BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, pemasaran dipandang sebagai proses untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran semakin mempengaruhi hampir seluruh kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghidupi banyak orang dan memberi banyak keuntungan bagi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen merupakan bagian terpenting bagi perusahaan karena memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar industri sejenis maupun tidak sejenis semakin ketat sehingga untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam kehidupan manusia terdapat bermacam-macam kebutuhan yang harus

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dalam menganalisis perilaku konsumen khususnya mengenai perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi mudah memasuki pasar, sehingga dalam sebuah pasar, produk dan

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran umumnya dipandang sebagai suatu proses untuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya, dan bentuk-bentuk interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Dengan demikian kepuasan dapat diartikan sebagai hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. besar dan memenangkan persaingan bisnis. Banyak bisnis didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas, dilihat dari konsumen yang menuntut produk dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini sedang menghadapi persaingan yang semakin tajam dan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, perkembangan teknologi dan perekonomian telah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT KONSUMEN MENGUNJUNGI SWALAYAN INDOMARET REMBANG TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan konsumen saja, tetapi juga harus dapat. memuaskan konsumen. Dengan adanya persaingan yang kompetitif ini

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat perkembangan ekonomi yang terbilang pesat di Indonesia,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini, peneliti akan membahas kesimpulan dari penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan simbol kota Surakarta yang saat ini batik mulai

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memenuhi permintaan konsumen yang semakin hari

PENGARUH PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA DEALER SAKAT MOTOR WONOGIRI SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Banyak perusahaan saling berkompetisi menjadi yang terbaik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hadirnya internet tidak terlepas dengan berkembangnya teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kondisi yang demikian membuat bisnis minuman ready to drink

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN(MAHASISWA) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BIRO ADMINISTRASI UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. macam transportasi terus dikembangkan akhir-akhir ini dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. toko yang menjual bakpia di jalan KS.Tubun, Ngampilan dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perekonomian dan semakin banyaknya. menghadapi persaingan antar perusahaan. Menurut Philip Kotler (1990),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsumen di masa sekarang semakin menuntut banyak hal terhadap produk

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk membeli produknya. merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Arti dan Tujuan Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Pemasaran sangat penting bagi perusahaan atau organisasi

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. afektif, dan nilai tukar pada niat pembelian ulang Viva Cosmetics di komunitas Make Up and

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Internet merupakan salah satu teknologi informasi yang terus berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. promosi yaitu iklan. Periklanan merupakan salah satu alat promosi yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan informasi yang melayani masyarakat dengan berbagai jenis pelayanan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Pandangan strategi perusahaan telah berubah, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang saat ini semakin lama semakin ketat. Terdapat berbagai. konsumen untuk menggunakan suatu produk.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan semakin banyak tekanan persaingan, banyak perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET GALAXY DI BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pasar dapat memberitahu kita mengenai kualitas dan pelayanan yang

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda)

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk berinteraksi dengan satu sama lain tanpa dibatasi jarak wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU DI KECAMATAN JATISRONO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk lebih cerdas mempertahankan pasarnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitas gaya hidup (misalnya Lury, 1996; Bayley dan Nancarrow, 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang teknologi, liberalisasi perdagangan, serta faktor-faktor lain (Knight,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern sekarang perkembangan perusahaan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned.

BAB I PENDAHULUAN. sasaran agar produknya dapat diterima dan bertahan di pasar yang memiliki persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney. Ini adalah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh CIA World Factbook pada

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini daya beli masyarakat semakin meningkat dalam pemenuhan

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan perkembangan usaha yang semakin pesat di Yogyakarta menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan harga jual produk. Munculnya produk-produk baru yang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA SWALAYAN LUWES DI PATI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dilakukan, berbagai keterbatasan yang ditemui selama penelitian ini, saran serta

adalah kebutuhan dan gaya hidup (life style) masyarakat yang semakin yang tergolong berpikiran relatif maju. Mereka dihadapkan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia

BAB I PENDAHULUAN. di kota Sragen telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan pengambilan keputusan pembelian tanpa rencana atau impulsive buying.

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL DEPAN TESIS... HALAMAN JUDUL TESIS... HALAMAN PENGESAHAN TESIS... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN David W. Cravens, Pemasaran Strategi, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta, 1996, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pemasaran dipandang sebagai proses untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen (Kotler, 2000:4). Dengan adanya pemasaran, maka produsen akan lebih mudah mengenalkan dan menyerahkan barang kepada konsumen. Pemasaran bukan hanya menjual dan promosi, tetapi lebih bertujuan untuk mengetahui dan memahami konsumen sehingga produk atau jasa yang ditawarkan cocok dengan konsumen dan selanjutnya menjual dirinya sendiri (Drucker, 1973 dalam Kotler, 2000). Maka dari itu, secara ringkas konsep pemasaran menyatakan bahwa suatu organisasi harus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen agar dapat menghasilkan keuntungan (Peter & Olson, 2000 dalam Haerani, 2007). Dalam memperkenalkan barang dan jasa kepada konsumen dibutuhkan seorang pemasar yang dapat memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli, mulai dari adanya rangsangan hingga muncul suatu keputusan pembelian bagi konsumen (Kotler 2000:183). Selain itu, setiap pemasar saling berlomba agar memenangkan persaingan dengan membuat strategi pemasaran berdasarkan penelitian terhadap minat konsumen, selera konsumen dan keinginan konsumen pada suatu produk (McCarthy, 1993 dalam Haerani, 2007). Universitas Kristen Marantha 1

Maka dari itu, para pemasar perlu memiliki kemampuan untuk mengetahui segala perilaku konsumen yang berbeda-beda dan memiliki keunikkan antara satu dengan yang lainnya. Perilaku mengacu pada tindakan nyata konsumen yang dapat diobservasi secara langsung (Peter & Olson, 1999). Sedangkan perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (Peter & Olson,1999). Perilaku konsumen adalah interaksi dinamis artinya adalah seorang konsumen, ataupun grup konsumen, serta masyarakat luas selalu melakukan perubahan dan bergerak sepanjang waktu. Hal tersebut tentu saja membawa pengaruh terhadap perilaku konsumen dan pada pengembangan strategi pemasaran. Perilaku konsumen juga merupakan ilmu dari respon manusia terhadap produk, jasa dan pemasaran produk dan jasa (Kardes, 2002 dalam Magdalena, 2005). Kotler (2003) berpendapat bahwa respon manusia terdiri dari 3 (tiga) hal yang utama yaitu respon afektif, respon kognitif, dan respon perilaku. Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah pertukaran diantara individu. Dalam melakukan pertukaran tersebut, setiap individu akan terlibat dan dipengaruhi oleh perasaan atau afeksinya. Tanggapan-tanggapan afeksi beragam dalam penilaian positif dan negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan dalam intensitas atau tingkat pergerakan badan (Peter & Olson, 1999). Contohnya adalah afeksi yang Universitas Kristen Marantha 2

melibatkan emosi yang relatif gencar seperti cinta atau marah, status perasaan yang tidak begitu kuat seperti kepuasan atau frustasi, suasana hati yang melarut seperti relaksasi atau kebosanan, dan evaluasi menyeluruh yang agak umum (Peter & Olson, 1999). Pengaruh afeksi positif dan negatif dapat diidentifikasikan sebagai suatu variabel kuat yang mana dapat mempengaruhi sejumlah tindakantindakan manusia, termasuk keputusan pembelian (Gardner & Rook, 1987; Rook & Gardner, 1993). Afeksi positif dan negatif merupakan dua dimensi yang berbeda, yang mana berlawanan antara satu dengan yang lainnya (Watson & Tellegen, 1985 dalam Sharon, 1998). Afeksi yang ada didalam diri manusia akan mempengaruhi setiap tindakan yang manusia lakukan (Peter & Olson, 1999). Hal tersebut juga berkaitan dalam pengambilan keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan salah satu dari perilaku pembelian konsumen (Peter & Olson, 1999). Salah satu perilaku pembelian konsumen yang dibahas dalam penelitian ini adalah pembelian impulsif (Rook, 1997 dalam Sharon, 1998). Hal ini disebabkan karena pemasar menyadari bahwa porsi besar dari volume penjualan dihasilkan oleh pembelian impulsif, dengan 50 % dari pengunjung mall membeli barang secara impulsif dan sebanyak 70% dari penjulan barang grosir dibeli secara impulsif (Nichols et al, 2001; Underhill (1999) dalam Haerani, 2007). Universitas Kristen Marantha 3

Selain itu, pembelian yang dilakukan di pasar swalayan sepenuhnya juga tidak direncanakan, dua per tiga pembelian di pasar swalayan merupakan pembelian berdasarkan impulsif dan setidaknya 80% dari keputusan pembelian yang dibuat adalah membeli produk-produk seperti permen, permen karet, makanan ringan, pasta, kue dan biskuit (Engel; Blackwell; & Miniard,1982, dalam Haerani, 2007). Maka dari itu, pemasar perlu memahami konsep dari pembelian impulsif. Pembelian impulsif adalah pembelian yang dilakukan oleh konsumen tanpa direncanakan sebelumnya. Rook (1987:191) dalam Sharon. (1998) mendefinisikan pembelian impulsif sebagai pembelian yang tiba-tiba dan segera tanpa niat belanja sebelumnya atau membeli kategori produk tertentu atau untuk memenuhi tugas pembelian tertentu. Tingkah laku ini terjadi setelah mengalami suatu dorongan untuk membeli dan cenderung bersifat spontan dan tanpa banyak pemikiran. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif adalah keinginan untuk membeli (Sharon, 1998). Keinginan untuk membeli juga turut mempengaruhi pengambilan keputusan manusia dalam melakukan pembelian. Misalnya saja, seseorang yang tanpa sengaja ketika sedang berjalan-jalan atau berada dalam suatu pusat dengan afesksi yang timbul dapat merasakan keinginan untuk membeli barang yang sebelumnya tidak pernah direncanakan. Menurut Gerbing, Ahadi, & Patton, (1987), keinginan untuk membeli dapat muncul tiba-tiba ketika seseorang sedang berada di dalam sebuah Universitas Kristen Marantha 4

pusat perbelanjaan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang ada di dalam diri konsumen itu sendiri dan dapat pula faktor-faktor yang berasal dari luar. Contohnya saja adalah apabila kita sedang berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan dan melihat sebuah barang yang disukai, dan faktor keuangan mencukupi, maka konsumen tersebut merasakan keinginan untuk membeli dan dapat melakukan pembelian terhadap barang tersebut. Tetapi dalam merasakan keinginan untuk membeli, apabila tidak ditunjang oleh faktor-faktor lain yang dapat mendukung konsumen tersebut untuk melakukan pembelian, maka pembelian tersebut juga tidak akan terjadi. Maka dari itu, keinginan untuk membeli dapat menjadi penyebab terjadinya pembelian impulsif. Pembelian impulsif adalah suatu pembelian yang terjadi secara tibatiba dan cepat dengan tidak ada tujuan atau maksud untuk pergi berbelanja sebelumnya untuk membeli kategori produk yang spesifik atau untuk memenuhi pembelian yang spesifik (Rook & Hoch, 1985; Rook & Grander, 1993 dalam Sharon, 1998). Selain itu, pembelian impulsif bukanlah pembelian yang direncanakan terlebih dahulunya, akan tetapi ini lebih melibatkan banyak pengalaman mengenai anggapan pembelian impulsif. Anggapan tersebut dirasakan secara tiba-tiba dan kuat sekali dan ini seringkali bersifat menarik perhatian konsumen. Pembelian impulsif dapat memberikan kekuatan positif karena sebagian besar para konsumen merasakan lebih baik sesudah melakukan pembelian. Universitas Kristen Marantha 5

Menurut Youn (2000) dalam Haerani (2007), perilaku pembelian impuls berhubungan dengan afeksi dan berkaitan erat dengan tindakan cepat (refleks). Dengan adanya tindakan cepat atau refleks yang dimiliki oleh seseorang, maka keinginan untuk melakukan pembelian impulsif juga dapat muncul. Hal ini disebabkan karena pembelian impulsif merupakan tindakan yang spontan dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. (Gerbing, Ahadi, & Patton, 1987). Penelitian ini dibatasi hanya sampai pada dorongan untuk melakukan pembelian impulsif, karenan dorongan atau keinginan pasti muncul lebih awal daripada tindakan pembelian itu sendiri (Rook,1987:191 dalam Sharon, 1998). Berdasarkan permasalahan yang ada, dan menyadari pentingnya pengaruh afeksi, baik positif dan negatif terhadap keinginan untuk melakukan pembelian impulsif, maka peneliti mengambil tema Pengaruh Afeksi Positif Dan Negatif Pada Niat Pembelian Impulsif 1.2. Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka identifikasi masalah yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh afeksi positif pada keinginan untuk pembelian impulsif?. 2. Apakah ada pengaruh afeksi negatif pada keinginan untuk pembelian impulsif?. Universitas Kristen Marantha 6

1.3. Tujuan Penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. apakah ada pengaruh afeksi positif pada keinginan untuk pembelian impulsif. 2. apakah ada pengaruh afeksi negatif pada keinginan untuk pembelian impulsif. 1.4. Kegunaan Penelitian. Adapun berbagai pihak yang berhubungan dengan manfaat dari penelitian ini, antara lain: 1. Bagi pengelola bisnis Memberi wawasan baru mengenai bagaimana pengaruh afeksi positif dan negatif yang dirasakan konsumen dapat mempengaruhi keputusan pembelian impulsif yang dilakukan oleh konsumen tersebut. 2. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan memberikan gambaran yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif yang dilakukan oleh konsumen. 3. Bagi Akademisi Penelitian ini dapat berguna terutama bagi penelitian sejenis di kemudian hari dimana hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembanding yang Universitas Kristen Marantha 7

dapat membuka jalan penelitian selanjutnya yang lebih lengkap dan terpadu. 1.5. Kerangka Pemikiran. Pemasaran Perilaku Konsumen Afeksi Positif Negatif Keinginan Untuk Membeli (Minat Beli) Pembelian Impulsif 1.6. Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh afeksi positif dan negatif pada keputusan pembelian impulsif yang dilakukan oleh Universitas Kristen Marantha 8

konsumen. Afeksi adalah emosi, perasaan tertentu, suasana hati, dan evaluasi. Sedangkan Niat pembelian impulsif adalah tindakan membeli suatu produk dimana sebelumnya tidak ada niat / maksud untuk membeli sebelum memasuki toko. Ketika afeksi melampaui kognisi, maka pembelian impulsif akan terjadi. Penelitian ini akan mangambil sampel sebanyak 140 orang dan akan mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti. Karakteristik responden yang digunakan adalah responden yang gemar berbelanja. Penelitian ini dilakukan di beberapa pusat perbelanjaan di Kota Bandung, karena di dalam pusat perbelanjaan, kita dapat menemukan banyak orang yang merasakan keinginan untuk melakukan pembelian impulsif. Penelitian in menggunakan metode regresi linear. 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, ruang lingkup penelitian, sistematika penulisan. Bab II: Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Bab ini menguraikan konsep dan teori yang relevan dengan topik penelitian serta bukti-bukti empiris dari penelitian-penelitian Universitas Kristen Marantha 9

sebelumnya. Bab ini juga mengembangkan hipotesis-hipotesis yang perlu dipecahkan sesuai dengan konsep dan teori. Bab III: Metode Penelitian Bab ini berisi penjelasan mengenai desain penelitian, populasi dan pengambilan sampel, metode pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dari variabel-variabel penelitian, dan prosedur analis data awal yang dilakukan, metode analisis data. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menguraikan mengenai karakteristik responden, hasil pengujian model, hasil pengukuran metode regresi sederhana, pemecahan masalah hipotesis yang ditawarkan dalam penelitian dan interpretasi terhadap hasil yang diperoleh. BAB V: Simpulan dan Saran. Bab ini berisi Simpulan dari hasil penelitian, dan batasan penelitian, implikasi manajerial dan saran-saran untuk penelitian berikutnya. Universitas Kristen Marantha 10