BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. jual. Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Nofita, 2013) persepsi adalah suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi internet pada jejaring sosial tidak hanya

Bab I PENDAHULUAN. salah satunya dengan melakukan belanja secara online. Belanja online atau e-

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Munculnya internet dan perkembangan toko online telah melahirkan beberapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dibenak setiap orang (M. Hanafi, 2006:1 ). Risiko mencakup

BAB I PENDAHULUAN. ketat.semakin banyak penjual yang mencoba masuk ke dalam pasar yang baru.di tengah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Melihat perkembangan teknologi seperti saat ini orang-orang sudah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh kepercayaan dan. menggunakan media sosial instagram, artinya trust membantu niat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern pada saat ini teknologi mengalami perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

PENGARUH PERSEPSI HARGA, KEPERCAYAAN, DAN ORIENTASI BELANJA TERHADAP NIAT BELI SECARA ONLINE (Studi pada Produk Fashion Online di Kota Denpasar)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan membeli merupakan aktifitas sehari-hari yang lazim dilakukan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. melalui situs web yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan belanja online ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: kegunaan persepsian (perceived usefulness), sedangkan variabel kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berwisata merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu gaya hidup masyarakat saaat ini ikut berubah karena pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan suatu perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan seadanya melainkan mulai bergeser menjadi kebutuhan fashion,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang canggih untuk mengakses internet, begitu pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam hampir semua aktivitas manusia. Internet sendiri awalnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Sektor bisnis merupakan sektor yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB V PENUTUP. 1.1 Kesimpulan. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan. pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. seperti sistem perdagangan dan sistem pemasaran. Dahulu jika kita ingin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengoperasikan telepon genggam dengan spesifikasi yang jauh lebih bagus

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya, tentunya dengan sesuatu hal yang efektif dan efisien, salah satunya

2.1 Motif Pembelian Penggunaan internet di masa sekarang semakin hari semakin meningkat di Indonesia, kebutuhan akan internet semakin dirasa penting

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Potensi internet sebagai media pemasaran dan perdagangan telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai satu atau beberapa tujuan (Turban, 2005). Kotler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan suatu atmosfer lingkungan dalam sebuah ruang virtualonline

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dikaitkan dengan suatu negara tertentu. Gambaran tersebut dapat berasal dari

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA TOSERBA LUWES DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era teknologi pada saat ini telah berkembang pesat. Hal ini dapat

PENGARUH PERSEPSI HARGA, ORIENTASI MEREK, DAN ORIENTASI BELANJA TERHADAP NIAT BELI FASHION ONLINE. Dzara Ivoni 1 I Wayan Santika 2 Alit Suryani 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasasalahan

2016 PENGARUH ONLINE SHOPPING ENJOYMENT DAN KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP MINAT PEMBELIAN PRODUK FASHION HIJAB DI SOCIAL COMMERCE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet semakin pesat dalam era modern jaman ini karena didorong dengan kemudahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Persaingan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penilitian yang menjadi acuan adalah hasil penelitian Chahal

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Seiring dengan kemajuan dalam berbisnis, teknologi internet yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan pembelanjaan. Konsumen kini mampu membeli berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Berawal pada pembelian offline yang biasa kita lakukan dari toko ke toko,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan membuka usaha atau mengembangkan usahanya harus berpikir dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persepsi Harga Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat mempengaruhi keputusannya dalam membeli suatu produk sehingga suatu perusahaan harus mampu memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang mereka jual. Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Nofita, 2013) persepsi adalah suatu proses seorang individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan menterjemahkan stimulus-stimulus informasi yang datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh. Persepsi mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga. Kotler dan Keller (2012:439) menyatakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (Produk, Promosi, dan Distribusi) menyebabkan timbulnya biaya. Menurut Alam dan Norjaya (2010) harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan 12

agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa harga adalah sejumlah uang (satuan moneter) yang diberikan atau di korbankan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli, sehingga perlu pertimbangan khusus untuk menentukan harga tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2012:384) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. Menurut Pretescu (2011), Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jas a lainnya) yang, ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Menurut Nurtjahjanti (2010), komponen dari harga adalah : 1) Objective price Objective price adalah harga sebenarnya dari sebuah produk. Harga tersebut biasanya ditetapkan oleh perusahaan atau toko atau biasa disebut harga aktual. 2) Perceived nonmonetary price 13

Perceivednonmonetaryprice adalah harga nonmoneter yang dimengerti dan dipahami oleh konsumen dan diartikan harga aktual tersebut yang pada umumnya berupamahal atau murah 3) Sacrifice Sacrifice adalah pengorbanan moneter yang dikeluarkan oleh konsumen yang meliputi biaya waktu, biaya pencarian dan biaya fisik. 2.1.2 Kepercayaan Maima (2 012) mendefinisikan kepercayaan sebagai keyakinan suatu pihak akan menemukan apa yang diinginkan dari pihak lain bukan apa yang ditakutkan dari pihak lain. Alam dan Norjaya (2010) setuju bahwa kepercayaan adalah kemauan dari salah satu pihak untuk menjadi tidak berdaya ( vulnerable) atas tindakan pihak lainnya. Sementara Youl (2010) berpendapat bahwa kepercayaan merupakan keyakinan mutual dari kedua pihak bahwa diantara keduanya tidak akan memanfaatkan kelemahan pihak lain Hermawan (2014) kepercayaan atau trust didefinisikan sebagai persepsi dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan transaksi atau interaksi yang akan memenuhi harapan pada kualitas produk dan kepuasan. Kepercayaan dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen Hung et al., (2011). Definisi tersebut memberikan beberapa elemen penting yaitu kesedian dari salah satu pihak untuk menjadi tidak berdaya, keyakinan bersama bahwa diantara mereka tidak akan saling memanfaatkan kelemahan mitranya, serta adanya harapan bahwa pihak lain dapat memberikan kepuasan atas kebutuhannya. Menurut Mahkota dkk (2014) situasi kepercayaan terdapat unsur 14

resiko yang biasanya dikaitkan dengan hasil keputusan yang diambil.sumber resiko tersebut adalah pada keinginan dan kesediaan pihak yang terlibat untuk bertindak tepat. 2.1.3 Orientasi Belanja Orientasi belanja dapat didefinisikan sebagai gaya pembelanja yang memberikan penekanan khusus pada gaya hidup belanja yang mencakup kegiatan belanja, kepentingan dan pendapat, dan mencerminkan pandangan dari belanja sebagai sebuah fenomena sosial, rekreasi dan ekonomi yang kompleks (Visser dan Preez, 2001). Orientasi belanja dikonsepkan sebagai bagian tertentu dari gaya hidup dan dijalankan oleh berbagai kegiatan, kepentingan dan pernyataan pendapat yang relevan dengan tindakan belanja menurut Kwek et al. (dalam Nisa, 2013). Hong (2004) melakukan penelitian pada konsumen Korea yang menggunakan internet untuk pembelian. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa konsumen bervariasi karena adanya perbedaan orientasi belanja. Mereka mengidentifikasi empat tipe dalam orientasi belanja, yaitu: highly-involved, customer service conscious, priceconscious dan apathetic shopping orientations. Mereka menemukan bahwa highly-involved shoppers cenderung mencari informasi yang lebih luas mengenai produk atau jasa dan lebih menyukai internet untuk berbelanja. Pada dasarnya orientasi berbelanja yang dimiliki oleh individu berkaitan dengan gaya hidup yang dimiliki individu secara umum. Seock (2007: 218) 15

menyatakan bahwa orientasi belanja memiliki tujuh dimensi, diantaranya sebagai berikut. 1) Shopping enjoyment, yang merupakan kesenangan individu ketika melakukan berbelanja. 2) Brand/fashion consciousness, yang merupakan kesadaran individu terhadap merek atau mode busana. 3) Price consciousness, yang merupakan kesadaran individu terhadap harga produk. 4) Shopping confidence, yang merupakan kepercayaan individu kemampuan berbelanja. 5) Convenience/time consciousness, yang merupakan kesadaran individu terhadap waktu dan kenyamanan ketika berbelanja. 6) In-home shopping tendency, yang merupakan kecenderungan individu untuk melakukan pembelian melalui rumah. 7) Brand/store loyalty yang merupakan kesetiaan individu terhadap merek dan toko ketika melakukan kegiatan berbelanja. 2.1.4 Niat Beli Niat membeli adalah rencana kognatif atau keinginan konsumen untuk suatu barang atau merek tertentu. Niat membeli dapat diukur dengan menanyakan tentang kemungkinan membeli produk yang diiklankan.niat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum benar-beanr melakukan pembelian (Harris et al., 2010). Sedangkan menurut Setiowati (2012) t erdapat perbedaan antara pembelian aktual dan kecenderungan pembelian. Bila pembelian 16

aktual yaitu pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, kecenderungan pembelian merupakan sebuah niat yang timbul pada konsumen untuk melakukan pembelian pada waktu yang akan datang. Niat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk bertindak terhadap sebuah obyek dan secara umum diukur dari niat beli konsumen Meskaran et al. ( 2013). Niat beli ini dalam kerangka teori Reasoned Action adalah bagian dari perilaku ( behavior) sebagai hasil dari sikap konsumen terhadap obyek. Artinya apabila konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek/produk maka ia mempunyai niat untuk membeli produk tersebut. Penelitian yang dilakukan Mao (2010) mengemukakan bahwa sikap positif konsumen pada sebuah merek mempengaruhi niat beli konsumen pada merek tersebut. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian dari Ling et al. (2010) yang meneliti tentang pengaruh pengukuran niat beli secara umum. Dalam penelitian tersebut dikemukakan bahwa niat beli secara umum akan mempengaruhi pilihan merek dan kategori produk secara spesifik. 2.2 Perumusan Hipotesis 2.2.1 Pengaruh persepsi harga terhadap niat beli produk fashion secara online. Verina, dkk. (2014) menyat akan bahwa persepsi harga dalam toko online tidak mempengaruhi secara parsial. Harga dalam toko online terkadang juga tidak lebih murah daripada toko offline, karena adanya biaya ongkos kirim yang harganya berbeda-beda tiap daerah tujuan. Broekhuizen & Huizingh (dalam Nuseir et al., 2010), menyatakan bahwa konsumen mengharapkan harga dalam toko online lebih rendah daripada toko offline (tradisional) sehingga konsumen 17

mencari tahu perbandingan harga produk offline dan produk online. Moon et al. (dalam Kusdyah, 2012) mengatakan bahwa jenis produk dan individualisme juga memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap niat membeli online, sedangkan persepsi harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat membeli online. Poon dan Jevons (dalam Sutejo, 2006) menyatakan bahwa Internet memiliki banyak pengaruh pada strategi harga. Melalui internet, harga menjadi lebih standar, hanya ada sedikit perbedaan harga bagi konsumen sehingga konsumen menjadi mengetahui dan membandingkan harga. Internet juga dapat membantu pelanggan untuk menganalisis harga dengan membandingkan harga lintas perusahaan dan lintas batas dari web satu ke web yang lainnya serta menciptakan interactive internet commerce (Peattie, 1997). Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Jiang et al. (2005) yang menyatakan bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian online. Hal serupa juga diungkapkan oleh Hasslinger et al. (2007) yang menyatakan bahwa harga, kepercayaan, dan kenyamanan di identifikasi sebagai faktor penting. Harga itu dianggap sebagai faktor yang paling penting bagi sebagian besar masyarakat. Atas dasar penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalah. H 1 : Persepsi harga berpengaruh positif terhadap niat beli produk fashion online di Kota Denpasar. 2.2.2 Pengaruh kepercayaan terhadap niat beli produk fashion secaraonline. Kepercayaan online atau pembelian pelanggan secara online adalah suatu keharusan ketika pembeli datang dan mempunyai keyakinan untuk 18

berbelanja secara online Leeraphong and Mardjo (2013). Belanja online sifatnya berisiko, kepercayaan dan risiko memainkan peran penting dalam mempengaruhi transaksi online (Gregg dan Walczak, 2010). Kepercayaan berkontribusi positif terhadap keberhasilan transaksi online (Beccera, 2011). Kepercayaan online sangat perlu dimana informasi keuangan pribadi dan data pribadi dibagi saat melakukan pembelian secara online Meskaran et al., (2013). Kepercayaan online didasarkan pada presepsi risiko atau manfaat transaksi online Leeraphong and Mardjo (2013). Atas dasar penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kepercayaan konsumen online akan menghasilkan niat beli konsumen yang lebih tinggi pula untuk berbelanja secara online. H 2 : Kepercayaan berpengaruh positif terhadap niat beli produk fashion online. 2.2.3 Pengaruh orientasi belanja tehadap niat beli produk fashion secara online. Orientasi belanja seseorang merupakan hal yang dianggap berpengaruh terhadap niat pembelian online, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Ling, et al. (2010) menyatakan bahwa orientasi belanja berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli online. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Nisa (2013) yang menyatakan bahwa secara simultan orientasi belanja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencarian informasi online dan niat berbelanja online. Namun tidak demikian dengan Brown (2001) yang menunjukkan secara empiris bahwa orientasi belanja konsumen tidak memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap kecenderungan mereka untuk membeli produk secara online. Atas dasar penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalah. 19

H3 : Orientasi belanja berpengaruh positif terhadap niat beli produk fashion online. 2.3 Kerangka Konseptual Berdasarkan penelusuran kajian pustaka dan hasil-hasil penelitian terdahulu maka model penelitian dapat digambarkan seperti berikut. Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Persepsi Harga (X1) H1 (+) Kepercayaan (X2) H2 (+) Niat Beli online (Y) Orientasi Belanja (X3) H3 (+) Sumber: H 1 : Nuseir et al., (2010), Kusdyah (2012), Sutejo (2006) Jiang et al., (2005), Hasslinger et al. (2007). H 2 : Mardjo (2013), Gregg dan Walczak (2010), Beccera (2011), Meskaran et al., (2013), Leeraphong and Mardjo (2013). H 3 : Ling, et al. (2010), Nisa (2013) dan Brown (2001). 20