PENGARUH WAKTU PEMANASAN DAN JENIS SUSU TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU. (Laporan Penelitian) Oleh. Yuni Noviyanti

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merr)merupakansalahsatubahannabati yang

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

PENGARUH PENAMBAHAN BUAH DURIAN (Durio zibethinus murr.) TERHADAP KADAR AIR, TEKSTUR, RASA, BAU DAN KESUKAAN KARAMEL SUSU KAMBING

PENDAHULUAN. Latar Belakang. laktasi oleh hewan dengan tujuan sebagai sumber nutrisi dan memberikan

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PENAMBAHAN GLUKOSA DAN SUKROSA TERHADAP KUALITAS PERMEN SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) BERDASARKAN PREFERENSI KONSUMSI

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PENDAHULUAN. vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Dilihat dari karakter fisiknya, murbei merupakan buah yang berasa segar manis

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara

II. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. garam-garam, mineral dan protein dalam bentuk koloid (Buckle et al, 1987). Air

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji Pembedaan Segitiga Ikan Teri (Stolephorus sp.) Kering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

PAPER BIOKIMIA PANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LOGO BAKING TITIS SARI

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

I. PENDAHULUAN. kembang gula merupakan produk sejenis gula-gula (confectionary) yang dibuat

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB I PENDAHULUAN. Hall, 2008). Kolestrol telah terbukti mengganggu dan mengubah struktur

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I. PENDAHULUAN. tengah masyarakat harus segera diatasi. Maraknya penggunaan daging babi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN SUSU SAPI MENJADI TAHU

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

PENDAHULUAN. proses pengolahannya permen terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).

III. TINJAUAN PUSTAKA

Berikut tips mengenali dan memilih pangan yang berasal dari hewan yang memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Uji Pembedaan Ikan Teri Kering pada Lama Pengeringan Berbeda dengan Ikan Teri Komersial dari Desa Tolotio Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH WAKTU PEMANASAN DAN JENIS SUSU TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU (Laporan Penelitian) Oleh Yuni Noviyanti 0714051074 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Dipandang dari segi gizi, susu merupakan makanan yang hampir sempurna karena hampir semua zat-zat makanan yang diperlukan untuk tubuh terdapat dalam susu dengan komposisi yang sempurna dan mudah dicerna. Secara umum komposisi susu adalah lemak 3,90%, protein 3,40%, laktosa 4,80%, abu 0,72%, dan air 87,10% (Buckle et al., 1987). Susu segar juga merupakan suatu emulsi lemak di dalam air yang mengandung gula, garam-garam, mineral, dan protein dalam bentuk koloid (Eckles et al., 1973). Susu hewan yang umum dikonsumsi ialah susu sapi, susu kambing, dan susu kuda (Susilorini,2006). Konsumsi susu segar di Indonesia masih relatif rendah yaitu sekitar 9 liter per kapita pada tahun 2010 sedangkan Malaysia 50,3 liter, Singapura 47,3 liter, dan India 45,4 liter (Anna, 2011). Hal ini dikarenakan susu segar mudah mengalami kerusakan sehingga hanya dapat dikonsumsi oleh penduduk di sekitar sentra produksi susu segar. Selain itu, terdapat aroma asing yang tidak disukai pada susu, biasanya pada susu kambing yaitu bau prengus (Handayani, 2007). Kini seiring dengan berkembangnya teknologi pangan, hasil produk olahan susu makin banyak dan berkembang. Di pasaran pun dengan mudah ditemui berbagai jenis produk

2 olahan susu. Salah satu produk olahan susu adalah permen karamel. Permen karamel susu berasal dari kata caramel milk (bahasa Inggris) atau hopyes (bahasa Belanda). Di Indonesia karamel susu dikenal dengan sebutan hopyes/kopyes, namun di beberapa sentrum pembuatan produk kembang gula dari susu dikenal dengan nama karamel (Rukmana, 2001). Menurut Arpah (1993), pengolahan susu menjadi produk lain bertujuan untuk memperpanjang masa simpan dan meningkatkan nilai penggunaan susu. Jenis susu yang digunakan berbeda pada pembuatan permen karamel susu diduga menghasilkan karakteristik permen yang berbeda pula. Perbedaan ini dikarenakan komposisi susu yang berbeda dari setiap jenis susu. Salah satu komponen susu yang mempengaruhi karakteristik permen adalah protein yang berfungsi sebagai emulsifier yang menstabilkan emulsi lemak dalam cairan gula dan mengikat air sehingga akan mempengaruhi elastisitas permen (Jackson, 1995). Selain protein, kadar air susu juga diduga mempengaruhi karakteristik permen karamel susu. Kadar air bahan tinggi dapat menyebabkan tekstur lembek pada permen karamel susu tetapi apabila kadar air bahan rendah dapat menyebabkan tekstur keras (Harahap, 2010). Waktu pemanasan yang berbeda juga diduga menghasilkan perbedaan karakteristik pada permen karamel susu. Waktu pemanasan yang optimal akan menghasilkan karakteristik yang baik pada permen karamel susu. Permen karamel yang baik memiliki warna coklat yang menarik, rasa yang gurih, tekstur yang kenyal dan lembut serta aroma yang memikat (Usmiati, 2009). Namun belum diketahui waktu pemanasan dan jenis susu yang dapat menghasilkan sifat

3 organoleptik terbaik. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pembuatan permen karamel dari jenis susu yang berbeda yaitu susu kambing dan susu sapi dan waktu pemanasan yang berbeda untuk mengetahui waktu pemanasan dan jenis susu yang dapat menghasilkan permen karamel susu dengan sifat organoleptik terbaik. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu pemanasan dan jenis susu yang tepat sehingga dapat menghasilkan permen karamel susu dengan sifat organoleptik terbaik. 1.3 Kerangka Pemikiran Salah satu produk olahan susu adalah permen karamel. Permen karamel berbeda dengan hard candy (high-boiled sweet) karena keberadaan susu dan lemak yang menyebabkan konsistensi dari permen karamel menjadi lunak. Permen karamel mempunyai kadar air yang lebih tinggi yaitu sekitar 7% dibandingkan hard candy yang berkadar air kurang dari 5% (Jackson, 1995). Menurut Usmiati (2009), permen karamel memiliki warna coklat yang menarik, rasa yang gurih, tekstur yang kenyal dan lembut serta aroma yang memikat. Permen karamel susu yang baik memiliki rasa susu dan mempunyai penampakan serta tekstur yang baik. Karakteristik yang baik terutama dipengaruhi oleh jenis susu yang digunakan (Wahyuningsih, 2004). Hal ini disebabkan setiap jenis susu memiliki komposisi yang berbeda. Salah satu komponen susu yang mempengaruhi karakteristik permen karamel adalah protein. Kandungan protein pada susu berfungsi sebagai emulsifier yang menstabilkan emulsi lemak dalam

4 cairan gula dan mengikat air sehingga akan mempengaruhi elastisitas permen. Protein yang tinggi menyebabkan tingginya elastisitas permen sehingga menyebabkan tekstur menjadi lebih lunak (Jackson, 1995). Reaksi Maillard yang terjadi selama pembuatan permen karamel susu menyebabkan protein susu menjadi pekat sehingga memberi sifat stand up (menahan bentuk) pada karamel yang bertekstur soft dan chewy (Pennington, 1990). Pemanasan protein dengan adanya air juga akan menghasilkan protein yang berikatan silang dan dapat merubah tekstur produk (Zuhra, 2006). Selain protein, kadar air susu juga diduga mempengaruhi karakteristik permen karamel susu. Kadar air bahan tinggi dapat menyebabkan tekstur lembek pada permen karamel susu tetapi apabila kadar air bahan rendah dapat menyebabkan tekstur keras (Harahap, 2010). Komposisi yang berbeda pada jenis susu juga menyebabkan perbedaan warna pada permen karamel susu. Komponen susu yang diduga menyebabkan perbedaan warna adalah protein. Menurut Pennington (1990), protein susu berfungsi tidak hanya sebagi pemberi aroma, tetapi juga memberi karakteristik warna. Ketika protein susu dipanaskan bersama gula, akan terjadi suatu reaksi kimia yaitu reaksi Maillard. Reaksi ini membentuk melanoidin (pigmen coklat) selama proses pembuatan permen karamel susu yang menyebabkan pencoklatan pada permen (Winarno, 1995). Kandungan protein yang lebih tinggi diduga menyebabkan warna coklat yang lebih gelap pada permen karamel susu. Oleh sebab itu, jenis susu akan mempengaruhi sifat organoleptik permen karamel. Akan tetapi, belum diketahui jenis susu yang menghasilkan permen karamel susu dengan sifat organoleptik terbaik.

5 Waktu pemanasan juga berpengaruh dalam proses pembuatan permen karamel susu. Waktu pemanasan yang terlalu lama akan menyebabkan kegosongan dan tekstur keras pada permen karamel. Namun apabila waktu yang digunakan terlalu singkat, maka karamel tidak akan terbentuk dan tekstur permen lembek (Harahap, 2010). Menurut Dewi (2009), waktu pemanasan yang kurang lama dapat menyebabkan tekstur permen belum menjadi semi padat khas karamel. Pembuatan permen karamel dianggap selesai apabila adonan sudah terlihat lepas atau tidak lengket pada penggorengan. Waktu yang digunakan dalam pembuatan permen karamel susu kambing yaitu 10-15 menit untuk 150ml susu berdasarkan penelitian Afriananda (2011). Akan tetapi, waktu pemanasan yang optimal menghasilkan permen karamel terbaik belum diketahui saat ini. Jenis susu dan waktu pemanasan pada pembuatan permen karamel susu diduga memiliki keterkaitan satu sama lain atau saling berinteraksi. Jenis susu yang berbeda memiliki komposisi susu yang berbeda sehingga dapat menyebabkan perbedaan karakteristik permen yang dihasilkan. Waktu pemanasan yang berbeda juga dapat menyebabkan perbedaan karakteristik permen yang dihasilkan karena waktu pemanasan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan perubahan komposisi susu yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui jenis susu dan waktu pemanasan yang optimal yang dapat menghasilkan permen karamel susu dengan sifat organoleptik terbaik.

6 1.4 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Terdapat jenis susu yang menghasilkan permen karamel susu dengan sifat organoleptik terbaik. 2. Terdapat waktu pemanasan yang menghasilkan permen karamel susu dengan sifat organoleptik terbaik. 3. Terdapat interaksi antara jenis susu dan waktu pemanasan yang dapat menghasilkan permen karamel susu dengan sifat organoleptik terbaik.