MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

PENULISAN KARANGAN FIKSI * Oleh: ASHADI SIREGAR

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN DENGAN METODE DISCOVERY DAN METODE KOOPERATIF. Nirmawan 1. Abstrak

II. KAJIAN PUSTAKA. dengan karya-karya fiksi yang lebih panjang seperti novella (dalam pengertian

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

BIMBINGAN KONSELING SNMPTN dan SBMPTN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

Unsur-unsur dalam Karya Sastra. Kholid A.Harras

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PEMBELAJARAN SASTRA ANAK MELALUI PEMAHAMAN CERITA FABEL

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. penokohan, plot/alur, latar/setting, sudut pandang dan tema. Semua unsur tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

Latihan Soal Kelas X MIA Tahun Ajaran 2015/2016 MASALAH EKONOMI dan CARA MENGATASI MASALAH EKONOMI Oleh : Ella Ekaristy, S.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB 2 IHWAL MENULIS, CERITA PENDEK, DAN TEKNIK BERBAGI PENGALAMAN. Menulis sebagai salah satu cara bagi seseorang untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

KISI-KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS Tahun 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

I. PENDAHULUAN. ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

SOAL BAHASA INDONESIA KELAS IX SEMESTER GASAL. ID Questions Image

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB 6 PENGENDALIAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

Transkripsi:

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd. ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK Disusun oleh : Cicilia Ingga Kusuma

1. Pengertian Cerita Pendek Cerita pendek adalah karangan pendek yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. 2. Struktur Cerita Pendek Abstrak Orientasi Cerpen Komplikasi Evaluasi Resolusi Koda a. Abstraksi Bagian abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui tahapan ini. b. Orientasi Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan latar cerita berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.

c. Komplikasi Komplikasi berisi urutan kejadian, tetapi setiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Pada tahapan struktur ini, kalian akan mendapati karakter atau watak pelaku cerita yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu dan hal itu diekspresikan dalam ucapan dan tindakan tokoh. Dalam komplikasi itulah berbagai kerumitan bermunculan. Kerumitan tersebut bisa saja terdiri lebih dari satu konfik. Berbagai konflik ini pada akhirnya akan mengarah pada klimaks, yaitu saat sebuah konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi. Klimaks ini merupakan keadaan yang mempertemukan berbagai konflik dan menentukan bagaimana konflik tersebut diselesaikan dalam sebuah cerita. d. Evaluasi Untuk mencapai sebuah selesaian atau leraian, diperlukan evaluasi. Pada tahapan evaluasi ini, konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahannya sehingga mulai tampak penyelesaiannya. e. Resolusi Pada resolusi, pengarang akan mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh. f. Koda Koda merupakan penutup cerita, biasanya berisi nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah reorientasi. 3. Unsur-unsur Cerita Pendek Ada 2 macam unsur pembangun cerita pendek, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.

1. Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen itu sendiri. Ada 8 unsur, yaitu tema, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. a. Tema Tema adalah inti atau ide dasar sebuah cerita. Melalui ide dasar itulah kemudian cerita dibangun oleh pengarangnya. Tema merupakan pangkal tolak pengarang dalam menceritakan dunia rekaan yang diciptakannya. b. Tokoh Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita. Peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita tidak hanya didukung oleh satu tokoh. Cerita dalam novel juga membutuhkan tokoh tambahan agar cerita dalam novel tersebut semakin hidup. Berdasarkan perannya tokoh dibagi menjadi 2, yaitu tokoh utama (yang diceritakan) dan tokoh tambahan (yang membantu jalannya cerita). Berdasarkan karakternya, tokoh dibagi menjadi 3, yaitu tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. c. Penokohan Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Pengarang mempunyai 2 cara untuk menggambarkan atau mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita, yaitu: 1. Teknik analitik, karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh pengarang. 2. Teknik dramatik, pada teknik dramatik ini pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Karakter tokoh dikemukakan melalui: a. Penggambaran fisik dan perilaku tokoh Teknik tingkah laku mengarah pada tindakan fisik. Apa yang dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku dapat mencerminkan sifat-sifanya.

b. Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh Suasana latar dapat dipakai untuk melukiskan kedirian seorang tokoh. Keadaan latar tertentu dapat menimbulkan kesan tertentu. Misalnya, suasana rumah yang bersih, teratur, rapi, akan menimbulkan kesan bahwa pemilik rumah itu sebagai orang yang cinta kebersihan. c. Penggambaran tata kebahasaan tokoh Dari apa yang diucapkan oleh seorang tokoh cerita, kita dapat mengenali apakah ia orang tua, orang dengan pendidikan rendah atau tinggi, sukunya, wanita atau pria, orang berbudi halus atau kasar. d. Penggambaran jalan pikiran tokoh Teknik ini menggambarkan pikiran para tokoh. Bagaimana keadaan dan jalan pikir, apa yang melintas di dalam pikiran serta apa yang sering dipikirkan oleh tokoh, dengan demikian hal ini akan mencerminkan sifat para tokoh. e. Penggambaran oleh tokoh lain Teknik reaksi tokoh lain dimaksukan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh lain. Reaksi ini bisa berupa pandangan, pendapat, sikap, dan komentar. d. Alur Alur merupakan urutan kejadian atau peristiwa yang membentuk sebuah cerita. Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam tiga jenis. 1. Alur maju, alur yang susunannya dimulai dari pengenalan situasi cerita, pengungkapan peristiwa, menuju adanya konflik, puncak konflik, dan penyelesaian. 2. Alur mundur, alur yang susunannya dimulai dari peristiwa terakhir, kemudian beralih ke masa lampau atau peristiwa awal, kedua, dan seterusnya. Sampai kembali lagi pada peristiwa terakhir tadi. 3. Alur campuran, alur yang susunannya kombinasi atau gabungan dari alur maju dan alur mundur. Pengarang menuliskan cerita secara

berurutan, selanjutkan menyisipkan kembali cerita di masa lalu. Lalu kembali lagi ke masa sekarang. Alur ini terbilang cukup rumit untuk dipahami. e. Latar Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya dalam cerita. latar terbagi ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. 1. Latar tempat Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Unsur tempat yang dipergunakan biasanya berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, atau lokasi tertentu tanpa nama yang jelas, seperti: desa, sungai, jalan, hutan. Perlu dikatakan bahwa latar tempat dalam sebua cerpenl biasanya meliputi berbagai lokasi. Ia akan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain sejalan dengan perkembangan plot dan tokoh. 2. Latar Waktu Latar waktu menyaran pada kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerpen, misalnya tahun, musim, hari, dan jam. Latar waktu juga harus dikaitkan dengan latar tempat (juga sosial) sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan. Keadaan suatu yang diceritakan mau tidak mau harus mengacu pada waktu tertentu karena tempat itu akan berubah sejalan dengan perubahan waktu. 3. Latar Sosial Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat yang diceritakan dalam sebuah karya cerpen, misalnya, kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir, dan sikap. Selain itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, dan atas.

f. Sudut Pandang Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam, yakni: 1. Sudut pandang orang pertama, dimana pengarang terlibat dalam cerita yang bersangkutan. Ditandai dengan penggunaan kata aku, saya, dan daku. 2. Sudut pandang orang ketiga, dimana pengarang hanya berperan sebagai pengamat. Ditandai dengan penggunaan kata dia dan nama orang. g. Amanat Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat tersimpan rapi dan disembunyikan pengarang dalam keseluruhan isi cerita. h. Gaya bahasa Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan antar tokoh. 2. Unsur Ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari luar cerpen. Ada 3 unsur ekstrinsik yaitu latar belakang pengarang, latar belakang sosial, dan latar belakang budaya. a. Latar belakang pengarang Latar belakang pengarang adalah faktor-faktor dari dalam pengarang itu sendiri yang memotivasi pengarang untuk menulis sebuah cerpen. Selain itu bisa juga berisi tentang riwayat hidup pengarang. b. Latar belakang sosial Latar belakang sosial merupakan suatu keadaan yang bisa diambil dari interaksi-interaksi masyarakatnya.

c. Latar belakang budaya Latar belakang budaya berisi mengenai kebiasaan atau adat istiadat yang diceritakan dalam cerpen. Daftar Pustaka Laelasari. 2015. Bahasa Indonesia Berbasis Karakter Bangsa. Bandung : Yrama Widya. Prihantini, Ainia.2015. Master Bahasa Indonesia Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta : B first.