KOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

Kata kunci : Gangguan, Sistem Proteksi, Relai.

EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB III METODE PENELITIAN

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Studi dan Evaluasi Setting Relai Arus Lebih pada Transformator Daya di Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru

STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

ABSTRAK Kata Kunci :

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

KOORDINASI RELAY ARUS LEBIH DAN RECLOSER PADA TRAFO 60 MVA GARDU INDUK PANDEAN LAMPER SEMARANG DENGAN SIMULASI ETAP

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

PERANCANGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH PADA GARDU INDUK DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Penggunaan Recloser Untuk Pengaman Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi 20 kv Gardu Induk Garuda Sakti

Studi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel

Setting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

14 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus Z 2eq = Impedansi eqivalen urutan negatif

ANALISIS RESETTING RECLOSER PADA SALURAN WLI 06 TRAFO 30 MVA 150 KV GARDU INDUK WELERI KENDAL DENGAN SIMULASI ETAP

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... PERSYARATAN GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRACT...

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

ANALISA PENYETELAN RELAI GANGGUAN TANAH (GFR) PADA PENYULANG TRAFO 2 30 MVA 70/20 KV DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK BOOM BARU PALEMBANG

Analisa Setting Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah pada Penyulang Topan Gardu Induk Teluk Betung

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Dielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 77 Vol. 4, No. 2 : 77-84, Agustus 2017

Analisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KOORDINASI KERJA PMT

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELE ARUS LEBIH SEBAGAI PROTEKSI PADA PENYULANG DI GARDU INDUK SUNGAI JUARO PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

STUDI KOORDINASI PERALATAN PROTEKSI OCR & GFR PADA PENYULANG TIBUBENENG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RESETTING RELE ARUS LEBIH AKIBAT PERUBAHAN TRANSFORMATOR DAYA DAN PENAMBAHAN PENYULANG DI GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Koordinasi Relay Arus Lebih (OCR) dan Gangguan Tanah (GFR) pada Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

20 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus I Gede Krisnayoga Kusuma 1, I Gede Dyana Arjana 2, I Wayan Arta Wijaya 3

2014 ANALISIS KOORDINASI SETTING OVER CURRENT RELAY

Setting Proteksi Transformator 30 MVA Di Gardu Induk Batu Besar 150/20 KV PT. B RIGHT PLN Batam Dengan Menggunakan Software ETAP

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

EVALUASI KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PADA JARINGAN 150kV DAN 20Kv PT.PLN (PERSERO) APJ GILIMANUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

STUDI ANALISIS SISTEM KOORDINASI PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) PADA GARDU INDUK GODEAN

SISTEM PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA TRANSFORMATOR-I 30 MVA TEGANGAN 70/20 KV DI GARDU INDUK SEDUDUK PUTIH PALEMBANG

ANALISIS PENYETELAN PROTEKSI ARUS LEBIH PENYULANG CIMALAKA DI GARDU INDUK 70 kv SUMEDANG

EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK SRONDOL

ANALISA KOORDINASI RECLOSER DAN OCR (OVER CURRENT RELAY) UNTUK HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 9 DISTRIBUSI 20 KV GI BAWEN

Politeknik Negeri Sriwijaya

EVALUASI SETTING RELAY OCR, GFR DAN RECLOSER PASCA REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PADA TRAFO 2 GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 12.6.

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1

PEMASANGAN DGR ( DIRECTIONAL GROUND RELE

TUGAS AKHIR. SETTING KOORDINASI OVER CURRENT RELAY PADA TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

Suatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB)

Transkripsi:

KOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS Sartika Kusuma Wardani, Subali Program Studi Diploma III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT Sartika Kusuma Wardani, Subali, in paper coordination of flow over relay setting in incoming 2 kudus to outgoing 5 and 6 using double circuit network on GI 150 KV kudus explain that PT PLN make every effort to improve service to customers, one of them by increasing the reliability of the distribution of electrical energy. Reliability of the distribution network is very important for both consumers and PLN. One measure of the reliability of the system / network is a factor SAIDI (System Average Interruption Duration Index) and SAIFI (System Average Interruption Frequency Index). Steps that have been done one way to minimize the possibility of interference is by installing protective devices on medium voltage networks. However, installation of protection equipment is not enough if the relay setting coordination between the incoming and outgoing imprecise. In fact in recent months, an interruption in the feeder distribution network which affects the incoming relay tripnya due to failure of the feeder protection system. One of the events that have happened several times is the same disorder in a double feeder circuit (network supplied from a single source by using two networks ( two feeder ) were included in the bus and in 1 pole) and holy 5 and 6 which causes the incoming PMT trip. It is very risky to happen, because the resulting trip relays at all incoming feeder that gets supply voltage of the incoming. So it takes coordination of overcurrent relay settings right so that the incidence of the incoming trip Sacred 2 does not happen again. Keywords: distribution, protection, relay settings, incoming, outgoing PENDAHULUAN Keandalan sistem tenaga listrik mulai dari pembangkitan sampai dengan distribusi sangat diperlukan baik oleh pelanggan maupun pemasok tenaga listrik dalam hal ini adalah PLN. Gangguangangguan sering dialami oleh jaringan yang terpasang di alam terbuka seperti seluran udara tegangan menengah 20 kv. Gangguan tersebut dapat menimbulkan gangguan hubung singkat antar fasa atau gangguan hubung singkat fasa ke tanah, akibatnya penyaluran tenaga listrik menjadi terganggu atau mengalami pemadaman. Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Dengan banyaknya gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi, jika koordinasi proteksi kurang baik dapat menyebabkan pemadaman yang meluas dan merusak peralatan yang dilalui arus gangguan. Maka dipasanglah peralatan proteksi, seperti relai arus lebih untuk mengamankan gangguan antar fasa dan relai gangguan tanah untuk mengamankan gangguan fasa tanah. Apabila koordinasinya tidak tepat maka keandalan sistem juga tidak baik. Peralatan pengaman ini harus dikoordinasikan untuk memastikan bahwa peralatan yang berada di titik terdekat dengan gangguan harus dioperasikan terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba untuk menyampaikan tentang gangguan yang terjadi pada jaringan double circuit (jaringan yang dipasok dari satu sumber dengan mempergunakan dua buah jaringan (dua feeder) yang masuk dalam satu bus serta dalam 1 tiang) pada penyulang Kudus yang menyebabkan PMT incoming (masukan) trip (lepas/open). Hal ini sangat riskan terjadi, karena tripnya relai incoming mengakibatkan tripnya semua penyulang yang mendapat supply tegangan dari incoming tersebut. Oleh karena itu penulis juga akan membahas tentang koordinasi setting relai pengaman yaitu relai arus lebih pada incoming 2 Kudus dan outgoing Kudus 5 dan 6. LANDASAN TEORI Sistem Proteksi Sistem proteksi ialah cara untuk mencegah atau membatasi kerusakan peralatan terhadap gangguan, sehingga kelangsungan penyaluran tenaga listrik dapat dipertahankan. Sistem proteksi penyulang tegangan menengah ialah pengamanan yang terdapat pada sistem tegangan menengah di gardu induk dan pengaman yang terdapat pada jaringan tegangan menengah. Implementasi suatu 52ystem proteksi pada dasarnya diwujudkan sebagai rangkaian peralatan yang saling terkait dan bekerja sama. Rangkaian peralatan tersebut dinamakan Fault Clearing System. 52 GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 2 Periode Oktober 2014 - April 2015

o penyetelannya, dan jangka waktu relai ini mulai pick up sampai kerja diperpanjang dengan waktu tidak tergantung besarnya arus. Relai arus lebih tunda waktu inverse Setelan proteksi dengan mempergunakan karakteristik inverse time relay adalah karakteristik yang grafiknya terbalik antara arus dan waktu. Gambar 1. Fault Clearing System Relai Relai merupakan peralatan pengambil keputusan dalam sistem proteksi. Dengan melihat masukan dari trafo instrumen dan mempertimbangkan setting pada relai tersebut, maka relai dapat mengambil keputusan untuk memberi order trip atau tidak kepada peralatan pemutus (PMT). Ada berbagai jenis relai pada sistem proteksi. Pada umumnya untuk proteksi pada sistem distribusi yang banyak digunakan adalah : Rele Arus Lebih / Over Current Relay (OCR) Rele Gangguan Tanah / Ground Fault Relay (GFR) Relai Arus Lebih (Over Current Relay) Relai arus lebih merupakan peralatan yang mensinyalir adanya arus lebih. Pengaman OCR meliputi proteksi terhadap gangguan hubung singkat 3 fasa atau 2 fasa. Pemasangannya dapat di incoming feeder, di outgoing feeder atau di gardu hubung. Berdasarkan karakteristiknya, relai arus lebih diklasifikasikan : Relai arus lebih seketika (sesaat) Adalah relai arus lebih yang tidak mempunyai waktu tunda/waktu kerja sesaat/instant. Mempunyai waktu kerja sangat cepat/waktunya pendek (40-80 milli detik). Relai arus lebih dengan tunda waktu o Relai arus lebih tunda waktu definite Adalah OCR yang waktu kerjanya tidak tergantung dari arus gangguan. Relai ini memberikan perintah kepada PMT pada saat terjadi gangguan bila besar gangguannya melampaui arus Relai Hubung Tanah (GFR) Relai hubung tanah yang lebih dikenal dengan GFR ( Ground Fault Relay) pada dasarnya berfungsi untuk mendeteksi adanya hubung singkat ke tanah. Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat Perhitungan arus gangguan hubung singkat tiga fasa I3 fasa = Vph Z1eq Perhitungan arus gangguan hubung singkat dua fasa Vph ph I2fasa = Z1eq + Z2eq Perhitungan arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah 3 x Vph I1fasa = 2 x Z1eq + Z0eq CARA PENGAMATAN Gardu Induk Kudus Trafo 2 Gardu induk Kudus mempunyai 2 buah trafo tenaga, yaitu trafo 2 Kudus dan trafo 3 Kudus. Trafo 2 Kudus memasok 7 penyulang. Yaitu penyulang KDS 2, KDS 4, KDS 5, KDS 6, KDS 8, KDS 1, dan KDS 3. Pada gardu induk Kudus terdapat penyulang yang menggunakan konstruksi jaringan double circuit (jaringan yang dipasok dari satu sumber dengan mempergunakan dua buah jaringan (dua feeder) yang masuk dalam satu bus serta dalam 1 tiang). Penyulang yang menggunakan konstruksi jaringan double circuit diantaranya adalah penyulang KDS 5 dan KDS 6 yang dipasok trafo 2 Kudus serta penyulang KDS 9 dan KDS 13 yang dipasok trafo 3 Kudus. GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 2 Periode Oktober 2014 - April 2015 53

Gambar 2. Single Line Diagram Penyulang Trafo 2 GI Kudus Data Trafo 2 Kudus : UNINDO Daya : 60 MVA Impedansi : 13% Hub belitan trafo : YNYN Data PMT Incoming 2 Kudus : AREVA Rated voltage : 24 KV Rated current : 2000 Ampere Rated Isc : 25 KA/3sc Data PMT Outgoing Kudus 5 dan 6 : AREVA Rated voltage : 24 KV Rated current : 630 Ampere Rated Isc : 25 KA/3 sc Data CT Incoming 2 Kudus : ESITAS Rasio : 2000/5 I thermal : 25 KA/1 sec Class proteksi : 5P20 Data CT Outgoing Kudus 5 dan 6 : ESITAS Rasio : 600/5 I thermal : 25 KA/1 sec Class proteksi : 5P20 HASIL PENGAMATAN Analisa Gangguan Pada Penyulang Kudus Gangguan yang terjadi pada penyulang Kudus berupa gangguan PMT trip pada incoming trafo 2 Kudus pada tanggal 26 Februari 2013 pukul 10.18. Tripnya incoming 2 Kudus menyebabkan 7 penyulang yang dipasok oleh trafo 2 Kudus padam. PMT incoming trip karena arus gangguan hubung singkat 3 fasa sebesar 7067,036 Ampere. Dengan gangguan sebesar 7067,036 Ampere, relai OCR pada incoming bekerja dalam waktu 0,3 detik. Untuk PMT pada outgoing belum trip, indikasinya relai outgoing masih dalam keadaan pick up. Dengan waktu kerja delay 0,9 detik. Sedangkan di lapangannya pada jaringan sekitar jarak 4,2 km pada penyulang Kudus 5 dan Kudus 6 ditemukan penyebab gangguan PMT incoming trip berupa binatang burung dara dan tokek yang menyebabkan PMT incoming 20 kv trip. Dimana kedua binatang ini menyebabkan gangguan bersamaan pada penyulang Kudus 5 dan Kudus 6. Penyulang Kudus 5 dan Kudus 6 merupakan jaringan dengan konfigurasi double circuit (jaringan yang dipasok dari satu sumber yaitu trafo 2 dengan mempergunakan dua buah jaringan (dua feeder) yang masuk dalam satu bus serta dalam 1 tiang) sepanjang 5,4 km. Jaringan dengan konstruksi seperti ini sangat rawan apabila terjadi gangguan bersamaan. 54 GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 2 Periode Oktober 2014 - April 2015

Gambar 3. Jaringan Double Circuit Perhitungan Arus Hubung Singkat Penyulang Kudus 5 dan 6 Menghitung reaktansi sumber Xs sisi 20 kv Xs (sisi 20 kv) = KVA 2 sekunder MVA hubung singkat 20 kv 2 = 6171,33 MVA = 0,0648158 Ohm Menghitung reaktansi trafo 2 Kudus Xt pada 100% Xt pada 100% = KV 2 MVA = 20 kv 2 60 MVA = 6,667 Ohm Reaktansi urutan positif, negatif (Xt 1 = Xt 2 ) Xt 1 = 13% x 6,667 = 0,866666667 Ohm Reaktansi urutan nol (Xt 0 ) Karena trafo daya yang mensuplai penyulang Kudus mempunyai hubungan Ynyn maka besarnya : Xt 0 = Xt 1 = 0,866666667 Ohm Menghitung impedansi penyulang Dari data yang diperoleh bahwa jenis penghantar yang digunakan pada penyulang Kudus menggunakan tipe kabel yaitu A3C 240 mm 2. Panjang penyulang = 20 km. Z 1 = Z 2 = (0,1340 + j0,3158) Ω / km x 20 km = 2,68 + j6,316 Ohm Z 0 = (0,3631 + j1,6180) Ω / km x 20 km = 7,262 + j32,36 Ohm Perhitungan untuk impedansi penyulang pada jarak 0 % panjang penyulang: Z 1 = 0% x (2,68 + j6,316) = 0 Ohm Menghitung impedansi ekivalen jaringan (Z 1 eq dan Z 2 eq) Z 1 eq = Z 2 eq = Xs + Xt 1 + Z 1 penyulang (misal untuk jarak 0%) = j0,064815851 + j0,866666667 + 0 = j0,931482518 Gangguan hubung singkat 3 fasa Arus gangguan hubung singkat 3 fasa pada jarak 0% : I 3 fasa = Vph Z1eq = 20000 / 3 = 12396,022 Ohm 0+ j0,931 150 kv TRAFO II 60 MVA 20 kv PMT OUT KDS - 05 TIANG K5-82 SUMBER ZN X T = 13 % PMT INC II TRIP 0,3 DETIK PMT OUT KDS - 06 KONFIGURASI JARINGAN KDS 5 & KDS 6 DOUBLE CIRCUIT SAMPAI K5 109 ATAU 5,4 KM A3C 240 mm 2 Gambar 4. Analisa Gangguan Tabel 1. Arus Hubung Singkat Penyulang Kudus Lokasi Gangguan Gangguan Jarak (Km) Jarak (%/) 3 Fasa 2 Fasa 1 Fasa 0 0% 12396,02164 10735,57454 12690,3686 1 5% 9204,500922 7971,558023 6901,6873 2 10% 7280,876084 6305,602733 4720,509 3 15% 6009,491767 5204,520345 3583,81967 4 20% 5110,987183 4426,37045 2887,4783 4,2 21% 4962,19673 4297,510475 2779,4124 5 25% 4443,850005 3848,596296 2417,4118 GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 2 Periode Oktober 2014 - April 2015 55

Dari tabel dan kurva di atas dapat dilihat bahwa besarnya arus gangguan hubung singkat 3 fasa pada penyulang Kudus 5 dan 6 pada jarak 4,2 km adalah 4962,19673 Ampere. Namun di lapangannya pada jarak sekitar 4,2 km, incoming merasakan arus gangguan hubung singkat sebesar 7067,036 Ampere. Hal ini dikarenakan gangguan yang terjadi adalah gangguan bersamaan pada jaringan double circuit. Koordinasi Setting Relai Arus Lebih Antara Incoming 02 Terhadap Penyulang Kudus 5 dan 6 Setelan relai pada sisi incoming 20 kv Kudus trafo 2 T set = 1 detik pada I hubung singkat p-p tertinggi I set = 1,2 x In trafo = 1,2 x 1732 = 2000 Ampere I fault 2 fasa terbesar = 10735,57 Ampere Tms = Tms = I fault 0.02 1 I set t 0,14 10735,57 0.02 1 2000 0,14 1 = 0,244 Sedangkan setelan untuk I highset incoming 20 kv adalah : I highset = 4 x In trafo = 4 x 1732 = 6900 Ampere t set = 0,4 Setelan relai di sisi outgoing Kudus trafo 2 I set = 0,8 x rasio CT = 0,8 x 600 = 480 Ampere Tms = 10735,57 480 0,14 0.02 1 0,6 = 0,275 I moment = 3,2 x In trafo = 3,2 x 1732 = 5520 Ampere T moment = 0 Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat setting relai incoming maupun outgoing Kudus sudah sesuai hitungan. Hanya terdapat selisih sedikit pada TMS. Dari tabel arus hubung singkat dan setting relai dapat kita buat untuk pemeriksaan waktu kerja relai, waktu kerja relai di outgoing Kudus 5 maupun Kudus 6 lebih cepat dibanding waktu kerja di incoming 2 Kudus dengan selisih waktu (grading time) semakin jauh letak gangguan maka semakin besar selisih waktu kerja relai di penyulang dengan waktu kerja di incoming. Setting di atas sudah tepat apabila gangguan hanya terjadi pada 1 feeder saja. Setting menjadi kurang tepat apabila terjadi gangguan bersamaan pada jaringan double circuit kerena besar arus gangguan yang dirasakan incoming lebih besar dibanding outgoing. Menurunkan settingan instant pada outgoing sebesar arus gangguan 2 fasa pada ujung jaringan double circuit yaitu pada jarak 5,4 km. Pada jarak 5,4 km besar arus hubung singkat 2 fasa sebesar 3657 Ampere. Settingan kita turunkan menjadi 3600. Tabel 3 menunjukkan tabel setting yang baru. Setelah setting instant outgoing diturunkan, apabila terjadi gangguan seperti sebelumnya yaitu sebesar 7076 Ampere, waktu kerja relai outgoing lebih cepat dibanding incoming. Seperti yang terlihat pada gambar 5. Tabel 2. Setting Relai OCR Trafo 2 Kudus Setting OCR Lokasi Gi Trafo Feeder I> (A) Tms Kurva I>> (A) T>> (S) INC 02 2000 0,25 SI 7000 0,4 KDS 02 480 0,29 SI 5520 0 TRAFO KUDUS KDS 04 480 0,29 SI 5520 0 2 KDS 05 480 0,29 SI 5520 0 KDS 06 480 0,29 SI 5520 0 Arus 6853 Tabel 3. Resetting Relai Feeder Setting OCR I> (A) TMS Kurva I>> (A) T>> (S) INC 02 2000 0,26 SI 6900 0,3 KDS 05 480 0,29 SI 3600 0 KDS 06 480 0,29 SI 3600 0 56 GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 2 Periode Oktober 2014 - April 2015

Gambar 5. Waktu Kerja Relai Untuk Gangguan Bersamaan Jarak 4,2 km KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Gangguan bersamaan pada jaringan double circuit Kudus 5 dan Kudus 6 pada jarak 4,2 km menyebabkan PMT incoming 2 Kudus trip. Indikasi relai pada incoming 2 Kudus ketika terjadi gangguan adalah OCR ABC instant dengan arus gangguan hubung singkat sebesar 7067,036 Ampere. Waktu kerja relai di outgoing Kudus 5 maupun Kudus 6 lebih cepat dibanding waktu kerja di incoming 2 Kudus dengan selisih waktu (grading time) semakin jauh letak gangguan maka semakin besar selisih waktu kerja relai di penyulang dengan waktu kerja di incoming. Waktu kerja tersebut sudah tepat apabila gangguan hubung singkat terjadi pada 1 feeder saja. Namun menjadi kurang tepat apabila terjadi gangguan bersamaan pada kedua feeder (jaringan double circuit). Salah satu cara agar gangguan incoming trip tidak terjadi lagi pada penyulang double circuit Kudus dengan menurunkan settingan instant pada outgoing sebesar arus gangguan hubung singkat 2 fasa pada ujung jaringan double circuit yaitu pada jarak 5,4 km. DAFTAR PUSTAKA 1. PT.PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Semarang. (t.t). Resetting Relay APD & RJTD. Semarang: PT.PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Semarang. 2. PT.PLN (Persero) Pusdiklat. (t.t). Gangguan Pada Sistem Distribusi. PT.PLN (Persero) Pusdiklat. 3. Sarimun, Wahyudi. 2012. Proteksi Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Kota Depok : Garamond. 4. Sarimun, Wahyudi. 2008. Pemilihan CT dan PT Untuk Meter Transaksi Tenaga Listrik. PT.PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan. Saran Dalam mengubah setting relai pada suatu incoming atau outgoing harus berdasarkan pada suatu perhitungan yang benar. Perlu dilakukan koreksi ulang pada setting yang telah dipasang khususnya untuk jaringan dengan konfigrasi double circuit yang dipasok dari trafo yang sama. Hal ini dikarenakan jaringan dengan konfigurasi double circuit rawan terhadap gangguan hubung singkat. Sehingga nantinya ketika telah dilakukan koreksi ulang, diharapkan koordinasi relai bertambah baik. GEMA TEKNOLOGI Vol. 18 No. 2 Periode Oktober 2014 - April 2015 57