BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

BERITA RESMI STATISTIK

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I/2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan III-2013 Naik 2,91 Persen

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2014 SEBESAR -2,98 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2011 SEBESAR 7,96 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

Transkripsi:

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo sampai dengan akhir tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Secara triwulanan, ekonomi tumbuh 7,57% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,64% (y.o.y). Sementara secara tahunan ekonomi tumbuh sebesar 7,71% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 7,68% (y.o.y). Angka pertumbuhan tahunan dimaksud masih sesuai proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya yang berada pada kisaran 7,3-7,8% (y.o.y). Masih kuatnya dorongan konsumsi dan membaiknya kinerja ekspor menjadi landasan utama masih bertahannya pertumbuhan ekonomi regional ditengah perlambatan ekonomi nasional. Di sisi penawaran, membaiknya perekonomian Gorontalo pada triwulan laporan didorong oleh peningkatan kinerja sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan sektor perdagangan-hotel-restoran (PHR). Perkembangan sektor konstruksi seiring dengan peningkatan penyerapan belanja modal APBD yang merupakan siklus akhir tahunan. Sementara peningkatan kegiatan sektor pengangkutan dan PHR seiring dengan kegiatan libur akhir tahun masyarakat. Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh masih tingginya ekspor. Peningkatan ekspor terutama untuk komoditas gula rafinasi dan jagung seiring dengan membaiknya harga jagung dan gula di pasaran internasional. Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 1

1.1 SISI PERMINTAAN Di sisi permintaan, pertumbuhan didukung masih stabilnya kinerja ekspor sementara kinerja komponen lainnya relatif melambat. Sumber : BPS. Prov. Gorontalo Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan KOMPONEN 2011 2011 2012 2012 I II III IV I II III IV Konsumsi 854.851 878.346 902.823 936.311 3.572.330,96 931.154 956.972 970.220 997.601 3.855.945,95 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 535.524 544.339 557.336 565.484 2.202.682,42 568.365 576.142 591.459 595.727 2.331.693,24 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8.043 8.357 8.709 8.551 33.659,93 8.858 8.621 9.012 9.130 35.619,54 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 311.284 325.649 336.778 362.277 1.335.988,61 353.931 372.208 369.749 392.744 1.488.633,17 Pembentukan Modal Tetap Bruto 259.373 267.105 277.037 294.431 1.097.945,79 274.486 294.183 300.172 304.361 1.173.202,63 Perubahan Stok (95.096) (113.313) (104.695) (166.998) (480.102,12) (113.913) (150.269) (133.837) (169.045) (567.063,03) Ekspor Barang dan Jasa 93.093 93.268 97.206 100.874 384.440,51 103.586 107.238 105.929 109.667 426.421,45 Impor Barang dan Jasa 349.473 351.431 364.374 367.879 1.433.157,02 368.581 369.962 380.808 385.537 1.504.887,18 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748 773.976 807.996 796.738 3.141.458,12 826.734 838.162 861.676,41 857.046,92 3.383.619,83 KOMPONEN 2011 (% y.o.y) 2011 2012 (% y.o.y) 2012 I II III IV I II III IV Konsumsi 8,93 4,43 (0,47) (4,73) 1,61 8,93 8,95 7,47 6,55 7,94 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,03 (0,47) (3,80) (8,11) (2,60) 6,13 5,84 6,12 5,35 5,86 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8,73 7,81 9,76 9,14 8,87 10,13 3,15 3,48 6,77 5,82 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 20,83 13,68 5,31 0,75 9,20 13,70 14,30 9,79 8,41 11,43 Pembentukan Modal Tetap Bruto 13,39 9,35 5,42 2,61 7,35 5,83 10,14 8,35 3,37 6,85 Perubahan Stok 31,67 (4,89) (34,49) (26,87) (17,16) 19,79 32,61 27,83 1,23 18,11 Ekspor Barang dan Jasa (11,19) (15,97) (18,21) 5,40 (10,67) 11,27 14,98 8,97 8,72 10,92 Impor Barang dan Jasa 1,37 (0,33) (1,24) (9,30) (2,63) 5,47 5,27 4,51 4,80 5,01 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,92 7,68 8,39 8,29 6,64 7,57 7,71 1.1.1 KONSUMSI Pada triwulan IV-2012 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 6,65% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 7,47% (y.o.y). Perlambatan tersebut terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah. Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Kredit Konsumsi Grafik 1.4 Grafik 1.5 Indeks Tendensi Konsumen TW IV-2012 Survei Konsumen Bank Indonesia 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 BANK INDONESIA

Produksi pertanian yang terkendala baik pada sub sektor pertanian tanaman pangan dan sub sektor perikanan laut mendorong melemahnya daya beli petani pada triwulan laporan yang tercermin dari kontraksi Nilai Tukar Petani. Kontraksi NTP terjadi sejak bulan Januari 2012 dan terus meningkat nilainya hingga Desember 2012. Hal ini menjadi pendorong melemahnya kegiatan konsumsi rumah tangga secara umum. Namun melemahnya daya beli masyarakat petani sedikit diredam oleh meningkatnya pertumbuhan belanja pegawai. Hal ini tercermin dari realisasi belanja pegawai Pemprov yang tumbuh 36,2% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 15,6% (y.o.y). Grafik 1.6 Grafik 1.7 Perkembangan NTP Perkembangan APBD Belanja Pegawai Grafik 1.8 Grafik 1.9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Konsumsi BBM Rumah Tangga 1.1.2 INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan IV-2014 tumbuh 3,37 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,35% (y.o.y). Perlambatan investasi terutama untuk investasi non bangunan sementara investasi bangunan masih tumbuh baik. Indikator melambatnya pertumbuhan investasi ditunjukkan oleh kontraksi kredit investasi. Pada bulan Desember 2012 kredit investasi terkontraksi 25,0% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya yang mencapai 17,6% (y.o.y). Perlambatan ini diperkirakan sebagai dampak menurunnya kinerja sektor industri selama triwulan laporan. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 3

Grafik 1.10 Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov. Sementara itu investasi bangunan masih cukup baik, tercatat angka penjualan semen tumbuh 88,4% (y.o.y) lebih baik dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,1% (y.o.y). Pertumbuhan kredit sektor konstruksi juga masih cukup baik sampai dengan bulan Desember 2012. Grafik 1.12 Grafik 1.13 Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi. Investasi swasta selama tahun 2012 antara lain dilakukan oleh beberapa perusahaan yaitu : - PT. Pabrik Gula Gorontalo sebesar Rp 175 Miliar untuk penambahan produksi gula rafinasi - PT. Gorontalo Mineral sebesar Rp 40,8 Miliar untuk penambahan peralatan & modal kerja - PT. Tenaga Listrik Gorontalo sebesar Rp 18,8 Miliar untuk pembangunan PLTU Molotabu - PT. Harim sebesar Rp 5,7 Miliar untuk perluasan fasilitas gedung - PT. Multi Nabati sebesar Rp 700 Juta - PT. Simi sebesar Rp 1,7 Miliar untuk pengembangan riset jagung 1.1.3 EKSPOR IMPOR Kinerja ekspor selama triwulan IV-2012 secara keseluruhan stabil. Ekspor triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 8,72% (y.o.y) hampir sama dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,97% (y.o.y), demikian halnya kinerja impor, impor tumbuh 4,51% (y.o.y) hampir sama dibandingkan triwulan sebelumnya 4,80% (y.o.y) Perkembangan ekspor luar negeri tumbuh cukup baik selama triwulan IV-2012. Nilai ekspor mencapai US$ 3,43 juta sementara pada triwulan sebelumnya sebesar US$ 2,76 juta. Ekspor triwulan IV-2012 masih didominasi oleh komoditas jagung dan gula rafinasi sementara komoditas kayu/barang kayu mengalami penurunan. Kenaikan permintaan gula 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 BANK INDONESIA

rafinasi terutama diarahkan untuk memenuhi pasar Korea Selatan sementara jagung diarahkan untuk memenuhi permintaan Filipina. Grafik 1.14 Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Jagung Internasional. Grafik 1.16 Grafik 1.17 Rincian Muat Barang Per Pelabuhan Penjualan Jagung Gorontalo Perkembangan impor Gorontalo triwulan IV-2012 didorong peningkatan impor raw sugar sebesar US$ 23,9 juta yang dilakukan oleh PT PG Gorontalo untuk memenuhi kebutuhan bahan baku gula rafinasi. Volume impor antar pulau juga menunjukkan peningkatan, tercatat pada triwulan laporan volume bongkar barang tumbuh 53% (y.o.y) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,6% (y.o.y). Grafik 1.18 Grafik 1.19 Perkembangan Bongkar Barang Perkembangan Impor Luar Negeri BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 5

1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan IV-2012 menunjukkan peningkatan dengan dukungan sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan sektor perdagangan-hotelrestoran (PHR). Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR 2011 2011 2012 2012 I II III IV I II III IV 1. PERTANIAN 224.915,82 218.187,49 228.328,98 213.676,50 885.108,79 237.866,28 230.559,95 241.395,50 225.856,50 935.678,22 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.257,09 8.684,55 9.308,41 9.138,02 35.388,08 9.212,82 9.340,39 9.560,64 9.615,89 37.729,73 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 57.776,66 59.288,96 62.754,96 64.796,70 244.617,28 65.464,67 66.523,58 67.869,37 68.119,96 267.977,58 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.384,61 4.429,28 4.557,70 4.641,46 18.013,05 4.676,63 4.821,66 4.934,57 5.044,81 19.477,67 5. BANGUNAN 66.678,94 70.115,64 74.588,92 73.421,60 284.805,11 74.388,82 76.954,74 79.311,52 80.856,52 311.511,62 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 108.849,78 113.225,97 118.888,33 121.039,34 462.003,43 122.522,55 126.486,03 130.913,07 133.492,22 513.413,87 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 81.166,56 83.578,36 86.359,27 87.391,26 338.495,46 86.867,51 90.391,57 94.508,33 96.136,07 367.903,47 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 67.513,76 68.321,45 70.417,46 71.816,97 278.069,64 72.508,35 75.445,05 77.080,46 78.898,51 303.932,37 9. JASA-JASA 143.204,96 148.143,80 152.792,01 150.816,51 594.957,28 153.226,44 157.639,45 156.102,96 159.026,44 625.995,30 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748,19 773.975,51 807.996,04 796.738,37 3.141.458,12 826.734,07 838.162,42 861.676,41 857.046,92 3.383.619,83 *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo 1.2.1 SEKTOR PERTANIAN Pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan IV-2012 cukup stabil, sektor pertanian tumbuh 5,7% (y.o.y) hampir sama dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,72% (y.o.y). Pada triwulan laporan Gorontalo memasuki musim tanam padi dan jagung sehingga produksi panen rendah. Sementara itu kondisi cuaca ekstrim di perairan menyebabkan produksi sub sektor perikanan menurun. Peningkatan terjadi pada sub sektor peternakan, data dari Dinas Peternakan mencatat produksi sapi Gorontalo tumbuh hingga 7% pada tahun 2012. 2011 (% y.o.y) 2012 (% y.o.y) SEKTOR 2011 2012 I II III IV I II III IV 1. PERTANIAN 10,84 3,02 2,52 8,87 6,17 5,76 5,67 5,72 5,70 5,71 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,72 6,66 7,20 9,31 6,76 11,57 7,55 2,71 5,23 6,62 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,02 7,01 7,37 10,53 7,53 13,31 12,20 8,15 5,13 9,55 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10,86 9,17 9,06 7,31 9,06 6,66 8,86 8,27 8,69 8,13 5. BANGUNAN 8,06 11,34 10,60 8,29 9,57 11,56 9,75 6,33 10,13 9,38 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,07 12,71 11,27 12,43 12,11 12,56 11,71 10,11 10,29 11,13 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,42 9,26 8,65 8,96 9,06 7,02 8,15 9,44 10,01 8,69 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 11,04 9,15 6,98 8,14 8,78 7,40 10,43 9,46 9,86 9,30 9. JASA-JASA 3,98 3,79 4,44 6,29 4,63 7,00 6,41 2,17 5,44 5,22 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,91 7,68 8,39 8,29 6,64 7,57 7,71 Pada triwulan laporan, produksi jagung terbesar terjadi di Kab. Pohuwato sementara untuk Kab. Boalemo sebagian besar memasuki musim tanam. Sementara untuk padi, produksi terbesar terjadi di Kab. Pohuwato sementara lumbung produksi padi di Kab. Gorontalo dan Boalemo memasuki musim tanam. Berdasarkan data Dinas Pertanian Prov. Gorontalo, sepanjang triwulan IV-2012 lahan yang mengalami puso cukup besar. Tercatat 67 hektar lahan pertanian Jagung mengalami puso yang terbesar di Kec. Popayato Kab. Gorontalo (53 Ha), sementara untuk komoditas padi tercatat 88 hektar lahan puso di Kec. Telaga Biru dan Kec. Telaga Jaya Kab. Gorontalo akibat banjir bandang. Sementara itu kelangkaan pupuk sempat terjadi di Gorontalo. Kelangkaan pupuk Urea yang terjadi pada Desember 2012 disebabkan kapal pengangkut pupuk enggan bersandar di Pelabuhan Anggrek terkait produktivitas tenaga bongkar muat yang dirasakan tidak maksimal. Dari target bongkar muat sebesar 750-1000 ton/hari realisasinya hanya mencapai 200-500ton/hari. Hal ini mengakibatkan biaya sandar kapal meningkat. Pemprov 6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 BANK INDONESIA

telah mengambil opsi untuk menghubungi produsen pupuk lainnya (PKT) dengan opsi pengiriman melalui jalur darat melalui Sulawesi Selatan (Pelabuhan Makassar) dan Sulawesi Utara (Pelabuhan Bitung).. Grafik 1.20 Grafik 1.21 Luas Panen Padi & Jagung Luas Tanam Padi & Jagung Tabel 1.3 Tabel 1.4 1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan peningkatan selama triwulan IV-2012. Salah satu faktor utama adalah kegiatan masyarakat selama musim libur akhir tahun. Pertumbuhan ekonomi sektor pengangkutan dan komunikasi tercatat sebesar 10,01% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 9,44% (y.o.y). BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 7

Kinerja sub sektor angkutan darat diperkirakan meningkat, hal ini dikonfirmasi oleh data penjualan BBM dan penghimpunan pajak kendaraan bermotor yang meningkat. Demikian juga untuk sub sektor angkutan laut dan ferry menunjukkan peningkatan sebagaimana dikonfirmasi oleh jumlah penumpang kapal laut dan jumlah kargo angkutan laut yang masuk dan keluar Gorontalo. Kinerja sektor angkutan udara pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan, maskapai Lion Air dan Garuda Indonesia menambah jumlah penerbangan yang masuk dan keluar Gorontalo. Grafik 1.22 Grafik 1.23 Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi Grafik 1.24 Grafik 1.25 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut Grafik 1.26 Grafik 1.27 Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Bagasi Pesawat 8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 BANK INDONESIA

1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo tumbuh stabil. Sektor PHR pada triwulan IV-2012 tumbuh 10,29% (y.o.y) hampir sama dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2012 sebesar 10,11% (y.o.y) Kegiatan libur akhir tahun, International Maize Conference, dan Festival Karawo 2012 menjadi pendukung peningkatan kinerja di sektor ini. Sub sektor perdagangan menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Pendorong kinerja perdagangan terutama disebabkan meningkatnya kembali perdagangan ekspor luar negeri terutama untuk komoditas jagung dan gula rafinasi. Perdagangan luar negeri Jagung mencapai US$ 743 ribu sementara gula rafinasi US$ 2,65 juta kondisi ini meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang mencatat ekspor Jagung sebesar US$ 552 ribu dan gula rafinasi sebesar US$ 2,1 juta. Permintaan datang dari Korea dan Filipina. Grafik 1.28 Grafik 1.29 SKDUSub Sektor Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Grafik 1.30 Grafik 1.31 Tingkat Penghunian Hotel Listrik Kelompok Bisnis Sementara itu sub sektor perhotelan mengalami peningkatan hal tersebut dikonfimasi oleh data tingkat penghunian hotel (TPK) yang menunjukkan kenaikan selama triwulan IV-2012. TPK bulan Desember mencapai 34.46% lebih tinggi dibandingkan kondisi September sebesar 33,5%. Kegiatan Internasional Maize Conference yang dilaksanakan di bulan November mendorong tingkat penghunian dari 19 Hotel di Gorontalo (1976 kamar) hingga mencapai 80%. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 9

1.2.4 SEKTOR BANGUNAN Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan peningkatan. Pada triwulan IV-2012 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 10,13% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,33 % (y.o.y). Upaya pemerintah meningkatkan penyerapan belanja APBD mendorong peningkatan penyelesaian proyek-proyek infrastruktur bangunan. Kenaikan penjualan semen selama triwulan laporan cukup signifikan, penjualan semen tumbuh 88,41% (y.o.y) pada triwulan IV-2012 sementara pada triwulan sebelumnya hanya tumbuh 3,10% (y.o.y). Peningkatan kegiatan sektor bangunan juga terlihat dari pembiayaan proyek pemerintah yang pertumbuhannya meningkat selama triwulan laporan. Grafik 1.32 Grafik 1.33 Belanja Modal APBD Penjualan Semen 1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Kinerja sektor keuangan tumbuh 9,86% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2012 sebesar 9,46% (y.o.y). Kondisi ini lebih didorong oleh tumbuhnya sub sektor keuangan terutama perbankan. Net Interest Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang meningkat Sampai dengan bulan Desember 2012, NIM perbankan mencapai Rp 609 Miliar atau tumbuh 16,54% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan NIM periode September 2012 yang tumbuh 13,36% (y.o.y). Meningkatnya NIM perbankan didorong oleh menurunnya pertumbuhan beban bunga seiring dengan penurunan suku bunga perbankan. Grafik 1.34 Grafik 1.35 NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban 10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 BANK INDONESIA

1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Perkembangan sektor industri di Gorontalo diperkirakan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan IV-2012 tumbuh 5,13% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 8,15% (y.o.y). Melambatnya kinerja di sektor ini dikonfirmasi oleh beberapa prompt indikator yaitu konsumsi listrik industri, penggunaan BBM industri dan Survei SKDU Industri Pengolahan. Penurunan kinerja industri terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor industri kayu di Gorontalo. Hal ini ditunjukkan oleh kinerja ekspor kayu yang menurun, tercatat pada triwulan III-2012 ekspor kayu mencapai US$ 38.150 sementara pada triwulan IV-2012 hanya sebesar US$ 80.322. Melemahnya kinerja industri pengolahan kayu/barang dari kayu disebabkan karena menurunnya permintaan. Sementara itu menurut hasil survei Produksi Industri BPS Prov. Gorontalo beberapa sektor industri yang menurun adalah industri tekstil, industri pakaian jadi, industri barang dari logam, dan industri percetakan. Grafik 1.36 Grafik 1.37 Konsumsi Listrik Industri Ekspor Kayu/Barang Kayu Grafik 1.38 Grafik 1.39 Konsumsi BBM Industri SKDU Industri Pengolahan BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 11

1.2.7 SEKTOR LAINNYA Kinerja sektor Listrik Gas dan Air Bersih pada triwulan IV-2012 menunjukkan penurunan, penurunan ini terutama pada sub sektor kelistrikan akibat terjadi defisit pasokan listrik sebesar 4MW karena gangguan pada sistem listrik Minahasa di PLTU Amurang. Sementara itu kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2012 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor ini tumbuh 5,23% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 2,71% (y.o.y). Peningkatan kegiatan konstruksi berimbas pada permintaan bahan galian C di Gorontalo. Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2012 tumbuh 5,44% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2012 yang tercatat sebesar 2,17% (y.o.y). Meningkatnya kinerja jasa-jasa diindikasikan oleh pertumbuhan kredit jasa-jasa perbankan.. Grafik 1.40 Realisasi Kredit Jasa-jasa 12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 BANK INDONESIA

BOX 1 : SURVEI PERSEPSI MASYARAKAT GORONTALO TERHADAP SUBSIDI BBM Subsidi BBM nasional terus meningkat dari Rp 137 Triliun pada tahun 2012 menjadi Rp 197 Triliun pada tahun 2013. Besarnya subsidi BBM ini dirasakan semakin memberatkan anggaran pemerintah ditengah ketidakpastian harga minyak dunia. Wacana untuk mengurangi subsidi BBM melalui penyesuaian harga maupun pembatasan kuota telah coba disampaikan kepada publik terutama efek kemanfaatan yang dirasakan kurang serta cenderung tidak tepat sasaran. Beberapa Kepala Daerah mengharapkan kebijakan subsidi BBM dapat ditinjau ulang sehingga alokasi anggaran yang ada dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan infrastruktur daerah. Demikian halnya dengan Provinsi Gorontalo, pertumbuhan ekonomi yang rata-rata 7,5% per tahun dibarengi pula dengan tingkat konsumsi BBM subsidi yang cukup besar. Data Pertamina menyebutkan bahwa pada tahun 2010 konsumsi BBM subsidi mencapai 77.353 kiloliter untuk premium dan 23.456 kiloliter untuk solar kemudian terus mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 112.347 kiloliter untuk premium dan 36.273 kiloliter untuk solar. Dalam publikasinya yang dimuat dalam Gorontalo Post tanggal 29 Januari 2013 menyebutkan bahwa besaran subsidi BBM untuk Provinsi Gorontalo tahun 2012 adalah sebesar Rp 703 Miliar hampir sebanding dengan keseluruhan belanja modal di kab/kota dan Provinsi Gorontalo yang pada tahun 2012 tercatat sebesar Rp 852 Miliar. Anggaran Subsidi Provinsi Gorontalo Th. 2012 Subsidi Premium Rp449.388.000.000 Subsidi Solar Rp199.501.500.000 Subsidi Minyak Tanah Rp54.660.000.000 Tota Subsidi Rp703.549.500.000 Anggaran Belanja Modal Th. 2012 Provinsi Gorontalo Rp159.902.148.361 Kota Gorontalo Rp83.393.865.282 Kab. Gorontalo Rp144.901.360.609 Kab. Boalemo Rp106.913.400.232 Kab. Pohuwato Rp115.409.636.923 Kab. Bone Bolango Rp120.701.552.450 Kab. Gorontalo Utara Rp120.871.613.744 Total Belanja Modal Rp852.093.577.601 Grafik 1.41 Subsidi BBM vs Belanja Modal Melihat kenyataan tersebut, mendorong pemikiran bahwa sebaiknya angka subsidi yang cukup besar tersebut dapat dialihkan pada belanja infrastruktur. Perbaikan jalan, jembatan, bandara, dan pelabuhan mungkin akan memberikan multiplier effect lebih baik dibandingkan untuk kepentingan subsidi. Namun yang menjadi pertanyaan saat ini apakah masyarakat Gorontalo siap menghadapi penyesuaian harga maupun pembatasan subsidi yang akan diterapkan Pemerintah Pusat apabila harga minyak dunia mengalami kenaikan diluar batas toleransi APBN. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 13

Bank Indonesia coba memetakan persepsi masyarakat melalui survei yang dilakukan terhadap 100 responden yang terdiri atas profesi PNS (15%); Pegawai swasta/bumn (10%); Wiraswasta/pedagang/pengusaha (50%); ibu rumah tangga (15%); dan mahasiswa/pelajar (10%). Survei lebih difokuskan pada kelompok pendapatan masyarakat menengah kebawah yang diduga rentan terhadap isu kenaikan harga maupun pembatasan BBM bersubsidi. Dilihat dari besaran konsumsi BBM subsidi per bulan, 30% responden menjawab besaran konsumsi BBM subsidi berkisar Rp 100-300 Ribu, 23% responden menjawab Rp 300-500 Ribu. Hampir sebagian besar responden (67%) menilai bahwa subsidi yang dilakukan saat ini tidak tepat sasaran dan salah peruntukan. Terkait wacana penyesuaian harga BBM, 77% responden menyatakan bahwa tidak setuju apabila harga BBM bersubsidi dinaikkan. Namun 70% dari responden yang menyatakan tidak setuju kenaikan harga, 70% diantaranya setuju apabila dilakukan pembatasan terhadap konsumsi BBM bersubsidi tentu saja dengan mekanisme yang jelas dan mudah penerapannya dilapangan. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pembatasan BBM subsidi sebenarnya tidak dikeluhkan oleh responden, namun kenaikan harga BBM cenderung akan ditolak. 14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 BANK INDONESIA

Sementara itu dari responden yang menjawab setuju apabila harga BBM dinaikkan, 39% responden menyatakan harga yang sesuai adalah Rp 5.000/liter sementara 30% menjawab harga Rp 6.000/liter. Responden menilai bahwa apabila terjadi kenaikan harga BBM 74% menyatakan bahwa akan melakukan penghematan konsumsi BBM. Sementara apabila terjadi penambahan biaya konsumsi BBM, 74% responden akan mengurangi anggaran rekreasi/hiburan rumah tangga. Dilihat dari respon responden wiraswasta/pedagang/pengusaha terkait kenaikan harga BBM, dapat diperhatikan pada tabel dibawah ini, apabila harga BBM bersubsidi menjadi Rp 5.000/liter maka 65% responden akan menaikkan harga jual produknya antara 1-5%, 20% responden akan menaikkan harga jual produknya antara 6-10% dan sisanya akan menaikkan harga jual produknya >10%. Sementara ketika harga BBM bersubsidi menjadi Rp 6.500/liter maka hanya 14% responden akan menaikkan harga jualnya pada kisaran 1-5%, 44% responden akan menaikkan harga jual produknya antara 6-10% dan sisanya akan menaikkan harga jual produknya > 10%. Tabel 1.5 Respon Responden untuk menaikkan harga jual produk BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 15

Berdasarkan hasil survei tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : - Responden merasakan bahwa subsidi BBM saat ini kurang tepat sasaran. - Responden umumnya tidak sependapat dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, namun Responden tidak menolak apabila dilakukan pembatasan terhadap BBM bersubsidi. - Kenaikan BBM bersubsidi akan disertai penghematan penggunaan oleh responden. - Untuk mengurangi beban biaya transportasi, responden akan mengurangi biaya rekreasi/hiburan rumah tangga. - Semakin besar kenaikan harga BBM bersubsidi maka responden yang berprofesi sebagai wiraswasta/pedagang/pengusaha akan menaikkan besaran harga jual produknya. Pada kenaikan harga terendah Rp 5.000/liter sebagian besar responden memandang bahwa kenaikan harga jual produk sebesar 1-5% adalah wajar, sementara pada kenaikan harga tertinggi Rp 6.500/liter sebagian besar responden menyatakan kewajaran kenaikan harga jual produk adalah > 10%. 16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 BANK INDONESIA