PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA DI SMP NEGERI 8 TELUK KUANTAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian

ASPEK KEMATANGAN BERFIKIR (INTELEKTUAL) ANAK SD DI WILAYAH KEBUMEN

Gambaran Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa SMK Insan Global Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

ACHIEVEMENT OF THE TASK OF EARLY ADOLESCENCE DEVELOPMENT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROFIL TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang disajikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA REMEDIAL KELAS IX SMP N 1 SIAK HULU

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan seseorang

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KUANTAN MUDIK

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI TOILET TRAINING DI PAUD AL-AMIN BIMASDA KECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN

Sahabat. Assalamu alaikum Wr. Wb Orang bijak berkata;

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA TAMATAN TK DAN NON TK DI SEKOLAH DASAR NEGERI

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014

PENGARUH SISTEM PEMONDOKAN TERHADAP PERILAKU SISWA BERDASARKAN NILAI-NILAI PANCASILA DI SLTP BABUSSALAM PEKANBARU

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini diuraikan secara lengkap mengenai pendekatan dan metode

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN MADRASAH ALIYAH YPKM DI KOTO LUBUK JAMBI KECAMATAN KUANTAN MUDIK

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PROFIL PERMASALAHAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI DI KOTA BOGOR. Weni Nur Wendari 1 Aip Badrujaman 2 Atiek Sismiati S.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

MODEL PEMBELAJARAN BERTUKAR PASANGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

IMPLEMENTASI PERMAINAN KACIL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan 1 April sampai 30 Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNEMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa

BAB II. Landasan Teori

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

cxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI

ASSALAMUALAIKUM WR.WB PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017

1. Periode 18/ 19 tahun 20/ 21 tahun yaitu mahasiswa semester I s/ d semester IV. Pada periode ini tampak karakteristik sebagai berikut : Stabilitas

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif.

PERKEMBANGAN REMAJA DAN PERMASALAHANNYA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB III METODE PENELITIAN. Kecenderungan perilaku nakal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang memasuki sekolah menengah pertama pada umumnya berada

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Modul 6 PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA MASA REMAJA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi

PENGEMBANGAN MANAJEMEN JEJARING BIMBINGAN DAN KONSELING (MJBK) BERBASIS ANALISIS KEBUTUHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Kemampuan sosial emosional perlu dilatih sejak dini, karena kemampuan ini merupakan salah satu poros

HUBUNGAN GENDER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa. anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang

Transkripsi:

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA DI SMP NEGERI 8 TELUK KUANTAN DARLIANIS Guru SD Negeri 009 Seberang Taluk darlianisidar@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa di SMP Negeri 8 Teluk Kuantan merumuskan bagaimana profil kelompok siswa dalam sepuluh aspek perkembangan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sepuluh aspek perkembangan siswa dalam bentuk distribusi frekuensi pencapaian tugas, gambaran butir tetinggi dan terendah. Penelitian dilakukan dengan metode deskriftif kuantitatif untuk memperoleh gambaran empiris. Sampel penelitian diambil dari 50 % dari jumlah populasi dengan menggunakan random sampling. Alat pengumpulan data tentang profil pencapaian tugas perkembangan tersebut berupa komputer program ATP versi 3.5. Penelitian menghasilkan perkembangan pencapaian tugas siswa kecondongan positif. Secara umum delapan butir tertinggi siswa di SMP Negeri 8 Teluk Kuantan berada dalam tahap sadar diri, dan delapan butir terendah juga delapan butir tertinggi. Kata Kunci : Profil Pencapaian Tugas, Perkembangan Siswa. Selaku manusia seseorang sejak lahir hingga meninggal dunia akan melewati beberapa fase pertumbuhan perkembangan yaitu fase bayi, fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, dan fase lanjut usia. Anak-anak dengan usia 12 sampai 16 tahun berada pada fase remaja. Masa ini sangat menentukan sekali, karena pada fase ini banyak terjadi perubahanperubahan pisiologis dan fisikis pada dirinya. Hal ini akan menimbulkan kebingungan dikalangan remaja yang membuat remaja itu penuh gejolak emosi dan goncangan jiwa. Sehingga membuat mereka akan mudah menyimpang dari aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku. Ditengah PENDAHULUAN masyarakat. Siswa seusia SMP dikatakan berada pada fase remaja yang ditandai gejala-gejala emosional negatif. Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan biologis kelenjar-kelejar kelamin yang mulai berfungsi yang membawa perubahan pada diri anak. Adanya kecendrungan anak-anak kurang suka bergerak, lekas lelah, hati tidak tentram, serta merasa pesimis, murung. Kecendrungan lain berupa tidak membaca dan mempelajari kitab suci, tidak merasa berdosa apabila tidak melaksanakan ibadah, tidak berperilaku sopan pada semua orang, tidak memakai tata tertip sekolah, kurang membina hubungan baik, kurang menghormati orang tua, kurang melaksanakan tugas Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 2 No. 2, Agustus 2016 61

dengan sungguh-sungguh, kurang mengusahakan prestasi belajar, kurang suka menabung, kurang suka mengisi waktu luang dengan kegiatan positif. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk 1. Penegertian Perkembangan dan Tugas Perkembangan Menurut Scneer (Sumanto dan Agung Hartono, 1997:32) perkembangan adalah perubahanperubahan progresif dalam organisasi ini dilihat dari sistem awal dan adoptik sepanjang hidupnya. Perubahan proresif ini meliputi dua faktor yakni kematangan dan perjalanan hidup seseorang ditandai dengan adanya tugas-tugas yang harus dpenuhi. Menurut (Syaiful Basri Djamarasih, 2002:84) perkembangan adalah perubahan secara psiokologis sebagai hasil dari proses kematangan dari fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu. Menurut (Siti Rahayu Haditono, 2001:22) tugas perkembangan tersebut menunujukkan adanya hubungan dengan pendidikan, yaitu pendidikan dan pelajaran formal yang diterima seseorang. Pendidikan menentukan tugas apakah yang dapat dilaksanakan seseorang pada masa-masa hidup tertentu. Konsep diri dan harga diri akan turun apabila seseorang tidak dapat melaksanakan perkembangan dengan baik, karena orang tersebut akan mendapat kecaman dan celaan masyarakat sekeliling. Menurut H. Sunarta dan B. Hartono, (1995:43) pencapaian tugastugas perkembangan adalah suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis didalam lingkungan masyarakat yang lebih luas LANDASAN TEORI mengangkat sebuah penelitian yang berjudul Profil Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa di SMP Negeri 8 Teluk Kuantan. dan kompleks. 2. Tingkat Perkembangan Remaja (usia SMP) Lovinger merumuskan bangun perkembangan diri kedalam sembilan tingkat. Tingkat pertama yaitu pra sosial merupakan tingkat dimana individu belum mampu membedakan diri dengan lingkungan. Tingkat terakhir, yaitu tingkat integrated, merupakan tingkat yang jarang dicapai oleh orng kebanyakan. Oleh karena itu bangun tingkat perkembangan dalam ITP ini terdiri atas tujuh tingkatan (Sunaryo Kartadinata, dkk: 2003: 2). Tingkat perlindungan diri (PID), dengan ciri-ciri peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat di peroleh dari berhubungan dengan orang lain. Mengikuti aturan secara aportunistik dan hedonistic (prinsip menyenangkan diri). Berfikir tidak logis dan streotip cendrung melihat kehidupan sebagai zero sum game. Cendrung menyakahkan mencela orang lain dan lingkungan. Tingkat konformistik, dengan ciriciri: (1) Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial, (2) Cendrung berfikir steorotip dan klise, (3) Peduli terhadap aturan eksternal, (4) Bertindak dengan motif dangkal (untuk memperoleh pujian), (5) Menyamakan diri dalam ekpresi emosi, (6) Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal, (7) Takut tidak diterima kelompok, (8) tidak sensitif terhadap ke individuan, dan (9) Merasa berdosa jika melanggar aturan. Tingkat Sadar Diri (SDI), dengan 62 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 2 No. 2, Agustus 2016

ciri-ciri: (1) Mampu berfikir alternatif, (2) Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi, (3) Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada, (4) Orientasi pemecahan masalah, (5) Memikirkan cara hidup, serta (6) Penyesuaian terhadap situasi dan peranan. Tahap saksama (SKA), dengan ciri-ciri: (1) Bertindak atas dasar nilai internal, (2) Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan, (3) Mampu melihat keragaman emosi, motif, dan perspektif diri, (4) Peduli akan hubungan mutualistic, (5) Memiliki tujuan jangka panjang, (6) cendrung melihat peristiwa dalam konteks sosial, dan (7) Berfikir lebih konpleks dan atas dasar analisis. Menurut Soesilowindrani, 1. Asumsi Penelitian a. Tugas perkembangan merupakan tugas yang harus diselesaikan oleh setiap siswa dengan tingkat yang berbedabeda. Ini dapat dikembangankan dan dipupuk melaui lingkungan sekolah dan keluarga. b. Tugas perkembangan dapat diidentifikasi dan diukur indikatornya menggunakan Inventori Tugas Perkembangan (ITP-SLTP). c. Setiap siswa mengalami tugas pekembangan dengan tingkat yang bervariasi, tidak ada siswa yang tidak mengalami perkembangan, tetapi yang dibutuhkan adalah bagaimana mengembangkan tugas-tugas perkembangan pada usia SMP 12-16 tahun. 2. Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian jumlah subjek dalam sampel sama dengan jumlah yang ada dalam populasi, tidak ada METODE PENELITIAN (1969:24) tugas-tugas perkembangan remaja pada umumnya antara lain : 1. Menerima keadaan jasmaninya dan menerima serta menjalankan peranannya sebgai wanita dan pria. 2. Mengadakan hubungan baru dengan teman-teman sebaya dari kedua jenis kelamin, terutama anak lawan jenis. 3. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainya agar supaya jangan selalu terikat. 4. Mendapatkan kepastian mengenai kebebasan ekonomi. 5. Memilih dan menyiapkan diri bagi suatu jawaban. 6. Menginginkan dan dapat bertingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat. pemilihan subjek dari kelompok tersebut dilihat secara langsung yang selanjutnya teknik sampling seperti itu disebut dengan sampel jenuh. Penelitian ini menggunakan teknik provite random sampel dengan metode deskriptif, kuantitatif agar diperoleh gambaran yang empiris. 3. Alat Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data Untuk menjaring data tentang pencapaian tugas perkembangan digunakan instrument inventori tugas perkembangan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI.2003) yang dikelompokkkan menjadi 10 aspek yang terdiri dari 50 item dengan 4 option. Dari 50 item tersebut 10 item untuk mencari konsentrasi yaitu item 41 sampai dengan 50 (dalam penelitian konsentrasinya tidak dicari). Berdasarkan ITP-SLTP (Sunaryo Kardinata dkk, 2003:14) item pada aspek tugas perkembangan berjumlah 10 aspek 40 rumpun dengan 4 option (a, Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 2 No. 2, Agustus 2016 63

b, c, dan d). setiap option pada masingmasing rumpun mempunyai skor yang berbeda-beda sesuai dengan kunci jawaban. Sebaran item masing-masing rumpun dapat dilihat pada table berikut: No Tabel 1: Sebaran option tugas perkembangan siswa SMP Indikator Sebaran Item Per-rumpun Item (option) 1 Landasan hidup religius 1, 11, 21, 31 4 2 Landasan perilaku etis 2, 12, 22, 32 4 3 Kematangan emosional 3, 13, 23, 33 4 4 Kematangan intelektual 4, 14, 24, 34 4 5 Kesadaran tangung jawab 5, 15, 25, 35 4 6 Peran sosial sebagai pria dan wanita 6, 16, 26, 36 4 7 Penerimaan diri dan pengembangannya 7, 17, 27, 37 4 8 Kemandirian prilaku ekonomis 8, 18, 28, 38 4 9 Wawasan persiapan karir 9, 19, 29, 39 4 10 Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10, 20, 30, 40 4 Sumber: Data Olahan 2006 Untuk menganalisa data digunakan cara penyekoran dan dan pengolahan inventori tugas perkembangan SMP dengan komputer program analisis tugas perkembangan (ATP) versi 3.5. Penafsiran hasil analisis inventori tugas perkembangan 1. Hasil Analisis Data Tabel 2: Tingkat perkembangan siswa SMP (ITP) didasarkan pada skor yang diperoleh siswa dengan skor 2 samapai 5 dengan tingkat perkembangan siswa SMP (Sunaryo Kardinata dkk, 2003: 17). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut : Skor Kode Tingkat perkembangan siswa 2 PLD Tahap perlindungan diri 3 KONF Tahap konfornitas 4 SDI Tahap sadar diri 5 SKA Tahap seksama Sumber: UPI, 2003 Profil kelompok siswa kelas III dalam 10 aspek setelah data jawaban HASIL DAN PEMBAHASAN siswa diolah dengan komputer diperoleh pada grafik dibawah ini : 40 64 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 2 No. 2, Agustus 2016

Gambar 1: Grafik profil kelompok harapan orang tua siswa kelas III SMP N 8 Teluk Kuantan : Rata-rata TP Peraspek : Rata-rata TP aspek Jumlah Peserta = 79 Rata-rata TP = 3.77 Keterangan Aspek : 1. Landasan hidup religius 2. Landasan perilaku etis 3. Kematangan emosional 4. Kematangan intelektual 5. Kesadran tangung jawab 6. Peran sosial sebagai pria dan wanita 7. Penerimaan diri dan pengembangannya 8. Kemandirian prilaku ekonomis 9. Wawasan persiapan karir 10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya Berdasarkan pengolahan data ATP SLTP grafik profil kelompok tersebut diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Aspek landasan hidup religius memiliki rata-rata 3.61. 2. Aspek landasan perilaku etis 3.73 3. Aspek kematangan emosional 3.75 4. Aspek kematangan intelektual 3.51 5. Aspek kesadran tangung jawab 3.62 6. Aspek peran sosial sebagai pria dan wanita 3.76 7. Aspek penerimaan diri dan pengembangannya 4.03 8. Aspek kemandirian prilaku ekonomis 3.83 9. Aspek wawasan persiapan karir 3.76 10. Aspek kematangan hubungan dengan teman sebaya 4.11 Dari data profil kelompok diatas menunjukkan, bahwa siswa kelas III SMP N 8 Teluk Kuantan sebahagian besar berada pada tahap Sadar Diri (SDI) dengan rata-rata 3.61 ini berarti belum sampai pada tahap yang diharapkan yaitu tahap seksama. Hal ini perlu mendapat perhatian pihak sekolah khususnya Guru BK dan jajarannya. Untuk mengetahui distribusi frekuensi satu dari 10 aspek perkembangan pencapaian tugas perkembangan siswa, dapat dilihat pada grafik 2 di bawah ini : Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 2 No. 2, Agustus 2016 65

Gambar 2: Grafik distribusi frekuensi dalam aspek landasan hidup religius Rata-rata : 3.61, simpangan baku : 0.56, koefisien variasi : 21.48 %. Berdasarkan grafik 2 di atas temuan penelitian menunjukkan, bahwa : distribusi frekuensi aspek landasan Gambar 3: Grafik butir tertinggi kelompok hidup religius profil pencapaian tugas perkembangan siswa termasuk pola A, artinya secara umum kelompok tersebut memiliki skor yang tingggi. Berdasarkan grafik 3 di atas, temuan penelitian menunjukkan bahwa butir tertinggi sebagai berikut : Tabel 3: Butir tertinggi kelompok Urutan Aspek Butir TP 1 6 Peran sosial sebagai pria dan wanita 6-2 4.73 2 10 Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-3 4.42 3 7 Penerimaan diri dan pengembangannya 7-3 4.42 4 10 Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-1 4.22 5 4 Kematangan intelektual 4-1 4.20 6 7 Penerimaan diri dan pengembangannya 7-1 4.19 7 1 Landasan hidup religius 1-4 4.16 8 5 Kesadran tangung jawab 5-2 4.15 Selanjutnya untuk melihat butir terendah pencapaian tugas perkembangan siswa dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini : 66 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 2 No. 2, Agustus 2016

Gambar 4: Grafik butir terendah kelompok Tabel 4: Butir terendah kelompok Urutan Aspek Butir TP 1 4 Kematangan intelektual 4-4 2.56 2 1 Landasan hidup religius 1-3 2.90 3 6 Peran sosial sebagai pria dan wanita 6-4 3.11 4 5 Kesadran tangung jawab 5-3 3.41 5 9 Wawasan persiapan karir 9-2 3.41 6 5 Kesadran tangung jawab 5-4 3.43 7 6 Peran sosial sebagai pria dan wanita 6-3 3.44 8 3 Kematangan emosional 3-3 3.44 Dari hasil analisis data pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa secara umum pencapaian tugas perkembangan siswa kelas III SMP Negeri 8 Teluk Kuantan termasuk perkembangan dalam tahap sadar diri. Temuan penelitian ini apabila dikaitkan dengan hasil penelitian Sunaryo Kardinata, dkk (2003) ada kecendrungan sejalan terutama dalam wilayah perkembangan aspek landasan hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosional, kesadaran tanggung jawab, kemandirian prilaku mandiri, dan wawasan persiapan karir termasuk kategori sadar diri. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan ATP, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada profil kelompok siswa kelas III dalam 10 aspek perkembangan menunjukkan siswa kelas III SMP Negeri 8 Teluk Kuantan secara umum berada pada tahap sadar diri. 2. Pada distribusi frekuensi dalam 10 aspek perkembangan siswa kelas III cendrung positif, artinya rata-rata siswa memiliki skor tinggi. 3. Pada gambaran 8 butir tertinggi kelompok siswa kelas III diperoleh hasil semua berada pada tahap sadar diri. 4. Pada gambaran 8 butir terendah kelompok siswa kelas III diperoleh hasil aspek kematangan intelektual, landasan hidup religius, dan aspek peran sosial sebagai pria atau wanita berada pada tahap perlindungan. Sedangkan untuk lima aspek yang lain berada pada tahap sadar diri. 5. Saran Ada beberapa saran yang perlu dikemukakan bagi penelitian selanjutnya : 1. Dari data penelitian sebagian besar berada pada tahap sadar diri (SDI) dengan rata-rata 3.61 dan belum sampai pada tahap yang diharapkan yaitu tahap seksama (SKA). 2. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat memberi bimbingan yang Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 2 No. 2, Agustus 2016 67

dapat meningkatkan pencapaian tugas perkembangan siswa. 3. Penelitian berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan Peneliti ucapkan terima kasih kepada semua lembaga, institusi dan komponen terutama Sekolah SMP Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta. Haditono, S. R. 2001. Psikologi Perkembangan. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Kardinata, S., dkk. 2003. Inventori Tugas Perkembangan Siswa SLTP LPBB-FIP dan Program Pasca Sarjana. UPI, Bandung. UACAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA dari beberapa sekolah agar dapat mengumpulkan data yang lengkap untuk diteliti lebih sempurna. Negeri 8 Teluk Kuantan yang telah membantu penelitian ini. Sceener. 1997. Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud, Jakarta. Soesilowindradini, D. 1969. Psikologi Perkembangan Remaja. Penerbit Usaha Nasional, Surabaya. Sunarta H., dan Hartono B. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud, Jakarta. 68 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 2 No. 2, Agustus 2016