BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam

dokumen-dokumen yang mirip
Ni Made Dwi Maharani Putri 1 I Made Jember 2 1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

EVALUASI PERTUMBUHAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. usaha dengan jumlah paling besar dalam perekonomian di. Indonesia. Berdasarkan data tahun 2016 pada Dinas Koperasi dan Usaha

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KINERJA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA TIGA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan regional, pengembangan jiwa kewirausahaan sangat

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

BAB 1 PENDAHULUAN. (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan pihak yang memiliki andil cukup besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam peningkatan pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang memiliki pendapatan rendah serta memanfaatkan kemampuan menggunakan bahan baku lokal agar menghasilkan barang dan jasa untuk masyarakat luas. Sektor UMKM seringkali memanfaatkan sumber dari pertanian, perkebunan, perternakan, dan perdagangan.sektor UMKM disebut sebagai ekonomi kerakyatan dikarenakan hasil dari UMKM merupakan barang-barang yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari setiap masyarakat.usaha Mikro Kecil Menengah di dalam perkembangannya masih dihadapkan pada berbagai masalah, misalnya rendahnya produktivitas UMKM, terbatasnya akses UMKM kepada sumber produktif, seperti permodalan, teknologi, pasar dan informasi, tidak kondusifnya iklim usaha bagi UMKM. Ketidakmampuan UMKM untuk mendapatkan informasi pasar tidak saja disebabkan oleh adanya berbagai faktor internal UMKM, tetapi juga berkaitan dengan berbagai kelemahan pihak untuk memerdayakan UMKM.Pengembangan sistem informasi untuk UMKM selama satu dekade terakhir ini memang sudah dilaksanakan baik oleh UMKM sendiri, pemerintah dan pihak-pihak lainnya, terutama dalam berbagai bentuk promosi produk UMKM. Keberhasilan promosi yang dilaksanakan tersebut nampaknya masih sangat terbatas, hal in antara lain diindikasikan dari pengetahuan konsumen tentang asal produk yang mereka beli (Sijabat, 2008).

Pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirahusaha karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasannya, oleh sebab itu wirahusaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri (Wahyuningsih, 2009). Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kurang mendapatkan perhatian, tetapi pada saat krisis ekonomi justru sektor usaha ini tetap bertahan bahkan dengan jumlahnya yang meningkat pesat. Kuatnya daya tahan UMKM ini karena didukung oleh struktur permodalan yang lebih banyak tegantung pada dana sendiri dari total UMKM. Penggunaan dana sendiri ini juga tidak terlepas karena kurang keberpihakan sektor perbankan terhadap UMKM ( Saefuloh, 2008). Perkembangan sektor ekonomi informal yang tergolong kecil namun masih bisa ditingkatkan dari hasil kebijakan dan program pemerintah.sektor informasi dicirikan oleh pola kegiatan tidak teratur, tidak tersentuh oleh aturan-aturan pemerintah, modal dan omset kecil dalam hitungan harian, tempat tidak tetap dan terikat dengan usaha-usaha lain, umumnya melayani golongan masyarakat berpenghasilan rendah, tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus, umunya menggunakan tenaga dalam jumlah kecil dan dari dalam keluarga atau dari daerah asal yang sama, tidak menerapkan sistem pembukuan, dan kecenderungan tingkat mobilitas kerja dan tempat tinggal cukup tinggi, (Raisah dan Devinaga, 2015). Adanya program pemerintah yang sudah berjalan saat ini yaitu bantuan dalam bentuk fasilitas produksi, bantuan di bidang manajemen, finansial serta kemitraan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan meningkatkan UMKM. Berbagai kebijakan pemerintah untuk mengembangkan sektor ekonomi informal diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan pengembangan sektor ekonomi informal merupakan suatu cara yang cukup baik untuk dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi masalah ketimpangan pendapatan antar daerah ( Situmorang, 2008). Kecenderungan UMKM memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian suatu negara, tidak saja terjadi di Indonesia dan negaranegara berkembang namun juga terjadi di negara-negara maju pada saat negara tersebut membangun kemampuan perekonomiannya sampai sekarang (Karsidi, 2007). Bagi pelaku UMKM modal meruapakan pengerak dalam kegiatan suatu usaha dan untuk kegiatan operasional usaha serta pembelian persediaan berupa bahan baku atau barang yang akan diperjualkan. Untuk menunjang kelangsungan usaha dan menjembatani hubungan antara UMKM dan perbankan dalam rangka mendukung fungsi intermediasi perbankan dan pemberian modal pinjaman serta pengembangan UMKM. Variabel modal dan modal pinjaman sebagai salah satu faktor untuk memperoleh pendapatan dalam UMKM efisiensinya dapat diukur dengan tingkat pemutaran jumlah modal yang berupa uang, perputaran jumlah barang yang diperjualkan. Untuk menjual hasil produksi UMKM diperlukan lokasi usaha yang akan menunjang hasil pendapatan dari penjualan makanan ringan. Selain itu pemerintah daerah harus berjuang keras dalam usaha mempromosikan hasil produk-produk dari pengusaha UMKM. Pendapatan pelaku UMKM akan diperoleh dari penjualan hasil produk jadi yaitu makanan ringan. Pendapatan tersebut sebagai akibat adanya peningkatan volume produksi yang memiliki kualitas produksi yang bagus. Disamping itu, pendapatan juga didorong oleh faktor lokasi pemasaran yang luas dan strategis, adanya bantun yang dikelola secara prosesional dan bantuan pinjaman berupa modal dari pemerintah atau lembaga keuangan (Adi Wirawan, 2015). Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan yang memiliki jumlah unit usaha pada tahun 2014 sebanyak 1304 unit usaha yang tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Tabanan. Dari beberapa jenis unit usaha yang ada

di Kabupaten Tabanan salah satunya adalah usaha makanan ringan. Usaha makanan ringan yang dimaksud yaitu snack, aneka kripik, aneka kue dan lainnya yang diminati di berbagai kalangan. Di sisi lain, pangsa pasar yang begitu luas, dalam penjualannya sendiri usaha makanan ringan tidak membutuhkan banyak tenaga dan waktu. Sangat berbeda dengan jenis usaha lainnya yang membutuhkan bahan produksi yang mahal dan susah didapat. Jumlah unit usaha makanan ringan di Kecamatan Tabanan tahun 2010-2014 disajikan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Makanan Ringan Di Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2014 Kecamatan Pedagang Makanan Ringan 2010 2011 2012 2013 2014 Tabanan 34 45 45 87 47 Kediri 95 110 14 123 10 Marga 18 19 14 20 10 Baturiti 71 85 12 95 24 Pupuan 45 48 13 46 19 Kerambitan 34 39 17 60 63 Selemadeg Timur 29 32 29 33 33 Selemadeg Barat 18 18 13 18 63 Penebel 4 7 4 30 25

Selemadeg 5 5 21 6 26 Total 355 408 182 518 320 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tabanan, 2014 Berdasarkan Tabel 1.1 unit usaha makanan ringan di Kabupaten Tabanan tahun 2010 sampai 2014 mengalami pasang surut. Dalam tabel diatas jumlah pedagang makanan rinagan di sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan pada tahun 2010-2011 mengalami peningkatan namun di tahun 2012 jumlah unit usaha makan ringan mengalami penurunan menjadi 182 unit usaha. Maharta, 2012 mengatakan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2012 diperkirakan mencapai 6,7 persen sedikit melemah dibandingkan sebelumnya. Kredit yang disalurkan untuk UMKM oleh perbankan masih relative rendah perannya dalam upaya menggerakan ekonomi kerakyatan di tengah hiruk pikuknya pertumbuhan ekonomi lokal yang didominasi oleh sektor PHR (pajak hotel dan restoran). Hal tersebut berpotensi mencitakan kesenjangan ekonomi masyarakat bawah dan atas dimana outstanding kredit UMKM tercatat hanya sebesar 15,2 triliun atau 40 persen dari total kredit yang disalurkan bank kepada UMKM. Dari jumlah unit usaha yang beraneka jenis diantaranya pedagang makanan ringan yang melihat dari tabel di atas mengalami penurunan jumlah pedagang makan ringan disebabkan salah satunya yaitu permodalan. Tahun 2013 jumlah unit usaha makanan ringan mengalami peningkatan pesat namun di tahun berikutnya 2014 mengalami penurunan kembali. Untuk membantu meningkatkan jumlah unit usaha makanan ringan di tahun 2015, pemerintah dibantu oleh perbankan dengan gencarnya menyediakan wadah berupa bantuan kredit dengan memberikan permodalan kepada pelaku usaha. Modal yang dimiliki oleh masyarakat relatif kurang, oleh karena itu pemerintah membuat kebijakan berupa kredit usaha untuk membatu meningkatkan UMKM. Dari kredit

usaha yang dibuat tersebut dapat mendorong permodalan guna memperkuat dan memfasilitasi pembiayaan melalui kredit usaha (KUR). Pelakasanaan program KUR didasarkan kepada Inpres Nomor 6 tahun 2007, diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam memperoleh akses pembiayaan dari perbankan melalui mekanisme kredit. UMKM dapat memperoleh tambahan modal usaha dari perbankan untuk meningkatkan produksi dan investasi serta memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Pada tahun 2007 pemerintah melaksanakan skema pembiayaan khusus yaitu KUR bagi UMKM yang memiliki potensi usaha layak, tetapi tidak memenuhi persyaratan teknis perbankan. KUR dimaksudkan untuk meningkatkan akses UMKM terhadap lembaga keuangan (bank) untuk memperoleh kesempatan mengembangkan usaha menjadi lebih produktif. KUR merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah, namun sumber dananya sepenuhnya dari Bank. Pemerintah memberikan pinjaman terhadap penerima KUR sebesar 70 persen, sementara sisanya 30 persen ditanggung oleh bank pelaksana (Alwin, 2011). Dalam merencanakan suatu usaha peran lokasi merupakan hal yang penting. Perlunya memilih letak lokasi yang strategis akan berhubungan dengan masalah efisiensi transportasi, sifat bahan baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai konsumen. Apabila usaha dapat menekan biaya-biaya produksi dan biaya operasional lainnya, maka daya saing usaha akan meningkat karena harganya menjadi lebih kompetitif. Penentuan lokasi penting bagi usaha tertentu, seperti toko pakaian atau toko bahan makanan, tetapi tidak begitu penting bagi toko barang-barang antik atau bengkel mobil (Agus, 2007). Dery (2011), lokasi berarti tempat atau lelak dan lokasi usaha berati tempat secara fisik. Dari pengertian diatas dapat disimpukan bahwa lokasi jualan adalah tempat usaha dimana seseorang mendapat kenyamanan dalam transaksi jual beli barang atau jasa. Lokasi jualan berarti

juga lokasi usaha karena mempunyai pengertian yang sama yaitu sebagai tempat usaha dimana dalam penelitian ini dipertegas bahwa tempat usaha tersebut digunakan untuk berdagang atau berjualan sesuatu. Situasi persaingan seperti faktor lokasi dapat menjadi faktor kritis yang membuatnya sangat penting. Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban biaya investasi dan operasional (jangka pendek maupun jangka panjang) dalam hal ini meningkatkan daya saing perusahaan. Lokasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu didalam pasar dan diluar pasar. Lokasi diluar pasar yang dimkasud yaitu masih dalam kawasan pasar namun berada diluar pasar sehingga konsumen memiliki pilihan untuk menentukan dimana dia akan berbelanja. Lokasi diluar pasar juga memberikan akses mudah kepada konsumen yang diburu waktu karena lebih cepat berhadapan langsung dengan penjual walaupun terkadang barang yang dipasarkan berbeda dari harga yang ditawarkan dilokasi yang berada didalam pasar. Lokasi berjualan juga akan memberikan kenyaman dan kepuasan tersendiri bagi seorang konsumen yang nantinya akan mempengaruhi pendaptan yang akan diterima. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan masalah yang ingin dikemukakan adalah sebagi berikut : 1) Apakah modal sendiri dan lokasi usaha berpengaruh langsung terhadap modal pinjaman? 2) Apakah modal sendiri, lokasi usaha dan modal pinjaman berpengaruh langsung terhadap pendapatan UMKM? 3) Apakah modal sendiri dan lokasi usaha berpengaruh tidak langsung terhadap pendapatan UMKM melalui modal pinjaman?

1.3 Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui pengaruh langsung modal sendiri dan lokasi usaha terhadap modal pinjaman. 2) Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri, lokasi usaha dan modal pinjaman terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Tabanan. 3) Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri dan lokasi usaha berpengaruh terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Tabanan melalui modal pinjaman. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian yang diperoleh dari penelitian ini di bagi menjadi dua bagian yaitu : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk menerapkan konsep konsep teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan tentang pendapatan UMKM, konsep mengenai modal sendiri dan modal pinjaman serta teori mengenai lokasi usaha. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memeberikan kontribusi pemikiran kepada pemerintah terkait pendapatan UMKM di kabupaten Tabanan serta pengaruh langsung dan tidak langung modal sendiri dan lokasi usaha terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Tabanan melalui modal pinjaman.

1.5 Sistematika Penelitian Skripsi ini tersusun menjadi lima bab yang memiliki keterkaitan hubungan satu dengan lainnya. Gambaran dari masing-masing bab adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab ini menjabarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menjabarkan teori-teori penunjang terhadap masalah yang diangkat dalam skripsi ini dan rumusan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjabarkan desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjabarkan gambaran umum wilayah, perkembangan UMKM, dan menguraikan pembahasan yang berkaitan dengan pengujian pengaruh langsung maupun tidak langsung variabel modal sendiri, lokasi usaha, modal pinjaman, pendapatan UMKM di Kabupaten Tabanan. Bab V Simpulan Dan Saran Bab ini mengemukakan simpulan berdasarkan hasil uraian pembahasan pada bab sebelumnya, keterbatasan dalam penelitian yang telah dilakukan dan saran atas penelitian yang dilakukan agar nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.