PREFERENSI PETANI KABUPATEN DONGGALA TERHADAP KARAKTERISTIK KUALITAS DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH

dokumen-dokumen yang mirip
PREFERENSI PETANI KABUPATEN BANGKA SELATAN TERHADAP BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH

Varietas Padi Unggulan. Badan Litbang Pertanian. Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat.

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

IV. METODE PENELITIAN

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

Keywords: assistance, SL-PTT, rice Inpari, increased production

Andi Ishak dan Dedi Sugandi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu ABSTRACT ABSTRAK

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN INDONESIA: Studi Kasus Padi

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PREFERENSI PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KABUPATEN BOGOR FARMERS PREFERENCES OF RICE SUPERIOR VARIETY IN DISTRICT BOGOR

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo

PENDAHULUAN Latar Belakang

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Kata kunci : Adopsi, VUB padi, Produktivitas, Jawa Timur

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI

BAB I PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan pokok penduduk Indonesia. Di samping

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. karena pangan menempati urutan terbesar pengeluaran rumah tangga. Tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Abstrak

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 517/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Penampilan dan Produktivitas Padi Hibrida Sl-8-SHS di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

DAYA HASIL TIGA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KEBON AGUNG BANTUL THE POTENTIAL YIELD OF THREE NEW PADDY VARIETIES AT KEBON AGUNG BANTUL

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Akbar Arif Sujatmiko¹, Nur Baladina², Novi Haryati³ 1 ) Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya PENDAHULUAN

Persepsi Petani dan Identifikasi Faktor Penentu Pengembangan dan Adopsi Varietas Padi Hibrida

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA H 34 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIPA 5 CEVA

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2)

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

PREFERENSI PESERTA TEMU LAPANG SLPTT TERHADAP PENAMPILAN DISPLAY VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KABUPATEN LEBAK. Iin Setyowati dan Sri Kurniawati

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS ATRIBUT JAGUNG LOKAL MADURA MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DESA LARANGAN DALAM

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 72/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA H 36 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIPA 6 JETE

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 73/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA, PROVINSI SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

Studi Komersialisasi Benih Padi Sawah Varietas Unggul. Study on Commercialization of Released Lowland Rice Variety

ANALISIS TINGKAT ADOPSI PETANI DENGAN PENDEKATAN PTT PADI DI DESA BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

PENGEMBANGAN PADI VARIETAS UNGGUL HIBRIDA: PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT DAN SENSITIVITY PRICE ANALYSIS

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 119/Kpts/TP.240/2/2003 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIBRINDO R-2

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

: tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera Utara Ketahanan terhadap penyakit

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

KAJIAN KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADI DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN ABSTRAK PENDAHULUAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PREFERENSI PETANI TERHADAP VARIETAS BARU PADI DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

KERAGAAN KOMPONEN HASIL DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI SISTEM TANAM

Agriekonomika, ISSN Volume 3, Nomor 1 PERSEPSI DAN TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

Keragaan Varietas Unggul Baru Inpari dan Inpara di Kabupaten Kutai Kartanegara

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Transkripsi:

PREFERENSI PETANI KABUPATEN DONGGALA TERHADAP KARAKTERISTIK KUALITAS DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH FARMER PREFERENCES ON QUALITY AND YIELD CHARACTERISTIC OF NEW PADDY VARIETIES IN DONGGALA DISTRICT Heni S.P. Rahayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah Jln. Lasoso 62 Biromaru Palu Sulawesi Tengah Pos-el: Sulistyawati79@gmail.com ABSTRACT New improved variety is a component of technology that hold an important role in increasing rice production. Farmers preferences of improved varieties have to be known because it affects on the level of farmer adoption of new paddy varieties. The aims of this research are to understand the characteristics of paddy that are important to farmers and to know the most prefered new varieties in Donggala. The research is a participatory research which supported by site observation. The data were analyzed by perceived quality method. The results show that the characteristics that are important to farmers preference in Donggala are production, pest and disease rate, the number of tillers, rice texture, the ease of harvest, the age of harvest, plant height and panicle length. However the paddy variety which is most favored by the farmers in Donggala is Inpari 4. Keywords: Rice, Varieties, Quality of products ABSTRAK Varietas unggul baru merupakan komponen teknologi yang berperan penting dalam peningkatan produksi padi. Preferensi petani terhadap varietas unggul baru perlu diketahui karena berpengaruh pada tingkat adopsi oleh petani terhadap varietas tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik padi sawah yang penting bagi preferensi petani dan mengetahui varietas baru yang paling disukai oleh petani di Kabupaten Donggala. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian partisipatif yang didukung dengan percobaan lapangan. Data petani partisipan berupa skor tingkat preferensi petani dianalisis menggunakan metode perceived quality. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik padi sawah yang penting bagi preferensi petani Kabupaten Donggala, yaitu daya hasil, tingkat serangan hama dan penyakit, jumlah anakan, tekstur nasi, kemudahan panen, umur panen, tinggi tanaman, dan panjang malai. Varietas padi sawah yang paling disukai petani Kabupaten Donggala adalah Inpari 4. Kata kunci: Padi, Varietas, Kualitas produk PENDAHULUAN Padi merupakan komoditas yang sangat penting karena menyangkut kebutuhan dasar masyarakat Indonesia. Ketersediaan beras sebagai hasil akhir padi berpengaruh pada kondisi sosial, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu, pemerintah bersama pelaku pertanian utamanya petani berupaya mewujudkan dan mempertahankan swasembada beras dengan meningkatkan produksi padi secara nasional. Menurut Ardjanhar et al. 1 salah satu upaya peningkatan produksi padi adalah penerapan program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) 293

padi sawah dengan penggunaan varietas unggul sebagai komponen utama. Varietas padi unggul berperan penting dalam meningkatkan produksi, mengendalikan hama penyakit tanaman, dan menekan pengaruh buruk kondisi lingkungan tumbuh. Dibandingkan dengan teknologi produksi lainnya, varietas unggul lebih cepat diterima petani karena lebih mudah diimplementasikan dan harganya relatif murah. 2 Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Padi berupaya menghasilkan varietas baru padi sawah. Varietas unggul baru diharapkan dapat menggantikan varietas padi yang telah ada di tingkat petani. Varietas padi yang ada di tingkat petani saat ini perlu diperbarui karena telah mengalami beberapa kendala, antara lain tingginya serangan hama dan penyakit, pelandaian produksi (leveling off), dan ketidaktahanan terhadap perubahan iklim. Varietas padi yang telah ada di Kabupaten Donggala sebelumnya, antara lain varietas Mekongga, Way apoburu, Cimelati, dan Ciherang. 3 Adapun varietas unggul baru yang diproduksi oleh Balai Penelitian Padi adalah jenis Inbrid Padi Irigasi (Inpari). Varietas unggul baru padi sawah yang telah dihasilkan harus diperkenalkan kepada petani sebagai konsumennya. Cara yang cukup efektif untuk memperkenalkan varietas unggul baru kepada petani, antara lain melalui demonstrasi pertanaman di lapangan. Dengan metode ini mereka dapat melihat langsung keunggulan dari varietas yang akan dikembangkan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memperkenalkan varietas baru yang telah dirakit melalui uji adaptasi varietas. Varietas yang baru sebelum dikembangkan di suatu wilayah harus diketahui terlebih dahulu preferensi petani terhadap kualitas dan hasilnya sehingga varietas baru tersebut akan diadopsi oleh petani. Varietas unggul baru yang diproduksi oleh Badan Penelitian Pengembangan Pertanian ketika sampai ke konsumen yaitu petani, pada kenyataannya di lapangan tidak langsung diterima. Petani mempunyai kriteria atau pertimbangan sebelum mengadopsi suatu varietas unggul baru. Oleh karena itu, dalam dua dekade terakhir, preferensi konsumen menjadi perhatian pula oleh para pemulia tanaman padi dalam merakit varietas unggul. 4 Preferensi tercipta dari sekumpulan karakteristik atau atribut yang telah dikenal dan dinilai secara relatif lebih tinggi oleh konsumen. Dengan preferensi yang kuat maka probabilitas konsumen akan menggunakan produk lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing. 5 Varietas unggul baru padi sawah yang diintroduksi di Kabupaten Donggala tidak segera dapat diadopsi apabila tidak sesuai dengan preferensi petani.oleh sebab itu perlu diketahui karakteristik padi sawah yang sesuai dengan preferensi petani Donggala sebelum suatu varietas unggul baru dikembangkan di Kabupaten Donggala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik padi sawah yang penting bagi preferensi petani dan mengetahui varietas baru yang paling disukai oleh petani di Kabupaten Donggala. Beberapa varietas baru yang diujiadaptasikan di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah, yaitu Inpari 4, Inpari 7, dan Inpari 9. Preferensi petani Kabupaten Donggala terhadap varietas baru yang diujiadaptasikan perlu diketahui agar rekomendasi varietas baru yang akan dikembangkan di wilayah ini sesuai preferensi petani setempat. Varietas Unggul Baru Padi Sawah Varietas unggul merupakan salah satu komponen paket teknologi budi daya padi yang secara nyata dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Pada tahun 2008 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah melepas varietas Inbrida Padi Irigasi atau lebih dikenal dengan Inpari. Inpari adalah varietas-varietas unggul baru padi sawah yang cocok ditanam di lahan sawah irigasi. 6 Varietas unggul baru berdaya hasil tinggi melebihi varietas yang telah ada dibutuhkan untuk mengatasi hambatan yang kadang terjadi dalam produksi pangan nasional yaitu produksi per satuan luas varietas sudah terbatas dan susah ditingkatkan (leveling off). 7 Balai Penelitian Padi merakit varietas unggul kemudian memperkenalkan hasil rakitannya kepada petani sebagai konsumennya. Salah satu cara memperkenalkan varietas baru kepada petani melalui demonstrasi varietas unggul. Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan demonstrasi varietas unggul di lapangan adalah (1) areal demonstrasi dalam skala cukup luas sehingga petani mudah melihat keunggulan antara varietas unggul yang satu dengan 294 Widyariset, Vol. 15 No.2, Agustus 2012

lainnya, (2) varietas yang didemonstrasikan tidak terlalu banyak karena akan menyulitkan petani dalam menentukan pilihan, dan (3) lokasi areal demonstrasi mudah dijangkau. 3 Hal ini sejalan dengan pernyataan Lionberger dan Gwen dalam Herwinarni et al. 8 yang menjadi bahan pertimbangan petani dalam menerapkan teknologi, antara lain inovasi yang mudah diamati hasilnya (observability). Uji adaptasi merupakan salah satu demonstrasi varietas unggul yang mudah diamati hasilnya oleh petani. Adopsi Varietas Unggul Padi Sawah Varietas unggul baru padi sangat penting dalam usaha peningkatan produksi. Hasil penelitian Sumarno et al. 9 di Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa di antara komponen teknologi anjuran budi daya padi, varietas unggul adalah teknologi yang cepat diadopsi oleh petani. Mereka memutuskan memilih varietas padi yang akan ditanam berdasarkan syarat penting yaitu produktivitas, harga jual gabah, dan pengalaman adaptasi di lahan petani lainnya. Faktor ketahanan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), mutu beras/ rasa nasi, dan kemudahan menjual gabah juga menjadi faktor penentu yang penting. Umur panen dan kemudahan mendapatkan benih menjadi persyaratan ketiga terpenting. Sembiring dan Abdulrachman 10 juga menyatakan bahwa teknologi PTT yang mudah diadopsi petani adalah varietas unggul baru yang berdaya hasil tinggi, tahan hama dan penyakit di daerah setempat, serta rasa nasi sesuai selera petani dan permintaan pasar. Balai Besar Padi Kementerian Pertanian telah menghasilkan sejumlah varietas unggul baru agar petani dapat memilih sesuai keinginan. Di daerah tertentu, pemilihan varietas didasarkan pada tekstur nasi, sedangkan di daerah yang lain berdasarkan ketahanan hama dan penyakit tanaman. Preferensi Konsumen Produk tidak hanya terdiri atas komponenkomponen fisik penyusunnya, tetapi juga terdapat kumpulan dari berbagai atribut yang sering menjadi faktor penentu bagi konsumen dalam memilih produk tersebut. Preferensi konsumen menunjukkan minat dan keinginan konsumen terhadap kombinasi atau komposisi atribut-atribut suatu produk, baik baru maupun lama yang paling disukai konsumen. Setiap konsumen mempunyai minat dan keinginan yang berbeda-beda terhadap produk barang yang paling mereka sukai. Perbedaan itulah yang menimbulkan he terogenitas dalam preferensi konsumen terhadap suatu produk. 11 Pada penelitian preferensi padi oleh Ruskandar et al. 12 atribut yang digunakan adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai, bentuk gabah, warna gabah, dan teksur nasi. METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di lima lokasi di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah meliputi empat kecamatan, yaitu Kecamatan Banawa Selatan, Kecamatan Tanantovea, Kecamatan Balaesang, dan Kecamatan Sojol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2010. Penentuan lokasi dilakukan dengan sengaja atau purposive yaitu di lokasi sentra produksi padi di Kabupaten Donggala yang merupakan lokasi uji adaptasi varietas baru padi sawah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian partisipatif yang didukung dengan percobaan lapangan (uji adaptasi varietas). Cara Pengumpulan Data Metode Pengambilan Sampel Penentuan responden dilakukan secara acak (random sampling) pada petani peserta program PTT padi sawah di lokasi uji adaptasi varietas baru. Jumlah total responden adalah 30 petani. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner pada responden partisipatif dengan jawaban tertulis. Data sekunder berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Donggala. Preferensi Petani Kabupaten... Heni SP Rahayu 295

Analisis Data Tingkat preferensi petani terhadap atribut karakteristik tanaman padi diukur menggunakan teknik perhitungan perceived quality (PQ) Simamora 13 dan Basuki. 14 Teknik ini diawali dengan penentuan atribut karakteristik padi sawah yang diperkirakan menjadi pertimbangan petani dalam memilih varietas yang disukai. Dalam hal ini karakteristik tanaman yang ditentukan adalah tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, tingkat serangan hama dan penyakit, umur panen, bentuk bulir, tekstur nasi, dan produksi. Prosedur perhitungan untuk mengetahui tingkat preferensi petani terhadap atribut karakteristik padi adalah sebagai berikut. 1. Tingkat kepentingan (bobot) atribut karakteristik (BA) ditentukan melalui penskoran menggunakan pertanyaan. Skor yang diberikan jika petani menjawab sangat penting = 5, penting = 4, biasa saja = 3, tidak penting = 2, dan sangat tidak penting = 1. 2. Bobot atribut karakteristik rerata per responden (BAR) diperoleh dari jumlah skor bobot atribut (BA) semua petani responden dibagi jumlah responden (n). 3. Bobot relatif atribut (BRA) merupakan skor BAR per atribut dibagi skor total semua atribut. 4. Tingkat preferensi petani responden terhadap atribut karakteristik varietas (TP). Nilai TP diukur melalui penskoran dengan memberikan pertanyaan. Skor yang diberikan jika petani menjawab sangat suka = 5, suka = 4, biasa saja = 3, tidak suka = 2, dan sangat tidak suka = 1. 5. Tingkat preferensi rerata per responden (TPR) diperoleh dari jumlah skor TP semua responden, dibagi dengan jumlah responden. 6. Tingkat preferensi rerata per atribut karakteristik dari semua varietas (TPRA) merupakan jumlah skor TPR per atribut karakteristik semua varietas dibagi dengan jumlah varietas. 7. Tingkat preferensi relatif (TPRel) diperoleh dengan cara membagi skor TPR dengan skor TPRA. 8. Tingkat preferensi relatif dibobot (TPRD) diperoleh dengan cara mengalikan skor BRA dengan TPRel. 9. Tingkat preferensi total (TPT) petani terhadap setiap varietas merupakan jumlah skor TPRD dari semua atribut karakteristik yang dimiliki oleh varietas. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Padi Sawah yang Penting bagi Petani Kabupaten Donggala. Karakteristik kualitas dan hasil padi sawah sangat penting untuk diketahui karena karakteristik menentukan kesediaan petani menanam benih suatu varietas tertentu. Selain itu, kualitas seperti tekstur nasi menentukan kemudahan memasarkan hasil. Jika atribut kualitas tidak disukai petani maka petani tidak akan bersedia menanam varietas baru tersebut. Preferensi terhadap karakteristik padi sawah ditampilkan pada Tabel 1. Hasil analisis data bobot atribut rerata (BAR) terhadap karakteristik padi sawah menunjukkan bahwa produksi dipilih sebagai karakter yang Tabel 1. Bobot Atribut Rerata terhadap Karakteristik Padi Sawah, 2011 Atribut Karakteristik Bobot Atribut Rerata (BAR) Tinggi tanaman 4,03 Umur panen 4,20 Jumlah anakan 4,60 Bentuk bulir gabah 3,93 Panjang malai 4,10 Ketahanan terhadap hama & penyakit 4,83 Kemudahan panen 4,27 Tekstur nasi 4,43 Daya hasil 4,93 Sumber : data primer diolah, 2011 296 Widyariset, Vol. 15 No.2, Agustus 2012

paling penting. Berdasarkan nilai BAR secara berturut-turut tingkat kepentingan atribut adalah produksi, tingkat serangan hama dan penyakit, jumlah anakan, tekstur nasi, kemudahan panen, umur panen, panjang malai, dan tinggi tanaman. Produksi merupakan atribut paling penting menurut petani (4,93) karena jika produksi tinggi maka pendapatan petani juga akan tinggi. Produk petani berupa beras sebagian dipergunakan untuk konsumsi, sebagian akan dijual untuk memenuhi kebutuhan lain, dan akan dipergunakan modal usaha tani musim tanam berikutnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarno et al. 6 di Provinsi Jawa Barat bahwa produktivitas merupakan karakteristik padi sawah yang paling dipentingkan. Atribut karakteristik padi sawah yang penting setelah produksi adalah ketahanan hama dan penyakit dengan nilai 4,83. Serangan hama dan penyakit jika tidak teratasi bisa menyebabkan puso atau gagal panen sehingga petani mengalami kerugian. Jumlah anakan menempati prioritas ketiga karena jumlah anakan yang produktif akan memengaruhi hasil. Jika anakan yang terbentuk banyak yang tidak produktif maka akan merugikan petani karena produksi menjadi tidak optimal. Tekstur nasi merupakan karakteristik kualitas hasil yang berkaitan dengan selera pasar sehingga penting bagi petani (4,43). Hasil penelitian Sembiring dan Abdulrachman 10 menyatakan tekstur nasi berkaitan dengan pasar penjualan beras. Hal ini disebabkan kesukaan terhadap tekstur nasi berkaitan dengan selera setempat yang berbeda-beda pada setiap daerah. Di daerah tertentu, pemilihan varietas didasarkan pada tekstur nasi pera, di daerah lain menyukai tekstur pulen. Atribut karakteristik yang juga dinilai penting adalah kemudahan dalam memanen (4,27) dan umur panen (4,20). Karakteristik kemudahan memanen dinilai penting karena dipengaruhi oleh kondisi petani di Kabupaten Donggala yang rata-rata masih memanen padi dengan cara membanting, belum banyak yang menggunakan alat perontok padi. Umur panen menjadi pertimbangan petani karena semakin genjah atau berumur pendek maka semakin cepat petani memetik hasil. Panjang malai dinilai penting (4,10) karena semakin panjang malai maka akan semakin banyak isi malai yang berarti berpengaruh pada produksi. Sementara itu, tinggi tanaman dinilai penting (4,03) karena berkaitan dengan tingkat kerebahan padi apabila terjadi cuaca yang kurang baik seperti hujan deras dan angin. Bentuk bulir tidak penting bagi petani karena menurut mereka tidak banyak berpengaruh baik pada produksi atau pasar yang menjadi orientasi petani Kabupaten Donggala. Analisis Tingkat Preferensi terhadap Varietas Inpari 4, Inpari 7, dan Inpari 9. Sebelum mengetahui tingkat preferensi total maka perlu mencari tingkat preferensi rerata dan rerata per atribut karakteristik dari semua varietas yang disajikan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 terlihat bahwa nilai tingkat preferensi masing-masing varietas bervariasi, ada yang lebih tinggi atau lebih rendah bila dibandingkan dengan rerata keseluruhan varietas. Rentang kesukaan pada taraf biasa saja (3) sampai pada taraf di atas suka (4), namun tidak sampai pada taraf sangat suka (5). Nilai varietas yang lebih tinggi di atas nilai preferensi rerata semua varietas berpeluang lebih besar untuk lebih disukai oleh petani Donggala. Untuk mengetahuinya dilanjutkan dengan menghitung Tingkat Preferensi Relatif (TPRel) Petani Donggala terhadap Varietas Inpari 4, Inpari 7, dan Inpari 9 yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa masing-masing varietas mempunyai keunggulan karakteristik yang berbeda-beda. Nilai TPRel yang lebih dari 1 menunjukkan bahwa nilai preferensi petani terhadap suatu atribut karakteristik lebih tinggi dari nilai preferensi rerata semua varietas. Sebagai contoh, pada karakter tinggi tanaman, Inpari 9 mempunyai nilai 1,04 yang berarti 4% lebih tinggi dari tingkat preferensi petani rerata semua varietas yang diuji. Begitu pula dengan hasil produksi Inpari 4 yang menunjukkan angka 1,12 berarti 12% lebih tinggi dari tingkat preferensi petani rerata terhadap produksi semua varietas. Adapun pada nilai TPRel yang kurang dari 1 seperti karakter tinggi tanaman pada Inpari 4 menunjukkan angka 0,99 yang berarti 1% lebih rendah dari tingkat preferensi rerata semua varietas. Karakteristik varietas Inpari 4 yang mempunyai tingkat preferensi lebih tinggi dari tingkat Preferensi Petani Kabupaten... Heni SP Rahayu 297

preferensi rerata adalah produksi, jumlah anakan, panjang malai, tekstur nasi, dan tingkat serangan hama dan penyakit, umur panen. Sesuai dengan deskripsi varietas padi oleh Suprihatno et al., 15 Inpari 4 mempunyai keunggulan, yaitu potensi hasil bisa mencapai 8,8 ton Gabah Kering Giling (GKG), jumlah anakan mencapai 16, tekstur nasi pulen, agak tahan dengan penyakit hawar daun dan tungro, dan umur pendek (115 hari). Ketahanan terhadap penyakit tungro disukai petani Donggala karena Kabupaten Donggala adalah salah satu daerah yang endemik tungro. Karakteristik varietas Inpari 7 mempunyai nilai lebih tinggi dari tingkat preferensi rerata pada karakteristik umur panen, kemudahan panen, jumlah anakan, tekstur nasi, dan produksi. Sesuai dengan deskripsi varietas padi oleh Suprihatno et al., 15 Inpari 7 memiliki karakteristik umur pendek (110) hari, mudah dipanen dengan kerontokan sedang, tekstur nasi pulen, jumlah anakan bisa mencapai 18 sehingga potensi hasilnya mencapai 8,7 ton/ha. Karakteristik varietas Inpari 9 yang mempunyai nilai lebih tinggi dari tingkat preferensi rerata adalah tinggi tanaman, bentuk bulir padi, dan ketahan terhadap hama dan penyakit. Sesuai dengan deskripsi varietas padi oleh Suprihatno et al. 15 Inpari 9 mempunyai tinggi berkisar 121 cm, dengan bentuk bulir panjang dan ramping dan tahan terhadap penyakit hawar daun dan tungro. Secara umum varietas baru yang diujiadaptasikan mempunyai kelebihan masing-masing. Ada beberapa karakteristik kualitas yang sama atau hampir sama antara varietas satu dengan yang lain. Nilai tingkat preferensi total (TPT) akan menunjukkan varietas yang secara umum paling disukai oleh petani Kabupaten Donggala. Tabel 2. Skor Tingkat Preferensi Rerata (TPR) dan Skor Tingkat Preferensi Rerata per Atribut Karakteristik dari Semua Varietas (TPRA) Petani Donggala tehadap Varietas Inpari 4, Inpari 7, dan Inpari 9, 2011 Karakteristik TPR Inpari 4 Inpari 7 Inpari 9 Tinggi tanaman 3,83 3,77 4,03 3,88 Umur panen 3,97 4,30 3,40 3,89 Jumlah anakan 4,23 4,27 3,70 4,07 Panjang malai 3,77 3,57 3,57 3,64 Ketahanan terhadap hama dan penyakit 4,03 3,23 4,17 3,81 Kemudahan panen 3,97 4,30 3,70 3,99 Tekstur nasi 3,93 3,87 3,70 3,82 Daya hasil 4,50 4,07 3,47 4,01 Sumber : data primer diolah, 2011. TPRA Tabel 3. Skor Tingkat Preferensi Relatif (TPRel) Petani Donggala terhadap Varietas Inpari 4, Inpari 7, dan Inpari 9. Karakteristik TPRA TPRel Inpari 4 Inpari 7 Inpari 9 Tinggi tanaman 3,88 0,99 0,97 1,04 Umur panen 3,89 1,02 1,11 0,87 Jumlah anakan 4,07 1,04 1,05 0,91 Panjang malai 3,64 1,04 0,98 0,98 Ketahanan terhadap hama dan penyakit 3,91 1,03 0,85 1,07 Kemudahan panen 3,99 0,99 1,08 0,93 Tekstur nasi 3,82 1,03 1,00 0,97 Daya hasil 4,01 1,12 1,01 0,86 Sumber : data primer diolah, 2011. 298 Widyariset, Vol. 15 No.2, Agustus 2012

Tabel 4. Skor Tingkat Preferensi Relatif Dibobot (TPRD) Petani Donggala terhadap Varietas Inpari 4, Inpari 7, dan Inpari 9. Karakteristik TPRD Inpari 4 Inpari 7 Inpari 9 Tinggi tanaman 0,11 0,11 0,11 Umur panen 0,12 0,13 0,10 Jumlah anakan 0,14 0,14 0,12 Panjang malai 0,12 0,12 0,12 Ketahanan terhadap hama & penyakit 0,14 0,11 0,14 Kemudahan panen 0,12 0,13 0,11 Tekstur nasi 0,13 0,13 0,13 Produksi 0,16 0,14 0,12 Tingkat preferensi total (TPT) 1,04 1,01 0,96 Sumber: data primer diolah, 2011 Perhitungan tingkat preferensi total ditampilkan dalam Tabel 4. Nilai TPT diperoleh dengan menjumlahkan nilai tingkat preferensi relatif dibobot (TPRD) masing-masing varietas. Adapun nilai preferensi relatif dibobot berasal dari nilai tingkat preferensi relatif masing-masing varietas dikalikan nilai bobot relatif atribut (BRA). Nilai bobot relatif atribut menunjukkan persepsi seberapa penting suatu atribut terhadap kesukaan petani. Tingkat preferensi total merupakan kombinasi dari seberapa suka dan seberapa penting suatu karakteristik tanaman. Hasil analisis pada Tabel 4 menunjukkan bahwa dari keseluruhan karakteristik padi sawah maka Inpari 4 yang paling disukai dengan nilai 1,03 dibandingkan Inpari 7 (1,00) dan Inpari 9 (0,96). Kesukaan petani Kabupaten Donggala terhadap Inpari 4 sesuai dengan dugaan sementara yang dikuatkan dalam deskripsi padi Suprihatno et al., 15 bahwa varietas tetua dari Inpari 4 adalah varietas Way Apoburu yang sebelumnya pernah dikembangkan di Kabupaten Donggala. KESIMPULAN Karakteristik kualitas dan hasil padi sawah yang penting bagi preferensi petani Kabupaten Donggala menurut urutan kepentingannya yaitu daya hasil, ketahanan hama dan penyakit, tekstur nasi, kemudahan panen, umur panen, jumlah anakan, tinggi tanaman, serta panjang malai. Varietas baru hasil uji adaptasi yang disukai oleh petani Kabupaten Donggala adalah Inpari 4. SARAN Pengembangan varietas baru di suatu wilayah perlu memerhatikan preferensi petani wilayah tersebut. Varietas baru yang akan dikembangkan di Kabupaten Donggala sebaiknya mempunyai karakteristik potensi produksi tinggi, tahanan hama dan penyakit terutama tungro, tekstur nasi pulen, mudah dipanen, umur pendek berkisar 110 hari, jumlah anakan optimal berkisar 16, dan tinggi tanaman berkisar 125 cm. Padi sawah varietas Inpari 4 potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Donggala. UCAPAN TERIMA KASIH Proses pengambilan data penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan Pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Sulawesi Tengah, Penanggung Jawab, Koordinator, dan Tim Teknis SLPTT di BPTP Sulawesi Tengah. Ucapan terima kasih juga kepada Prof. Erman Aminullah yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan makalah ini. Preferensi Petani Kabupaten... Heni SP Rahayu 299

DAFTAR PUSTAKA 1 Ardjanhar, A., S. Bakhri, A. Dalapati. 2010. Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Petunjuk Teknis. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah. 35 hal. 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2004. Sejauh mana Adopsi Varietas Unggul Padi Dewasa Ini. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia, 26 (1): 6 7. 3 Dinas Pertanian Kabupaten Donggala. 2009. Pelaksanaan Program SLPTT Tahun 2009. Laporan Kegiatan. Dinas Pertanian Kabupaten Donggala. Donggala. Sulawesi Tengah. 4 Ruskandar, A. Varietas Ciherang Makin Mendominasi. 2009. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 31 (6): 11 13. 5 Ghitriva, R. 2002. Preferensi dan Loyalitas Konsumen terhadap Beberapa Merk Produk Agribisnis di Yogyakarta. Tesis. Magister Manajemen Agribisnis. Universitas Gadjah Mada. 6 Humaida, U. Varietas Unggul Baru. 2009. Seputar Pembangunan Pembangunan Indonesia. (http:www.sukatani-banguntani.blgspot.com, diakses 6 Maret 2011). 7 Suwarto dan N. Prihatiningsih. 2007. Perakitan Varietas Unggul Padi Tipe Baru (PTB) untuk Mengatasi Pelandaian Produksi Padi Sawah. Laporan Penelitian. Purwokerto: Fakultas Pertanian Universitas Jendral Soedirman. 8 Herwinarni, E.M., Ekaningtyas, T. Suhendrata. 2009. Kajian Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Adopsi Inovasi Pertanian di Wilayah Desa Miskin di Kabupaten Blora. Dalam: Pengembangan Lahan Marginal Tahun 2009, pp. 70 75. 9 Sumarno, Kartasasmita, Z. Zaini, L. Hakim. 2009. Senjang Adopsi Teknologi dan Senjang Hasil Padi Sawah. Iptek Tanaman Pangan, 4 (2): 116 130. 10 Sembiring, H. dan S. Andulrachman. 2009. Penerapan dan Pengembangan PTT dalam Upaya Peningkatan Produksi Padi. Iptek Tanaman Pangan, 3 (2): 145 155. 11 Pambudi, H. S. 2010. Analisis Preferensi Konsumen Dengan Choiche-Based Conjoint. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Diponegoro. (http://eprint. undip.ac.id, diakses 6 Maret 2011). 12 Ruskandar, A., dkk. 2008. Preferensi Petani Terhadap Beberapa Varietas Unggul Padi (Studi Kasus Di Kecamatan Kedung Tuban Kabupaten Blora). Makalah dalam Seminar Nasional Padi Tahun 2008. Sukamandi: Balai Besar Penelitian Padi. 13 Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Satria Utama. 14 Basuki, R.S. 2009. Analisis Tingkat Preferensi Petani Terhadap Karakteristik Hasil dan Kualitas Bawang Merah Varietas Lokal dan Impor. Jurnal Hortikultura. 19 (2): 237 248. 15 Suprihatno, B. dkk. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Subang: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 300 Widyariset, Vol. 15 No.2, Agustus 2012