PENINGKATAN POTENSI EKONOMI LOKAL MELALUI TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN KELAPA DI KECAMATAN BOTUPINGGE GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN PENGRAJIN GULA AREN DESA MONGIILO

LAPORAN KKS-PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

UPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON ABSTRAK

L A P O R A N PROGRAM KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO JUDUL

LAPORAN AKHIR HIBAH KKS-PENGABDIAN

LAPORAN AKHIR PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT

KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Rokhmat Hidayat*, Zara Yunizar, Teuku Cut Mahmud Aziz Universitas Al muslim Jl. Almuslim No 1 Bireuen-Aceh *

PELUANG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI DI KOTA PONTIANAK DAN KABUPATEN KUBURAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

IbM Kelompok Tani Buah Naga

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

I. DESKRIPSI KEGIATAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

Laporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap I (70%) Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan. Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: E-ISSN:

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

LAPORAN KEMAJUAN KKN-PPM

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

I. PENDAHULUAN. sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara (BPS Aceh 2012). penduduk. Areal tanaman kelapa di Provinsi Aceh pada tahun 2004 seluas

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan

Judul Usulan KKN PPM

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Membangun Wirausaha Melalui Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung Bahan Kerajinan Merangkai Bunga Kelompok Usaha Ibu dan Remaja Putri

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

PANDUAN PELAKSANAAN HIBAH KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN-PPM) TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. pasar bagi sektor industri. Industrialisasi pertanian juga dikenal dengan nama

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri olahan makanan maupun minuman yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 PENUTUP Kesimpulan

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

Pengembangan Sayuran Organik Tersertifikasi di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali 1) I Gusti Putu Ratna Adi 2)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

PENDAHULUAN Latar Belakang

KELOMPOK USAHA ROTI DI DESA PECALONGAN KECAMATAN SUKOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI VCO DI KABUPATEN KULON PROGO (VCO AGROINDUSTRIAL DEVELOPMENT STRATEGY IN KULON PROGO REGENCY)

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sentra bisnis yang menggiurkan. Terlebih produk-produk tanaman

I. PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, usaha kecil mikro, dan menengah adalah usaha

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2016

AGRIBISNIS KELAPA RAKYAT DI INDONESIA: KENDALA DAN PROSPEK

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

V. STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

LAPORAN KEMAJUAN 70% KEGIATAN IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITG b M)

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN INSEKTISIDA NABATI DARI LIMBAH PENYULINGAN DAUN NILAM

PENERAPAN METODE FERMENTASI UNTUK PENINGKATAN PENGOLAHAN BUAH KELAPA MENJADI MINYAK KELAPA MURNI (VCO)

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN MAWALI KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Diversifikasi Ikan Lele Menjadi Produk Olahan Pangan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lele

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA DARI TANAMAN KELAPA DI DESA REBO KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT. IbM JARINGAN USAHA SE-KOTA BATU GRAS (GUYUB RUKUN AGAWE SENTOSO) DI KOTA BATU

LAPORAN AKHIR PROGRAM KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

IbM KELOMPOK USAHA TEPUNG KELAPA DI DESA LABUAN KUNGGUMA KAB. DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH.

Transkripsi:

PENINGKATAN POTENSI EKONOMI LOKAL MELALUI TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN KELAPA DI KECAMATAN BOTUPINGGE GORONTALO Hasanuddin Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No 06 Kota Gorontalo hasan76uddien@gmail.com ABSTRAK Kecamatan Botupingge merupakan salah satu daerah penghasil kelapa yang ada di Propinsi Gorontalo. Produktivitas komoditas kelapa yang melimpah memiliki potensi pengembangan ekonomi lokal yang sangat menjanjikan, tetapi masyarakat masih mengalami kendala. Masalah dihadapi antara lain harganya murah dan produksi belum optimal, karena penyerapan hasil panen oleh pasar yang belum lancar, kondisi ini menyebabkan petani sering mengalami kerugian, lamanya waktu panen buah kelapa berkisar + 3 bulan, hal ini tidak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengelolah kelapa dalam bentuk produk lain untuk memenuhi kehidupannya dikarenakan minimnya pengetahuan teknologi pengembangan pengolahan turunan produk kelapa. Adanya kelompok usaha bersama KUB Sari Kelapa mencoba melakukan pengolahan produk secara terbatas karena terkendala pada mutu dan pemasarannya. Padahal seyogyanya bahan lokal seperti kelapa mulai dari akar sampai daun bisa dimanfaatkan dalam berbagai ben t u k produk olahan dan kerajinan secara kontinyu untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat. Agar tetap eksis, maka dilakukan pendampingan melalui program KKN-PPM melalui pemberdayaan ilmu dan teknologi tentang pembuatan produk turunan olahan kelapa. Metode pendampingan yang digunakan adalah praktek langsung di lapangan mulai dari proses pengambilan bahan baku (kebun) sampai pada pemasaran produk yang melibatkan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) - mahasiswa penyuluh lapangan (BP3K) sebagai mitra penduduk. Hasil capaian Kegiatan program ini adalah 1). Kelompok masyarakat sudah mengetahui berbagai teknologi olahan dan kerajinan 2) Meningkatknya ketrampilan masyarakat 3) Adanya produksi berbagai produk yang dijual di swalayan berciri khas Gorontalo 4) Pengetahuan strategi pemasaran untuk keberlanjutan usaha melihat potensi dari berbagai segmen pasar. 5) Nilai ekonomi sudah mulai berkembang terlihat animo dan antusias masyarakat mengolah kelapa. Keyword : Kelapa, Produk olahan, Ekonomi lokal, Pemberdayaan kelompok masyarakat A. PENDAHULUAN Kabupaten Bone Bolango merupakan kabupaten yang ada di Propinsi Gorontalo memiliki kultivar kelapa lokal dan mempunyai potensi produktivitas dan kualitas tinggi (Tenda et.al, 2009). Salah satu daerah kecamatan yang eksis dalam pengembangan kelapa adalah Kecamatan Botupingge. Potensi pengembangan ekonomi lokal sangat menjanjikan dengan adanya tingkat produktivitas komoditas kelapa yang melimpah di kecamatan Botupingge. Dari data perkebunan tahun 2012 untuk komoditi kelapa yaitu tanaman 249

menghasilkan (TM) 203,4 ha, tanaman belum menghasilkan (TBM) 52,1 ha serta tanaman tidak menghasilkan (TTM) 10,8 ha (BP3K Kec. Botupingge, 2012). Pemanfaatan kelapa perlu pengembangannya dan pengolahannya baik kelapa yang menghasilkan maupun kelapa yang tidak menghasilkan, apalagi rata-rata masyarakat mata pencahariannya dengan berkebun kelapa. Walaupun produktivitas komoditas kelapa memiliki prospek dalam pengembangannya tetapi masyarakat masih mengalami kendala. Masalah yang dihadapi antara lain produksi yang belum optimal karena penyerapan hasil panen oleh pasar yang belum lancar. Hasil panen perkebunan kelapa selama ini dilepas kepedagang pengumpul dengan harga yang sudah ditentukan seadanya, kondisi pemasaran ini menyebabkan petani sering mengalami kerugian dan melahirkan taraf kehidupan ekonomi yang pas-pasan. Diperparah lagi dengan lamanya waktu panen buah kelapa berkisar + 3 (tiga) bulan, lamanya waktu panen tersebut tidak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengelolah kelapa dalam bentuk produk lain untuk memenuhi kehidupannya dikarenakan minimnya pengetahuan teknologi pengembangan pengolahan turunan produk kelapa, menambah suramnya ekonomi masyarakat petani ini terlihat dari kehidupan masyarakat yang masih dibawah garis kemiskinan. Beberapa kelompok usaha pernah mencoba melakukan pengolahan produk dari hasil komoditas perkebunan kelapa secara terbatas. Kegiatan pengolahan berhasil memperpanjang masa simpan produk dan terserap oleh pasar secara terbatas pula. Seperti kelompok usaha bersama KUB Sari Kelapa produk yang telah dihasilkan melalui kegiatan pengolahan adalah Virgin Coconut Oil (VCO), minyak klentik yang terkendala pada mutu dan pemasarannya. Salah satu karakteristik produk yang dipersyaratkan oleh pasar adalah disamping mutu yang bersifat konstan dan terstandar dengan penampilan kemasan yang menunjang serta suplai yang kontinyu. Kemasan belum bisa terpenuhi karena ketersediaan plastik botolan masih sulit diperoleh dan harganya relatif mahal. Akhirnya kelompok usaha bersama KUB Sari Kelapa mati suri, sehingga beralih kegiatan dengan perajin souvenir dan handycraft seperti pas bunga dan bingkai fhoto, yang melibatkan masyarakat remaja putus sekolah namun bahan bakunya didatangkan dari luar atau dibeli dan ini menimbulkan biaya (cost) yang besar, padahal seyogyanya bahan lokal seperti kelapa mulai dari akar sampai daun bisa dimanfaatkan dalam berbagai produk atau dijadikan bahan kerajinan. Permasalahan yang timbul dalam kelompok masyarakat selama ini, dan untuk mengatasinya dalam program KKN-PPM agar tetap eksis dalam peningkatan ekonomi lokal masyarakat adalah menggunakan metode mentransfer ilmu dan teknologi dengan melakukan pendampingan praktek langsung di lapangan mulai dari proses pengambilan bahan baku (kebun) sampai pada pemasarannya sehingga diperoleh keberlanjutan kegiatan secara kontinyu. Pendampingan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa selama program pelaksanaan KKN-PPM yang intensif, dan terarah serta tercapai tujuan dari permasalahan yang dialami masyarakat. Penempatan mahasiswa pada berbagai program 250

dalam rangka pemetaan potensi dan masalah yang muncul serta solusi dan alternatifnya. Dari berbagai program yang direncanakan mahasiswa ditempatkan sesuai dengan kondisi masalah yang dialami. Program pemasaran yang terbanyak, karena program ini merupakan hal yang menjadi akhir dari pencapaian kegiatan yang menghasilkan nilai ekonomi. Pemasaran inilah yang sangat menentukan keberlanjutan kegiatan usaha masyarakat yang telah dilakukan pendampingan dalam program KKN-PPM disamping pola kinerja mahasiswa dalam pelaksanaan KKN-PPM. Indikator capaian produk Program KKN-PPM yang dituju adalah: 1). Peningkatan partisipasi dan kinerja produksi pada tingkat petani dalam rangka penyediaan bahan baku olahan ke kelompok usaha bersama masyarakat. 2). Peningkatan ekonomi lokal masyarakat dengan berbagai sentuhan teknologi pengolahan produk turunan kelapa. 3). Perbaikan sistem produksi kelapa maupun pada teknik dan proses pengolahannya sehingga dihasilkan produk yang higienis dan bermutu. 4). Perbaikan teknologi alat dan perlengkapan saniter lainnya sehingga diperoleh efisiensi dan efektivitas proses. 5). Peningkatan partisipasi dan kinerja pendampingan oleh penyuluh BP3K dan pemerintah terkait sebagai mitra dalam program ini. 6). Partisipasi pasar swalayan di Kota Gorontalo menyerap produk secara berkelanjutan dan mengarahkan mutu produk olahan dan kerajinan kelompok usaha bersama Posyantek Bina Mandiri. 7). Luaran dari program ini adalah adanya teknologi proses pengolahan dalam pemanfaatan komoditas kelapa sebagai basis ekonomi lokal masyarakat yang berkelanjutan. Sedangkan hasil tema dalam jangka panjang program KKN- PPM ini adalah keberdayaan masyarakat melalui sentuhan ilmu dan teknologi pada komoditas perkebunan kelapa dalam menggerakkan sektor usaha/ekonomi masyarakat untuk peningkatan income perkapita, peningkatan indeks pembangunan manusia sehingga tercapai dalam pemenuhan bahan dasar (kebutuhan primer), peningkatan pengetahuan dan keterampilan penduduk pembangunan gender pada aspek partisipasi penduduk desa baik pria maupun wanita. B. METODE PENGABDIAN Model pemberdayaan dalam mentransfer ilmu dan teknologi pengembangan produk olahan turunan kelapa menggunakan metode pendampingan praktek langsung di lapangan mulai dari proses pengambilan bahan baku (kebun) sampai pada pemasaran produk yang melibatkan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) - mahasiswa penyuluh lapangan (BP3K) penduduk. Pelibatan penyuluh lapangan (BP3K) sebagai mitra dalam kegiatan KKN-PPM ini adalah merupakan lembaga yang sangat penting terkait kegiatan yang dilakukan dan berkecimbung dalam pembinaan pengembangan komoditas pertanian dan perkebunan. Sebelum bersosialisasi dengan penduduk mahasiswa terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan praktis yang bersesuaian dengan kebutuhan penduduk. Sementara teknik pendampingan dan arah program KKN-PPM melibatkan penyuluh dari BP3K Kec. Botupingge yang merupakan mitra. 251

Metode pelaksanaan dilakukan dengan 2 (dua) tahap yaitu pembekalan serta pelaksanaan. Pada tahap persiapan dan pembekalan kepada mahasiswa mencakup sesi coaching yaitu 1) Fungsi Mahasiswa dalam KKN-PPM oleh Kepala LPM UNG. 2). Panduan dan pelaksanaan program KKN-PPM oleh Ketua KKS UNG, 3) Potensi pengembangan komoditas perkebunan kelapa oleh Dinas perkebunan Kabupaten Bone Bolango, 4) Potensi dan Peluang Usaha Komoditas Hasil Pertanian, Kehutanan dan Perikanan laut oleh Kepala BP4K Kabupaten Bone Bolango 5). Kewirausahan oleh Pengusaha/Mitra KKN-PPM, 6) Teknik Pemasaran Produk olahan dan kerajinan oleh Pengusaha/Mitra KKN- PPM, 7) Perancangan Produk oleh Ketua Jurusan Teknik Industri. Dan sesi simulasi yaitu 1) Teknik prancangan produk. 2) Teknik pengemasan dan pelabelan/masa kadaluarsa produk olahan, 3) Teknik pembuatan berbagai produk olahan turunan kelapa, 4). Pengenalan dan pemahaman sanitasi industri, 5) Jenis-jenis pasar, pemasaran dan teknik pemasaran produk. Sedangkan bentuk program pelaksanaan kegiatan KKN-PPM yang dilakukan oleh mahasiswa dalam pendampingan adalah terdistribusi sesuai kebutuhan dan sasaran program yaitu program kebun, program pengolahan produk, program pengemasan, program kerajinan serta program pemasaran. Sedangkan bidang yang diselesaikan bersama adalah 1). Pengembangan produk turunan kelapa, 2). Peningkatan mutu olahan produk, 3). Saniter dan Higenitasi olahan produk, 4). Ketrampilan kelompok dalam proses pengolahan, 5). Perbaikan kemasan dan pelabelan produk, 6). Peningkatan manajemen usaha, 7). Pemasaran Produk. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan program KKN-PPM UNG yang berlokasi di Kecamatan Botupingge Gorontalo, beberapa hal yang telah dicapai dari program pelaksanaan adalah kegiatan mulai pada perkebunan, kegiatan pengolahan produk, kegiatan pengemasan, kegiatan kerajinan serta kegiatan pemasaran. Program program tersebut telah dilaksanakan seperti : 1. Kelompok kebun Perkebunan kelapa merupakan kegiatan yang dominan dilakukan oleh masyarakat Kec. Botupingge, tetapi dengan harga kelapa yang sangat murah dan waktu panen yang lama serta kurangnya pengetahuan tentang olahan turunan kelapa membuat masyarakat terjerap dengan ekonomi yang pas-pasan bahkan pada taraf kemiskinan. Pemahaman masyarakat secara tidak langsung diubah dengan adanyanya pendampingan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa melalui kegiatan KKN-PPM, harapan baru telah ditumbuhkembangkan mahasiswa kepada masyarakat tentang olahan turunan kelapa dengan mencari solusi yaitu peningkatan potensi sumberdaya alamnya terutama komoditas kelapa yang bernilai ekonomis. Pendampingan mahasiswa peserta KKN-PPM bersama dengan penyuluh BP3K dan DPL pada kelompok perkebunan telah berjalan sesuai dengan rencana yaitu adanya animo masyarakat dalam membudidayakan kelapa dan kelompok masyarakat dapat mengetahui cara-cara pengambilan bahan baku untuk berbagai produk yang akan 252

dikelolah serta meningkatnya volume produksi hasil berkebun dalam bentuk produk. Hal ini terlihat antusiasnya masyarakat dalam membudidayakan tanamannya dan memahami teknik budidaya dan pengambilan bahan baku untuk olahan. Ketercapaiannya rogram ini adalah 90% masyarakat mensuplai hasil kebun kelapanya ke kelompok untuk diproses dalam bentuk produk. 2. Kegiatan Pengolahan Kegiatan pengolahan merupakan kecakapan kelompok untuk mengolah kelapa menjadi produk yang bernilai untuk peningkatan penghasilkan masyarakat, adanya kegiatan KKN-PPM yang melibatkan mahasiswa untuk melaksanakan pendampingan sangat berarti yaitu dengan adanya pengetahuan baru tentang olahan kelapa baik dalam produk makanan atau minuman maupun produk aksesoris atau souvenir. Dengan penambahan pengetahuan dalam proses pengolahan memberikan asa bagi kelompok untuk mengembangkan produknya dengan demikian bahwa peningkatan ekonomi secara langsung dapat mempengaruhi kehidupan dan tataran hidup masyarakat dan akan lebih giat untuk melakukan perubahan hidup. Adanya kegiatan ini menggambarkan bahwa masyarakat lebih eksis dalam mengolah kelapa dan turunannya yang lebih baik. Pendampingan mahasiswa pada masyarakat untuk pengolahan produk seperti VCO, Minyak Klentik, kue kelapa dan kelapa kering, santan kelapa dengan terlihat pada peningkatan ketrampilan kelompok, dan sudah mengetahui mutu olahan tersebut dan juga volume produksi olahan yang lebih baik, begitupun dengan pelabelan kemasan, serta pembuatan kerajian berbahan kelapa, sehingga yang diharapkan dapat tercapai dalam pengolahan dan pembuatan souvenir turunan kelapa. Ketercapain hasil program ini yaitu 90% kelompok usaha telah memahami dan cakap dalam pembuatan produk olahan dan pembuatan aksesoris berbahan kelapa. 3. Kelompok Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan untuk menentukan keberlanjutan usaha dalam peningkatan ekonomi lokal masyarakat dan keberlanjutan kegiatan kelompok karena muara keberhasilan usaha yaitu dengan dikenalnya produk Posyantek ditengah masyarakat luas dan banyaknya peminat atau konsumen. Hasil kegiatan yang dilaksanakan dalam proses pendampingan dalam program KKN-PPM ini adalah produk usaha mitra Posyantek Bina Mandiri. Telah dieknal luas oleh masyarakat Gorontalo dan pemerintah serta adanya toko yang berciri khas untuk menerima produk produk usaha baik produk olahan maupun dengan souvenir atau aksesoris, hal ini menunjukkan adanya peluang pemasaran. Mahasiswa sebagai pendamping dalam pemberdayaan masyarakat telah bersama-sama masyarakat kelompok melaksanakan kegiatan pemasaran baik secara preventif maupun pasif. Pemasaran preventif adalah penjualan langsung atau promosi ke calon konsumen hal ini dilakukan di daerah wisata pantai dan kantor pemerintah dan toko, tujuan utama adalah untuk mempopulerkan produk juga untuk memberikan wawasan atau pengetahuan cara-cara 253

pemasaran yang akan dilakukan oleh kelompok dalam memasarkan produknya. Dengan pengetahuan ini diharapkan kelompok masyarakat mampu meneruskan atau meningkatkannya dan melihat peluang pemasaran yang lebih baik. Pemasaran yang dilakukan di daerah wisata dan kantor pemerintah memberikan nilai positif yaitu pemerintah sangat mendukung kegiatan kelompok yang memiliki kreatifitas diri yang ingin maju dan berharap tetap eksis dan juga dukungan kepada mahasiswa yang melatih kelompok dalam pemasarkan produknya. Hasil capaian pemasaran ini adalah bahwa adanya MOU antara toko toko yang akan menampung dan menjual atau memasarkan produknya, selain itu juga masyarakat yang akan membutuhkan produk tersebut bisa langsung ke kelompok usaha masyarakat. D. KESIMPULAN Kegiatan kemajuan program KKN-PPM yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa : 1. Sebagian besar kegiatan ini sudah terlaksana atau tercapai dengan kemajuan kegiatan 90 % adanya antusias masyarakat dan siap untuk mengolah kelapa dan turunannya. 2. Kelompok masyarakat sudah memahami dan meningkatnya ketrampilan dalam mengolah turunan komoidtasa kelapa. 3. Keberhasilan program KKN-PPM ini adalah adanya MOU Antara toko - toko yang menjual ciri khas Gorontalo. 4. Produk produk yang dihasilkan oleh kelompok sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat. 5. Adanya Peningkatan penjualan dan produksi produk dengan melakukan pemasaran secara kontiyu dilakoni oleh kelompok untuk proses keberlanjutan usaha. E. UCAPAN TERIMAKASIH Kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk KKN_PPM UNG telah didukung oleh berbagai pihak maka dari itu ucapan terimakasih diucapkan kepada : 1. DP2M Dikti yang telah memberikan kesempatan pada kegiatan KKN-PPM UNG dan memberikan dana pembiayaan. 2. Rektor Universitas Negeri Gorontalo melalui LPM yang memberikan kesempatan dalam hal pelaksanaan kegiatan ini. 3. BP3K Kecamatan Botupingge sebagai mitra pemberdayaan dari unsur pemerintah 4. Kelompok Masyarakat Posyantek sebagai mitra kegiatan pemberdayaan masyarakat 254

F. REFERENSI BP3K, 2012. Tanaman Kelapa Di Kecamatan Botupingge. Workshop Kab. Bone Bolango BPS, 2012.Kecamatan Botupingge Dalam angka. BPS Kabupaten Bone Bolango DP2M Dikti 2013 Panduan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Jakarta: DIKTI. Hasanuddin, 2012. Pembuatan Biopelet Berbahan Ampas Kelapa Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Tanah Ramah Lingkungan. Lemlit. UNG. Kailaku, SI., Mulyawanti, I., Dewandari, K.T., Syah, A.N.A. (2009). Potensi Tepung Kelapa dan Ampas Industrl Pengolahan Kelapa. Prosiding Seminar Nasionl Teknologi Inovatif untuk pengembangan Industri Bebasis pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor. Tenda ET., Kumaunang J., Tulalo M, Manoroinsong E, Haju H dan Mahmud. 2009. Keunggulang dan Prospek Pengembangan Varietas Kelapa Dalam Molowahu dan Kelapa Dalam Kramat di Propinsi Gorontalo. Makalah untuk pelepasan Varietas Direktorat Perbenihan Ditjenbun. Balitka Manado Woodroof, 2009. Coconut: production, Processing, Product. Avi Publishing Co., Westport, Connecticut Amerika. 255