PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat

DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, kedaulatan Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan hardiness dan sesuai dengan aspek-aspek yang ada pada hardiness.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit kronis tersebut, di antaranya: kanker,

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan. pembangunan pada berbagai bidang. Dalam melaksanakan pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Coping Mechanism adalah tingkah laku atau tindakan penanggulangan

Lecture 6 Response to Illness

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

Sebagaimana yang diutarakan oleh Sarafino dan Smith (2012, h.29) bahwa stres memiliki dua komponen, yaitu fisik, yang berhubungan langsung dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dan variabel-variabel yang terkait

BAB II LANDASAN TEORI. Lazarus dan Folkman (dalam Morgan, 1986) menyebutkan bahwa kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka dilahirkan. Pendidikan salah satunya dapat berupa pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Perkembangan masyarakat dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kalanya masalah tersebut berbuntut pada stress. Dalam kamus psikologi (Chaplin,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dari variabel-variabel yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang layak bagi kehidupan mereka,

STRES DAN MANAJEMENNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Problem Focused Coping. fisik, psikis dan sosial. Namun sayangnya, kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Deficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB II LANDASAN TEORI. Lazarus menyebut pengatasan masalah dengan istilah coping. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI COPING PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI JURUSAN BK ANGKATAN 2008 FIP UNJ

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era pasar bebas banyak tantangan dan persaingan harus dihadapi

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak. Berdasarkan data dari Pusat Data Informasi Nasional (PUSDATIN)

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Salah satu tugas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia menginginkan kesejahteraan hidup dimana kesejahteraan

PEKERJA KEMANUSIAAN: SITUASI SULIT & TANTANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi oleh seseorang, mulai dari konflik pribadi maupun konflik

BAB II KAJIAN TEORI. Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. gunakan dalam menghadapi situasi stressfull (dalam Smet, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia saat ini telah memasuki era reformasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Lazarus & Folkman (dalam Sarafino, 2006) coping adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRESS DALAM PEKERJAAN. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Kedokteran Komunitas/Keluarga FKIK Unja

NURDIYANTO F

Kesehatan Mental. Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BABI. kehidupan yang memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda. Tahap-tahap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

Postraumatik stress bisa timbul akibat luka berat atau pengalaman yang menyebabkan organisme menderita kerusakan fisik maupun psikologis

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pratama Abadi Industri adalah perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress

Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress

Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress sebagai reaksi dari organisme terhadap situasi yang membebani atau mengancam jiwanya. Hubungan khusus seseorang dengan lingkungannya yang dianggap melampaui kemampuannya dan membahayakan kesejahteraannya, Lazarus & Folkman (1984). Pengalaman emosional yang negatif yang terjadi ketika tuntutan pada seseorang lebih besar daripada kapasitas responnya (Kaplan, 1999).

Dua jenis stress (Soewondo, 2010): 1. Distress Stress yang memberikan dampak buruk/negatif yang memicu timbulnya stress. 2. Eustress Stress yang baik yang memberikan dampak positif bagi individu

Stressor : Pengalaman atau situasi yang penuh dengan tekanan yang dapat menimbulkan stress. Contoh: 1. Masalah pekerjaan 2. Kebisingan 3. Duka dan kehilangan 4. Kemiskinnan, ketidakberdayaan, status sosial rendah. 5. Dll.

Coping Stress: Suatu usaha berbentuk kognitif maupun perilaku yang secara spesifik dilakukan untuk mengelola tuntutan-tuntutan yang menyebabkan stress (Lazarus & Folkman, 1984) Dapat dikatakan coping stress merupakan proses individu melakukan segala sesuatu yang ditujukan untuk menanggulangi stress dan mengurangi atau menghilangkan dampak negatif dari stress.

Tidak semua stressor memberikan dampak yang sama atau mengganggu pada individu. Bagaimana stressor mempengaruhi individu tergantung pada: 1. Perbedaan fisiologis antar individu dalam sistem kardiovaskular, endokrin, kekebalan tubuh, dan sistem tubuh yang lain. 2. Faktor psikologis (sikap, emosi, kepribadian, persepsi terhadap stressor) 3. Bagaimana orang bertingkah laku/berespon terhadap stressor (coping stress).

Bagan Respon Multidimensi Terhadap Stress (Weiten, dkk, 2009) Respon emosional Peristiwa yang memicu stress (stressor) Penilaian kognitif pribadi (appraisal) Respon fisiologis Respon perilaku

Primary Appraisal Interpretasi awal kita atau penilaian subyektif terhadap situasi yang potensial menimbulkan stress disebut dengan Primary Appraisal (Plotnik, 2005). 1. Harm/loss appraisal Situasi yang melukai, mengganggu, membahayakan, merugikan, kehilangan yang dapat menimbulkan emosi-emosi negatif (takut, depresi, cemas) 2. Threat appraisal Situasi harm/loss belum terjadi namun kita tahu bahwa situasi tersebut akan terjadi. Threat apprasisal juga dapat menimbulkan emosi negatif.

3. Challenge appraisal Sebuah situasi yang secara potensial dapat memberikan manfaat atau pertumbuhan pribadi namun juga membutuhkan energi fisik dan sumber daya psikologis untuk mencapai tantangan tersebut. Challenge appraisal dapat menimbulkan emosi positif, seperti : hasrat (eagerness), ketertarikan (excitement).

Aspek Fisiologis Dari Stres Stressor dari lingkungan dapat mengganggu keseimbangan dalam tubuh. Respon internal dari tubuh untuk melawan stressor dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh disebut dengan sindrom adaptasi umum (general adaptation syndrome).

1. Fase alarm Fase saat tubuh menggerakkan sistem saraf simpatetik untuk menghadapi ancaman langsung dari luar. Pelepasan hormon pada saat kita mengalami emosi yang kuat menghasilkan lonjakan energi, ketegangan otot, tekanan darah menguat, dll.

2. Fase penolakan Fase pada saat tubuh berusaha menolak atau mengatasi stressor yang tidak dapat dihindari. Respon tubuh bisa fight atau flight. Pada beberapa kasus, tubuh pada akhirnya akan beradaptasi terhadap stressor dan kembali ke kondisi normal.

3. Fase kelelahan Fase pada saat stress yang terus berkelanjutan menguras energi tubuh, meningkatkan kerentanan terhadap masalah fisik dan pada akhirnya memunculkan penyakit. Organismen mulai melemah dan tidak bisa lagi berespon fight atau flight.

Mengelola dan Mengatasi Stress Coping Stress: 1. Emotion Focused Coping Coping dengan fokus menghilangkan atau meredakan emosi-emosi yang muncul karena stressor (marah, cemas, berduka) 2. Problem Focused Coping Fokus untuk menyelesaikan masalah masalah yang menimbulkan situasi stress. Intinya, bila kita mampu menyelesaikan masalah yang kita hadapi, maka kita bisa mengurangi tekanan/stress.

Strategi -Strategi Mengatasi Stress: 1. Mendinginkan kepala Menenangkan diri dan mengurangi rangsangan fisik tubuh melalui relaksasi dan meditasi. Relaksasi akan menurunkan tekanan darah, hormon stress dan membuat otot menjadi lebih santai. Menenangkan diri juga dapat dicapai melalui: pijat, mendengarkan musik, rekreasi atau aktivitas lain yang memberikan kesempatan kepada tubuh untuk pulih dari fase alarm.

2. Memecahkan masalah Fokus pada masalah penyebab stress, dan juga pemecahan masalah yang mungkin dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur-prosedur problem solving. Usaha coping sangat spesifik tergantung pada situasi dan masalah yang dihadapi. Beberapa strategi mengatasi masalah (Carver, dkk, 1989): - active coping tindakan menghilangkan atau menghindari stressor, atau mengurangi efek negatif stressor.

- planning Individu memikirkan strategi yang kiranya dapat mengatasi stressor. - suppression of competing activities mengenyampingkan atau mengalihkan perhatian dari masalah/aktivitas lain, agar dapat konsentrasi sepenuhnya untuk menyelesaikan masalah penyebab stress. - seeking social support for instrumental reasons mencari dukungan sosial (saran, bantuan, informasi) untuk memecahkan masalah.

3. Memikirkan kembali masalah, dengan cara: - Menilai dan meninjau kembali situasi reappraisal: masalah tantangan kehilangan keuntungan mencari aspek positif dari masalah - Belajar dari pengalaman pengalaman sebagai sarana untuk membuat diri lebih kuat, tangguh dan tegar. Mencari makna dari setiap pengalaman-pengalaman sulit dan traumatis - Membuat perbandingan sosial. Membandingkan situasi yang dihadapi dengan kondisi orang lain yang kurang beruntung. Membandingkan diri mereka dengan kesuksesan orang lain dalam menghadapi masalah.

4. Mendapatkan dukungan sosial Dukungan dan perhatian dari sahabat, keluarga, tetangga, rekan kerja dapat membantu mengatasi situasi sulit yang menekan. Menurut Cutrona & Russell (1990), dukungan sosial merupakan serangkaian tingkah laku interpersonal dari para anggota kelompok sosial yang bertujuan untuk membantu individu di dalam kelompok tersebut agar dapat melewati peristiwa dan kondisi yang tidak menyenangkan.

5 tipe dukungan sosial (Sarafino, 1994): - Dukungan emosional ekspresi rasa cinta, empati, sayang, perhatian kepada orang lain - Dukungan penghargaan ekspresi sambutan, dorongan, pernyataan, dan penilaian yang positif - Dukungan instrumental bantuan secara praktis, langsung dan sifatnya nyata - Dukungan informasi pemberian saran, nasehat, umpan balik tentang bagaimana ia melakukan sesuatu. - Dukungan jaringan berwujud pada kondisi dimana seseorang menjadi bagian dari suatu kelompok yang dipercaya, mempunyai minat dan kegiatan yang disukai.

5. Sembuh dengan membantu orang lain. Salah satu cara untuk menghadapi stress, kehilangan dan tragedi yaitu dengan cara memberikan dukungan dan bantuan kepada orang lain. Orang kembali mendapatkan kekuatan dengan mengurangi fokus terhadap kesulitannya sendiri dan lebih banyak menolong orang lain yang juga berada dalam kesulitan. Compassion: fenomena dimana penderita stress dapat pulih dengan menolong orang lain.

Cara-Cara Mengatasi Stress Strategi Fisik Berorientasi Masalah Kognitif Sosial Contoh Relaksasi, Meditasi, Pijat, Olahraga, dll. Emotion Focused Coping, Problem Focused Coping Menilai kembali masalah, Belajar dari masalah, Membuat perbandingan sosial Dukungan teman dan keluarga, Kelompok dukungan, Membantu orang lain