PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK DAN PEMAHAMAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN FORMAL WAJIB PAJAK UMKM SEPATU DAN SANDAL DI MOJOKERTO



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. November 2007 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK.01/2006

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menjawab rumusan masalah dan melakukan pengujian pada hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena fenomena.

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan di analisis yaitu dari tahun 2009 sampai dengan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejak Maret 2017 sampai dengan Agustus Semesta Jl. Kemanggisan raya no 19 Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pajak penghasilan di KPP Pratama Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Tanah Abang Dua yang beralamat di jalan K.H Mas Mansyur No.71.

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berada di wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. pengukuran kualitas website Untag. Secara singkat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA GARUT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Tingkat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMPUNYAI USAHA DAN PEKERJAAN BEBAS

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS YANG TERDAFTAR PADA KPP PRATAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak Dan Pengetahuan Perpajakan Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Sebagai Pajak Daerah Di Kabupaten Probolinggo

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

28 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. jawaban responden yang pada dasarnya merupakan data kualitatif, maka untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

Transkripsi:

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK DAN PEMAHAMAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN FORMAL WAJIB PAJAK UMKM SEPATU DAN SANDAL DI MOJOKERTO Narita Pravitasari Wirawan Endro Dwi Radianto Vierly Ananta Upa Program Studi Akuntansi Program Studi Akuntansi Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Universitas Ciputra Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia narita_akuntansi@yahoo.com wirawan@ciputra.ac.id vierly.ananta@uphsurabaya.ac.id 16 Abstrak adalah iuran rakyat kepada negara untuk membayar pengeluaran-pengeluaran negara. Saat ini sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia adalah self assesment system. Berdasarkan sistem tersebut, pemerintah memberikan wewenang dan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung dan melaporkan sendiri pajak terutangnya. Hal ini membuat penerimaan negara benar-benar tergantung pada kepatuhan wajib pajak. Pemerintah telah menerapkan tax rate reductions yang diatur dalam UU Nomor 36 Tahun 2008 yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pajak. Di sisi lain, Sensus Nasional Perpajakan yang diselenggarakan beberapa waktu yang lalu mengungkapkan bahwa tingkat kepatuhan masih rendah. Fenomena ini menunjukkan bahwa isu kepatuhan pajak masih menarik untuk diteliti. Penelitian ini menggunakan dua faktor yang mempengaruhi kepatuhan, yaitu kebijakan pajak dan pemahaman wajib pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh kedua variabel tersebut terhadap tingkat kepatuhan formal wajib pajak. Obyek dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi pemilik UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto. Selain itu, metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan responden sebanyak 57 orang. Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan multiple regression dan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Namun, kebijakan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Kata kunci: kebijakan pajak, tax rate reductions wajib pajak orang pribadi, pemahaman wajib pajak, dan kepatuhan formal wajib pajak. I. PENDAHULUAN menurut Soemitro (Waluyo, 2010) merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat jasa timbal balik dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Peranan pajak dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang semakin besar membuat pemerintah semakin aktif dalam melakukan intensifikasi maupun ekstensifikasi subjek dan objek pajak. Dalam hal ini diperlukan partisipasi dari masyarakat agar dapat mencapai visi dan misi pemerintah. Kepatuhan perpajakan merupakan keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya (Nurmantu, 2003). Saat ini, pemerintah menerapkan sistem self assessment yang membuat penerimaan pajak sangat tergantung kepada kepatuhan wajib pajak. Untuk menjalankan kewajiban perpajakan dengan benar, setiap wajib pajak (WP) membutuhkan pemahaman yang cukup atas undang-undang dan konsep perpajakan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian (Ekawati dan Radianto, 2008; Supriyati dan Hidayati, 2008; Ernawati dan Wijaya, 2011). Selain itu, kepatuhan dipengaruhi oleh kebijakan pajak, termasuk penurunan tarif pajak, seperti yang diungkapkan beberapa penelitian (Ali, Cecil, dan Knoblett, 2001; Papp dan Takats, 2008; Komalasari dan Nashih, 2005) bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak akan meningkat atau menurun seiring perubahan tarif pajak. Pada tahun 2008, Indonesia mengalami reformasi perpajakan. Salah satunya berupa pengesahan UU Nomor 36 Tahun 2008 yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara dan mewujudkan sistem perpajakan yang lebih baik. UU Nomor 36 Tahun 2008 berfokus pada penurunan tarif

(tax rate reductions), penekanan cost of compliance, dan law enforcement yang lebih tegas. Penurunan tarif tersebut diberlakukan bagi wajib pajak orang pribadi (WP OP) maupun WP Badan. Penelitian ini berfokus pada penurunan tarif pajak untuk WP OP. Untuk selanjutnya, yang dimaksud dengan kebijakan pajak dalam penelitian ini adalah penurunan tarif pajak, khususnya bagi WP OP. Kebijakan pajak ini dapat menguntungkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berbentuk perseorangan. Hal ini dikarenakan sebelumnya UMKM yang berbentuk perseorangan dikenakan tarif pajak sesuai Pasal 17 UU Nomor 17 Tahun 2000. UMKM merupakan salah satu penopang utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan data statistik tahun 2010 dalam situs Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan usaha besar (1:11.125). Tidak hanya itu, 58% Product Domestic Bruto (PDB) dan 97% penyerapan tenaga kerja nasional merupakan kontribusi dari UMKM. Di Jawa Timur, jumlah UMKM sebesar 98% dari usaha yang ada dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam produk domestik regional bruto (PDRB) dibandingkan usaha besar. Bahkan, UMKM Jawa Timur menyumbang 30% dari total nilai ekspor produk UMKM nasional pada tahun 2010. Dengan kata lain, UMKM adalah lahan pajak potensial yang belum dieksplorasi secara maksimal. Walaupun begitu, penelitian perpajakan mengenai UMKM masih kurang. Penelitian ini mereplikasi penelitian Ekawati dan Radianto (2008) dengan beberapa modifikasi terkait penggunaan purposive sampling, penambahan variabel kebijakan pajak yang berfokus pada tax rate reductions, serta menguji pengaruh antara pemahaman dan kebijakan terhadap kepatuhan pajak. Walaupun penelitian yang berfokus pada pengaruh tarif pajak terhadap kepatuhan pajak dalam kurun waktu tahun 2005-2010 sudah jarang, isu tersebut masih layak untuk diangkat. Oleh karena UU Nomor 36 Tahun 2008 baru diterapkan selama tiga tahun, penelitian mengenai dampak tax rate reductions yang terdapat pada undang-undang tersebut terhadap kepatuhan wajib pajak masih jarang. Namun, terdapat penelitian terbaru mengenai pengaruh kebijakan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak (Salman dan Farid, 2010) dengan menggunakan variabel kebijakan pajak yang lingkupnya lebih luas. Selain itu, hasil Sensus Nasional (SPN) pada 30 September 2011 mengungkapkan bahwa tingkat kepatuhan WP masih rendah yaitu rasio SPT terhadap pekerja aktif sebesar 7,73% dan rasio SPT Badan terhadap badan usaha 3,6% (Jawa Pos, 2011:6). Hasil sensus tersebut mengindikasikan bahwa isu kepatuhan masih menarik untuk diangkat karena walaupun pemerintah sudah menerapkan kebijakan penurunan tarif pajak, tingkat kepatuhan wajib pajak masih rendah. Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah kebijakan pajak mempengaruhi tingkat kepatuhan formal wajib pajak UMKM sepatu dan sandal di Mojokerto? 2. Apakah pemahaman wajib pajak mempengaruhi tingkat kepatuhan formal wajib pajak UMKM sepatu dan sandal di Mojokerto? II. METODOLOGI PENELITIAN Metode Seleksi dan Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan explanatory research karena bertujuan untuk meramalkan keadaan di masa datang dengan menemukan dan mengukur beberapa variabel independen yang penting beserta pengaruhnya terhadap varibel dependen (Herjanto, 2009). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi literatur dan penelitian lapangan dengan menyebarkan kuesioner Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah WP OP UMKM di Mojokerto yang bergerak di bidang usaha sepatu dan sandal. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam pengambilan sampel, yaitu mengambil sampel secara subjektif dengan anggapan sampel tersebut mencerminkan atau representatif bagi penelitiannya. Hal ini sesuai dengan saran dari penelitian terdahulu, yaitu Ekawati dan Radianto (2008) yang dalam hal ini data akan lebih bersyarat dan tepat mengenai sasaran apabila memakai purposive sampling. Penelitian ini menetapkan beberapa kriteria sampel sebagai berikut: 1. Industri yang digunakan adalah industri sepatu dan sandal yang ada di Kabupaten Mojokerto. 2. UMKM yang digunakan adalah UMKM berbentuk perseorangan. 3. Responden yang digunakan merupakan Wajib Orang Pribadi (WP OP) yang mengelola pajaknya sendiri tanpa bantuan konsultan. Kuesioner diberikan kepada pemilik usaha sepatu dan sandal yang tidak memakai jasa konsultan agar data yang diperoleh lebih tepat sasaran dan hasilnya tidak bias. Penggunaan jasa konsultan akan membuat tingkat kepatuhan tinggi walaupun pemilik usaha tidak mempunyai pemahaman yang cukup mengenai perpajakan. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Indikator kebijakan pajak (tax rate reduction) dalam penelitian ini disesuaikan dengan penelitian Fitriyani dan Tiswiyanti (2009) mengenai manfaat UU No. 36 Tahun 2008 terhadap WP OP, Pasal 3 Ayat (1) UU No. 28 Tahun 2007, serta tujuan dari UU No. 36 Tahun 2008. Indikator kebijakan pajak dalam penelitian ini antara lain: 1. Kebijakan pajak dianggap menguntungkan bagi WP. 17

2. Kebijakan pajak mempermudah perhitungan pajak terutang. 3. Kebijakan pajak memotivasi WP untuk melaporkan SPT tepat waktu. 4. Kebijakan pajak memotivasi WP untuk melaporkan SPT sesuai dengan ketentuan perpajakan. 5. Kebijakan pajak memotivasi WP untuk membayar pajak tepat waktu. Pemahaman WP dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep dan undang-undang perpajakan. Dimensi pemahaman WP dalam penelitian ini yaitu pengisian SPT yang benar, perhitungan pajak telah sesuai dengan pajak terutang yang seharusnya ditanggung oleh WP, ketepatan waktu dalam penyetoran dan pembayaran pajak, serta pelaporan pajak ke KPP setempat oleh WP. Item-item pernyataan dalam kuesioner penelitian ini mengadopsi kuesioner penelitian Ekawati dan Radianto (2008) yang disesuaikan dengan panduan pengisian SPT dan peraturan pajak terbaru, antara lain: 1. UU No. 28 Tahun 2007. 2. UU No. 36 tahun 2008. 3. Peraturan Direktorat Jenderal Nomor PER-34/PJ/2010. 4. Peraturan Direktorat Jenderal Nomor PER-22/PJ/2008. 5. Peraturan Menteri Keuangan No. 181/PMK.03/2007. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan formal wajib pajak UMKM. Dimensi kepatuhan formal dalam penelitian ini merupakan kombinasi dari Ekawati dan Radianto (2008) serta Nasucha (Rahayu, 2010) yaitu kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, ketepatan waktu dalam penyetoran pajak, dan ketepatan waktu dalam pelaporan pajak. Item-item pernyataan dalam kuesioner penelitian ini mengadopsi kuesioner penelitian Ekawati dan Radianto (2008) yang disesuaikan dengan kriteria WP Patuh menurut Fidel (2010) maupun peraturan pajak terbaru, yaitu UU No. 28 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 20/PMK.03/2007. Ketiga variabel dalam penelitian ini diukur menggunakan skala Likert. Skala Likert dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2004). Jawaban dari setiap instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif berupa pernyataan yang telah diberi nilai (scoring), sebagai berikut: 18 Tabel 1. Tabel Scoring Jawaban Kuesioner Pilihan respon Skor Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Netral (N) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2004:87) Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan bantuan software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16 for windows untuk mengolah dan menganalisis data. Menurut Sugiyono (2009), statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran atas objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya. Dalam bagian ini, hasil jawaban responden akan dideskripsikan menurut masing-masing variabel penelitian. Deskripsi jawaban akan dijelaskan berdasarkan frekuensi dan hasil perhitungan mean setiap variabel yang telah dikategorikan. Aturan-aturan dalam pengkategorian adalah sebagai berikut (Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak, 2001): Interval kelas = Nilai tertinggi Nilai Terendah Interval kelas = Jumlah Kelas Nilai batasan pada masing-masing kelas akan diperoleh dari nilai interval kelas tersebut. Kemudian, nilai mean masing-masing variabel dinilai berdasarkan kategori penilaian yang disesuaikan dengan kategori kelas. Hasil pengkategorian nilai interval yaitu: Tabel 2. Nilai Interval Interval Kategori Keterangan 1.00 < 1.80 1 Sangat Rendah 1.80 < 2.60 2 Rendah 2.60 < 3.40 3 Cukup 3.40 < 4.20 4 Tinggi 4.20 5.00 5 Sangat Tinggi Sumber: Data diolah (2011) Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner apakah mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi pearson product moment untuk menguji validitas instrumen penelitian. Apabila nilai koefisien korelasi skor pernyataan dengan skor total 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid (Sugiyono, 2011). Selain itu, perlu dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana sebuah pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Pengujian reliabilitas menggunakan koefisien cronbach alpha yang dalam hal ini dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 (Sugiyono, 2011). Selain itu, suatu model regresi dapat dipakai apabila memenuhi beberapa asumsi yang disebut

asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang menghasilkan Best Linier Unbiased Estimation atau disingkat menjadi BLUE (Ghozali, 2006). Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas. Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi yang normal. Pengujian normalitas menggunakan Kolmogorov- Smirnov yang dalam hal ini data dikatakan terdistribusi normal apabila nilai probabilitas > 0,05 (Ghozali, 2006). Pengujian multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah VIF (variance inflation factor) maupun nilai tolerance. Dasar penarikan keputusannya adalah apabila nilai VIF 10 atau angka tolerance 0,1 maka Ho diterima atau dengan kata lain, bebas multikolinearitas (Ghozali, 2006). Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Penelitian ini menggunakan uji Glejser untuk mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas. Model regresi tidak mengandung heterokedastisitas apabila probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 0,05 (Ghozali, 2006). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yang dalam hal ini variabel independen dipasangkan dengan variabel dependen kemudian mengujinya pengaruhnya secara statistik dengan jenis analisis multiple regression. Menurut Sugiyono (2009), analisis multiple regression digunakan dalam penelitian dengan varibel independen minimal dua dengan menggunakan rumus: KF = α + β 1 KP + β 2 PW + ε (1) Keterangan: KF = Kepatuhan formal wajib pajak α = Konstanta β 1,β 2 = Koefisien Regresi KP = Kebijakan pajak PW = Pemahaman wajib pajak ε = Error Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan t-test. Pengujian tersebut dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara individu dari variabel independennya. Hipotesis yang akan diuji yaitu: Ho 1 : Kebijakan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Ha 1 : Kebijakan pajak berpengaruh terhadap Ho 2 kepatuhan formal wajib pajak. : Pemahaman wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Ha 2 : Pemahaman wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Adapun kriteria untuk pengambilan keputusannya yaitu (Pratisto, 2004): t hitung < t tabel atau p-value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. t hitung > t tabel atau p-value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi pemilik UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto sebanyak 57 orang. Sebagian besar responden merupakan pria (98%) dan berusia lebih dari 41 tahun (63%). Mayoritas responden (56%) merupakan lulusan SMU. Ditinjau dari jenis usaha, sebagian besar UMKM berbentuk manufaktur (56%) dan telah berdiri selama lebih dari 10 tahun (77%). Meskipun demikian, mayoritas responden baru memiliki Nomor Pokok Wajib (NPWP) selama 7-10 tahun (37%). Sebagian responden memiliki karyawan sebanyak 11-20 orang (39%). Hal ini dikarenakan sebagian besar produksi sepatu dan sandal dilakukan secara musiman, misalnya saat menjelang Hari Raya Idul Fitri atau liburan sekolah. Saat mendekati bulan tersebut, biasanyapara pengusaha mempekerjakan beberapa karyawan tidak tetap untuk memenuhi jumlah permintaan yang meningkat. Statistik Deskriptif Berdasarkan 57 kuesioner yang diolah, masingmasing variabel dikategorikan sesuai dengan nilai rataratanya. Variabel kebijakan pajak memiliki rata-rata sebesar 2,71 sehingga termasuk dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian para responden terhadap perubahan kebijakan pajak, termasuk tax rate reduction. Walaupun kebijakan pajak dianggap cukup menguntungkan, responden tidak lebih termotivasi untuk menyetorkan dan melaporkan pajaknya tepat waktu. Selain itu, variabel pemahaman wajib pajak menunjukkan nilai rata-rata sebesar 2,58 sehingga termasuk dalam kategori rendah. Responden cukup memahami tata cara penyetoran pajak dan pengisian SPT karena adanya buku pedoman pengisian SPT. Namun, responden kurang memahami tata cara perhitungan dan pelaporan pajak terutang. Secara keseluruhan, variabel kepatuhan formal wajib pajak menunjukkan nilai rata-rata sebesar 2,43 sehingga termasuk dalam kategori rendah. Responden cukup patuh dalam mendaftarkan diri. Namun, tingkat kepatuhan dalam penyetoran dan pembayaran pajak tergolong rendah. Hasil pengujian statistik deskriptif tersebut disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Indikator Skor Jawaban Mean Kategori 1 2 3 4 5 X1.1 0 15 17 24 1 3.19 Cukup X1.2 4 24 17 11 1 2.67 Cukup X1.3 7 25 12 13 0 2.54 Rendah 19

20 X1.4 3 26 18 10 0 2.61 Cukup X1.5 8 23 16 8 2 2.53 Rendah Variabel Kebijakan 2.71 Cukup X2.1 6 20 30 0 1 2.47 Rendah X2.2 1 18 16 22 0 3.04 Cukup X2.3 7 30 14 5 1 2.35 Rendah Pengisian SPT 2.62 Cukup X2.4 4 28 14 11 0 2.56 Rendah X2.5 11 27 14 4 1 2.25 Rendah X2.6 5 33 15 4 0 2.32 Rendah X2.7 5 29 15 8 0 2.46 Rendah Perhitungan Terutang 2.40 Rendah X2.8 5 34 14 4 0 2.30 Rendah X2.9 0 16 20 21 0 3.09 Cukup X2.10 0 14 22 19 2 3.16 Cukup X2.11 0 15 23 18 1 3.09 Cukup Penyetoran 2.91 Cukup X2.12 14 26 11 6 0 2.16 Rendah X2.13 5 31 17 3 1 2.37 Rendah X2.14 0 28 27 2 0 2.54 Rendah Pelaporan 2.36 Rendah Variabel Pemahaman 2.58 Rendah Y1.1 2 11 19 23 2 3.21 Cukup Y1.2 19 26 5 5 2 2.04 Rendah Kepatuhan Dalam Mendaftarkan Diri 2.63 Cukup Y1.3 8 26 19 4 0 2.33 Rendah Y1.4 8 26 14 9 2.42 Rendah Kepatuhan Waktu Penyetoran 2.38 Rendah Y1.5 9 34 11 3 0 2.14 Rendah Y1.6 9 22 18 8 0 2.44 Rendah Kepatuhan Waktu Pelaporan 2.29 Rendah Variabel Kepatuhan Formal Wajib 2.43 Rendah Sumber: Data diolah (2011) Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas Untuk menguji validitas dan reabilitas kuesioner, peneliti melakukan pre-test dengan menyebarkan 32 kuesioner kepada pemilik UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto. Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, maka dilakukan penelitian lapangan dan menghasilkan 57 kuesioner yang dapat diolah. Berdasarkan pilot test yang dilakukan, semua variabel dinyatakan realiabel baik dalam pre-test maupun penelitian lapangan karena memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,6. Hal ini menunjukkan seluruh variabel mempunyai nilai konsistensi yang baik dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian reabilitas ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Pengujian Reabilitas Reliabilitas (cronbach alpha) Variabel Keterangan Penelitian Pre-test Lapangan Kebijakan 0,885 0,887 Reliabel Pemahaman WP 0.811 0,853 Reliabel Kepatuhan Formal 0,704 0,704 Reliabel Sumber: Data diolah (2011) Selain itu, dalam pre-test maupun penelitian lapangan, semua item pernyataan dalam kuesioner juga dinyatakan valid karena nilai koefisien korelasinya lebih dari 0,3. Hasil pengujian validitas ditunjukkan pada Tabel 5. Variabel Dimensi Item Kebijakan Pemahaman Wajib Kepatuhan Formal Wajib Tabel 5. Hasil Pengujian Validitas Pengisian SPT Perhitungan Terutang Penyetoran Pelaporan Mendaftarkan Diri Penyetoran Koefisien Korelasi Pretest Penelitian Lapangan Keterangan X1.1 0.685 0.695 Valid X1.2 0.808 0.823 Valid X1.3 0.885 0.916 Valid X1.4 0.844 0.845 Valid X1.5 0.909 0.863 Valid X2.1 0.608 0.559 Valid X2.2 0.490 0.567 Valid X2.3 0.679 0.657 Valid X2.4 0.643 0.728 Valid X2.5 0.558 0.622 Valid X2.6 0.576 0.624 Valid X2.7 0.532 0.626 Valid X2.8 0.807 0.614 Valid X2.9 0.364 0.623 Valid X2.10 0.369 0.597 Valid X2.11 0.327 0.544 Valid X2.12 0.626 0.455 Valid X2.13 0.583 0.520 Valid X2.14 0.424 0.499 Valid Y1.1 0.359 0.328 Valid Y1.2 0.456 0.385 Valid Y1.3 0.746 0.759 Valid Y1.4 0.826 0.850 Valid Pelaporan Y1.5 0.808 0.794 Valid Y1.6 0.815 0.795 Valid Sumber: Data diolah (2011) Hasil Pengujian Asumsi Klasik Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang tersedia dalam program SPSS. Berdasarkan hasil pengujian Kolmogorov Smirnov, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 yaitu 0.731. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa residual model regresi berdistribusi normal. Selain itu, untuk menghasilkan model regresi yang baik, data penelitian juga harus memenuhi pengujian multikolinearitas. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, nilai VIF dari semua variabel bebas lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Hasil ini menunjukkan tidak terjadi korelasi antar variabel bebas dalam persamaan regresi yang dihasilkan. Selain itu, hasil pengujian heterokedastisitas

menunjukkan nilai signifikansi untuk semua variabel lebih besar dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala homoskedastisitas. Hal ini mengindikasikan tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt). Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis multiple regression untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian multiple regression disajikan pada Tabel 6. Variabel Tabel 6. Hasil Pengujian Multiple Regression Koef. Regresi Tingkat Sig. t hitung Keterangan Kebijakan (X1) 0,181 0.095 Ho diterima Pemahaman WP (X2) 0,392 0.026 Ho ditolak (Constant) 0.928 0,015 R 2 = 0,259 Tingkat sig. F hitung = 0.000 Adj. R 2 = 0,232 N = 57 Variabel dependen : Kepatuhan formal WP (Y) Sumber: Data diolah (2011) Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi pada penelitian ini adalah: Y = 0,928 + 0,181 X 1 + 0,392 X 2 Koefisien determinasi (R 2 ) dalam penelitian ini bernilai 0,259 sedangkan Adjusted R 2 bernilai 0,232. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama, 23,2% perubahan variabel kepatuhan formal wajib pajak disebabkan oleh variabel kebijakan pajak dan variabel pemahaman wajib pajak. Adapun sisanya, yaitu sebesar 76,8% disebabkan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model. Oleh karena Adjusted R 2 R 2 maka perlu ditambahkan variabel independen dalam model regresi. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan tingkat signifikansi uji F hitung adalah sebesar 0,000 (p-value < 0.05) yang menunjukkan ada pengaruh signifikan antara variabel kebijakan pajak dan pemahaman WP terhadap kepatuhan formal WP. Setelah dipastikan dengan menggunakan uji F bahwa paling tidak, terdapat satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian secara individu dengan uji t. Tabel 6. menunjukkan hasil uji t sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat signifikansi variabel kebijakan pajak sebesar 0,095. Oleh karena tingkat signifikansi ini lebih dari 0,05 maka variabel kebijakan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak (WP). 2. Tingkat signifikansi variabel pemahaman WP (X 2 ) sebesar 0,026. Oleh karena tingkat signifikansi ini kurang dari 0,05 maka variabel pemahaman WP berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan formal WP. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kepatuhan formal WP UMKM sepatu dan sandal Mojokerto masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan lama usaha dan kepemilikan NPWP. Mayoritas usaha responden telah berdiri selama 10 tahun lebih, sedangkan mayoritas kepemilikan NPWP hanya selama 7-10 tahun. Dengan kata lain, tingkat kepatuhan formal WP UMKM sepatu dan sandal di Mojokerto dalam mendaftarkan diri cukup rendah. Berikut ini penjelasan mengenai pengaruh kebijakan pajak maupun pemahaman WP terhadap kepatuhan formal WP. Pengaruh Kebijakan Terhadap Kepatuhan Formal Wajib. Kebijakan pajak yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah tax rate reduction bagi WP OP yang diatur dalam UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat (1) huruf a. Kebijakan pajak ini seharusnya dapat menguntungkan bagi WP pemilik UMKM karena jumlah pajak yang harus dibayarkan menjadi lebih rendah. Berdasarkan analisis deskriptif variabel kebijakan pajak, indikator dengan rata-rata tertinggi adalah item pernyataan nomor 1. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan tarif dan perubahan lapisan penghasilan kena pajak dianggap cukup menguntungkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal WP. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya (Salman dan Farid, 2010; Ali, et.al, 2001; serta Papp dan Takats, 2008). Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian Komalasari dan Nashih (2005) yang mengungkapkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak akan meningkat seiring dengan kenaikan tarif pajak pada jenis pendapatan earned income. Jenis pendapatan yang diterima pemilik UMKM merupakan earned income karena jumlah pendapatan yang mereka terima sesuai dengan seberapa jauh kerja keras untuk meningkatkan penjualan sepatu dan sandal. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena kurangnya perhatian para responden terhadap perubahan kebijakan pajak. Berdasarkan analisis deskripsi variabel kebijakan pajak, indikator yang memiliki rata-rata paling rendah adalah X1.5 (item pernyataan nomor 5). Hal ini menunjukkan penurunan tarif dan perluasan lapisan penghasilan kena pajak tidak membuat responden lebih berniat membayar pajak tepat waktu. Hal ini disebabkan sebagian besar responden berpendapat 21

bahwa pajak merupakan kewajiban yang akan dipenuhi apabila menguntungkan bagi mereka. Sebagai seorang pengusaha, para responden menginginkan pengeluaran yang sekecil-kecilnya. Sebagian responden mengurus Nomor Pokok Wajib (NPWP) hanya sebagai persyaratan peminjaman dana atau pembuatan giro. Namun untuk pembayaran dan pelaporan pajak selanjutnya, sebagian responden cenderung kurang patuh. Bahkan, beberapa responden menginginkan untuk tidak membayar pajak sama sekali walaupun telah mempunyai NPWP dan mengalami kenaikan pendapatan. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar reponden tidak memperdulikan adanya perubahan tarif walaupun sebenarnya kebijakan tersebut dimaksudkan untuk menguntungkan mereka. Hasil penelitian ini sesuai dengan agency theory bahwa WP sebagai agen akan bertindak sesuai dengan kepentingannya sendiri. Kebijakan pajak tax rate reductions yang menjadi fokus dalam penelitian ini sebenarnya dimaksudkan untuk menguntungkan masyarakat maupun pemerintah itu sendiri. Pemerintah sebagai principal mengharapkan dengan adanya tax rate reductions akan meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia, meningkatkan penerimaan negara, dan mendorong tingkat kepatuhan pajak secara insentif. Selain itu, keuntungan yang akan diterima WP adalah peluang untuk membayar pajak lebih rendah (Fitriyani dan Tiswiyanti, 2009). Namun berdasarkan agency theory, self-assesment system dapat menimbulkan peluang munculnya perilaku ketidakpatuhan oleh WP seperti yang digambarkan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga membuktikan bahwa tujuan pemerintah menerapkan UU No. 36 Tahun 2008 tidak tercapai. Salah satu tujuan awal penerapan undang-undang tersebut, termasuk kebijakan tax rate reduction di dalamnya, adalah untuk mewujudkan sistem perpajakan yang lebih baik yaitu netral, sederhana, stabil, lebih memberikan keadilan, adanya kepastian hukum dan transparansi. Tujuan ini sesuai dengan yang diungkapkan Cobham (2005) bahwa suatu kebijakan pajak harus mencapai empat tujuan, salah satunya adalah representation. Apabila sistem perpajakan berjalan dengan baik, maka akan timbul keuntungan potensial. Keuntungan potensial yang dimaksud adalah meningkatnya kepatuhan pajak. Kebijakan tax rate reduction memberikan keadilan kepada para WP dengan menerapkan tarif yang lebih rendah bagi WP dengan penghasilan rendah. Penyederhanaan dan perluasan lapisan penghasilan kena pajak akan membuat perhitungan pajak terutang lebih sederhana dan transparan. Namun demikian, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kebijakan pajak tidak mempengaruhi kepatuhan WP. Hal ini mengindikasikan bahwa berdasarkan penelitian ini, kebijakan pajak tidak membuat sistem perpajakan menjadi lebih baik. 22 Pengaruh Pemahaman Wajib Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pemahaman pajak dalam penelitian ini meliputi pemahaman tentang konsep dan undangundang perpajakan. Secara keseluruhan, tingkat pemahaman pemilik UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto mengenai perpajakan tergolong rendah. Walaupun mayoritas responden merupakan lulusan SMU yang belum menerima materi mengenai perpajakan, pemahaman perpajakan dapat diperoleh melalui training atau sosialisasi perpajakan. Namun demikian, berdasarkan informasi dari responden dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto, Direktorat Jenderal jarang mengadakan sosialisasi perpajakan kepada pemilik UMKM. Hal ini dapat menjadi penyebab rendahnya pemahaman perpajakan responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemahaman wajib pajak (WP) terhadap kepatuhan formal WP. Hal ini konsisten dengan penelitian-penelitian terdahulu (Ekawati dan Radianto, 2008; Supriyati dan Hidayati, 2008; Ernawati dan Wijaya, 2011). Penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman wajib pajak, semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya. Hasil penelitian ini juga mengkonfirmasi agency theory. Tingkat pemahaman WP terhadap perpajakan akan mempengaruhi penilaian WP tersebut terhadap keuntungan atau kerugian yang akan ditimbulkan oleh sebuah kebijakan pajak. Apabila WP memahami bahwa tax rate reduction bertujuan untuk menguntungkan pemerintah maupun dirinya sendiri, maka WP tersebut akan cenderung patuh. Kepatuhan tersebut disebabkan oleh keinginan WP untuk memaksimalkan keuntungannya sendiri, sesuai dengan agency theory. Namun demikian, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat pemahaman perpajakan dan kepatuhan formal pemilik UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto masih tergolong rendah. Responden kurang memahami peraturan dan konsep perpajakan sehingga mereka kurang memahami keuntungan atau kerugian dari tax rate reduction serta resiko perilaku ketidakpatuhan pajak. Penerapan self assessment system di Indonesia saat ini membuat penerimaan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan WP. Tingkat pemahaman WP memberikan andil yang besar self assessment system karena WP harus menghitung, membayar dan melaporkan pajaknya sendiri. Kurangnya pemahaman perpajakan akan mengakibatkan rendahnya tingkat kepatuhan formal pajak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Purwantini dan Bondan (2004) dalam Supriyati dan Hidayati (2008), bahwa WP dengan tingkat pemahaman rendah cenderung melakukan perlawanan pasif (ketidakpatuhan pasif) karena tidak tahu tentang untuk apa, bagaimana, kapan dan kepada siapa pajak harus dibayarkan.

IV. KESIMPULAN Kesimpulan Riset Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis model dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dan kepatuhan formal wajib pajak UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto termasuk dalam kategori rendah. Rendahnya tingkat pemahaman dapat disebabkan oleh kurangnya sosialisasi maupun training perpajakan dari Direktorat Jenderal. Sedangkan kebijakan pajak, yang dalam penelitian ini berfokus pada tax rate reduction dalam UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat (1) huruf a, termasuk dalam kategori cukup. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel kebijakan pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Dengan kata lain, kenaikan atau penurunan tarif pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis penelitian tidak terbukti kebenarannya. Hal ini disebabkan mayoritas reponden tidak terlalu memperdulikan adanya perubahan kebijakan pajak. Di sisi lain, terdapat pengaruh signifikan antara variabel pemahaman wajib pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak wajib pajak UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto. Semakin tinggi pemahaman wajib pajak, semakin tinggi pula tingkat kepatuhan formalnya. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis penelitian terbukti kebenarannya. Implikasi Penelitian ini mempunyai implikasi teoritis maupun empiris. Dari segi teoritis, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pemahaman wajib pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ekawati dan Radianto (2008), Supriyati dan Hidayati (2008), serta Ernawati dan Wijaya (2011). Di sisi lain, penelitian ini mengungkapkan fakta empiris baru yang berbeda dengan penelitian sebelumnya (Komalasari dan Nashih, 2005; Papp dan Takats, 2008; Salman dan Farid, 2010), bahwa kebijakan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa agency theory juga terjadi dalam bidang perpajakan. Dari segi empiris, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada Direktorat Jenderal bahwa tingkat pemahaman wajib pajak UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto tergolong rendah. Sedangkan, seperti yang diungkapkan dalam hasil penelitian, pemahaman wajib pajak akan mempengaruhi kepatuhan formalnya secara signifikan. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa tujuan pemerintah dalam menerapkan UU No. 36 Tahun 2008 tidak tercapai. Rekomendasi Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya. Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian ini beserta rekomendasi bagi beberapa pihak terkait: 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, nilai Adjusted R 2 yang diperoleh rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi kepatuhan formal wajib pajak namun tidak termasuk dalam model penelitian ini. Oleh karena itu, diharapkan penelitian selanjutnya menambah variabel independen lainnya, seperti pemeriksaan pajak, besarnya sanksi pajak, dan sebagainya. 2. Hampir semua reponden berjenis kelamin pria, hal ini dapat menimbulkan bias gender dalam mengukur tingkat kepatuhan formalnya. Oleh karena itu, sebaiknya penelitian selanjutnya mempertimbangkan faktor gender dalam model penelitian. 3. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada Kabupaten Mojokerto. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas ruang lingkup penelitian sehingga jumlah sampel lebih banyak dan hasil penelitian yang diperoleh lebih baik. Latar belakang pendidikan mayoritas responden adalah SMU dan belum menerima sosialisasi perpajakan sehingga beberapa responden kurang memahami konsep perpajakan dan perubahan kebijakan pajak. Oleh karena itu, sebaiknya Direktorat Jenderal mengadakan sebuah sosialisasi atau pelatihan perpajakan kepada para pemilik UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto. Sosialisasi perpajakan akan membuat para pemilik UMKM memiliki pemahaman perpajakan yang lebih baik sehingga diharapkan kepatuhannya akan meningkat. Selain mengadakan sosialiasi, sebaiknya pemerintah ikut serta dalam meningkatkan kepatuhan pajak UMKM dengan memberikan pinjaman dengan bunga rendah atau bantuan alat produksi sebagai stimulus bagi para pemilik UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto. Hal ini perlu dilakukan mengingat mayoritas responden hanya mau melaksanakan kewajiban perpajakan apabila hal tersebut menguntungkan dan dapat mengembangkan usahanya. REFERENSI Adventorial. (1 Oktober 2011). Pengusaha Taat Hanya 3,6 Persen. Jawa Pos, 6. Ali, Mukhtar M., Cecil, H. Wayne, Knoblett, James A. (2001). The Effects of Tax Rates and Enforcement Policies on Taxpayer 23

24 Compliance: A Study of Self-Employed Taxpayers. Atlantic Economic Journal, 29, 186-202. Arifin, Imamul. (2007). Membuka Cakrawala Ekonomi. Bandung: PT Setia Purna Inves. Cobham, Alex. (2005). Taxation policy and development. England: The Oxford Council on Good Governance. Direktorat Jenderal. Contoh Perhitungan Terutang UKM. Diakses 2 Mei 2011 dari World Wide Web: http://www.pajak.go.id/ Durianto, Darmadi., Sugiarto., & Sitinjak, Tony. (2001). Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ekawati, Liana dan Radianto, Wirawan Dwi. (2008). Survey Pemahaman dan Kepatuhan Wajib Usaha Kecil dan Menengah di Kota Yogyakarta. Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, 6, 185-191. Ernawati, Sri dan Wijaya, Mellyana. (2011). Pengaruh Pemahaman Akuntansi Terhadap Kepatuhan Wajib Badan Usaha di Bidang Perdagangan di Kantor Pelayanan Pratama Banjarmasin. Jurnal Spred, 1 (1), 74-86. Fitriyani, Dewi & Tiswiyanti, Wiwik. (2009). Penerapan UU PPh No. 36 Tahun 2008: Manfaat dan Implikasi Bagi Wajib Pribadi. Jurnal Cakrawala Akuntansi, 1 (1), 89-94. Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jensen, Michael C. dan Meckling, William H.. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs amd Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3 (4), 305-360. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta. Diakses 2 Mei 2011 dari World Wide Web: http://www.bi.go.id/nr/rdonlyres/...a030.../u U20Tahun2008UMKM.pdf/. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta. Diakses 2 Mei 2011 dari World Wide Web: http://kanwilpajakwpbesar.go. id/file_share/pnu/uu_28_2007_kup.pdf/ Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Penghasilan. Jakarta. Diakses 2 Mei 2011 dari World Wide Web:http://www.pajak.go.id/ dmdocuments/uu-36-2008.pdf/ Kementrian Koperasi dan UMKM. (2011). Pemantapan Rencana Implementasi Percepatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Diakses 17 Mei 2011 dari World Wide Web: http://www.depkop.go.id/ Komalasari, Puput Tri dan Nashih, Moh. (2005). Degree of Tax Payer Compliance and Tax Tariff The Testing on the Impact of Income Types. Jurnal disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi VII Solo, 554-564. Nurmantu, Safri. (2003). Pengantar Perpajakan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Papp, Tamas K. dan Takats, Elod. (2008). Tax Rate Cuts and Tax Compliance-The Laffer Curve. IMF Working Paper, 1-22. International Monetary Fund: Policy Department and Review Department. Diakses 2 Mei 2011 dari World Wide Web: http://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2008/ wp0807.pdf Pratisto, Arif. (2004). Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Salman, Kautsar Riza dan Farid, Mochammad. (2010). Study of the Taxpayer s Compliance in Banking Industries in Surabaya. Journal of Economics, Business, & Accountancy Ventura, 13, 59-75 Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Supriyati dan Hidayati, Nur. (2008). Pengaruh Pengetahuan dan Persepsi Wajib Terhadap Kepatuhan Wajib. Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi, 7 (1), 41-50. Upa, Vierly Ananta. (2011). Indikasi Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Penerapan UU Nomor 36 Tahun 2008: Studi Pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Publikasi Ilmiah Universitas Brawijaya.

Waluyo. (2010). Perpajakan Indonesia Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat. Widayati dan Nurlis. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Wajib Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada KPP Pratama Gambir Tiga). Jurnal disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 1-23. 25