II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT. PUPUK KUJANG (PERSERO) CIKAMPEK PERIODE Oleh HUSNUL BUDIMAN H

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu. Tahun Judul Peneliti Hasil Penelitian

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

ANALISIS KEUANGAN. o o

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus dibandingkan dengan kinerja keuangan periode masa lalu, anggaran neraca rugi laba dan rata-rata kinerja keuangan perusahaan sejenis. (Prawironegoro, 2006) Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005), penilaian kinerja perusahaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan hasil penilaian kinerja tersebut ukuran keberhasilan perusahaan dapat diketahui sehingga hasil penilaian tersebut dapat digunakan sebagai pedoman bagi usaha perbaikan maupun peningkatan kinerja perusahaan selanjutnya. 2.2. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002). Sedangkan menurut Sugiyarso dan Winarni (2005), laporan keuangan merupakan daftar ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi yang menunjukkan semua kegiatan operasional organisasi dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan. Kegunaan laporan keuangan menurut Darsono dan Ashari (2005) adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. 2. Untuk memprediksi harga saham, arus kas dan alat pengambilan keputusan masa depan. Dengan denikian, laporan keuangan bukan saja sebuah cacatan historis perusahaan tetapi juga memiliki kekuatan untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang.

Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba dan laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan pengunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan (Munawir, 2002) 2.3. Neraca Neraca menurut Munawir (2002) adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Sedangkan menurut Darsono dan Ashari (2005), neraca adalah ringkasan informasi dari kelompok aktiva, kewajiban dan modal. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya di waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kelender. Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu aktiva, hutang dan modal. Aktiva merupakan semua hal yang menjadi hak milik perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Aktiva dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain. Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lancar meliputi kas dan bank, piutang dagang, persediaan, investasi dan aktiva lain yang dapat direalisir dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang akan digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dala rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan dan yang disusutkan. Aktiva lain-lain menggambarkan pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva tetap dan juga tidak dapat digolongkan dalam aktiva lancar. (Sugiyarso dan Winarni, 2005)

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar atau hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang lancar atau hutang jangka pendek merupakan kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo dan penghasilan diterima di muka. Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. Hutang jangka panjang ini meliputi hutang obligasi, hutang hipotik dan pinjaman jangka panjang lainnya. (Munawir, 2002) Modal atau ekuitas adalah hak pemilik atas perusahaan. Hak pemilik akan dibayarkan hanya melalui kas atau dividen likuidasi akhir. Komponen ekuitas pemilik ini meliputi modal saham baik saham biasa maupun preferen, cadangan, laba ditahan dan laba tahun berjalan (Darsono dan Ashari, 2005). 2.4. Laporan Rugi Laba Laporan rugi laba merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, seperti bulanan atau tahunan (Darsono dan Ashari, 2005). Sedangkan menurut Munawir (2002), laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan rugi laba memberikan gambaran tentang kinerja operasional perusahaan. Komponen penyusun laporan rugi laba adalah pendapatan atau penjualan (dari usaha utama), harga pokok penjualan, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum, pendapatan luar usaha dan biaya luar usaha. (Darsono dan Ashari, 2005)

Menurut Munawir (2005), prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan perusahaan dalam membuat laporan rugi laba adalah sebagai berikut: 1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dan jasa) diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. 2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi. 3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok. 4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. 2.5. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Tujuan dari setiap metode analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. (Munawir, 2002) Analisis laporan keuangan terdiri dari analisis rasio, analisis trend, analisis persentase per komponen dan analisis Du Pont. Dimana keempat analisis tersebut digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan. 2.5.1 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio menurut Sundjaja dan Barlian (2003) adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Menurut Munawir (2002), analisis rasio menggambarkan suatu hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan menggunakan alat analisis berupa rasio, akan

memberi gambaran tentang baik buruknya perusahaan. Aspek-aspek yang dinilai dalam analisis rasio adalah: 1. Rasio Likuiditas Rasio ini didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya yang sudah jatuh tempo (Munawir, 2002). Rasio likuiditas terdiri dari: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar digunakan untuk melihat hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar menurut nilai-nilai rupiahnya. (Simamora, 1999) Rasio yang rendah dapat berarti bahwa perusahaan tidak dapat melunasi hutang jangka pendeknya dalam kondisi darurat. b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Menurut Munawir (2002), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan. Hal ini disebabkan persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. c. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas. (Munawir, 2002) 2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan piutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas terdiri atas:

a. Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover) Rasio ini menunjukkan seberapa sering perusahaan menagih piutangnya dari penjualan dalam satu periode tertentu. b. Rata-Rata Periode Tagih (Average Collection Period) Rasio ini menunjukkan jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk menagih piutang. c. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over) Rasio ini menunjukkan sejauh mana tingkat efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan dan memperoleh laba. d. Rasio Perputaran Aktiva tetap (Fixed Asset Turn Over) Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan penjualan. e. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. f. Rata-Rata Umur Persediaan (Average Age of Inventory) Rasio ini mengukur umur rata-rata penyimpanan persediaan barang dagang. 3. Rasio Solvabilitas Menurut Munawir (2002), rasio ini merupakan rasio untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perushaan dibiayai dari hutang. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat dinilai beberapa hal, diantaranya posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap dan mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal. Rasio solvabilitas terdiri dari: a. Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio hutang diukur dengan perbandingan antara total kewajiban dengan total hutang.

b. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan kemampuan kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. c. Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva (Equity to Total Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan. d. Rasio Ekuitas terhadap Aktiva Tetap (Equity to Fixed Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan besarnya proporsi modal sendiri yang digunakan untuk mendanai aktiva perusahaan tetap. 4. Rasio Profitabilitas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) dalam periode tertentu. Profitabilitas perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva atau modal yang dimiliki perusahaan dalam periode yang sama (Munawir, 2002). Rasio profitabilitas terdiri atas: a. Rasio Marjin Laba Kotor atau Gross Profit Margin Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh dan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. b. Rasio Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin Ratio Net Profit Margin adalah rasio untuk menghitung seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. c. Rasio Marjin Laba Operasi atau Operating Profit Margin Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara laba operasi dan tingkat penjualan bersih perusahaan d. Tingkat Pengembalian atas Aktiva atau Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset

tertentu. ROA juga sering disebut dengan ROI (Return on Investment) e. Tingkat Pengembalian Ekuitas atau Return on Equity (ROE) ROE adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal yang disetor. 2.5.2 Analisis Tren Analisis tren atau analisis horisontal adalah analisis yang digunakan untuk melihat perkembangan usaha perusahaan dari tahun ke tahun. Caranya adalah dengan melihat kecenderungan pergerakan pos-pos dalam laporan keuangan jika dibandingkan dengan pos yang sama pada tahun dasar. Menurut Munawir (2002), analisis trend adalah analisis yang membandingkan pos-pos laporan keuangan untuk beberapa periode akuntansi dengan menggunakan tahun dasar. Analisis trend mempelajari pergerakan pos-pos tertentu dari suatu laporan keuangan selama beberapa tahun atau periode akuntansi berturut-turut. Dari analisis ini akan terlihat pos-pos yang mempunyai kecenderungan arah yang meningkat, menurun atau tetap. Untuk dapat menghitung tren yang dinyatakan dengan persentase dibutuhkan satu tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar. Tahun dasar ini diperlukan sebgai dasar perhitungan yang akan dibuat dalam bentuk persentase. 2.5.3 Analisis Persentase Persentase Per Komponen Analisis persentase per komponen adalah analisis proporsi pospos laporan keuangan terhadap suatu nilai dalam laporan yang umum, yaitu laporan laba rugi dan neraca keuangan. Analisis persentase per komponen melengkapi analisis rasio karena analisis persentase per komponen memberikan gambaran perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ke tahun dalam hubungannya dengan total aktiva arau total hutang atau total penjualan (Munawir, 2002).

2.5.4 Analisis Du Pont Menurut Barlian dan Sundjaja (2003), analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas. Sistem Du Pont digunakan oleh para manajer untuk melihat secara terstruktur laporan keuangan dan menilai kondisi keuangan perusahaan. Dalam analisis Du Pont terdapat hubungan antar rasio secara keseluruhan yang menggabungkan data-data dari neraca dan laporan rugi laba. Apabila rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin laba penjualan maka akan dihasilkan tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI). Analisis terstruktur sistem Du Pont dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Bagan Analisis Sistem Du Pont

2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Menurut Elisa dalam Saputra (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor dari pos-pos pada laporan keuangan yang menyusun laporan keuangan seperti profitabilitas, aktivitas, likuiditas dan solvabilitas. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi kinerja keuangan. Besar kecilnya komponenkomponen yang terdapat dalam laporan neraca, laporan laba rugi untuk jangka waktu periode tertentu akan memperlihatkan kondisi keuangan perusahaan yang berfluktuasi yang tercermin dari kinerjanya. Kondisi ini juga tidak terlepas dari bidang-bidang operasional perusahaan, seperti bidang pemasaran, personalia, keuangan yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Faktor eksternal perusahaan didapat dari hasil wawancara dan sumber pustaka dari perusahaan. Faktor eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan diantaranya adalah faktor ekonomi, sosial dan budaya. Faktor eksternal tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. 2.7. Penelitian Terdahulu Penelitian Budiman (2006) yang berjudul Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Cikampek Periode 2001-2006 bertujuan untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, mempelajari penilaian kinerja perusahaan berdasarkan SK. Menteri BUMN serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis trend, analisis persentase per komponen, analisis rasio dan analisis Du Pont. Hasil dari penelitiannya berdasarkan analisis trend, persentase per komponen, analisis rasio dan analisis Du Pont menunjukkan kecenderungan yang menurun akibat adanya pembangunan proyek Pupuk Kujang 1B serta peningkatan biaya produksi dan operasi perusahaan sedangkan penilaian kinerja perusahaan berdasarkan SK. Menteri BUMN menunjukkan bahwa tingkat kesehatan PT. Pupuk Kujang (Persero) sehat dengan nilai AAA. Faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya profit perusahaan diantaranya

adalah tingginya biaya produksi perusahaan dan rendahnya tingkat perputaran aktiva perusahaan. Penelitian Saputra (2006) yang berjudul Kinerja Keuangan PT Jasa Marga (Persero) Periode 2001-2005 dan Dampak Kebijakan Tarif Tol Tahun 2003 menggunakan metode penelitian analisis trend, analisis persentase per komponen, analisis rasio dan analisis Du Pont. Berdasarkan keempat analisis tersebut secara umum PT Jasa Marga (Persero) menunjukkan kinerja keuangan yang membaik terutama setelah adanya kebijakan tarif tol. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi adalah beban usaha, pos luar biasa dan beban bunga sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah inflasi, pembebasan tanah, volume lalu lintas, jaringan jalan dan jalan tol di Indonesia, faktor huru-hara dan kebijakan pemerintah.