STUDI KOMPARATIF MENGENAI KEMANDIRIAN EMOSIONAL PADA SISWA SMP YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN YANG TINGGAL DI RUMAH DENGAN ORANG TUA

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.

TINGKAT KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA DI GAMPONG PANGO RAYA KECAMATAN ULEE KARENG BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Mulai dari sekolah regular,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

HUBUNGAN PENERAPAN TEKNIK DISIPLIN DI TK X DENGAN KEMAMPUAN PENALARAN MORAL ANAK USIA 4-6 TAHUN FINA DWI PUTRI ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X

PERBEDAAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA PERANTAU UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH NI PUTU DIAZFORAWATI

Profil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia Tahun Yang Belum Menikah

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, manusia akan mengalami perkembangan dan

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH YANG DITERAPKAN ORANG TUA DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HETEROSEKSEKSUAL

GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK

SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KEMANDIRIAN PADA ANAK TENGAH DARI LATAR BELAKANG BUDAYA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI HALAMAN SAMPUL DEPAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

MAKALAH. Gaya Berpakaian Remaja. Langgersari Elsari Novianti

dengan usia sekitar 18 hingga 25 tahun. Menurut Jeffrey Arnett (2004), emerging

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bangsa yang mampu bertahan dan mampu memenangkan persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

PROFIL KEMANDIRIAN REMAJA (Survey di SMA Negeri 39 Jakarta Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga

menyebutkan dunia kerja serta hidup berumah tangga 1. Seniger, menjelaskan bahwa

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

KEMANDIRIAN REMAJA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP NEGERI 3 TERAS BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya

HUBUNGAN ANTARA GAYA PENGASUHAN ORANG TUA AUTHORITATIVE, AUTHORITARIAN, INDULGENT,

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU YANG MERANTAU DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.

Perbedaan Kemandirian pada Remaja yang Berstatus Sebagai Anak Tunggal Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh Orangtua

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.

PROFIL KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA YANG BERASAL DARI LATAR BELAKANG BUDAYA SUNDA

HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET BERLEBIHAN PADA REMAJA WANITA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMAIN SINETRON

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PENALARAN MORAL PADA REMAJA USIA TAHUN DALAM MELAKUKAN PERILAKU MENYONTEK DI SMA NEGERI X JAKARTA ARFIANTY ANDARYANI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hurlock

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP RELASI LAWAN JENIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi keberlanjutan pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara, sekaligus sebagai

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

BAB I PENDAHULUAN. Sepanjang masa hidupnya, manusia mengalami perkembangan dari sikap

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF ATRIBUT PADA MAHASISWA S1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN SARAH F FATHONI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dengan tugas yang dihadapi pada setiap masa

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL SEPARATION DENGAN COLLEGE ADJUSTMENT PADA MAHASIWA ANGKATAN 2014 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KETERLIBATAN AYAH DALAM PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK PADA KELUARGA DI TAHAP FAMILY WITH PRESCHOOL CHILDREN

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP ORANG TUA DENGAN OTONOMI PADA REMAJA. Nadia Indah Permatasari Irwan Nuyana Kurniawan INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

KEMANDIRIAN PADA ANAK YANG DIASUH ORANGTUA TUNGGAL

GAMBARAN KEMANDIRIAN REMAJA DENGAN POLA ASUH PERMISIF SKRIPSI RIDA MASNIARI NASUTION

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN DIMENSI INDIVIDUALITY DAN CONNECTEDNESS DALAM POLA RELASI REMAJA-ORANG TUA PADA REMAJA YANG

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KEMANDIRIAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI KEDINASAN X

SKRIPSI. Oleh : WAHYU KURNIAWATI NPM: P

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA

Studi Komparatif Emotional Intelligence pada Remaja Sekolah Asrama dan Remaja Sekolah Tidak Asrama di SMA N 1 Padang Panjang. Khalisia Husnul Khatimah

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

MODEL PEMBINAAN REMAJA DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN DIRI MEMASUKI DUNIA KERJA

Studi Deskriptif mengenai Self Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

ASSALAMUALAIKUM WR.WB PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL PADA REMAJA DI SMP WAHID HASYIM, MALANG

Perkembangan Remaja yang Positif

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Hurlock (1980) bahwa salah satu tugas perkembangan masa

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan pengaruh orangtua dalam setiap pengambilan keputusan

golongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

PERBEDAAN KEMANDIRIAN PADA REMAJA YANG BERSTATUS SEBAGAI ANAK TUNGGAL DITINJAU DARI PERSEPSI POLA ASUH ORANGTUA SKRIPSI

BAB 5 PENUTUP. penyesuaian sosial pada remaja low vision yang tinggal di asrama dengan

Transkripsi:

STUDI KOMPARATIF MENGENAI KEMANDIRIAN EMOSIONAL PADA SISWA SMP YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN YANG TINGGAL DI RUMAH DENGAN ORANG TUA ERVINI NATASYA MANGKUDILAGA LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.PSI. 1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK Kemandirian emosional merupakan salah satu aspek dari kemandirian yang berkaitan dengan perubahan hubungan remaja dengan orangtua. Kemandirian emosional memiliki 4 dimensi yaitu Non-Dependency, Individuation, Perceive Parents as People, dan De-Idealized (Steinberg, 2002). Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kemandirian emosional antara remaja yang tinggal di asrama dan yang tinggal di rumah dengan orang tua. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemandirian emosional yang signifikan antara antara siswa SMP Plus Muthahhari yang tinggal di asrama dan yang tinggal di rumah dengan orang tua. Hasil yang diperoleh dalam 1 Dosen Fakultas Psikologi UNPAD yang membimbing

penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan tingkat kemandirian emosional yang signifikan antara siswa SMP yang tinggal di asrama dan siswa SMP yang tinggal di rumah dengan orang tua Meski demikian, kedua kelompok penelitian mayoritas memiliki tingkat kemandirian emosional tinggi, yaitu 60% untuk siswa di yang tinggal di asrama dan 81% untuk siswa yang tinggal di rumah dengan orang tua. KEMANDIRIAN EMOSIONAL SISWA SMP YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN YANG TINGGAL DI RUMAH DENGAN ORANG TUA Masa remaja merupakan masa dimana terjadinya transisi dari masa ketidakmatangan anak-anak menuju kematangan di masa dewasa. Dalam masa remaja tersebut terdapat beberapa tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Keberhasilan menyelesaikan tugas perkembangan tertentu akan memberikan kebahagiaan tersendiri dan membantu individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan pada periode selanjutnya. Sebaliknya, kegagalan dalam mencapai tugas perkembangan pada periode tertentu akan menjadi sumber ketidakbahagiaan dan menghambat terselesaikannya tugas perkembangan periode selanjutnya (Havighurst, dalam Hurlock, 1986). Kemandirian (autonomy) merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja yang tidak bersifat instan atau langsung jadi, melainkan melalui proses yang panjang. Menurut John W. Santrock (2007), 2

kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan. Laurence Steinberg (1995) membagi kemandirian dalam tiga tipe, yaitu kemandirian emosional (emotional autonomy), kemandirian behavioral (behavioral autonomy), dan kemandirian nilai (values autonomy). Perkembangan kemandirian emosional akan terjadi lebih awal dan menjadi dasar bagi perkembangan kemandirian behavioral serta kemandirian nilai (Budiman, 2011). Kemandirian emosional adalah salah satu aspek dari kemandirian yang berkaitan dengan perubahan hubungan remaja dengan orangtua (Steinberg, 2002). Ikatan antara anak-orang tua sebenarnya memang berlangsung sepanjang kehidupan. Namun perubahan alami yang signifikan pada hubungan tersebut dimulai ketika anak memasuki masa remaja (Youniss, dalam Fuhrmann, 1990). Perkembangan kemandirian emosional remaja tidak lepas dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kemandirian emosional yaitu dorongan dari dalam diri remaja itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal yaitu berbagai stimulasi yang datang dari lingkungan seperti pola asuh orang tua, sistem pendidikan di sekolah, dan sistem kehidupan di masyarakat (Ali & Asrori, 2004 dalam Suryadi & Damayanti, 2003). Jenis kelamin juga mempengaruhi kemandirian emosional seorang remaja (Kandel & Lesser, dalam Santrock, 2007). Selain itu, tempat tinggal atau dengan siapa remaja tinggal juga mempengaruhi kemandirian emosional. (Holmbeck, Durbin & Kung, dalam Santrock, 2007). Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara kedekatan 3

keluarga dengan tingkat kemandirian, didapatkan hasil bahwa semakin tinggi tingkat kedekatan keluarga maka semakin rendah tingkat kemandirian seorang remaja (Dibble, 1986). SMP Plus Muthahhari merupakan salah satu SMP swasta yang terletak di Kabupaten Bandung. Terdapat karakteristik yang unik dan berbeda pada SMP Plus Muthahhari ini jika dibandingkan dengan sekolah lain. Sekolah ini memiliki fasilitas asrama khusus hanya untuk para siswa yang memiliki tempat tinggal dengan jarak yang jauh dari lokasi sekolah. Perbandingan antara jumlah siswa yang tinggal di asrama dan siswa yang tinggal dirumah pada SMP Plus Muthahhari yaitu sekitar 1:2. Oleh karena itu, terdapat 2 kondisi pada siswa yang bersekolah di SMP Plus Muhahhari. Pada siswa SMP Plus Muthahhari yang tinggal di asrama, interaksi mereka terhadap orang tua sangat terbatas karena memang mereka tinggal terpisah dengan orang tua mereka. Mereka tidak dapat dengan bebas bertemu maupun berkomunikasi setiap hari dengan orang tua mereka, dikarenakan ketika mereka sedang tinggal di asrama mereka tidak diperbolehkan membawa alat komunikasi. Dalam berbagai rutinitas yang mereka jalani setiap hari pun mereka tidak lagi dibantu oleh orang tua. Hal tersebut berbeda dengan siswa SMP Plus Muthahhari yang tinggal dirumah. Mereka dapat lebih mudah untuk berinteraksi dengan orangtua karena setiap hari pulang kerumah. Dengan kemudahan akses untuk bertemu orang tua, maka saat remaja ingin meminta bantuan mengenai berbagai hal kepada orangtua pun akan lebih mudah. 4

Perbedaan kondisi tersebut akan berdampak kepada berbagai hal yang berkaitan dengan kemandirian emosional seperti bagaimana mereka menyelesaikan permasalahan mereka, kepada siapa mereka meminta bantuan saat menemui masalah, bagaimana mengatur keperluan mereka sehari-hari seperti mengelola keuangan, serta bagaimana pandangan mereka terhadap orang tua. METODA Partisipan Pada penelitian ini tidak menggunakan teknik sampling, sehingga subjek penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian yaitu siswa kelas 7 SMP Plus Muthahhari. Berdasarkan accessibility population subjek yang dapat diperoleh datanya 77 siswa, dengan komposisi 30 siswa yang tinggal di asrama serta 47 siswa yang tinggal di rumah dengan orang tua. Pengukuran Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang merupakan adaptasi alat ukur yang digunakan oleh Dian Ramina (2008) pada skripsinya yang berjudul Hubungan Antara Pola Pengasuhan Orang Tua dan Kemandirian Emosional Remaja berdasarkan Emotional Autonomy Scale dari Steinberg & Silverberg (1986). Kedua kuesioner ini diberikan pada waktu bersamaan kepada seluruh subjek penelitian. 5

HASIL Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pembahasan terhadap kemandirian emosional antara siswa SMP yang tinggal di asrama dan yang tinggal di rumah dengan orang tua, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengujian hipotesis utama didapatkan bahwa nilai Zhitung sebesar -2,044 dan nilai Ztabel sebesar 1,96 dimana Zhitung tidak berada diantara -1,96 dan 1,96 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan kemandirian emosional antara siswa SMP yang tinggal di asrama dan yang tinggal di rumah dengan orang tua. 2. Lokasi dan dengan siapa seorang remaja tinggal tidak memberikan pengaruh terhadap kemandirian emosional remaja. Hal ini dapat dikarenakan terdapat faktor lain yang lebih kuat dalam mempengaruhi kemandirian remaja, seperti pola asuh orang tua, dan sistem kehidupan di masyarakat yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini. 3. Berdasarkan kategorisasi, kedua kelompok subjek mayoritas termasuk ke dalam kategori tinggi. Sebanyak 60% siswa di asrama termasuk ke dalam kategori tinggi, dan sebanyak 81% siswa yang tinggal di rumah termasukke dalam kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa baik lingkungan di asrama maupun di rumah sama-sama dapat mendukung perkembangan kemandirian emosional remaja. 4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di rumah dengan orang tua berdasarkan keempat dimensi dari kemandirian emosional (non-dependency, 6

individuation, perceive parents as people, de-idealized). Akan tetapi tingkat kategorisasi tiap dimensi berbeda-beda. 5. Pada dimensi non-dependency, pada kedua kelompok subjek sebagian termasuk kategori tinggi dan sebagian lainnya kategori rendah. Yang termasuk dalam kategorisasi tinggi pada siswa di asrama sebanyak 53% dan siswa di rumah sebanyak 51%, sisanya termasuk kategori rendah. Hal tersebut berarti bahwa sebagian dari responden sudah mampu untuk melepaskan ketergantungannya kepada orangtua dalam kehidupan sehari-hari, namun sebagian lainnya belum mampu melepaskan ketergantungannya kepada orangtua dalam kehidupan sehari-hari. 6. Pada dimensi individuation, kedua kelompok subjek mayoritas termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 73% pada siswa di asrama dan 85% pada siswa di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa baik siswa yang tinggal di rumah dengan orang tua maupun yang tinggal di asrama sudah mampu menjadi individu dalam hubungannya dengan orangtua. 7. Pada dimensi perceive parents as people, kedua kelompok subjek mayoritas termasuk dalam kategori rendah yaitu sebanyak 94% pada siswa di asrama dan 100% pada siswa di rumah. 8. Pada dimensi de-idealized, siswa di rumah sebagian termasuk kategori tinggi (46%) sebagian lainnya termasuk kategori rendah (54%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang tinggal di rumah dengan orang tua, sebagian sudah mampu untuk tidak lagi melihat orangtua sebagai sosok yang paling ideal dan selalu benar dan sebagian lainnya belum. 7

Sedangkan pada siswa di asrama mayoritas termasuk kategori rendah. Artinya, siswa yang tinggal di asrama sebagian besar belum mampu untuk tidak lagi melihat orangtua sebagai sosok yang paling ideal dan selalu benar. DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku : Fuhrmann, Barbara Schneider. 1990. Adolescents Second Edition. London : Scott, Foresman Company. Hurlock, Elizabeth B. 1986. Developmental Psychology Fifth Edition. New York : Mc GrawHill, Inc. Santrock, John W. 2007. Adolescence Elevent Edition. New York : McGraw-Hill Companies, Inc. Steinberg, Laurence. 1995. Adolescence. Sanfrancisco : McGraw-Hill Inc.. (2002). Adolescence, Sixth Edition. Sanfrancisco : McGraw-Hill Inc. Steinberg, L., Silverberg, S.B. 1986. Vicissitudes of Autonomy in Early Adolescence. Child development, 57, 841-851. 8

Referensi Jurnal : Suryadi, Denrich & Damayanti, Cindy. 2003. Perbedaan Tingkat Kemandirian Remaja Putri yang Ibunya Bekerja dan yang Tidak Bekerja. Available at Jurnal Psikologi Vol. 1 No. 1, Juni 2003. Dibble, Dion Alan. 1986. Family Cohesion and the Degree of Autonomy in Early and Middle Adolescents. Submitted to the Faculty of the Graduate College of the Oklahoma State University in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctr of Philosophy, July 1986. Referensi Internet : Budiman, Nandang. 2011. Perkembangan Kemandirian. Artikel. [Online]. Available at: http://ebookbrowsee.net/perkembangan-kemandirian-pdfd234962623 (Diakses pada 19 April 2013) 9