KEGIATAN BANK DALAM PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT. Oleh : Fatmah Paparang 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia seperti negara berkembang lainnya, sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. ini hampir seluruh kegiatan ekonomi yang terjadi, berkaitan dengan bank. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1992 TENTANG BANK UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa bank sangat penting dalam pembangunan nasional karena fungsi bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dan mengalami kemajuan yang cukup pesat adalah. bidang ekonomi. Dalam perekenomian salah satu bidang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi. Perkembangan dunia perbankan merupakan bagian utama dari

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

serta mengembangkan perangkat peraturan pendukung, serta pengembangan sistem pendanaan perumahan. Salah satu alternatif dalam pendanaan perumahan yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan baru. Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. perekonomian. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap sektor masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan kegiatan ekonomi regional dan internasional,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

Ronny Kusnandar ISSN Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana termaktub dalam ideologinya, yaitu Pancasila. Kelima sila

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN MASYARAKAT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT BADAN KREDIT DELANGGU RAYA KABUPATEN KLATEN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. usaha adalah permodalan guna memenuhi kebutuhan perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KEGIATAN BANK DALAM PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT Oleh : Fatmah Paparang 1 A. PENDAHULUAN Dalam berbagai teksbook yang lama, selalu dikemukakan bahwa kegiatan utama dari suatu Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat. Kegiatan pemberian kredit bagi Bank-Bank di Indonesia masih merupakan sumber pendapatan utama bagi Bank, yaitu berupa bunga kredit. Definisi mengenai Bank dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 didasarkan pada persepsi mengenai fungsi Bank sama seperti fungsinya yang tradisional itu. Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi utama Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dapat diketahui pula dari ketentuan pasal 3 Undang-undang tersebut yang berbunyi: Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Sampai sekarang pendapatan utama dari suatu Bank memang dari operasi perkreditannya. Namun operasi perkreditan itu hanyalah mungkin dapat dilakukan oleh suatu bank apabila Bank itu memiliki dana yang cukup. Dana tersebut justru sebagian besar berasal dari dana masyarakat yang dihimpun oleh bank untuk disimpan di Bank tersebut. Sebagaimana diketahui bank sebagai lembaga keuangan yang bekerja berdasarkan kepercayaan masyarakat mempunyai peranan dan posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi. Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Deregulasi sektor perbankan telah membawa dampak berupa perkembangan yang pesat dalam industri perbankan, baik dari segi jumlah bank maupun volume kegiatan usahanya. Dengan demikian maka setiap bank dituntut untuk mampu bersaing dalam penghimpunan dana masyarakat dan 1 Dosen Pada Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado 11

Vol.III/No.9/Agustus /2016 Jurnal Ilmu Hukum menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Berbagai jasa perbankan dan produk perbankan dikeluarkan guna menarik nasabah sebanyak mungkin diantaranya melalui peningkatan terhadap pelayanan Bank, berupa pemberian bunga simpanan yang cukup tinggi dan insentif lainnya bagi nasabah penyimpan dana, baik berupa hadiah undian, fasilitas yang berupa kemudahan tarik/ setor dana nasabah serta penggunaan teknologi canggih untuk menunjang berbagai kegiatan tersebut. Sejalan dengan perkembangan tersebut, tindak pidana dibidang perbankan cenderung semakin meningkat khususnya kegiatan menghimpun dana dari masyarakat, baik yang dilakukan oleh Bank itu sendiri maupun lembaga-lembaga keuangan lainnya yang bukan bank. Dilain pihak penghimpunan dana masyarakat sangat dibutuhkan sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan. Namun tidak jarang penyimpangan banyak dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk tujuan memperkaya diri dan atau kelompoknya secara melawan hukum tanpa memperhatikan kepentingan atau hak-hak orang banyak. Tindak Pidana dimaksud dapat dilakukan oleh pengurus Bank, Pegawai Bank pemilik/pemegang saham Bank, nasabah Bank dan masyarakat umum baik dilakukan secara sendiri-sendiri maupun dalam bentuk grup atau kelompok. Mengingat pentingnya kegiatan penghimpunan dana masyarakat dalam pembangunan ekonomi, maka keberadaan lembaga keuangan memerlukan landasan dan ketentuan yang mengatur dan berlaku di bidang perbankan sekaligus merupakan ketentuan hukum yang harus dipatuhi oleh Bank maupun lembagalembaga lain yang bergerak dibidang keuangan dalam melaksanakan kegiatan usahanya sehari-hari. Selain dari itu diperlukan juga ketentuan-ketentuan pidana yang diharapkan dapat menjadi rambu-rambu bagi pengelola Bank, agar mekanisme perbankan dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan akan semakin meningkat. Dasar hukum dari penghimpunan dana oleh Bank tertuang dalam pasal 1 angka 2 yang bunyinya sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak 2 12 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Bank

Berdasarkan rumusan tersebut diatas dapat dipahami pula bahwa kegiatan usaha bank pada pokoknya meliputi 3 (tiga) bentuk kegiatan yaitu : 1. Menghimpun dana; 2. Menyalurkan dana 3. Memberikan jasa keuangan. Bank adalah tulang punggung pembangunan ekonomi. Oleh karena itu pengawasan dan pembinaan terhadap bank oleh Bank Indonesia sangat menentukan. Tujuan perbankan Indonesia sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Sedangkan fungsi utama dari perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpunan dan penyalur dana masyarakat. Mengalirnya dana masyarakat kepada Bank sebagai akibat tawaran fasilitas yang menarik dari pihak Bank yang berupa tingginya suku bunga baik dalam bentuk tabungan, giro, maupun deposito ternyata berdampak pada diberikannya kemudahankemudahan dalam menyalurkan/ memberikan kredit kepada masyarakat pengguna jasa Bank, sehingga timbul berbagai masalah atau penyimpangan- penyimpangan. B. PEMBAHASAN. Apabila berbicara tentang lembaga Keuangan Bank, ada dua istilah yang perlu dijelaskan lebih dahulu, yaitu Perbankan dan Bank. Menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, disebutkan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank, mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Pada angka (2) pasal tersebut ditentukan: Bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan definisi tadi, dapat dipahami bahwa pengertian Perbankan itu lebih luas dibandingkan dengan pengertian Bank. Pengertian Perbankan merupakan rumusan umum yang abstrak mencakup 3 (tiga) aspek utama yaitu: 1. Kelembagaan Bank 2. Kegiatan usaha Bank 13

Vol.III/No.9/Agustus /2016 Jurnal Ilmu Hukum 3. Cara dan proses pelaksanaan kegiatan usaha Bank. Sedangkan pengertian Bank merupakan rumusan yang lebih konkrit mencakup 2 (dua) aspek utama yaitu: a. Badan Usaha Bank (corporate company) b. Kegiatan usaha Bank. Dari pengertian seperti tersebut diatas, secara sederhana dapat dikemukakan disini, bahwa Bank adalah suatu Badan usaha yang berbadan hukum yang bergerak dibidang jasa keuangan, Bank sebagai badan hukum berarti secara yuridis adalah merupakan subyek hukum yang berarti dapat mengikatkan diri dengan pihak ketiga. Dengan demikian dapat dirumuskan pula, hukum perbankan pada dasarnya adalah serangkaian kaidah, yang dimaksud disini adalah baik yang terdapat dalam hukum positif maupun dalam praktik perbankan. Landasan yuridis perbankan diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Bank adalah badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Simpanan tersebut ada yang berbentuk Deposito, Giro, tabungan, atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Adapun landasan hukum kegiatan menghimpun dana masyarakat terkandung dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menyebutkan : (1). Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apa bila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan Undang-undang tersendiri. (2). Untuk memperoleh izin usaha Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang : a. Susunan organisasi dan kepengurusan; b. Permodalan; c. Kepemilikan; d. Keahlian dibidang Perbankan; e. Kelayakan rencana kerja. 14

(3). Persyaratan dan tata cara perizinan bank sebagaimana di maksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dimaksud dengan : Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahannya Sedangkan kegiatan menghimpun dana tercantum dalam Pasal 1 angka 2 berbunyi sebagai berikut: Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, Perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehatihatian. Prinsip kehati-hatian itu dalam praktek perbankan diterjemahkan kedalam dua pengertian : 1. Prinsip kehati-hatian terkait dengan masalah performen Debitur oleh karena itu sebelum kredit diberikan Bank harus terlebih dahulu memeriksa dan menyelidiki kwalitas calon Debiturnya. Hanya calon Debitur yang memenuhi kriteria dan kwalifikasi tertentu sajalah yang permohonan kreditnya dapat dikabulkan. 2. Prinsip kehati-hatian terkait dengan masalah jaminan untuk membayar hutang-hutangnya, manakala Debiturnya default atau colaps. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 8 ayat (1) mengatakan: dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi utang-utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. Besarnya perhatian Undang-Undang perbankan terhadap masalah jaminan / agunan disebabkan oleh pentingnya peranan jaminan sebagai pintu terakhir dalam upaya bank untuk melancarkan dan mengamankan kredit yang telah dikeluarkan. Vitalnya arti jaminan bagi Bank mengharuskan Bank meneliti secara seksama kwalitas barang jaminan Debitur. Tanpa jaminan yang berkwalitas dari debitur Bank akan sulit menagih pinjamannya kalau Debiturnya ingkar janji. 15

Vol.III/No.9/Agustus /2016 Jurnal Ilmu Hukum Prinsip kehati-hatian Bank dalam menyalurkan kredit kepada calon Debitur nampak jelas dalam proses pemberian kredit. Tahaptahap yang harus ditempuh oleh calon Debitur adalah: 1. Tahap pengajuan permohonan dan persiapan kredit. 2. Tahap penilaian dan pemeriksaan. 3. Tahap analisis kredit. 4. Tahap keputusan kredit 5. Tahap pelaksanaan dan administrasi kredit 6. Tahap pengawasan Sebelum kredit dikucurkan kepada calon Debitur mutlak harus diadakan analisa secara akurat mengenai kondisi Debitur, sehingga tidak terjadi kredit bermasalah (kredit macet). Penilaian Bank sebelum mengucurkan kreditnya kepada calon Debitur akan berdasarkan pada faktor-faktor watak (Character), jaminan (Collateral) modal (capital), kemampuan (capacity) dan kondisi ekonomi ( condition of economy ) atau yang biasa disebut the five C s of credit analysis. The five C s of credit analysis dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Character (watak) 2. Penilaian terhadap karakter perlu dilakukan untuk mengetahui itikad baik dan kejujuran Nasabah Debitur untuk membayar kembali kredit yang diterimanya. 3. Capacity adalah kemampuan calon Debitur untuk mengendalikan, mengatur dan menguasai bidang usahanya, sehingga dengan demikian diharapkan calon dibitur dapat membayar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 4. Capital (modal) perlu diketahui jumlah modal yang dimiliki calon Debitur cukup memadai untuk menjalankan usahanya. Kredit Bank berfungsi sebagai tambahan. 5. Collateral (jaminan) adalah barang-barang yang dapat digunakan sebagai jaminan. Barang-barang ini merupakan kekayaan yang dimiliki Debitur yang dapat digunakan sebagai jaminan guna pelunasan hutangnya. Fungsi agunan itu adalah apabila Debitur tidak dapat membayar kreditnya maka agunan ini dapat dijual oleh pihak Bank (Erman Rajagugguk, 1992,16 ) 6. Condition of Economy adalah situasi dan kondisi ekonomi pada saat kredit diberikan. 7. Secara teoritis, The five C s of credit analysis ini merupakan pedoman yang baik bagi 16

Bank untuk menghindari terjadinya kredit macet karena mengandung tiga unsur pokok yaitu: a. Faktor subyektif ( moral ) b. Faktor obyektif yang berkenaan dengan organisasi, administrasi modal dan keadaan ekonomi. c. Faktor yuridis yang berkenaan dengan struktur yuridis dari badan usaha penerima kredit. Pedoman lain yang dapat juga digunakan adalah personality purpose payment dan prospek atau yang biasa disebut formula 4P. Formula 4 P dapat dijabarkan secara ringkas sebagai berikut. 1. Personality, adalah kepribadian dari calon Debitur. Pihak Bank harus mencari data tentang riwayat hidup dari Debitur misalnya pengalaman usahanya dan pergaulannya dalam masyarakat. 2. Prospek, adalah masa depan dari usaha calon Debitur. Artinya Bank harus dengan cermat menilai apakah usaha yang akan diberikan kredit itu mempunyai masa depan yang cerah atau tidak baik ditinjau dari segi keuangan perusahaan maupun dari segi perkembangan perekonomian. 3. Purpose, adalah maksud atau tujuan peminjaman kredit oleh perusahaan dalam hal ini Bank harus dapat menilai apakah pinjaman kredit itu untuk pengembangan usaha atau konsumtif. 4. Payment, adalah pembayaran dari Debitur artinya pihak Bank harus mengetahui kemampuan calon Debiturnya untuk mengembalikan kreditnya baik dilihat dari jangka waktunya, maupun dari segi besarnya jumlah angsuran. (Barcelius Ruru, 992; 7). Landasan hukum dalam penghimpunan dana masyarakat tercantum dalam pasal 16 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Dalam ayat 3 (tiga) pasal tersebut dikatakan bahwa, mengenai persyaratan maupun tata cara perizinan Bank ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sehubungan dengan perijinan Bank dalam penghimpunan dana tersebut, maka kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat oleh siapapun pada dasarnya merupakan kegiatan yang perlu diawasi, mengingat dalam kegiatan itu terkait kepentingan masyarakat yang dananya disimpan pada pihak yang menghimpun dana. 17

Vol.III/No.9/Agustus /2016 Jurnal Ilmu Hukum Dengan diberikannya ijin berdirinya suatu Bank oleh Bank Indonesia, berarti Bank tersebut akan mendapat pengawasan dari Bank Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya. Pendirian Bank Umum diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No: 32/33/KEP.DIR. tentang Bank Umum tanggal 12 Mei 1999. Bila dicermati syarat-syarat pendirian Bank Umum tersebut tampak bahwa modal yang harus disediakan relatif cukup besar. Tampaknya pimpinan Bank Indonesia meyakini bahwa Bank sebagai Badan Usaha mempunyai karakteristik tersendiri jika dibandingkan dengan badan usaha lainnya. Hal ini terlihat bahwa Bank Indonesia tidak serta merta mengeluarkan ijin usaha walaupun modal sudah ada. Mencermati persyaratan yang harus dipenuhi jika ingin mendirikan Bank seperti tercantum dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tersebut diatas, agaknya pemerintah tidak ingin mengulangi kekeliruan dimasa lalu ketika muncul Paket Kebijaksanaan dibidang Perbankan pada tahun 1988 yang lebih dikenal dengan Pakto 88. Jika dicermati Pakto 88 tersebut, syaratsyarat untuk mendirikan bank tidak terlalu sulit sehingga banyak Bank yang dikelola tidak secara profesional sehingga keberadaan Bank sebagai lembaga penghimpun dana yang aman, pada waktu itu tidak terjamin sehingga perlu landasan hukum Perbankan harus diperbaharui, yaitu diadakan perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. C. PENUTUP. Fungsi dari pada Bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Dalam penghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan hanya dapat dilakukan oleh Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat yang telah mendapat izin dari Bank Indonesia. Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat pada dasarnya merupakan kegiatan yang perlu diawasi. Persyaratan pendirian Bank harus di persulit dan mendapat izin Bank Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Fakrullah Z.A., 1997, Hukum Ekonomi Buku kesatu, Karya Abditama, Surabaya. Kadir M.A., 2000, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Sembiring S., 2000, Hukum Perbankan, CV. Mandar Maju Bandung. 18

Syahdeni S.R., 1999, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang seimbang bagi para pihak dalam perjanjian Kredit Bank di Indonesia. Zaman M.D.B., 1983, Perjanjian Kredit Bank. Alumni, Jakarta. Lain lain : Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Bank 19