dalam rangka mewujudkan cita-cita negara kita untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari, bank tidak boleh terlepas dari kegiatan pembangunan. a. Bank Sebagai Penyalur Dana Pihak bank akan segera berperan sebagai jembatan (bridging). Bank membantu calon debitur dalam memberikan kredit yang sesuai dengan kebutuhan. Jenis kredit dan besaran plafon kredit (jumlah dana maksimal yang dapat ditarik) akan disesuaikan dengan kebutuhan calon debitur saat ini. Masa mendatang, bank akan menyesuaikan lagi nanti sesuai dengan kondisi mendatang. Pengukuran kredit dimaksudkan agar kondisi keuangan debitur menjadi pulih, lancar, normal, dan cash flow keuangan menjadi sehat kembali. Pihak bank membantu memberikan fasilitas modal kerja, investasi dan lainnya untuk memperbaiki instrument-instrumen keuangan perusahaan. Setiap permohonan pinjaman, bank berhak untuk menganalisis kelayakan kredit. Melihat apakah calon debitur layak untuk diberikan kredit dan dapat mengembalikan pinjaman. Karena bank sebagai lembaga keuangan dan dananya dihimpun dari masyarakat, kewajiban

17 23 bank mempunyai tanggungjawab penuh kepada nasabanhya yang telah memberikan kepercayaan menanamkan dananya baik dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito atau produk funding lainnya (Supriyono, 2011). 8. Nelayan Menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor. 97 Tahun 1964, Tambahan Lembaran Negara Nomor. 2690), membagi nelayan menjadi dua yaitu nelayan pemilik dan nelayan penggarap. Nelayan pemilik ialah orang atau badan hukum yang dengan hak apapun berkuasa atas sesuatu kapal atau perahu yang dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan dan alat-alat penangkapan ikan. Nelayan penggarap ialah semua orang yang sebagai kesatuan dengan menyediakan tenaganya turut serta dalam usaha penangkapan ikan di laut. Sedangkan dalam ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2016 tentang perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak garam psal 1 yang dimaksud dengan : a. Nelayan adalah Setiap Orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan Ikan. b. Nelayan Kecil adalah Nelayan yang melakukan penangkapan Ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang tidak menggunakan kapal penangkap Ikan maupun yang menggunakan kapal penangkap ikan berukuran paling besar 10 (sepuluh) gros ton (GT).

18 24 c. Nelayan Tradisional adalah Nelayan yang melakukan penangkapan Ikan di perairan yang telah dimanfaatkan secara turun-temurun sesuai dengan budaya dan kearifan lokal. d. Nelayan Buruh adalah Nelayan yang menyediakan tenaganya yang turut serta dalam usaha penangkapan Ikan. e. Nelayan Pemilik adalah Nelayan yang memiliki kapal penangkap Ikan yang digunakan dalam usaha penangkapan Ikan dan secara aktif melakukan penangkapan Ikan.

19 25 C. Kerangka Pikir Gambar 2.1 Kerangka Pikir Kredit Tambahan Modal Nelayan Pemilik Produksi Pendapatan Sebelum Pendapatan Pendapatan Sesudah Tidak Berbeda Uji Beda Sampel Berpasangan (Paired Sampel t-test) Berbeda D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan tinjauan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H0 : Diduga tidak terdapat perbedaan pendapatan nelayan pemilik sesudah dibandingkan dengan sebelum menerima kredit dari bank H1 : Diduga terdapat perbedaan pendapatan nelayan pemilik sesudah dibandingkan dengan sebelum menerima kredit dari bank

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menganalisis biaya dan pendapatan usaha warung tenda seafood di Kota

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menganalisis biaya dan pendapatan usaha warung tenda seafood di Kota BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Muhammad Kurnia Wijaya (2009) dengan judul Analisis Pendapatan dan Strategi Pengembangan Usaha Kecil Warung Tenda Seafood

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

PENGANTAR EKONOMI MIKRO PENGANTAR EKONOMI MIKRO www.febriyanto79.wordpress.com LOGO Produksi Kegiatan memproses input menjadi output Produsen dalam melakukan kegiatan produksi mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi bangsa, karena pada kegiatan tersebut terjadi proses antara produsen dan konsumen

Lebih terperinci

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan adalah kesatuan teknis, yang bertujuan untuk menghasilkan benda-benda atau jasa. Perusahaan ingin mencapai laba setinggi mungkin. Pengertian sehari-hari, laba

Lebih terperinci

PBAB II URAIAN TEORITIS

PBAB II URAIAN TEORITIS PBAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Endang Puspasari (1999) skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kecil di Pasar Pagi Wonosobo. Fakultas Ekonomi. Universitas

Lebih terperinci

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI 5.1. Perilaku Produsen Jika konsumen didefinisikan sebagai orang atau pihak yang mengkonsumsi (pengguna) barang dan jasa maka produsen adalah orang atau pihak yang memproduksi

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan, Teori Produksi Biaya Jangka pendek Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI BIAYA (ONGKOS) PRODUKSI BIAYA/ONGKOS PRODUKSI:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan dan dikelola sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat dan hal tersebut disebabkan oleh perubahan kebijakan pemerintah yang

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05 Nama : Abdul Wahab NPM : 38409532 Kelas : 1 ID 05 BIAYA PRODUKSI I. Pengertian Biaya produksi Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai

Lebih terperinci

THE COST OF PRODUCTION

THE COST OF PRODUCTION 1 THE COST OF PRODUCTION Apa Biaya itu? 2 Total cost jumlah yang harus dibayarkan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan input (faktor produksi Cost of raw material Cost of labour Cost of overhead Total

Lebih terperinci

Gambar 1. Kurva Permintaan

Gambar 1. Kurva Permintaan APLIKASI FUNGSI PADA MATEMATIKA EKONOMI. Fungsi Permintaan dan Penawaran Hukum permintaan menyatakan bahwa semakin tinggi harga barang (P) maka permintaan barang tersebut () akan menurun. Semakin rendah

Lebih terperinci

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI Bab 3 Pelaku Kegiatan Ekonomi Teori produksi Teori produksi adalah suatu gambaran bagaimana produsen berprilaku dalam memproduksi barang dan jasa. Teori produksi menekankan pada efisiensi. Dua konsep utama

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Sehingga banyaknya

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Sehingga banyaknya BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nelayan, sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1

BAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1 BAB I PENDAHULUAN Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam memahami sifat permintaan pembeli di pasaar. Dari analisis itu sekarang telah dapat difahami alasana yang mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Pemanfaatan potensi perikanan laut di Sulawesi Tengah belum optimal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Pemanfaatan potensi perikanan laut di Sulawesi Tengah belum optimal 18 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Pemanfaatan potensi perikanan laut di Sulawesi Tengah belum optimal dikarenakan sebagian besar pola usaha nelayan masih berskala kecil, bersifat tradisional

Lebih terperinci

Materi 4 Ekonomi Mikro

Materi 4 Ekonomi Mikro Materi 4 Ekonomi Mikro Teori Produksi Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami analisis ekonomi konsep biaya, biaya produksi jangka pendek dan panjang. Mahasiswa dapat memahami konsep

Lebih terperinci

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan 33 BAB III TELAAH PUSTAKA A. Peranan Peran ialah sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh yang memiliki kedudukan dalam masyarakat 26. Peranan ialah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan 27. Pemeranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bank menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin memburuknya keadaan perekonomian di Indonesia yang di tandai dengan penurunan nilai tukar rupiah, maka masyarakat mulai banyak mencari penghasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN Prinsip-Prinsip Efisiensi Usahatani Usahatani ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Bank sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang berada dalam tahap membangun dan berkembang. Seiring dengan berjalannya pembangunan nasional, maka kehidupan masyarakatpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat, membawa dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang menyebabkan dinamika

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam uang (kredit)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat kesejahteraan dapat didefinisikan seabagai kondisi agregat dari

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat kesejahteraan dapat didefinisikan seabagai kondisi agregat dari II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesejahteraan Masyarakat Tingkat kesejahteraan dapat didefinisikan seabagai kondisi agregat dari kepuasan individu-individu. Pengertian dasar itu mengantarkan kepada pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik

Lebih terperinci

BAB 6 TEORI BIAYA ISLAM

BAB 6 TEORI BIAYA ISLAM BAB 6 TEORI BIAYA ISLAM A. Pendahuluan Dalam ajaran Islam, pemanfaatan sumber daya merupakan sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah. Kegiatan tersebut harus dengan prinsip keadilan tanpa adanya unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kredit, Teori Permintaan dan Penawaran Kredit Berdasarkan asal mulanya, Kasmir (2003) menyatakan kredit berasal dari kata credere yang artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prinsip semua pelaku usaha adalah mencari laba yang maksimal atau berusaha untuk meningkatkan labanya. Hal ini menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit. Fungsi ini sering

Lebih terperinci

KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN

KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN BAB I KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN MERTODE KUANTITATIF EKONOMI MANAJERIAL TEORI EKONOMI MIKRO Gambar 1.1. Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial A. EKONOMI MANAJERIAL (MANAGERIAL ECONOMIC) Menurut

Lebih terperinci

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO Add your company slogan Biaya Teori Produksi LOGO Asumsi Dalam pembahasan ekonomi, perusahaan selalu diasumsikan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungannya. Perusahaan yang didirikan tidak untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Ulviani (2010) yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Output dan Tingkat Upah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian negara, yaitu sebagai lembaga intermediasi yang membantu kelancaran sistem pembayaran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak baik di bidang jasa, barang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi di mana keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih berada dalam keadaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu alur pemikiran yang bersifat teoritis dengan mengacu kepada teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan dengan modal yang terbatas, yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan sebuah usaha.

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA

LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha sektor perkebunan memegang peranan strategis dalam mendukung perekonomian Indonesia melalui kegiatan ekspor hasil primer perkebunan yang memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

Biaya produksi jangka pendek vs biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek (satu input bersifat variabel)

Biaya produksi jangka pendek vs biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek (satu input bersifat variabel) Biaya Produksi Sayifullah sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Konsep biaya dalam ilmu ekonomi Biaya produksi jangka pendek vs biaya produksi jangka panjang Biaya produksi jangka pendek (satu input bersifat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Ekonomi 3.1.1.1 Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktorfaktor produksi dengan produk

Lebih terperinci

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN 1 KREDIT MENURUT UU NO. 10/1998 TENTANG POKOK-POKOK PERBANKAN Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Perkembangan ini terjadi setelah Krisis Perbankan Indonesia sebagai akibat

Lebih terperinci

PERILAKU PRODUSEN : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI

PERILAKU PRODUSEN : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI PERILAKU PRODUSEN : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI Bentuk-bentuk organisasi perusahaan 1. Perusahaan perseorangan a. Dikelola oleh perseorangan b. Banyak yang tidak berbadan hukum c. Jumlahnya sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

BAB II TINAJUAN PUSTAKA. pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain

BAB II TINAJUAN PUSTAKA. pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain BAB II TINAJUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2007: 23) pendapatan adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produk total (TP) adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Jika jumlah semua input kecuali satu faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Seiring dengan perkembangan zaman dan kualitas hidup masyarakat, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatannya dengan berwirausaha. Menurut

Lebih terperinci

Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi PRODUKSI Menurut Ilmu Ekonomi : produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis 1. Sumber Daya Perusahaan a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan (Archipelagic state) terbesar di dunia. Jumlah Pulaunya mencapai 17.506 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kurang lebih 60%

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 26 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis Penelitian 3.1.1 Model Ekonomi Rumahtangga Pertanian Pada umumnya rumahtangga pertanian di pedesaan mempunyai ciri semi komersial karena penguasaan skala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Nelayan Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Usaha Penangkapan Ikan Dalam buku Statistik Perikanan Tangkap yang dikeluarkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang bekerja dengan cara mengumpulkan dana dari masyarakat untuk kemudian meminjamkannya lagi kepada masyarakat.

Lebih terperinci

SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER

SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER Kas terdiri dari mata uang (currency), giro, dan rekening koran di bank (bank deposits) yang jatuh temponya di bawah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin tajam seiring dengan dibukanya sistem mekanisme pasar bebas. Peranan mekanisme pasar bebas di dalam

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA & PERMINTAAN PASAR & PERILAKU KONSUMEN.

Pengantar Ekonomi Mikro PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA & PERMINTAAN PASAR & PERILAKU KONSUMEN. Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA & PERMINTAAN PASAR & PERILAKU KONSUMEN. Fakultas FEB MANAJEMEN Irwan Mangara Harahap, SE, MSi. Program Studi Manajemen Mekanisme harga

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepemilikan modal petani untuk

KERANGKA PEMIKIRAN. diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepemilikan modal petani untuk 43 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual yang dibangun pada penelitian ini didasari adanya anggapan bahwa rendahnya produktivitas yang dicapai petani tomat dan kentang diduga

Lebih terperinci

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q II. TINJAUAN PUSTAKA Setiap pedagang berusaha untuk memaksimalkan laba usaha dagangnya. Untuk mencapai hal tersebut maka pedagang perlu menambah modal untuk memperbanyak jenis maupun jumlah dagangannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan dunia usaha, khususnya industri dan manufaktur, berada dalam kondisi penuh ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara efektif

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X PELAKU KEGIATAN EKONOMI KTSP & K-13 A. RUMAH TANGGA KELUARGA a. Peran Rumah Tangga Keluarga Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X PELAKU KEGIATAN EKONOMI KTSP & K-13 A. RUMAH TANGGA KELUARGA a. Peran Rumah Tangga Keluarga Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi PELAKU KEGIATAN EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan rumah tangga keluarga, rumah tangga produsen, rumah tangga pemerintah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan

Lebih terperinci