BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) sesungguhnya telah lama dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. melanda hampir ke seluruh negara menjadikan Corporate Governance menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan letter of intent (LOI) yang ditandatangani oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Indonesia dan negara-negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik serta menerapkan corporate sosial responsibility

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan milik negara yang

BAB I PENDAHULUAN. (2007). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan

I. PENDAHULUAN. Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik merupakan salah satu perusahaan yang. kepemilikannya terbuka untuk umum. Oleh karena itu, saham perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kinerja perusahaan. Pada awalnya corporate governance lahir

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. Isu corporate governance muncul sebagai solusi terhadap konflik yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Markets Ranked by Corporate Governance Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. (2014 : 1) yang menjelaskan bahwa Good Corporate Governance (GCG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan milik swasta maupun pemerintah melaksanakan Good Corporate

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. sektor perekonomian. Salah satu penyebab krisis adalah lemahnya implementasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena

BAB I PENDAHULUAN. swasta merupakan salah satu pelaku ekonomi di Indonesia yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. baik, atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Widyatama

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji mekanisme corporate governance

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara berkembang ternyata menduduki posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia, hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang bermarkas di Hongkong yang setiap tahunya menerbitkan hasil penelitian mengenai skor peringkat corporate governance di Asia. Bahkan Pengeloalaan perusahaan di indonesia lebih buruk dari negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura, Malaysia, Filiphina dan Thailand, namun yang mengherankan, posisi Indonesia lebih baik dari Korea(Tanri Abeng, 1999). Good Corporate Governance sendiri mulai diperkenalkan oleh Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) dalam rangka economy recovery sebagai tata cara kelola perusahaan yang sehat. Konsep ini diharapkan dapat melindungi pemegang saham (stockholders) dan kreditor agar dapat memperoleh investasinya. Penelitian yang dilakukan Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan penyebab krisis ekonomi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, adalah mekanisme pengawasan dewan komisaris suatu perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham, dan pengelolaan perusahaan yang belum profesional. Dengan demikian, 1

2 penerapan konsep GCG di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stockholders(h. Sri Sulistyanto dan Rika Lidyah, 2002). Good Corporate Governance (GCG) dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal, Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika(andrian Sutendi, 2011:1). Menurut Andrian Sutendi (2011:3) Indonesia mulai menerapkan prinsipprinsip GCG sejak menandatangani Letter Of Intent (LOI) dengan IMF, yang salah satu bagian pentingnya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan-perusahaan Indonesia (YPPMI & SC, 2002). Sejalan dengan hal tersebut, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan standar GCG yang telah diterapkan di tingkat international. Namun, walau menyadari pentingnya GCG, banyak pihak yang melaporkan masih rendahnya perusahaan yang menerapkan prinsip tersebut. Masih banyak perusahaan menerapkan prinsip GCG karena dorongan regulasi dan menghindari sanksi yang ada dibandingkan yang menganggap prinsip tersebut sebagai bagian dari kultur perusahaan. Selain itu, kewajiban penerapan

3 prinsip GCG seharusnya mempunyai peranan yang positif terhadap kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah salah satu pelaku ekonomi dengan misi yang dimilikinya saat ini menghadapi tantangan kompetisi global dunia usaha yang semakin besar. BUMN diharapkan mampu menaikan efisiensinya sehingga menjadi unit usaha yang sehat dan memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN juga harus meningkatkan profesionalismenya baik didalam bidang perencanaan dan pelaksanaan maupun dalam bidang pengendalian dan pengawasan. Salah satu unsur kelembagaan dalam konsep GCG yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam level penerapannya adalah komite audit. Komite audit mempunyai tugas membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan terutama berkaitan dengan review sistem pengendalian intern perusahaan, memastikan laporan keuangan, dan meningkatkan efektifitas fungsi audit Den Muqita Muhammad (2007 :1). Menurut M. Ariel Effendi (2009:62) di Indonesia BUMN memegang perananan yang signifikan dan berperanan terhadap kinerja perekonomian nasional, sehingga BUMN perlu dikelola secara efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Pada saat ini, prinsip GCG belum diterapkan sepenuhnya di lingkungan BUMN. Bahkan, masih terdapat beberapa BUMN yang belum memiliki kebijakan tentang penerapan GCG. Pemerintah dalam hal ini menteri BUMN, cukup responsif dalam menghadapi permasalahan tersebut.

4 Hal ini ditunjukan dengan ditetapkannya Surat Keputusan Menteri BUMN NO PER 01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) pada BUMN. Selain itu Pemerintah telah mengeluarkan intruksi Presiden agar BUMN mengimplementasikan tata kelola perusahaan yang baik. Menurut M. Ariel Effendi (2009:34) mengatakan bahwa Komite audit sangat berhubungan erat dengan Good Corporate Governance karena merupakan mata dan telinga dewan komisaris dalam rangka mengawasi jalannya perusahaan. Untuk mewujudkan prinsip GCG di suatu perusahaan publik, maka prinsip independensi (independency), transparansi dan pengungkapan (transparancy and disclosure), akuntabilitas (accuntability), pertanggungjawaban (responsibility), serta kewajaran (fairness) harus menjadi landasan utama bagi aktivitas komite audit. Keberadaan Komite Audit di BUMN ini diatur dan ditetapkan dalam keputusan Menteri BUMN Nomor : PER-05/MBU/2006 yang dikeluarkan pada tanggal 20 Desember 2006. Selain itu komite audit juga ditetapkan dalam surat keputusan dari bapepam Nomor : KEP-41/PM/2003 tanggal 22 Desember 2003 pasal 2 tentang emiten atau perusahaan publik wajib memiliki komite audit. Dari Undang-undang nomor 19 tahun 2003 tanggal 19 juni 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara pasal 70 yang mewajibkan komisaris dan dewan pengawas BUMN membentuk komite audit secara kolektif M. Ariel Effendi, (2009 : 30). Menurut M. Ariel Effendi, (2009 : 32) kehadiran komite audit di BUMN telah mendapat respons yang cukup positif dari berbagai pihak, antara lain

5 pemerintah, Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia, para investor, profesi akuntan serta perusahaan penilai independen. Komite audit bertugas untuk memberikan pendapat profesional dan independen kepada dewan komisaris mengenai laporan atau hal-hal lain yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris serta untuk mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris. Komite audit juga diharapkan menaati seluruh ketentuan yang berlaku sebagaimana ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, maupun keputusan menteri BUMN. Namun dalam pelaksanaanya sering terjadi perbedaan pandangan antara komisaris dengan komite audit yang berdampak pada tata kelola perusahaan, sehingga menyebabkan tata kelola perusahaan menjadi buruk. Ini juga terjadi di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), selanjutnya disingkat dengan PTPN VIII (Persero) seperti yang dikemukakan oleh Kepala komite audit dimana komite audit tidak bisa berperanan maksimal karena sering terjadi perbedaan pandangan antara dewan komisaris dan komite audit disebabkan belum adanya kosistensi, komitmen dan pemahaman yang jelas untuk menerapkan Good Corporate Governance tentunya permasalahan tersebut harus segera diselesaikan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Dimana keberadaan komite audit merupakan salah satu aspek dalam implementasi Good Corporate Governance. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai :

6 "PERANAN KOMITE AUDIT TERHADAP PENINGKATAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE.( Studi kasus pada PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Sindang Sirna no 4 Bandung ) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut penulis mengidentifikasi masalah yang diteliti adalah: 1. Apakah peranan komite audit di PT Perkebunan Nusantara VIII sudah memadai. 2. Apakah pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara VIII sudah efektif. 3. Sejauh mana peranan komite audit dalam peningkatan Good Corporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara VIII. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan mengenai komite audit, sehingga dapat diketahui seberapa besar peranan komite audit terhadap peningkatkan Good Corporate Governance. Sesuai dengan masalah-masalah yang di identifikasikan, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui peranan komite audit di PT Perkebunan Nusantara VIII. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan Good Corporate Governance yang diterapkan oleh PT Perkebunan Nusantara VIII. 3. Untuk mengetahui seberapa besar peranan komite audit dalam peningkatan Good Corporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara VIII.

7 1.4 Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini, penulis mengharapkan agar hasilnya dapat berguna bagi banyak pihak, yaitu : 1. Penulis Penelitian ini sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang Komite Audit dan GCG. 2. Perusahaan Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui Peranan Komite Audit Terhadap Peningkatan GCG, serta sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan dan pengawasan GCG di perusahaan. 3. Bagi penelitian selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber untuk penelitian selanjutnya. 4. Profesi Komite Audit Penelitian ini semoga menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan langkah-langkah perubahan agar keberadaan profesi ini dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi, serta menelaah kembali kontribusinya dalam mewujudkan GCG. 5. Pihak lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu referensi bagi pihak-pihak yang tertarik dan peduli pada perkembangan GCG di Indonesia.

8 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam rangka penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang berlokasi di jl. Sindang Sirna no. 4 Bandung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan April 2012 sampai dengan selesai.