KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI

dokumen-dokumen yang mirip
LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

BAB III LANDASAN TEORI

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PRECAST DI SENTUL

TSI 477 TUGAS I METODE KONSTRUKSI & ALAT BERAT

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA


ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PEKERJAAN LAND CLEARING (Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya)

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH DI PROYEK TOL NGANJUK - KERTOSONO NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN RUAS LINGKAR PULAU MARSELA PROVINSI MALUKU BARAT DAYA

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN RUAS LARAT- LAMDESAR PROVINSI MALUKU. Oleh : Tri Purwanto, *Puji Wiranto, **Hikmad Lukman

BIAYA DAN KEBUTUHAN ALAT BERAT UNTUK PEMINDAHAN TANAH (Studi Kasus :Pekerjaan Timbunan Tanah di Baturetno, Wonogiri) Dian Arumningsih D.P.

Terjadi penumpukan volume lalu lintas kendaraan di sepanjang Jalan Raya Porong

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH. Nama Peneliti : Ir. GEDE ASTAWA DIPUTRA NIP :

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

Volume 14 No. 02 September 2013 ISSN :

2.2 Fungsi Alat Berat Alat berat terdiri dari beberapa fungsi diantaranya : - Alat Pengolah Lahan

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa :

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI EXCAVATOR PADA PROYEK PERUMAHAN PERTAMINA CIBUBUR

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

TUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN OLEH : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 ( ) ISSN:

Teknik Pelaksanaan & Alat Berat ( TPAB )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ijadi perhatian penting yaitu bagaimana menghitung kapasitas operasi suatu alat.

I. PEMBAGIAN ALAT BERAT

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat

RINTA ANGGRAINI

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG. (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project)

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN

ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh Blang Luah Cs, Woyla Timur)

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT-ALAT BERAT STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN ANTARTIKA II DI KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU STEEL, CILEGON

PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT DAN BIAYA (Studi Kasus Kegiatan Pembangunan Sekolah Terpadu Samarinda) Wateno Oetomo 1, Rudiansyah 2.

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAHAN AJAR (HAND OUT)

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN PENGESAHAN...

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT RIPPER. Nama : Bagus Rizkya Putra NIM : Kelas : A TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS RIAU 2015

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN:

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN LPB PADA PENINGKATAN JALAN CILIK RIWUT DI KECAMATAN MURUNG KALIMANTAN TENGAH

TUGAS AKHIR OPTIMASI BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN TANAH PADA PROYEK GRAND ISLAND

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VII BIAYA ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng.

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt;

STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

TUGAS AKHIR PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR JATIBARANG KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA

ANALISA BIAYA OPERASIONAL ALAT PEMECAH BATU (STONE CRUSHER) (Studi kasus CV. PUTRA DIAFAN Ngadirojo Wonogiri) Tugas Akhir

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK

PRODUKSI ALAT BERAT Rumus umum produksi alat :

2.5 PERBEDAAN PENELITIAN... 16

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

aintis Volume 14 Nomor 1, April 2014, 1-22

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm.

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 60-74

TRAKTOR. Perbedaan Crawler Tractor dan Wheel Tractor :

PERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHAT IF

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

KOEFISIEN SATUAN UPAH (A) BAHAN (B) (A + B) SATUAN. (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) 3. Jumlah

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

Transkripsi:

KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI {Studi Kasus Proyek Pembangunan Jalan Tol BOCIMI (Bogor, Ciawi, Sukabumi)} Oleh: Achmad Hidayat Saefudin 1, Arif Mudianto 2, Puji Wiranto 3 ABSTRAK Semakin tingginya volume lalu lintas untuk daerah Bogor Sukabumi, dimana sarana jalan yang ada sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan arus lalu lintas maka perlu dibuat jalan tol untuk mengurangi volume kendaraan yang melewati jalan utama Bogor Sukabumi. Dalam proyek pembangunan jalan tol dibutuhkan alat-alat berat guna mempercepat pelaksanaan pekerjaan, untuk itu jumlah kebutuhan alat berat dan penerapannya harus diperhitungkan. Pada penulisan tugas akhir ini ingin mengetahui perbandingan produktifitas, jumlah alat berat dan biaya pemakaian alat khususnya backhoe, dump truck, dan bulldozer dari perhitungan perencanaan yang dilakukan oleh konsultan dengan realisasi di lapangan. Hasil dari perbandingan antara perhitungan perencanaan dan realisasi di lapangan diperoleh 3 unit backhoe, 6 unit dump truck, 1 unit bulldozer pada perhitungan perencanaan. Sedangkan realisasi di lapangan diperoleh 4 unit backhoe, 10 unit dump truck, 1 unit bulldozer. Ditinjau dari waktu pelaksanaan pemakaian alat berat backhoe dan dump truck dari 300 hari menjadi 209 hari lebih cepat 91 hari, sedangkan bulldozer dari 150 hari menjadi 145 hari lebih cepat 5 hari. Selisih biaya pemakaian alat antara perhitungan perencanaan dan realisasi di lapangan Rp. 8.088.698.000,00 Rp. 7.281.060.000,00 Rp. 807.638.000,00. Biaya pada saat di lapangan lebih boros Rp. 807.638.000,00 karena jumlah alat berat yang tidak sesuai perencanaan, tetapi dari segi waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat. Kata kunci : alat berat, produktifitas, perbandingan 1. PENDAHULUAN Tingginya tingkat pertumbuhan di wilayah perkotaan, menyebabkan meningkatnya arus urbanisasi. Hal ini menyebabkan penduduk di wilayah perkotaan berkembang secara pesat. Sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang disertai pula peningkatan kebutuhan akan bangunan sipil, seperti gedung, jembatan dan jalan raya. Saat ini Negara dalam kegiatan membangun dilakukan secara besar-besaran, sesuai dengan kebutuhan pembangunan Nasional. Karena itu diperlukan langkahlangkah yang tepat baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan sehingga sumber daya yang ada dapat digunakan seoptimal mungkin. Dalam hal ini alat-alat berat konstruksi memegang peranan penting, karena tanpa alat tersebut kecepatan pembangunan tentu tidak akan secepat yang kita harapkan, dan kita akan selalu tertinggal dari Negara lain dibidang pembangunan. Penggunaan alat-alat konstruksi sangat menonjol pada pekerjaan-pekerjaan teknik sipil, terutama dalam pekerjaanpekerjaan besar. Berdasarkan hal tersebut diatas dirasa perlu adanya kajian mengenai penerapan teknis penggunaan alat-alat berat pada pekerjaanpekerjaan besar yang dijalankan dengan tenaga mesin, untuk pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti pekerjaan tanah, pekerjaan batu, pekerjaan beton dan pekerjaan konstruksi lainnya. Didalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor dibatasi oleh dana dan waktu serta harus menaati peraturan-peraturan teknis, manajemen, keuangan serta hukum yang berlaku. Padahal pada prinsipnya kontraktor harus bisa mendapatkan keuntungan yang cukup, tanpa mengurangi kualitas dan fungsi hasil pekerjaannya. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 1

Untuk dapat melaksanakan pekerjaannya dengan pembatasan-pembatasan, persyaratanpersyaratan serta tujuan seperti diatas, kontraktor harus memikirkan efisiensi semua komponen pekerjaannya. Salah satu dari komponen tersebut adalah penggunaan peralatan. Efisiensi penggunaan peralatan dikonsentrasikan pada pemanfaatan waktu yang tidak lepas dari efisiensi mesin atau alat, efisiensi tenaga kerja, efisiensi administrasi untuk operasi atau pengelolaan (bahan bakar, pelumas, suku cadang dan sebagainya). Kajian teknis penggunaan alat-alat berat pada pelaksanaan pembangunan jalan raya dalam Tugas Akhir ini adalah pengelolaan dan pengendalian penggunaan alat-alat berat pada pekerjaan besar dengan melakukan kajian penggunaan sarana-prasarana yang ada. Hal ini menyangkut alat-alat beratnya sendiri, kondisi lingkungan dan juga sarana penunjangnya baik pada saat sekarang maupun yang akan direncanakan dalam pelaksanaan pembangunan jalan Tol BOCIMI (Bogor, Ciawi, Sukabumi). 2. TINJAUAN PUKA 2.1. Pengertian Umum Alat-Alat Berat Alat berat adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pekerjaan tanah dan memindahkan bahan bangunan. Alat berat pada umumnya terdiri atas lima komponen, yaitu implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya (power train), serta sistem kendali. 2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Berat Dalam merencanakan proyek-proyek yang dikerjakan dengan alat berat, satu hal yang penting adalah bagaimana menghitung kapasitas operasi alat berat. Biasanya kapasitas operasi dari suatu alat berat dinyatakan dalam m 3 /jam atau Cu yd/jam dan produksi alat dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan persiklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam kerja. 2.2.1. Sifat kembang susut tanah Yang dimaksud dengan kembang susut tanah adalah perubahan baik berupa penambahan atau pengurangan volume tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk asalnya. Volumenya pekerjaan tanah umumnya diukur dalam tiga kondisi, seperti : a. Kondisi asli (bank cubic meter/bcm), ukuran alam yaitu keadaan tanah yang masih sesuai dengan kondisi asli alamnya. Dalam keadaan ini butiran-butiran tanah masih terkonsolidasi dengan baik. b. Kondisi lepas (loose cubic meter/lcm), yaitu kondisi tanah sesudah mengalami gangguan atau telah tergali. c. Kondisi padat (solid measure/sm), yaitu keadaan tanah setelah ditimbun kembali dan diadakan usaha pemadatan. Pada keadaan ini tanah mengalami prosespemadatan sehingga volumenya menyusut tanpa mengaami perubahan berat. Secara praktis nilai faktor konversi tanah dapat dilihat pada Tabel 2.1. JENIS MATERIAL Sand/Tanah Pasir Sand Clay/Tanah Biasa Clay/Tanah Liat Tanah Campur Kerikil Kerikil Kerikil Kasar Pecahan Cadas atau Batuan Lunak Pecahan Granit atau Batuan Keras Pecahan Batu Batuan Hasil Ledakan Tabel 2.1. Faktor konversi tanah KONDISI TANAH YANG DIKERJAKAN KONDISI KONDISI KONDISI AWAL ASLI LEPAS 1.11 0.90 1.05 1.17 0.80 1.11 0.70 1.11 0.85 0.93 0.88 0.97 0.70 0.77 0.61 0.82 0.59 0.76 0.57 0.71 0.56 0.77 1.25 1.39 1.35 1.59 1.18 1.09 1.13 1.10 1.42 1.10 1.65 1.35 1.70 1.30 1.75 1.24 1.80 1.38 Catatan : A Tanah Asli B Tanah Lepas C Tanah Padat 2.2.2. Efisiensi kerja (E) KONDISI PADAT 0.95 0.86 0.90 0.72 0.90 0.63 1.08 0.91 1.03 0.91 1.29 0.91 1.22 0.74 1.31 0.77 1.40 0.80 1.30 0.72 Produktifitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari alat tersebut bekerja dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor tersebut merupakan faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 2

tergantung kondisi kerja dan faktor alam lainnya seperti keadaan topografi, keahlian operator, pemiliha standard perawatan dan lainlain yang berkaitan dengan pengoperasian alat. Untuk mendapatkan nilai faktor efisiensi kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2. Kondisi Operasi Alat Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali Tabel 2.2. Efisiensi kerja Baik Sekali 0.83 0.78 0.72 0.63 0.52 Baik Sedang Buruk 0.81 0.75 0.69 0.61 0.50 0.76 0.71 0.65 0.57 0.47 0.70 0.65 0.60 0.52 0.42 2.3. Jenis Alat Berat Yang Ditinjau 2.3.1. Backhoe Buruk Sekali 0.63 0.60 0.54 0.45 0.32 Backhoe adalah alat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan galian tanah serta meratakan dinding tebing tanah/menggaruk terutama pada perbukitan. Sebagian besar backhoe dilengkapi dengan arms hydraulic dan kabel yang terdapat dibagian depan lengan berfungsi untuk menggerakan bucket agar dapat mengangkat, meletakkan dan mengaruk material. Kebanyakan pompa hidrolik dikendalikan dari gearbox power. Backhoe terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu : a. Bagian atas (yang dapat berputar) disebut revolving unit, pada bagian revolving unit sendiri ada dua bagian, yaitu cabin dan upper stucture. b. Bagian bawah (untuk gerak maju, mundur/berjalan) disebut travel unit. c. Attachment unit adalah perlengkapan yang diganti sesuai kebutuhan, pada bagian ini terdapat beberapa bagian, yaitu boom, boom cylinder, arm cylinder, bucket cylinder, arm dan bucket. Menghitung produktifitas backhoe 1. Waktu siklus dan kerja backhoe Ada enam gerakan dasar dalam mengoperasikan excavator yang mencakup gerakan-gerakan pada masing-masing bagian, yaitu : a) Gerakan boom, merupakan gerakan boom yang mengarahkan bucket menuju tanah galian. b) Gerakan bucket menggali, merupakan gerakan bucket saat menggali material. c) Gerakan bucket membongkar, merupakan gerakan bucket yang arahnya berlawanan saat menggali. d) Gerakan lengan, merupakan gerakan mengangkat lengan dengan radius sampai 100 0. e) Gerakan slewing ring, gerakan pada as yang bertujuan agar bagian atas backhoe dapat berputas sampai 360 0. f) Gerakan struktur bawah, digunakan untuk berpindah tempat jika area selesai digali. Keenam gerakan tersebut merupakan lamanya waktu siklus, namun demikian kecepatan waktu siklus ini tergantung pada besar kecilnya ukuran backhoe, makin kecil backhoe maka waktu siklus akan lebih cepat karena lebih gesit, berlainan dengan backhoe yang berukuran besar. Menghitung waktu siklus Cm Waktu gali + (Waktu putar 2) + Waktu buang... (2.1) Kondisi Gali/Kedalaman Gali 0 2 m 2 4 m 4 lebih Tabel 2.3. Waktu gali (detik) Ringan 6 7 8 Sedang 9 11 13 Agak sulit 15 17 19 Tabel 2.4. Waktu putar (detik) Sudut Putar 45 0 90 0 90 0 180 0 2. Produksi backhoe Menghitung kapasitas produksi Q q 3600 E Cm Waktu Putar 4 7 5-8 Q Produksi per jam (m 3 /jam) Cm Waktu siklus (detik) q Produksi persiklus (m 3 ) E Efisiensi kerja Sulit 26 28 30... (2.2) Produksi per siklus (q) q 1 K... (2.3) Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 3

q 1 K Kapasitas munjung menurut spesifikasi (m 3 ) Faktor bucket Waktu siklus adalah jumlah dari kelima waktu tersebut. Cmt n. Cms + D + t1 + D + t2... (2.4) V1 V2 Tabel 2.5. Faktor bucket Kondisi Pemuatan Menggali dan memuat dari stockpile atau material yang telah dikeruk Ringan oleh excavator lain, yang tidak membutuhkan gaya gali dan dapat dimuat munjung dalam bucket. Menggali dan memuat stockpile lepas dari tanah yang lebih sulit Sedang untuk digali dan dikeruk tetapi dapat dimuat hamper munjung. Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah liat yang keras, pasir campur kerikil, tanah berpasir, tanah Agak koloidal liat, tanah liat dan tanah sulit dengan kadar air tinggi yang telah di stockpile oleh excavator lain. Sulit untuk mengisi bucket dengan material tersebut. Bongkahan, batuan besar dengan bentuk tak teratur dengan ruangan diantaranya batuan hasil ledakan, Sulit batuan bundar, pasir campur tanah liat, tanah liat yang sulit dikeruk dengan bucket. 2.3.2. Dump truck Faktor 0.8 1.0 0.6 0.8 0.5 0.6 0.4 0.5 Untuk pekerjaan konstruksi sipil umumnya digunakan truk yang dapat membuang muatan dari bak secara otomatis. Truk semacam ini disebut dengan dump truck atau tipping truck. Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan berputar sebagai engsel. Dengan membedakan arah muatan ditumpahkan dump truck dibedakan dalam 3 macam, yaitu : a. Rear dump truck yang membuang muatan ke belakang. b. Side dump truck yang membuang muatan ke samping. c. Bottom dump truck yang membuang muatan melalui bawah bak Menghitung produktifitas dump truck 1. Waktu siklus dump truck a) Waktu muat. b) Waktu angkut. c) Waktu bongkar muatan. d) Waktu untuk kembali. e) Waktu yang dibutuhkan oleh dump truck untuk mengambil posisi dimuat kembali. n jumlah siklus yang diperlukan backhoe untuk mengisi dump truck. n C1 x K... (2.5) q1 C1 Kapasitas rata-rata dump truck (m 3 ) q1 Kapasitas bucket (m 3 ) K Faktor bucket dari backhoe Cms Waktu siklus backhoe (menit) D Jarak angkut dump truck (m) V1 Kecepatan rata-rata truk bermuatan (m/menit) V2 Kecepatan rata-rata truk kosong (m/menit) t1 Waktu buang + waktu stand by sampai pembuangan mulai (menit) t2 Waktu untuk posisi pengisian dan untuk backhoe mulai mengisi (menit) 2. Produksi dump truck Menghitung kapasitas produksi Q q 60 Et Cmt... (2.6) q q1 K... (2.7) Q Produksi per jam (m 3 /jam) q Produksi persiklus (m 3 ) Et Efisiensi kerja dump truck Cmt Waktu siklus dump truck (menit) K Faktor bucket 2.3.3. Bulldozer Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai tempat dudukan dengan penggerak utamanya, jadi berupa attachement. Tetapi sudah menjadi kebiasaan umum bahwa bila kita menyebut bulldozer, yang kita ketahui adalah traktor yang dilengkapi dengan dozer attachement. Dalam hal ini attachementnya adalah blade, atau perlengkapannya adalah blade. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 4

Menurut track shoenya bulldozer dibedakan sebagai berikut : a. Crawler tractor dozer (dengan roda kelabang). b. Wheel tractor dozer (dengan roda ban). c. Swamp bulldozer (untuk daerah rawa-rawa). Berdasarkan penggerak bladenya, bulldozer dibedakan sebagai berikut : a. Cable controlled (kendali kabel). b. Hydraulic controlled (kendali hidrolis). Beberapa jenis pisau yang digunakan pada bulldozer dan atau angle dozer ada beberapa jenis, antara lain sebagai berikut : a. Universal blade (U-Blade), ialah pisau yang berguna untuk efektivitas produksi. Hal ini memungkinkan bulldozer dapat mendorong/membawa muatan lebih banyak karena kehilangan muatan yang relatif lebih kecil dalam jarak angkut cukup jauh. b. Straight blade (S-Blade), ialah jenis pisau yang cocok untuk segala jenis medan, blade ini merupakan modifikasi dari U-Blade, manuver lebih mudah dan dapat membawa material lebih mudah. c. Angling blade (A-Blade), ialah pisau yang digunakan untuk posisi lurus dan menyudut. d. Cushion blade (C-Blade), ialah blade yang diengkapi dengan rubber cushion (bantalan karet) untuk meredam tumbukan. e. Bowldozer, ialah pisau yang dibuat untuk membawa/mendorong material dalam jumlah kehilangan yang sesedikit mungkin. Hal ini dimungkinkan karena adanya dinding-dinding baja pada samping dan bagian bawah. f. Light material u blade (U-Blade untuk material ringan), ialah pisau yang direncanakan untuk pekerjaan yang nonkohesif, atau material lepas yang ringan, misalnya stock pile. Menghitung produktifitas bulldozer 1. Waktu siklus bulldozer Waktu siklus yang dibutuhkan bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dimulai pada saat menggusur, ganti persneling dan mundur diperhitungkan dengan rumus berikut : Cm D D + Z... (2.8) F R D Jarak angkut (gusur) (m) F Kecepatan maju (m/menit), berkisar 3-5 km/jam R Kecepatan mundur (m/menit), berkisar 5-8 km/jam Z Waktu ganti persneling (menit) Tabel 2.6. Waktu ganti persnelling bulldozer Mesin Waktu ganti persneling Mesin gerak langsung - tongkat tunggal 0.10 menit - tongkat ganda 0.20 menit Mesin-mesin torqflow 0.05 menit 2. Produksi bulldozer Produksi kerja bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut : Q q 60 E faktor konversi tanah Cm... (2.9) Q Produksi perjam dari alat (m 3 /jam) q Produksi dalam satu siklus (m 3 ) Cm Waktu siklus dalam menit E Efisiensi kerja q L H 2 a... (2.10) L Lebar blade/sudut (m) H Tinggi blade (m) a Faktor blade Tabel 2.7. Faktor blade Derajat Penggusuran Faktor Blade Ringan Penggusuran dapat dilaksanakan dengan sudut penuh tanah lepas; Kadar air rendah, tanah berpasir tak dipadatkan, 0.9 1.1 tanah biasa, bahan material untuk timbunan persediaan (stockpile). Sedang Tanah lepas, tetapi tidak mungkin menggusur dengan sudut penuh; 0.7 0.9 Tanah bercampur kerikil atau split, pasir, batu pecah. Agak sulit Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat yang 0.6 0.7 sangat kering dan tanah asli. Sulit Batu-batu hasil ledakan, batu-batu berukuran besar. 0.4 0.6 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 5

2.4. Biaya Operasi Biaya operasi merupakan biaya tidak tetap/biaya variabel yang hanya diperhitungkan selama alat-alat berat tersebut digunakan, jadi berbeda dengan biaya tetap yang tetap diperhitungkan baik alat-alat berat tersebut dioperasikan ataupun tidak. Besarnya biaya operasi ini sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti lokasi pekerjaan, kondisi medan pekerjaan, jenis peralatan, lama pengoperasiannya per hari serta keterampilan operator. 2.4.1. Biaya bahan bakar Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya mesin yang digunakan di samping kondisi medan yang ringan atau berat juga menentukan. Pabrik pembuat alat biasanya memberikan prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai daya mesin alat yang dinyatakan dalam liter/jam. Untuk menentukan biaya kebutuhan bahan bakar rumus yang digunakan adalah. (0,125-0,175 Lt/HP/jam) x Pw x Ms... (2.11) Pw Tenaga mesin (horse power) Ms Harga bahan bakar (Rp./Liter) 2.4.2. Biaya minyak pelumas Biaya pemakaian pelumas dihitung berdasakan pemakaiannya perbulan untuk setiap alat-alat berat yang datanya diperoleh dari rata-rata pemakaiannya di lapangan. Pemakaian minyak hidrolis dan bahan pelumas dipengaruhi oleh jenis alat berat dan sifat pekerjaannya juga dipengaruhi oleh konstruksi mesin. Rumus yang digunakan adalah (0,01-0,02 Lt/HP/jam) x Pw x Mp... (2.12) Pw Tenaga mesin (horse power) Mp Harga minyak pelumas (Rp./Liter) 2.4.3. Biaya operator Biaya operator tergantung dari lokasi pekerjaan dan jenis alat yang digunakan. Gaji operator biasanya dibayar secara bulanan ditambah dengan uang makan operator per hari, jadi biaya operator per bulan dapat dihitung dari gaji dan uang makan operator tersebut. Jumlah pekerjaan yang diperlukan untuk suatu alat berat berbeda-beda menurut jenis alatnya. Makin kompleks alatnya makin banyak pula pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengoperasikannya. Besarnya upah pekerjaan sangat tergantung pada jenis pekerjaannya, operator untuk alat berat yang kompleks akan mempunyai upah yang lebih tinggi dari operator alat yang lebih sederhana. 2.5. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk mengelola suatu alat yang terdiri dari : a. Biaya pool b. Biaya kantor c. Biaya resiko, dan sebagainya Biaya tidak langsung ini berkisar antara 10% - 20% dari biaya total penggunaan alat. 3. PELAKSANAAN PROYEK 3.1. Data Umum Proyek 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Tol Ruas Ciawi - Sukabumi 2. Lokasi : Ruas Ciawi Cigombong (Jawa Barat) 3. Pemilik : PT. Trans Jabar Tol Proyek 4. Kontraktor : Waskita Wika KSO 5. Konsultan Perencana : PT. Bina Karya (persero) 6. Konsultan Pengawas : PT. Mitrapacific Consulindo 7. Jenis Kontrak 8. Sumber Dana 9. Waktu Pelaksanaan International : Fixed Unit Price : Swasta (Trans Jabar Tol) : 730 hari kalender Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 6

10. Masa Pemeliharaan : 365 hari kalender 3.2. RENCANA PEMAKAIAN ALAT Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan dimana jenis, jumlah dan kapasitas alat merupakan faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan didalam pelaksanaan, biaya membengkak akibat alat berat yang tidak dipergunakan di lapangan dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana. Proyek jalan ada umumnya menggunakan bulldozer, backhoe, loader, dump truck, motor grader dan lain-lain. Bulldozer digunakan untuk menghampar tanah isian/urugan. Backhoe digunakan untuk menggali/memotong tanah agar kondisi tanah sesuai dengan yang direncanakan. Pada proyek pembangunan jalan tol Ciawi Sukabumi ada macam-macam alat berat yang digunakan diantaranya backhoe, bulldozer, motor grader, dump truck, wheel loader. 3.3. Penggalian Tanah Untuk pekerjaan penggalian tanah alat yang dipergunakan adalah backhoe. Jenis tanah pada lokasi ini adalah clay/tanah liat, sehingga pekerjaan penggalian tidak terlalu sulit untuk dikerjakan. Berikut spesifikasi excavator yang digunakan. 1. Nama alat : Backhoe 2. Merk dagang : Komatsu 3. Tipe : PC 200-8 4. Kapasitas bucket : 0,97 m 3 5. Tenaga mesin : 110 HP 6. Bahan bakar : Solar Tabel 3.1. Waktu siklus backhoe Siklus Waktu (detik) Gali Buang Putar x 2 1. 8 6 12 2. 9 8 14 3. 11 9 10 4. 8 6 10 5. 10 7 12 Rata-rata 9,2 7,2 11,6 Sumber : Pengamatan di lapangan, 2016 Tabel 3.2. Volume galian tanah VOLUME GALIAN TANAH Area Luas Jarak Luas Rata-rata (m) (m2) (m2) Volume 1 2 3 4 5 2 x 4 4+400 812,07 25 1046,80 26170,11 4+425 1281,53 25 1362,06 34051,50 4+450 1442,58 25 1434,50 35862,62 4+475 1426,43 25 1268,77 31719,18 4+500 1111,11 25 1117,98 27949,45 4+525 1124,85 25 577,05 14426,24 4+550 29,25 25 14,63 365,66 4+575 0 25 63,91 1597,78 4+600 127,82 25 516,13 12903,35 4+625 904,45 25 1057,43 26435,72 4+650 1210,41 25 1312,08 32802,12 4+675 1413,76 25 1493,11 37327,81 4+700 1572,47 25 1554,77 38869,28 4+725 1537,07 25 1506,30 37657,39 4+750 1475,52 25 1392,77 34819,34 4+775 1310,03 25 1130,61 28265,33 4+800 951,20 25 582,67 14566,69 4+825 214,14 25 114,47 2861,68 4+850 14,79 Total Galian 438651,23 Sumber : Perhitungan data sekunder, 2016 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 7

Tabel 3.2. Volume galian tanah VOLUME GALIAN TANAH Area Luas Jarak Luas Rata-rata (m) (m2) (m2) Volume 1 2 3 4 5 2 x 4 4+550 155,788 25 454,353 11358,83 4+575 752,918 25 421,898 10547,45 4+600 90,878 25 45,439 1135,97 Total Timbunan 23042,26 Sumber : Perhitungan data sekunder, 2016 3.4. Pengangkutan Material Untuk mengangkut material hasil galian backhoe menggunakan dump truck. Berikut spesifikasi dump truck yang digunakan. 1. Nama alat : Dump truck 2. Merk dagang : Hino 3. Tipe : FM 260 JD 4. Kapasitas : 20 m 3 5. Tenaga mesin : 100 HP 6. Bahan bakar : Solar Lokasi pembuangan material adalah tempat pembuangan sementara yang disediakan didekat lokasi proyek berjarak 500 m dari lokasi pekerjaan. Pembuangan material dari dalam dump truck dilakukan dengan cara menjungkitkan bak dump truck kebelakang menggunakan alat hidrolik yang berada dibawah bak dump truck sampai kemiringan yang diinginkan. Berikut waktu siklus yang diamati di lapangan tertulis dalam beberapa tabel di bawah ini. Tabel 3.4. Waktu muat dump truck No. Waktu (menit) 1. 20,5 2. 18,6 3. 18,8 4. 19,3 5. 20,3 Rata-rata 18,33 Sumber : Pengamatan di lapangan, 2016 Tabel 3.5. Waktu berangkat dan kembali dump truck No. Waktu (menit) Berangkat Kembali 1. 7,2 5,7 2. 7,5 6,2 3. 7,2 5,9 4. 7,7 5,7 5. 7,9 5,9 Rata-rata 7,5 5,8 Sumber : Pengamatan di lapangan, 2016 Tabel 3.6. Waktu buang No. Waktu (menit) 1. 1,1 2. 1,1 3. 1,2 4. 1,1 5. 1,1 Rata-rata 1,12 Sumber : Pengamatan di lapangan, 2016 3.5. Penghamparan Material Untuk penghamparan material urugan tanah menggunakan bulldozer. Berikut spesifikasi bulldozer yang digunakan. 1. Nama alat : Bulldozer 2. Merk dagang : Komatsu 3. Tipe : D31P-20 4. Ukuran blade : P 2,875 m dan T 0,7 m 5. Tenaga mesin : 70 HP 6. Bahan bakar : Solar Dibawah ini tabel waktu lamanya penggusuran dengan jarak gusur 50 meter. Tabel 3.7. Waktu penggusuran & ganti persneling bulldozer No. Maju (menit) Mundur (menit) Waktu ganti persneling (menit) 1. 1,7 1 0,11 2. 1,8 1,1 0,13 3. 2 1,1 0,10 4. 1,7 1,2 0,11 5. 1,9 1,1 0,12 Rata-rata 1,8 1,1 0,11 Sumber : Pengamatan di lapangan, 2016 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Pekerjaan Proyek a. Volume galian 438.651,23 m 3 b. Volume timbunan 23.042,26 m 3 c. Rencana waktu pelaksanaan 300 hari kerja kalender d. Jam kerja 8 jam/hari e. Jenis tanah clay/tanah liat Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 8

4.2. Analisa Data Dalam menghitung produktifitas alat berat yang ditinnjau tidak menggunakan waktu siklus pada tabel di Bab II, melainkan menghitung langsung di lapangan sesuai Bab III. 4.2.1. Produksi alat-alat berat a. Backhoe Nama alat Backhoe Tipe alat Komatsu PC 200-8 Kapasitas bucket (q1) 0,97 m 3 Status alat Baik Faktor bucket (K) 0,7 (Tabel 2.8) Efisiensi kerja (E) 0,75 (Tabel 2.2) Waktu gali 9,2 detik (Tabel 3.1) Waktu buang 7,2 detik (Tabel 3.1) Waktu putar 5,8 detik (Tabel 3.1) 1) Produksi per siklus q q1 K q 0,97 0,7 0,68 m 3 2) Waktu siklus Cms waktu gali + (waktu putar 2) + waktu buang Cms 9,2 + (11,6) + 7,2 28 detik 3) Produksi per jam Q q 3600 E Cm Q 0,68 3600 0,75 28 4) Site out put per hari 65,571 m 3 /jam Dalam satu hari alat bekerja selama 8 jam 8 65,571 524,57 m 3 /hari 5) Waktu kerja yang dibutuhkan Volume galian tanah Produksi perhari 438651,23 524,57 837 hari 6) Jumlah alat yang dibutuhkan waktu kerja yang dibutuhkan 837 hari 240 hari Waktu pelaksanaan 3,48 4 unit 7) Site out put per hari 4 unit backhoe 1 unit backhoe 524,57 m 3 /hari 4 unit backhoe 4 524,57 2098,28 m 3 /hari 8) Waktu kerja yang dibutuhkan 4 unit backhoe Volume galian tanah Produksi perhari 438651,23 2098,28 b. Dump truck 209 hari Nama alat Dump truck Tipe alat Hino FM 260 JD Kapasitas (Cd) 20 m 3 Status alat Baik Kapsitas bucket backhoe (q1) 0,97 m 3 Faktor bucket (K) 1 Cycle time backhoe (Cms) 28 detik Jarak angkut dump truck (D) 500 m Waktu pemuatan 18,33 menit (Tabel 3.4) Waktu berangkat ke stockpile 7,5 menit (Tabel 3.5) Waktu buang 1,12 menit (Tabel 3.6) Efisiensi Kerja (E) 0,75 (Tabel 2.2) 1) Waktu Siklus (Cmt) Cmt Cmt Waktu pemuatan + Waktu berangkat ke stockpile + Waktu buang + waktu kembali 18,33 + 7,5 + 1,12 + 5,8 32,75 menit 2) Produksi per siklus q Cd K Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 9

q 20 1 20 m 3 3) Produksi per jam q 20 1 20 m 3 Q Q q 60 E Cmt 20 60 0,75 32,75 4) Site out put per hari 27,48 m 3 /jam Dalam satu hari alat bekerja selama 8 jam 8 27,48 219,84 m 3 /hari 5) Jumlah dump truck yang dibutuhkan site out put per haribackhoe site out put per hari dump truck 2098,28 219,84 c. Bulldozer 9,4 10 unit Nama alat Bulldozer Tipe alat Komatsu D31P-20 Ukuran blade L 2,875 m ; H 0,7 m Status alat Baik Faktor blade (a) 0,7 (Tabel 2.9) Efisiensi kerja (E) 0,75 (Tabel 2.2) Jarak gusur (D) 50 m Waktu penggusuran (maju) 1,8 menit (Tabel 3.7) Waktu mundur 1,1 menit (Tabel 3.7) Waktu ganti persneling (Z) 0,11 menit (Tabel 3.7) Faktor konversi tanah clay 1,35 (Tabel 2.1) 1) Produksi per siklus q L H 2 a 2,875 0,7 2 0,7 0,986 m 3 2) Waktu siklus Cm Waktu penggusuran (maju) + Waktu mundur + Waktu ganti persneling Cm 1,8 + 1,1 + 0,11 3 menit 3) Produksi per jam Q q 60 E faktor konversi tanah Cm 0,986 60 0,75 1,35 4) Site out put per hari 3 19,96 m 3 /jam Dalam satu hari alat bekerja selama 8 jam 8 19,967 159,73 m 3 /hari 5) Waktu kerja yang dibutuhkan Volume timbunan tanah Site out put per hari 23042,26 159,73 144,2 145 hari 4.2.2. Biaya penggunaan alat-alat berat per jam a. Backhoe Biaya sewa alat Rp. 140.000,00/jam Biaya operator Rp. 18.750,00/jam Biaya bahan bakar 20 Liter/jam Rp. 9.000,00 Rp. 180.000,00/jam Biaya minyak pelumas 2 Liter/jam Rp. 18.000,00 Rp. 36.000,00/jam Biaya penggunaan backhoe perjam adalah (Biaya sewa alat + Biaya operator + Biaya bahan bakar + Biaya minyak pelumas) Rp. 374.750,00/jam b. Dump truck Biaya sewa alat Rp. 162.500,00/jam Biaya operator Rp. 18.750,00/jam Biaya bahan bakar 13 Liter/jam Rp. 9.000,00 Rp. 117.000,00/jam Biaya minyak pelumas 0,5 Liter/jam Rp. 18.000,00 Rp. 9.000,00/jam Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 10

Biaya penggunaan backhoe perjam adalah (Biaya sewa alat + Biaya operator + Biaya bahan bakar + Biaya minyak pelumas) Rp. 307.250,00/jam c. Bulldozer Biaya sewa alat Rp. 140.000,00/jam Biaya operator Rp. 18.750,00/jam Biaya bahan bakar 21 Liter/jam Rp. 9.000,00 Rp. 189.000,00/jam Biaya minyak pelumas 2 Liter/jam Rp. 18.000,00 Rp. 36.000,00/jam Biaya penggunaan backhoe perjam adalah (Biaya sewa alat + Biaya operator + Biaya bahan bakar + Biaya minyak pelumas) Rp. 383.750,00/jam Tabel 4.1 Hasil produktifitas & biaya pemakaian alat berdasarkan data realisasi di lapangan Nama alat Backhoe Dump truck Bulldozer Type Komatsu PC 200-8 Hino FM 260 JD Komatsu D31P-20 Produktifitas alat (m 3 /jam) (m 3 /hari) Sumber : Hasil analisa, 2016 4.3. Pembahasan Biaya pemakaian alat/jam (Rp) Jumlah alat (unit) 65,571 524,57 374.750,00 4 27,48 219,48 307.250,00 10 19,96 159,73 383.750,00 1 4.3.1. Biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan data perencanaan a. Backhoe Biaya operasional per hari Rp. 317.500,00 8 Rp. 2.650.000,00 Biaya operasional 300 hari Rp. 2.650.000,00 300 Rp. 762.000.000,00 Alat yang digunakan 3 unit Rp. 762.000.000,00 3 Rp. 2.286.000.000,00 b. Dump truck Biaya operasional per hari Rp. 325.250,00 8 Rp. 2.602.000,00 Biaya operasional 300 hari Rp. 2.602.000,00 300 Rp. 780.600.000,00 Alat yang digunakan 6 unit Rp. 780.600.000,00 6 Rp. 4.683.600.000,00 c. Bulldozer Biaya operasional per hari Rp. 259.550,00 8 Rp. 2.076.400,00 Biaya operasional 150 hari Rp. 2.076.400,00 150 Rp. 311.460.000,00 Alat yang digunakan 1 unit Rp. 311.460.000,00 1 Rp. 311.460.000,00 Tabel 4.2 Biaya pemakaian alat berdasarkan data perencanaan No. Nama alat Biaya pemakaian alat (Rp.) Jumlah alat (unit) Waktu pemakaian alat (hari) 1 Backhoe 2.286.000.000,00 3 300 2 Dump truck 4.683.600.000,00 6 300 3 Bulldozer 311.460.000,00 1 150 Jumlah 7.281.060.000,00 Sumber : Hasil analisa, 2016 4.3.2. Biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan data realisasi di lapangan a. Backhoe Biaya operasional per hari Rp. 374.750,00 8 Rp. 2.998.000,00 Biaya operasional 209 hari Rp. 2.998.000,00 209 Rp. 626.582.000,00 Alat yang digunakan 4 unit Rp. 626.582.000,00 4 Rp. 2.506.328.000,00 b. Dump truck Biaya operasional per hari Rp. 307.250,00 8 Rp. 2.458.000,00 Biaya operasional 209 hari Rp. 2.458.000,00 209 Rp. 513.722.000,00 Alat yang digunakan 6 unit Rp. 513.722.000,00 10 Rp. 5.137.220.000,00 c. Bulldozer Biaya operasional per hari Rp. 383.750,00 8 Rp. 3.070.000,00 Biaya operasional 145 hari Rp. 3.070.000,00 145 Rp. 445.150.000,00 Alat yang digunakan 1 unit Rp. 445.150.000,00 1 Rp. 445.150.000,00 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 11

Tabel 4.3 Biaya pemakaian alat berdasarkan data realisasi di lapangan No. Nama alat Biaya pemakaian alat (Rp.) Jumlah alat (unit) Waktu pemakaian alat (hari) 1 Backhoe 2.506.328.000,00 4 209 2 Dump truck 5.137.220.000,00 10 209 3 Bulldozer 445.150.000,00 1 145 Jumlah 8.088.698.000,00 Sumber : Hasil analisa, 2016 Hasil dari perbandingan antara perhitungan perencanaan dan realisasi di lapangan diperoleh 3 unit backhoe, 6 unit dump truck, 1 unit bulldozer pada perhitungan perencanaan. Sedangkan realisasi di lapangan diperoleh 4 unit backhoe, 10 unit dump truck, 1 unit bulldozer. Ditinjau dari waktu pelaksanaan pemakaian alat berat backhoe dan dump truck dari 300 hari menjadi 209 hari lebih cepat 91 hari, sedangkan bulldozer dari 150 hari menjadi 145 hari lebih cepat 5 hari. Selisih biaya pemakaian alat antara perhitungan perencanaan dan realisasi di lapangan Rp. 8.088.698.000,00 Rp. 7.281.060.000,00 Rp. 807.638.000,00. Biaya pada saat di lapangan lebih boros Rp. 807.638.000,00 karena jumlah alat berat yang tidak sesuai perencanaan, tetapi dari segi waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Jumlah alat berat di lapangan tidak sama dengan jumlah yang direncanakan backhoe dari 3 unit menjadi 4 unit, dump truck dari 6 unit menjadi 10 unit. 2. Waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat dari 300 hari menjadi 209 hari. 3. Waktu pemakaian alat menjadi lebih cepat backhoe dan dump truck dari 300 hari menjadi 209 hari lebih cepat 91 hari, sedangkan bulldozer dari 150 hari menjadi 145 hari lebih cepat 5 hari. 4. Biaya pada saat di lapangan lebih boros Rp. 807.638.000,00 karena jumlah alat berat yang tidak sesuai perencanaan, tetapi dari segi waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat. 5.2. Saran 1. Dalam menghitung produksi alat berat harus disesuaikan dengan keadaan di lapangan. 2. Operator alat berat hendaklah dipilih yang sudah berpengalaman. 3. Pengawasan dalam pekerjaan lebih diperketat, agar operator melaksanakan tugasnya dengan baik. DAFTAR PUKA 1) Nugroho, P.S., Penggunaaan Alat Mekanis Untuk Pekerjaan Konstruksi, Bagian Penerbitan Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 1985. 2) Rochmanhadi, Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1982 3) Rochmanhadi, Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Alat-alat Berat, Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1984 4) Rostiyanti, Susy F., Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, Badan Penerbit Pekerjan Umum, Jakarta, 1990 5) Sjachdirin, M., dkk, Pemindahan Tanah Mekanis, Bagian Penerbitan Institut Teknologi Nasional Malang, Malang, 1998 6) Sunggono, Teknik Sipil, NOVA, Bandung, 1995 7) Wilopo, Djoko, Metode Konstruksi dan Alat-alat Berat, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 2009 RIWAYAT PENULIS 1) Achmad Hidayat Saefudin, ST. (Alumni 2016) Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 2) Ir. Arif Mudianto, MT. Pembimbing I/Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 3) Ir.Puji Wiranto, MT. Pembimbing II/Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 12