Peran Sistem Informasi Berbasis TIK dalam Upaya Membangun Good University Governance

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR Pedoman Penjaminan Mutu ( Quality Assurance Pendidikan Tinggi Praktek Baik dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

Manual Mutu Pengabdian

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Manual Mutu Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

BAB I VISI DAN MISI INSTITUSI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jl. Palembang-Prabumulih, km 32 Ogan Ilir Indralaya

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

Manual Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG. Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. kepemerintahan yang baik (good governance). Good governance adalah

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

MANUAL MUTU AKADEMIK MM.GJM-FE-UB.01 GJM

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

STRATEGI PENERAPAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI MANDIRI MELALUI BHP. TIUR ASI SIBURIAN Abstrak

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

SPMI Politeknik Negeri Jakarta

RENCANA STRATEGIS TAHUN

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

sehingga tonggak-tonggak capaian dalam bentuk strategi dan program ke arah pencapaian visi dan misinya dicapai secara berkesinambungan.

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I LATAR BELAKANG. bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta

L A P O R A N K I N E R J A

SALINAN KEBIJAKAN MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

BUKU PROSEDUR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. menilai kinerja (Mardiasmo,2009,h.121). program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 (lima)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : ; Fax :

I. PENDAHULUAN. dalam kegiatan belajar mengajar dan tersedianya sekolah sekolah hingga

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

Pengembangan inovasi inherent yang dilakukan oleh Ditjen Dikti hingga tahun 2008 belum sepenuhnya menyentuh seluruh perguruan tinggi yang ada di

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

KEBIJAKAN SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT

MANUAL MUTU AKADEMIK UB MANUAL MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kancah internasional. Kemajuan PT berimbas pada kemajuan dunia ekonomi,

Kampus & Sekretariat Pendaftaran. Website :

PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. terkandung informasi yang dapat memberikan bahan pertimbangan bagi para

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

2016 PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE TERHADAP KINERJA DINAS PEMERINTAH DAERAH KOTA BANDUNG

L A P O R A N K I N E R J A

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PENYUSUN: TIM BPMI UNP UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL KINERJA PELAKSANAAN RENOP No. Revisi 00

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Transkripsi:

Peran Sistem Informasi Berbasis TIK dalam Upaya Membangun Good University Governance Sugema 1) 1) Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta Jalan Limau II, Kebayoran Baru, Jakarta 12130. Indonesia. Telp: +62-21-7256659., Fax: +62-21-7256659 Hp.+6281310770089 Email: sgmtea@yahoo.co.id Abstrak Membangun Perguruan Tinggi Yang Unggul dan Kompetitif bukanlah hal yang mudah, akan tetapi perguruan tinggi manapun akan dapat mencapainya apabila mampu membangun tata kelola yang baik (Good University Givernance), maka membangun GUG merupakan sebuah keniscayaan. Secara umum tata kelola terkait dengan aspek transparansi, akuntabilitas, Responsivitas, kepemimpinan, komitmen dan efisiensi dan efektifitas. Namun tata kelola menjadi persoalan lebih pelik, manakala tuntutan tata kelola yang baik mengharuskan adanya perubahan dan inovasi dari sistem yang ada dalam mencapai visi dan misi Perguruan Tinggi. Sistem Informasi berbasis TIK adalah salah satu solusi untuk dapat mewujudkan Transparansi, efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas Perguruan Tinggi. Sistem Informasi yang handal akan dapat memberikan layanan yang cepat, tepat dan akurat sehingga dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat khususnya sivitas akademika. Untuk mencapai tata kelola yang baik, kadang-kadang diperlukan suatu gerakan perubahan budaya organisasi secara simultan, yaitu gerakan yang mampu mengubah semua kelemahan dan ketidakberdayaan organisasi menjadi lebih handal dan produktif. Dengan demikian, diperlukan reorganisasi dan pemberdayaan di semua lini organisasi, sehingga dengan tata kelola yang baik akan dapat dicapai kesuksesan organisasi sebagaimana yang dicita-citakan. Kata kunci : good university governance, tata kelola, sistem informasi 1 PENDAHULUAN Universitas yang Unggul dan Kompetitif adalah dambaan setiap pengelola Perguruan Tinggi. Orgsnisasi yang sehat merupakan salah satu factor yang sangat penting untuk menuju Universitas yang unggul dan sukses. Organisasi merupakan entitas yang sangat beragam baik dari segi hukum, tujuan, lingkup kegiatan maupun segmen masyarakat yang dilayani. Sesuai dengan tujuannya, maka suatu organisasi yang sehat harus secara terus menerus meningkatkan kualitas kinerja untuk memenuhi kepuasan masyarakat yang dilayani. Sukses suatu organisasi dapat dicapai apabila kualitas pelayanan dapat memberi kepuasan kepada masyarakat yang dilayani yang juga disebut pelanggan. Dengan demikian, suatu organisasi harus dapat menciperguruan Tinggiakan sistem dan tata kelola yang baik agar dapat melakukan peningkatan mutu pelayanan secara terus menerus. Secara teknis tata kelola dinyatakan sebagai upaya sistematis dalam suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi, melalui fungsifungsi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan tindak lanjut peningkatan. Dengan demikian, tata kelola selain melingkupi seluruh proses dan unsur-unsur tersebut, juga memiliki tujuan utama yaitu peningkatan kualitas PERGURUAN TINGGI secara terus menerus untuk mencapai visi dan misi yang ditetapkan. Tata kelola akan berjalan baik apabila dibarengi dengan suasana akademik dan budaya organisasi yang kondusif, kesemuanya itu akan terbentuk secara bertahap. Suasana akademik dan budaya yang kondusif, harus diciptakan oleh pengelola Perguruan Tinggiakan dengan menumbuhkan awareness dan komitmen yang tinggi dari seluruh pelaku dalam PERGURUAN TINGGI. Paradigma tata kelola PERGURUAN TINGGI yang baik (good university governance), pada saat ini 9

menjadi pilihan handal untuk mencapai sukses organisasi. Untuk Membangun Universitas Yang Unggul dan Kompetitif maka membangun tata kelola yang baik (Good University Givernance) merupakan sebuah keniscayaan. Secara umum tata kelola terkait dengan aspek transparansi, akuntabilitas, kepemimpinan, komitmen dan sebagainya. Namun tata kelola menjadi persoalan lebih pelik, manakala tuntutan tata kelola yang baik mengharuskan adanya perubahan dan inovasi dari sistem yang ada dalam mencapai visi dan misi PERGURUAN TINGGI. Tata kelola merupakan suatu kondisi yang menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan, kohesi, dan keseimbangan peran, serta adanya saling mengontrol yang dilakukan oleh komponen terkait. Sutiono (2004) memberi contoh bahwa UNDP (United Nations Development Program) mendeskripsikan adanya 6 indikator untuk kesuksesan tata kelola yang baik yaitu: (1).mengikutsertakan semua;. (2) transparan dan bertanggung jawab;(3). efektif dan adil;(4).menjamin supremasi hukum; (5).menjamin bahwa prioritas politik, sosial, dan ekonomi didasarkan pada konsensus masyarakat;(6).memperhatikan yang paling lemah dalam pengambilan keputusan. Untuk mencapai tata kelola yang baik, kadang-kadang diperlukan suatu gerakan perubahan budaya organisasi secara simultan, yaitu gerakan yang mampu mengubah semua kelemahan dan ketidakberdayaan organisasi menjadi lebih handal dan produktif. Dengan demikian, diperlukan reorganisasi dan pemberdayaan di semua lini organisasi, sehingga dengan tata kelola yang baik akan dapat dicapai kesuksesan organisasi sebagaimana yang dicita-citakan. 2 MEKANISME PENETAPAN Kebutuhan untuk menetapkan sistem tata kelola, pada umumnya dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal, seperti dinamika sosial, ekonomi, dan politik, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknlogi, dan seni. Secara umum PERGURUAN TINGGI merespon dinamika eksternal dan kompetisi tersebut, dengan pendekatan otonomi, self-regulatory dan accountability dalam pengelolaannya. Perubahan lingkungan eksternal pendidikan tinggi yang cepat, pada umumnya tidak dapat direspons dengan kecepatan yang sama oleh PERGURUAN TINGGI, sehingga reformasi di bidang pendidikan dan pengelolaan pendidikan tinggi saat ini, sedang digalakkan melalui penetapan Higher Education Long Term Strategy 2003-2010. Oleh sebab itu perubahan-perubahan di bidang administrasi, proses pembelajaran, kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta sarana prasarana harus dilakukan secara saling terkait dan terintegrasi. Salah satu permasalahan umum yang sering dijumpai dalam budaya PERGURUAN TINGGI, adalah rendahnya kapasitas inovasi untuk memecahkan permasalahan pendidikan tinggi yang semakin kompleks, apalagi dalam mengikuti perkembangan lingkungan eksternal yang sangat cepat. Pengelolaan PERGURUAN TINGGI tidak berarti hanya menjalankan tugastugas rutin, tetapi lebih jauh dituntut untuk bergerak inovatif serta responsif terhadap perubahan lingkungan eksternal.di dalam menetapkan standar dalam sistem tata kelola yang baik, banyak cara yang dapat dilakukan serta rujukan yang bisa digunakan. Suatu PERGURUAN TINGGI dapat menetapkan standar dengan memilih berbagai cara, namun pilihan tersebut harus sesuai dengan karakteristik dari PERGURUAN TINGGI tersebut. 2.1 Model Sistem Tata Kelola Banyak model sistem tata kelola yang dapat digunakan oleh PERGURUAN TINGGI, dan banyak juga yang telah berhasil dalam mencapai tujuannya. Untuk memilih model tata kelola yang tepat, dapat dipelajari beberapa contoh sukses yang dialami oleh PERGURUAN TINGGI. Salah satunya adalah Sentralisasi Sistem Administrasi dan Desentralisasi Akademik. Sentralisasi Sistem Administrasi akan mempermudah dan mempercepat proses pengolahan data dan pengendaliannya, akan tetapi sistem ini harus didukung oleh Sistem Informasi yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) atau Computer Based Information System.. 10

Dalam bidang akademik, pengelolaan proses belajar mengajar dan sistem pengelolaan Akademik lebih efektif apabila sistem pengelolaannya didesentralisasikan kepada unit pelaksana akademik, yaitu Fakultas/jurusan/program studi, karena komunitas akademik pada tatanan tersebut adalah pihak yang paling kompeten di bidang keilmuannya. Kemudian akan timbul pertanyaan tentang apa tugas Universitas apabila kegiatan dan pengembangan akademik didesentralisasikan, maka Universitas akan bertugas untuk facilitating, empowering dan enabling agar kegiatan akademik fakultas, jurusan dan program studi dapat berjalan sesuai dengan program yang ditetapkan. Kebijakan umum harus dikendalikan pada tingkat Universitas untuk memandu agar visi dan misi PERGURUAN TINGGI dapat dicapai dengan baik. Akan tetapi model ini akan dicapai apabila didukung oleh Sistem Informasi Akademik berbasis TIK, atau computer based Information Sistem. 2.2 Unsur Utama Tata Kelola Untuk merumuskan dan menetapkan Unsur Utama Tata Kelola, banyak versi dan indikator untuk menjelaskan tentang tata kelola yang baik, misalnya oleh Bappenas, UNDP tentang good governance. Salah satu yang dapat dipandang cocok untuk PERGURUAN TINGGI, adalah rumusan Sutiono (2004) tentang ciri good governance, yang dimodifikasi sebagai berikut: Transparansi, yaitu tentang sejauh mana kebijakan regulasi, program, kegiatan dan anggaran PERGURUAN TINGGI diketahui, dan dipahami oleh sivitas akademika sehingga mereka dapat berpartisipasi secara aktif. Pengorganisasian, yaitu tentang sejauh mana pimpinan PERGURUAN TINGGI mampu menerapkan berbagai prinsip pengorganisasian, seperti menetapkan tata hubungan kerja, rincian tugas pokok, fungsi/wewenang serta melakukan directing (pengarahan). Partisipasi, yaitu tentang sejauh mana proses pengambilan keputusan strategis PERGURUAN TINGGI melibatkan secara partisipatif stakeholders eksternal dan internal, sehingga stakeholders dapat mendukungnya secara aktif. Responsivitas, yaitu tentang sejauh mana kebijakan, regulasi, dan pengalokasian anggaran mendapat dukungan dan tanggapan positif dari sivitas akademika. Efisiensi dan Efektivitas, yaitu tentang seberapa besar upaya pimpinan PERGURUAN TINGGI untuk membuat sivitas akademika faham, dan dapat memberi komitmen yang tinggi terhadap kebijakan, regulasi, dan program yang ditetapkan oleh pimpinan. Akuntabilitas, yaitu tentang seberapa jauh tingkat pertanggungjawaban pimpinan PERGURUAN TINGGI dalam menjalankan tugasnya. Kepemimpinan, yaitu tentang sejauh mana kepemimpinan PERGURUAN TINGGI mampu menciperguruan Tinggiakan suasana kerja yang kondusif, dan mampu memotivasi sivitas akademika untuk bekerja secara produktif dalam mencapai visi dan misi PERGURUAN TINGGI. Perlu dikemukakan bahwa unsur-unsur utama tersebut tidak dipenuhi secara terpisah, melainkan harus dipenuhi secara integratif. 2.3 Lingkup Tata Kelola Dalam PERGURUAN TINGGI pada umumnya, tata kelola meliputi unsur perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan peningkatan kualitas secara terus menerus. Perencanaan, merupakan proses penetapan kebijakan, regulasi, penyusunan program, dan anggaran, serta merumuskan bagaimana cara atau prosedur untuk melaksanakannya. Perencanaan melingkupi pula penetapan kerangka waktu (time frame), dan tahapan pencapaian yang diharapkan. Termasuk dalam unsur perencanaan adalah bagaimana seluruh sumberdaya dilibatkan untuk melaksanakan kebijakan. Pelaksanaan, merupakan proses realisasi dari perencanaan. Dalam tahap ini seluruh sumberdaya harus dilibatkan secara operguruan Tinggiimal untuk melaksanakan 11

rencana. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan monitoring sangat penting, sebagai upaya pengendalian terhadap pelaksanaan kebijakan, dan melakukan upaya langsung agar kebijakan dapat sepenuhnya dilaksanakan sesuai rencana. Peningkatan kualitas, merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sistem pengelolaan PERGURUAN TINGGI, setelah dilakukan evaluasi pelaksanaan kebijakan. Peningkatan kualitas dilakukan secara terus menerus. 3 MEKANISME PEMENUHAN 3.1 Strategi Dasar Mekanisme pemenuhan standar tata kelola dilakukan pada tahap implementasi kebijakan dan program PERGURUAN TINGGI. Di dalam setiap organisasi, implementasi adalah tahap yang paling penting dan kritis dalam proses pencapaian tujuan. Apabila sistem tata kelola tidak diimplementasikan, maka akan menyebabkan kebijakan, regulasi, dan program tidak dapat diwukudkan. Kalaupun tercapai akan melalui berbagai komplikasi dan biaya yang tinggi, sehingga PERGURUAN TINGGI menjadi tidak efisien. Pemenuhan standar tata kelola yang baik tidak luput dari berbagai macam kendala, apalagi jika sistem tata kelola bermuatan inovasi. Resistensi dapat muncul dan dilawan oleh sistem yang sedang berjalan. Beberapa hal strategis dan perlu mendapat perhatian untuk melaksanakan tata kelola yang baik adalah sebagai berikut: Dipahami oleh sivitas akademika, Rekrutmen pelaksana yang kompeten, Kepemimpinan yang baik, Budaya dan suasana kerja yang kondusif, 3.2 Implementasi tata kelola yang baik melalui Sistem Informasi Administrasi berbasis TIK akademik, Administrasi Keuangan, administrasi sumberdaya manusia. a. Pada Sistem ini semua proses dilakukan secara komputerisasi dengan Databases yang terpusat pada satu server di Pusat sistem informasi, serta jaringan yang yang terkoneksi secara on line. Sistem ini secara otomatis akan dapat diakses secara langsung oleh seluruh sivitas akademika secara mudah dan cepat. Mahasiswa secara cepat akan mendapat akses informasi tentang Prestasi akademik yang dicapai, seluruh catatan adm. Keuangan, serta informasi lainnya yang terkait dengan Adm.Akademik dan Keuangan secara cepat, tepat, dan mudah. Demikian Juga dengan Dosen, seluruh kegiatan akademiknya akan dapat direkam dan dapat diakses secara terbuka. b. Maka Sistem Informasi ini akan sangat membantu bahkan menentukan terhadap pencapaian indikator Good University Governance terutama dalam indikator Transparancy, Efisiensi dan efektifitas, serta akuntabilitas Perguruan Tinggi. 4 MEKANISME PENGENDALIAN Mekanisme pengendalian dimaksudkan agar seluruh komponen organisasi berada pada kapasitas yang terkendali, sesuai dengan peran dan kontribusinya dalam PERGURUAN TINGGI. Dengan demikian, implementasi tata kelola akan menjadi suatu proses yang terkoordinasi dan terkendali, untuk mencapai visi dan misi PERGURUAN TINGGI. 5 PENGAWASAN Agar Sistem yang dibangun berjalan sesuai Standard Operasional Prosedur serta tidak keluar dari Rel Sistem, maka diperlukan langkah pengawasan secara konsisten dan kontinyu melalui mekanisme yang ditetapkan untuk mengendalikan implementasi. 6 PENUTUP Sistem Informasi ini meliputi Sistem Informasi Administrasi Akademik dan Keuangan yang terintegrasi, yang kegiatannya meliputi: Komputerisasi administrasi Good University Governance akan tercapai bila semua Komponen Civitas Akademika mendukung dan melaksanakan sistem dengan baik, tertib dan konsisten. Sistem Informasi 12

Adm.Akademik dan keuangan berbasis TIK merupakan sistem yang dapat mewujudkan budaya tertib, Transparancy, Efektifitas dan efisiensi serta akuntabilitas perguruan tinggi. Sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan kepad sivitas akademika maupun masyarakat luas. Akan tetapi perwujudan tata kelola yang diharapkan harus dilakukan secara bertahap, namun terencana dengan kerangka waktu yang jelas. Dengan demikian, seiring dengan upaya peningkatan kinerja PERGURUAN TINGGI secara terus menerus, maka sistem tata kelola dapat diwujudkan secara bertahap namun terprogram. DAFTAR KEPUSTAKAAN [1] Dikti, Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 [2] Sulistyani. A. T. (Editor), 2004. Memahami Good Governance dalam Perspektif Sumberdaya Manusia. Penerbit Gava Media. Yogyakarta [3] Nuturing PHK-I,Dirjen Dikti, 2009 [4] Dwi Cahyono, Peningkatan Kinerja Manajemen Melalui GUG, 2008. 13