POTENSI PERUBAHAN PENDAPATAN KEGIATAN EKONOMI KOMERSIAL AKIBAT RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG BATANG DI KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN. Jalan Raya Pantura Jawa Tengah merupakan bagian dari sub sistem. Jalan Raya Pantai Utara Jawa yang menjadi tempat lintasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

PEMODELAN DEMAND TRANSPORTASI DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Kecamatan Banyumanik) TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENYEDIAAN HUNIAN BURUH INDUSTRI COMMUTER DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDYANA PUSPARINI L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PENGARUH PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN DI KAWASAN PUSAT KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

EVALUASI RUTE TRAYEK ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) BERDASARKAN PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6

Rilis PUPR #1. 2 Juni 2018 SP.BIRKOM/VI/2018/263

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

Perda No. 18/2001 tentang Retribusi dan Penyelenggaraan Terminal Bus / Non Bus di Kabupaten Magelang.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

PEMILIHAN MODA PERJALANAN

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI PRIMER KAWASAN PASAR UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

KAJIAN KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN ANGKUTAN KARYAWAN DI KAWASAN INDUSTRI JABABEKA I CIKARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia

PRIORITAS PENANGANAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI PADA JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR. Oleh : TRI AJI PEFRIDIYONO L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. diiringi dengan peningkatan mobilitas manusia dan kegiatan yang dilakukan. Jakarta

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

Pengelompokkan Kategori Berdasarkan Karakteristik Ruas Jalan

PENGARUH BANGKITAN PERGERAKAN PADA GUNA LAHAN KOMERSIAL TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN DI PUSAT KOTA WONOGIRI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR

BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK PENGOPERASIAN ANGKUTAN OJEK SEBAGAI SARANA ANGKUTAN DI KOTA GUBUG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Dalam meningkatkan kemajuan pembangunan di suatu negara sangat

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006), hampir 83% pergerakan barang di Indonesia terjadi di pulau Jawa, 10% di

BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Transportasi merupakan bagian terpenting dari kehidupan sehari-hari, namun masih mengalami berbagai

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

Perilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR. Oleh: TITI RATA L2D

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONG-KEBAR-MANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REST AREA TOL KANCI-PEJAGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Βαβ Ι Πενδαηυλυαν I TINJAUAN UMUM

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik

PENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN HERTASNING KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota.

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa keuntungan dalam penghematan waktu bagi pelaku perjalanan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

I-1 BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Transkripsi:

POTENSI PERUBAHAN PENDAPATAN KEGIATAN EKONOMI KOMERSIAL AKIBAT RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG BATANG DI KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG TUGAS AKHIR Oleh : ARIES MUNANDAR F L2D 307 005 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

ABSTRAK Adanya rencana pemerintah untuk membangun Jalan Tol Semarang-Batang berpotensi melancarkan arus lalu lintas sehingga distribusi barang, jasa, manusia, serta informasi akan semakin cepat. Pada sisi lain, rencana pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang berpotensi merubah jumlah lalu lintas yang melintasi Jl Raya Gringsing, karena sebagian lalu lintas akan memilih rute tol, akan berimbas pada ancaman penurunan pendapatan kegiatan komersial yang ada di sepanjang Jl Raya Gringsing karena jumlah lalu lintas yang melakukan pemberhentian sementara untuk bertransaksi akan menurun. Adanya potensi penurunan pendapatan kegiatan komersial sepanjang Jl Raya gringsing memberikan dampak berupa kemungkinan penurunan PAD Kabupaten Batang, dimana selama ini rumah makan sepanjang Jl Raya Gringsing memberikan kontribusi PAD Kabupaten Batang sebesar 25,36 Juta Rupiah per tahun. Adanya potensi penurunan pendapatan kegiatan komersial, memberikan ancaman kebangkrutan kepada pemilik kegiatan komersial, sehingga apabila terjadi akan memberikan dampak bertambahnya jumlah pengangguran karena karyawan kegiatan komersial sepanjang Jl Raya Gringsing terancam kehilangan pekerjaan. Untuk mengetahui potensi perubahan pendapatan kegiatan komersial sepanjang Jl Raya Gringsing dapat dilakukan dengan metode kuantitatif dengan alat analisis regresi linier berganda dengan variabel terikat jumlah pendapatan kegiatan komersial sepanjang Jl Raya Gringsing dan variabel bebas jumlah lalu lintas yang melakukan pemberhentian sementara pada kegiatan komersial sepanjang Jl Raya Gringsing. Berdasarkan persamaan regresi Ŷ = -62347 + 648122,7 X1 + 77365,742 X2 + 32371,478 X3 untuk rumah makan persinggahan bus dan Ŷ = -449938 + 10010.117 X1 + 62326.943 X2 + 29429.078 X3 untuk rumah makan persinggahan mobil pribadi, serta dari hasil penjaringan informasi terhadap pengguna kendaraan yang singgah, diketahui bahwa kegiatan komersial yang terkena dampak signifikan adalah kegiatan komersial yang pendapatannya didominasi dari mobil pribadi dan bus pariwisata, dengan kata lain kegiatan komersial yang terkena dampak signifikan adalah Rumah makan persinggahan mobil pribadi dan bus pariwisata. hal tersebut disebabkan karena 100% bus pariwisata dan 95% mobil pribadi berpotensi memilih melewati jalan tol kelak pada saat dioperasikan, sedangkan lalu lintas truk berpotensi memilih rute tol sebesar 41%. adapun Kegiatan komersial yang terpengaruh perubahan jumlah lalu lintas secara signifikan adalah Bengkel kendaraan, serta Warung makan sederhana. Berdasarkan wawancara terhadap pemilik kegiatan komersial, kegiatan komersial yang terkena dampak signifikan berpotensi akan ditutup oleh pemiliknya, sedangkan yang tak terkena dampak secara signifikan berpotensi melanjutkan usahanya Kata Kunci : Jalan tol, Pendapatan, Komersial, Lalu Lintas

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akses memegang peranan penting dalam perkembangan suatu kota/wilayah. Kota/wilayah yang memiliki akses memadai akan mampu memudahkan penduduknya untuk mencukupi kebutuhan kesehatan, keamanan, dan meningkatkan kualitas kehidupan. Dengan adanya akses, maka akan membuka ruang dimana lahan yang memiliki akses lebih baik akan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, manusia akan berlomba-lomba untuk memiliki/menggunakan lahan yang memiliki aksesibilitas tertinggi (wendt, 1976:2). Lahan yang memiliki akses dipandang mamiliki nilai ekonomi tinggi bukan hanya disebabkan lahan tersebut memiliki kemudahan akses, namun juga karena lalu lintas menimbulkan demand berupa pelayanan dalam perjalanan. Adanya demand dari pengguna jalan dimanfaatkan oleh penduduk untuk memberikan supply dengan cara membuka usaha komersial dengan jenis tertentu sesuai dangan kebutuhan pengguna jalan. Hal ini sesuai dengan penyataan yang dikemukakan Yeates dimana salah satu lokasi yang stretegis untuk perdagangan adalah disepanjang jalan sehingga dapat menyebabkan perkembangan wilayah berbentuk pita, serta lokasi perdagangan berbentuk mengumpul satu sama lain yang biasanya terletak di perpotongan (interchange) jalan. Jalan Raya Gringsing merupakan salah satu ruas jalan di Jalur Pantura Jawa yang memiliki peranan penting dalam menghubungkan kota-kota di pulau jawa. Jalan Raya Gringsing terletak di bagian timur Kabupaten Batang dan melintasi Alas Roban Batang. Adanya suasana teduh sepanjang Jalan Raya Gringsing sangat sesuai sebagai tempat peristirahatan perjalanan sehingga sepanjang Jalan Raya Gringsing terdapat Rumah Makan serta sentra madu di pantura. Di sepanjang Jalan Raya Gringsing juga terdapat beberapa bengkel, prostitusi. Disamping itu, juga terdapat beberapa pedagang dengan lapak sangat sederhana untuk berjualan minuman kelapa muda, durian, serta barang sehari-hari. Pada dokumen tata ruang yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Batang Tahun 2006 disebutkan bahwa akan ada pengembangan struktur jaringan jalan di Kabupaten Batang. Pengembangan yang sangat signifikan terjadi dalam rencana pembangunan jalan tol yang menghubungkan Kota Semarang Kota Batang. Tujuan dari pembangunan jalan tol tersebut adalah untuk mengurangi beban jalan dalam menampung pergerakan kendaraan dan manusia yang melewati Pusat kabupaten Batang. Melalui pembangunan jalan tol tersebut, maka pola pergerakan dari Kota Semarang, Kabupaten 1

2 Kendal/arah timur ke Batang, ke Pekalongan, atau arah ke barat (Jakarta, Bandung) diarahkan melalui jalur jalan lingkar/tol. Jalur lingkar/tol juga digunakan oleh truk-truk pengangkut hasil industri dari Kecamatan Gringsing, sehingga truk-truk tersebut tidak melewati jalur kota. Adanya Rencana pembangunan Jalan tol Semarang-Batang akan memberikan opsi kepada pengguna moda transportasi beroda 4 atau lebih guna memilih rute antara Jalan Raya Gringsing ataupun Jalan Tol pada saat Jalan tol dioperasikan. Dengan adanya opsi tersebut, maka diprediksikan akan terjadi perubahan jumlah dan komposisi lalu lintas yang melintas maupun berhenti untuk beristirahat di Jalan Raya Gringsing. Dengan adanya perubahan jumlah dan komposisi lalu lintas yang berhenti untuk beristirahat di sepanjang Jalan Raya Gringsing, maka dikhawatirkan akan mempengaruhi pendapatan kegiatan komersial di sepanjang jalan tersebut. Dengan adanya hal tersebut, maka diperlukan studi untuk mengetahui potensi perubahan kegiatan ekonomi sepanjang Jalan raya Gringsing terkait dengan pembangunan Jalan tol Semarang-Batang. 1.2 Perumusan Masalah Adanya Rencana Pembangunan Jalan Tol yang pada saat ini sudah mencapai tahap pematusan lahan diprediksikan akan mempengaruhi jumlah dan komposisi lalu lintas yang melintas maupun berhenti di sepanjang Jalan Raya Gringsing. Adanya perubahan komposisi lalu lintas yang berhenti untuk bersistirahat sambil menikmati pelayanan yang ada di sepanjang Jalan Raya Gringsing dikhawatirkan akan mempengaruhi pendapatan penduduk yang mendirikan usaha komersial di sepanjang jalan tersebut. Pengusaha rumah makan sudah mulai resah bahkan cemas karena usaha yang digelutinya terancam sepi bahkan tutup (Harian Kedaulatan Rakyat, Agustus 2008). Melihat pentingnya peran Jalan raya Gringsing bagi pengguna jalan dan penduduk sekitar, maka dapat dikemukakan bebarapa permasalahan yang berpotensi ditimbulkan dari pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang bila telah dioperasikan: Dari sisi Ekonomi, dengan adanya potensi penurunan pendapatan hingga berkurangnya kegiatan komersial di sepanjang Jalan Raya Gringsing, maka Pemerintah Kabupaten Batang berpotensi kehilangan hampir 89% pendapatan atau setara dengan 317 juta rupiah per tahun yang dihasilkan dari usaha rumah makan sepanjang jalan pantura Batang. Dari 317 juta rupiah tersebut, 8 persennya merupakan kontribusi pajak rumah makan di Kecamatan gringsing. Selain adanya penurunan pajak daerah tersebut, sudah pasti pendapatan

3 pengusaha dan karyawan rumah makan serta usaha komersial lainnya juga akan merosot. Dari Sisi Sosial, merosotnya pendapatan atau bahkan matinya usaha komersial masyarakat sepanjang Jalan Raya Gringsing mendorong pertambahan jumlah pengangguran masyarakat Kecamatan Gringsing. Potensi pertambahan jumlah pengangguran dikhawatirkan akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi melalui cara-cara yang merugikan orang lain serta melanggar hukum seperti tindakan perampokan yang sering terjadi di Jalan Pantura Sepanjang Alas Roban pada beberapa tahun sebelumnya. Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, serta sasaran, maka penelitian ini diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Seberapakah nilai keterkaitan antara lalu lintas yang berhenti untuk menikmati pelayanan di sepanjang Jalan Raya Gringsing dengan pendapatan penduduk? 2. Seperti apa potensi perubahan pendapatan dan jumlah usaha di sepanjang Jalan Raya Gringsing pada saat Jalan Tol Semarang-Batang beroperasi? 3. Seperti apa kriteria lalu lintas yang tetap berhenti untuk beristirahat dan menikmati pelayanan di sepanjang Jalan Raya Gringsing walaupun Jalan tol Semarang-Batang telah beroperasi? 4. Bagaimana cara mengembangkan Kecamatan Gringsing baik secara ekonomi maupun sosial dengan mengakomodasi penduduk yang bekerja di usaha komersial sepanjang Jalan Raya Gringsing pada saat Jalan tol Semarang Batang beroperasi? 1.3 Tujuan dan Sasaran Adapun tujuan dan sasaran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi perubahan pendapatan usaha komersial masyarakat di sepanjang Jl. Raya Gringsing Kabupaten Batang berupa usaha rumah makan, warung makan, serta bengkel pada saat jalan tol Semarang-Batang beroperasi. Tujuan tersebut dengan menggunakan variabel jumlah lalu lintas yang berhenti untuk beristirahat dan menikmati pelayanan serta jumlah pendapatan kegiatan komersial berupa usaha rumah makan, warung makan, serta bengkel di sepanjang Jalan Raya Gringsing