RANGKUMAN RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) 2015 REGIONAL TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL TIMUR

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

RechtsVinding Online

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

3. Butir resolusi hasil penapisan subsistem- subsistem difokuskan pada permasalahan utama daerah.

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015

DUKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS TRI DHARMA DI POLTEKKES KEMENKES. Jakarta, 23 Maret 2017

Peran Dinas Kesehatan dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/ KIS di Daerah

KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

POTENSI FRAUD DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA & RUJUKAN TINGKAT LANJUT (FKTP&FKTL)

PENCEGAHAN FRAUD DALAM PELAKSANAAN JKN KOMISI VIII

Disampaikan pada : PRA RAKERKESNAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Hotel Luwansa, Palangkaraya, 17 Februari 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Tjetjep Yudiana : Pusat - Daerah Perlu Keserasian Program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi

BIDANG BINA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN

Rakerkesnas Regional Tengah Bali, Februari 2015

BAB I. PENDAHULUAN A.

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahan 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063); 6.

HASIL SIDANG KOMISI III

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

amanahkan pentingnya Kesehatan.

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Ke

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Hasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. 7-8 Desember 2012 Yogyakarta

Pengelolaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah Yang Belum Menerapkan PPK-BLUD

LAPORAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PADA RAPAT KERJA KESEHATAN DAERAH (RAKERKESDA) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak, CA, QIA, CFrA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG RUJUKAN REGIONAL

PAPARAN KESIAPAN PELAKSANAAN AKRDITASI PUSKESMAS DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

Lustrum ke-13 FK-UGM Yogyakarta, 4 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

Jumlah (Rp) Bertambah/(berkurang) DASAR HUKUM. sebelum perubahan. setelah perubahan. (Rp)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Barat Batam, 4-7 Maret 2015

KATA SAMBUTAN Akses pelayanan kesehatan rujukan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

2. Sub Bidang Penataan Infrastruktur Wilayah. d. Bidang Perekonomian membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Investasi; 2. K

HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif. Rakerkesnas Regional Barat Batam, 4-7 Maret 2015

Notulensi Pertemuan Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan Tanggapan/Masukan

Organisasi Sistem Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan PKMK FK UGM. Blended Learning Kebijakan AIDS, Angkatan III, Outline

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan era globalisasi, terbukanya arus informasi dan semakin meningkatnya tuntutan pengguna

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

Untuk menunjang proses pembangunan kesehatan, pemerintah & pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan, baik dalam Jumlah, Jenis dan

Oleh : Dr. Didik K Wijayanto, MPH

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN SDMK

PUSKESMAS : Suprijanto Rijadi dr PhD. Center for Health Policy and Administration UI

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS KE JAKARTA TANGGAL 17 SEPTEMBER 21 SEPTEMBER 2017

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA

DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL. Sambutan Ketua DJSN. Pada Pembukaan Kaleidoskop Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tahun 2017

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Anggaran Belanja Sektor Kesehatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS RAKORNAS KKBPK TAHUN 2017

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017

Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

INDONESIA BEBAS PASUNG

PENGUATAN PERAN TIM KOORDINASI DAN FASILITASI PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PANDUAN REKRUTMEN DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN AKREDITASI PROVINSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL SAMBUTAN KETUA

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

RANGKUMAN RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) 2015 REGIONAL TIMUR Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Regional Timur yang dilaksanakan di Makassar pada 9 12 Maret 2015 bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi antara pusat dan daerah dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan nasional di bidang kesehatan. Berdasarkan arahan Menteri Kesehatan, paparan narasumber dari Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri, serta hasil sidang komisi dan sidang pleno, maka peserta Rakerkesnas Regional Timur yang terdiri dari para Eselon I, Eselon II serta Kepala UPT di lingkungan Kemenkes, Perwakilan Kemen-PPN/Bappenas, Perwakilan BPJS Kesehatan, Perwakilan BKKBN, Perwakilan BPOM, Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota dari 10 Provinsi di Regional Timur, menyepakati langkah-langkah implementasi Program Indonesia Sehat, melalui: A. Penerapan Paradigma Sehat dalam pembangunan nasional. Penerapan Paradigma Sehat dalam pembangunan berwawasan kesehatan adalah kunci sukses peningkatan kualitas hidup manusia sebagai investasi berharga bagi bangsa Indonesia. Sasaran perubahan Paradigma Sehat ditujukan kepada: (i) para pembuat kebijakan pada lintas sektor, (ii) tenaga kesehatan, (iii) penyelenggara pelayanan kesehatan, dan (iv) masyarakat. Tantangan utama penerapan Paradigma Sehat, antara lain mencakup: (i) implementasi kebijakan dan regulasi yang belum optimal, (ii) kelembagaan dan ketenagaan promosi kesehatan, serta (iii) belum imbangnya penyediaan pembiayaan UKP dan UKM. Upaya implementasi Paradigma Sehat, antara lain dilaksanakan melalui: 1

1. Pelaksanaan kebijakan dan regulasi yang holistik dalam mendukung penyelenggaraan paradigma sehat di tingkat pusat, provinsi dan atau kab/kota, dengan dukungan penguatan kebijakan lintas sektor, termasuk legislatif. 2. Pemantapan upaya promotif-preventif dan pemberdayaan masyarakat sebagai arus utama (main stream) pembangunan kesehatan. 3. Penguatan kelembagaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, pada pemerintah dan masyarakat di berbagai jenjang sampai puskemas. 4. Pemenuhan jumlah tenaga promosi kesehatan dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan penetapan jabatan fungsional PKM, disertai pengadaan formasinya. 5. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan penerapan teknologi promosi kesehatan disesuaikan dengan dinamika, kondisi serta adat istiadat masyarakat di masing-masing daerah. 6. Penguatan advokasi untuk mendorong pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) berkomitmen dalam: (i) mengalokasikan anggaran 10% APBD untuk program kesehatan, (ii) SKPD mengalokasikan minimal 10% dari dana operasional kapitasi (40%) untuk upaya promotifpreventif UKP. 7. Untuk menjamin kesinambungan pembiayaan upaya promotif-preventif, perlu mobilisasi sumberdana yang ada antara lain: potensi dana desa, pajak rokok, dan BOK. dan dana operasional APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota. B. Penguatan Pelayanan Kesehatan Penguatan pelayanan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu, melalui: 2

1. Penyusunan Roadmap Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer dan Regionalisasi Rujukan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota tahun 2015 2019 pada akhir April 2015, antara lain mencakup aspek regulasi, SDM kesehatan, pembiayaan, dan sarana prasarana. 2. Penguatan Sistem Rujukan Regional melalui: (i) percepatan akreditasi, (ii) pemenuhan tenaga kesehatan, (iii) penguatan sistem informasi yang terintegrasi antar Rumah Sakit Rujukan Regional, (iv) penerapan sister hospitals antar RS Rujukan Nasional dan RS Rujukan Regional yang diatur oleh Pusat, disusun dalam suatu road map yang mampu laksana. 3. Penguatan layanan kesehatan primer di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan terutama di Wilayah Indonesia Timur dilakukan dengan pendekatan tenaga kesehatan berbasis tim dalam program Nusantara Sehat. 4. Untuk pemenuhan kebutuhan tenaga, Kemenkes perlu: (i) mereview/mengkaji ulang standar ketenagaan di fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk sosialisi standar kepada sektor terkait (ii) mendorong terbitnya Peraturan Pemerintah tentang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak untuk pemenuhan tenaga kesehatan strategis, (iii) affirmasi calon PPDS dari wilayah Indonesia Timur dengan tetap mengedepankan kualitas, (iv) meminta Pemda untuk menjamin keamanan serta pemenuhan kebutuhan dasar tenaga kesehatan, dan (v) bersama dengan pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap keberadaan tenaga kesehatan warga negara asing, (vi) menerbitkan regulasi yang memastikan kembalinya dokter pasca tubel ke daerah asal pengirim. 5. Diperlukan upaya pemetaan jumlah, jenis, kompetensi, dan penyebaran tenaga kesehatan di berbagai tingkatan untuk perencanaan tenaga kesehatan provinsi/kabupaten/kota, dan sebagai dasar pelaksanaan daerah dalam redistribusi tenaga kesehatan, bilamana diperlukan. 3

6. Kepala Dinas Kesehatan mendorong organisasi profesi untuk bersedia mengkoordinir/melakukan pengarturan penempatan anggotanya bertugas di daerah yang membutuhkan. 7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/kota menerbitkan regulasi untuk mengatur dokter yang praktek lintas kabupaten/kota setelah berkoordinasi dengan organisasi profesi dan disesuaikan dengan kebutuhan. 8. Penyempurnaan sistem e-catalogue oleh Kementerian Kesehatan untuk menjamin sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu, murah dan tepat waktu pemenangnya. C. Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penyelenggaraan JKN dan upaya pencegahan fraud menuntut peran aktif Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Beberapa hal yang dapat dilakukan, adalah : 1. Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota berperan dalam mensukseskan penyelenggaraan JKN pada aspek: (i) kepesertaan, (ii) penyediaan pelayanan kesehatan, (iii) pembiayaan, serta (iv) organisasi dan manajemen. 2. Untuk mewujudkan tercapainya Universal Health Coverage 2019, Dinas Kesehatan bekerjasama dengan SKPD terkait berperan dalam; (i) mendorong penduduk sehat di wilayah kerjanya untuk menjadi peserta BPJS, (ii) melakukan pemetaan penduduk yang akan menjadi peserta PBI melalui integrasi Jamkesda ke JKN, dan (iii) mengusulkan jumlah cakupan penduduk/peserta per FKTP bersama BPJS. 3. Pemerintah daerah perlu mengaktifkan forum kemitraan lintas sektor di provinsi dan kabupaten/kota untuk menjamin validasi dan verifikasi data kepesertaan, terutama PBI. 4. Penguatan penanganan keluhan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi untuk memastikan pelayanan kesehatan sesuai dengan tuntutan masyarakat ikut dalam menentukan kredensialing failitas kesehatan. 4

5. Meminta BPJS mengintensifkan sosialisasi aturan JKN kepada fasyankes dan menyelaraskan kegiatan BPJS dengan Dinas Kesehatan. 6. Pencegahan fraud dalam pelaksanaan JKN perlu dilakukan secara terstruktur, komprehensif dan terencana dengan meminimalkan kondisi yang memungkinkan terjadinya fraud melalui pengendalian faktor-faktor yang meliputi: (i) faktor pencetus (predisposing factors), (ii) faktor pemungkin (enabling factors), dan (iii) faktor pendorong (reinforcing factors). D. Dalam rangka menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan Rakerkesnas pada tahun 2016 yang akan datang perlu diawali dengan pelaksanaan Pra-Rakerkesnas di tingkat Provinsi bersama kabupaten/kota yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan. Hasil Sidang Pleno dalam bentuk yang lebih rinci dilampirkan dalam Rangkuman ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Demikian hasil Rakerkesnas Regional Timur di Makassar, dan dengan ini kami mohon Ibu Menteri Kesehatan berkenan mempertimbangkan hasil rangkuman ini untuk menjadi bagian Hasil Rakerkesnas 2015. Makassar, 11 Maret 2015 Atas Nama Peserta Rakerkesnas 2015 Regional Timur, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Dr.dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD-KPTI, M.Kes, FINASIM 5