1 PERUMUSAN & PENERAPAN SNI (TERMASUK SNI WAJIB), SERTA PERAN GAPMMI oleh: Suprapto Deputi Bidang Penerapan Standar & Akreditasi, Badan Standardisasi Nasional disampaikan dalam Member Gathering GAPMMI Jakarta, 5 September 2014
Sistem Standardisasi Nasional 2
Kebijakan Pengembangan SNI 3 Harmonis/equivalen dengan standar internasional, seperti ISO, IEC, Codex, ITU. Diusahakan adopsi identik. Bila berbeda dengan standar internasional, perlu data pendukung yang cukup/validasi. Konsensus seluas-luasnya melalui anggota Masyarakat Standardisasi (MASTAN). Efisiensi proses perumusan melalui perbaikan kelembagaan Panitia Teknis (PT), MTPS, dan MTPrS. SNI dipelihara, melalui kaji ulang, setiap periode tertentu.
Prinsip Dasar Perumusan SNI 4 Memberikan kesempatan kepada stakeholder (termasuk ukm dan daerah) untuk berpartisipasi dalam perumusan SNI SNI dibuat dgn memperhatikan keberadaan standar internasional, sebaiknya harmonis dengan standar internasional Adopted from the Decision of the WTO- TBT Second triennial review Terbuka bagi siapa saja untuk berpartisipasi dalam proses perumusan standar melalui jalur PT atau Mastan Development dimension Coherence Openess Effectiveness and relevance Transparency Consensus and impartiality Prosesnya dapat diikuti secara transparan melalui media IT Pelaksanaannya melalui konsensus nasional dan tidak memihak Standar dibuat sesuai kebutuhan pasar, hasilnya harus efektif dipakai untuk fasilitasi perdagangan
Proses Pengembangan SNI 5 Perencanaan Drafting/ Ratek/Rakon E-balloting Jajak Pendapat E-balloting Pemungutan suara Pemeliharaan Penetapan PNPS Usulan PNPS Penilaian Kebutuhan pasar Verifikasi Drafting SISNI Konsep akhir Jajak Pendapat Penetapan Konsensus Nasional Publikasi Kaji ulang BSN PT/SPT MASTAN
Jumlah SNI (April 2014) 6
PERAN GAPMMI DALAM PERUMUSAN SNI 7 Mengusulkan Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) Aktif dalam drafting SNI dengan menjadi konseptor atau anggota Panitia Teknis (PT)/Sub Panitia Teknis (SPT) Berperan serta dalam jajag pendapat RSNI. Aktif dalam rapat konsensus dengan menjadi anggota Masyarakat Standardisasi (MASTAN). Mengusulkan atau ikut serta dalam kaji ulang SNI. Aktif dalam kegiatan revisi SNI.
8 * Nomor SNI SNI 01-3179-1992 SNI 01-3716-1995 SNI 01-2714-1992 SNI 3144:2009 SNI 01-2602-1992 SNI 01-3712-1995 SNI 01-2559-1992 SNI 01-2905-1992 SNI 01-2975-2006 SNI 01-2908-1992 SNI 01-2976-2006 SNI 01-2970-2006 SNI 01-1898-2002 SNI 01-4311-1996 SNI 01-4291-1996 SNI 01-3818-1995 SNI 01-4106-1996 SNI 6729:2010 SNI ISO 22000:2009 Jahe segar Lada hitam bubuk Kerupuk udang Tempe Kedelai Keripik tempe goreng Emping melinjo Contoh Ikan bandeng presto SNI Judul SNI Kue brem, Mutu dan cara uji Gaplek Bihun Dendeng sapi Saus cabe Susu bubuk Teh wangi Kue wingko Bakpia kacang hijau Bakso Daging Sistem Pangan Organik Sistem Manajemen Keamanan pangan - Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan
Jumlah SNI sektor pertanian dan pangan yang diberlakukan secara wajib 9 SNI yang diberlakukan secara wajib Jumlah total SNI yang diberlakukan secara wajib = 270 SNI Jumlah SNI sektor pertanian dan pangan yang diberlakukan secara wajib = 10 SNI Jumlah SNI sektor Perikanan yang diwajibkan dalam rangka pembinaan kepada pelaku usaha: 80 SNI (Agustus 2014) No Nomor SNI Judul SNI 1 SNI 01-3556-1994 Garam konsumsi beryodium 2 SNI 01-3140.2-2006 Gula Kirstal Rafinasi Regulator yg mewajibkan Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian 3 SNI 3747-200 Kakao Bubuk Kementerian Perindustrian 4 SNI 3751:2009 Tepung Terigu sebagai bahan makanan 5 SNI 01-3553- 2006 6 SNI 01-6242- 2000 Air minum dalam kemasan Air mineral alami Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian 7 SNI 7709:2012 Minyak goreng sawit Kementerian Perindustrian 8 SNI 01-3140.1-2001 9 SNI 3140.3:2010 Amd 1 2011 10 SNI 01-6993- 2004 Gula kristal mentah (raw sugar) Gula kristal putih Bahan tambahan pangan pemanis buatan - Persyaratan penggunaan dalam Produk Pangan Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Badan POM Nomor Regulasi teknis 29/M/SK/2/1995 83/M-IND/PER/11/2008 60/M-IND/PER/6/2010 35/M-IND/PER/3/2011 49/M-IND/PER/3/2012 49/M-IND/PER/3/2012 87/M-IND/PER/12/2013 03/Kpts/KB.410/1/2003 68/Permentan/OT.140/ 6/2013 No.00.05.5.1.4547
10 No Nomor SNI Judul SNI Regulator yg akan mewajibkan SNI Keterangan 1 SNI 01-2970- 2006 Susu bubuk Kementerian Perindustrian Rencana Pemberlakuan SNI secara wajib sektor Pertanian dan Pangan tahun 2014-2015 2 SNI 01-2971- 1998 3 SNI 7812:2013 4 SNI 3551:2012 5 SNI 01-2973- 2011 Susu kental manis Air minum embun Mi instan Mutu dan cara uji biskuit Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Pembahasan Draft regulasi Pembahasan Draft regulasi 6 SNI 01-2983- 2014 Kopi instan Kementerian Perindustrian Notifikasi ke WTO
11 Codex Standards Non-mandatory in nature Referensi bagi pengambil keputusan di tingkat nasional
12 Organisasi antar pemerintah Dibentuk tahun 1962 oleh FAO dan WHO Sekretariat: di FAO Headquarter, Roma Mempunyai mandat untuk mengembangkan standar pangan dan mewujudkan perdagangan pangan internasional yang adil dan jujur Keanggotaan Codex terbuka bagi seluruh Negara yang menjadi anggota PBB
STRUKTUR ORGANISASI CODEX INDONESIA 13 Panitia Nasional Codex Indonesia Kelompok Kerja Codex Indonesia Sekretariat Codex Contact Point (Pusat Sistem Penerapan Standar- BSN) MC CCRVDF, MC CCPR, MC CCFFV, MC CCFH, MC TFAF, MC TFFBT, MC CCMH (Kementerian Pertanian ) MC CCPFV, MC CCNMW, MC CCMMP, MC CCFO, MC CCCPL, MC TFFJ (Kementerian Perindustrian ) MC CCFICS (Kementerian Perdagangan) MC CCGP, MC CAC, MC Exec Com, MC CCASIA, MC ATFC, MC CCMAS (BSN) MC CCFA, MC CCCF, MC CCFL, MC CCNFSDU (BPOM) MC CCFFP, MC TFQFF (Kementerian Kelautan dan Perikanan)
14 Partisipasi Aktif Indonesia dalam Pengembangan Standar Pangan Internasional (Codex) A. Partisipasi dalam Organisasi Codex Sebagai Ketua ASEAN Task Force on Codex Tahun 2002 dan 2008 Sebagai Koordinator FAO/WHO Regional Coordinating Committee for Asia (CC Asia) untuk periode tahun 2007-2009 dan 2009-2011 Mewakili negara Asia sebagai anggota Executive Committee tahun 2007-2009 dan 2009-2011
15 B. Partisipasi sebagai Penyelenggara Sidang Codex Host dan Chair sidang ke-16 FAO/WHO Regional Coordinating Committee for Asia (CC Asia) Bali, 17-21 November 2008
16 Co host dan Co chair sidang ke-25 Codex Committee Processed Fruits and Vegetables (CCPFV) Bali, 25-29 Oktober 2010 Host dan Chair sidang ke-17 FAO/WHO Regional Coordinating Committee for Asia (CC Asia) Bali, 22-26 November 2010
17 Co host 32nd Session Codex Committee on Fish and Fishery Product Bali, Indonesia, 1-5 Oktober 2012
C. Partisipasi dalam Pengusulan dan Penyusunan Standar Codex 18 Menjadi Ketua Drafter untuk: penyusunan Standar Instant Noodle (CODEX STAN 249-2006) mereposisi kategori pangan Soybean Product penyusunan Pedoman Processing Aids revisi Fermented Milk Drinks (CODEX STAN 243-2003) penyusunan standar Edible Sago Flour (CODEX STAN 301R-2011) penyusunan standar tempe untuk dikembangkan menjadi standar regional Codex Bersama-sama dengan Thailand berhasil memperjuangkan Standard Codex on Rambutans (CODEX STAN 246-2005) Mengusulkan perubahan tabel temperatur dalam Recommended International Code of Practice for The Storage and Transport of Edible Fats and Oils in Bulk (CAC/RCP 36-1987 (Rev.1-1999, Rev.2-2001, Rev.3-2005, Rev.4-2011)
19 Penerapan Standar TANDA SNI Standar Industri Produk Konsumen MUTU Sertifikasi Akreditasi KOMPETENSI LPK LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN : Laboratorium Penguji Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Lembaga Inspeksi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen
Penilaian Kesesuaian dan Perdagangan 20 Regulasi Teknis (GRP) Indonesia REGULATOR (K/L) PT/SPT SNI BSN MRA/APLAC MLA/PAC Registrasi (Listed) KAN Akredi tasi LPK Harmonisasi : standar/penilaian kesesuaian/reg teknis Perdagangan AHEEERR/REA CH Notifikasi Daya Saing INDUSTRI (Produk Nas.) Penilaian Kesesuaian Internasional (WTO) Regional (AEC/EU) Bilateral (China/Korea, etc) PASAR GLOBAL Budaya mutu & cinta produk nas Pasar Domestik Pengawasan Pa sar Kem Dag/Pert/BPOM, etc
RANTAI KEPERCAYAAN PENILAIAN KESESUAIAN 21 International/Regio nal Cooperation APLAC, ILAC, PAC, IAF (WTO dan APEC) Demonstration of equivalency Evaluator Accreditation Body Demonstration of competence Komite Akreditasi Nasional (KAN) Asesor Conformity Assessment Bodies Demonstration of conformity Laboratorium, Lembaga Sertifikasi dan Lembaga Inspeksi Auditor Products (goods & services)
SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN 22 KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN) (SNI ISO/IEC 17011) Div. Certification Body Accreditation CERTIFICATION BODY ACCREDITATION SNI ISO/IEC SNI ISO/IEC BSN Guide KAN Guide 17024 17065 401-2000 901-2006 SNI ISO/IEC KAN Guide SNI ISO/IEC (ISO/IEC 17021 801-2004 17021 GUIDE 65) PERSONNEL CERTIFICATIO N PRODUCT CERTIFICATIO N TIMBER LEGALITY CERTIFICATION ORGANIC EMS CERTIFICATION CERTIFICATIO N ECOLABEL CERTIFICATIO N FOREST SUSTAINABLE MANAGEMENT CERTIFICATION SNI ISO 14065 Greenhouse Gas/ Gas Rumah Kaca SNI ISO/IEC 17021 QMS CERTIFICATIO N SNI ISO/IEC 17021 HACCP CERTIFICATION SNI ISO/IEC 17021 ISO TS 22003 Food Safety SNI ISO/IEC 17021 ISO IEC27006 Information Secutrity MS SNI ISO/IEC 17021 Medical Devices PERSONNEL PRODUCT TIMBER LEGALITY ORGANIC EMS ECOLABEL FOREST SUSTAINABLE MANAGEMENT GHG QMS HACCP Food Safety Management System Certificate Information Security Management System Cert. Medical Devices Standard Requireme nt PERSONNEL PROFESSION Product Standard Permenh ut 38 th 2009 Pedirjen No 8 SNI 01-6729-2002 SNI 14001 SNI Ekolabel SUPPLIERS/INDUSTRIES Permenhut 38 th.2009 Pedirjen No.8 SNI ISO 14064 series SNI ISO 9001 SNI 01-4852- 1998 SNI ISO 22000:2009 ISO/IEC 27000 ISO 13485
SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN 23 KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN) (SNI ISO/IEC 17011) Div. Laboratory and Inspection Body Accreditation LABORATORY ACCREDITATION INSPECTION BODY ACCREDITATION PROFICIENCY TESTING PROVIDER A CCREDITATION TESTING LABORATORY SNI ISO/IEC 17025:2008 CALIBRATION LABORATORY SNI ISO/IEC 17025:2008 MEDICAL LABORATORY SNI ISO 15189:2009 INSPECTION BODY SNI ISO/IEC 17020:2012 PROFICIENCY TESTING PROVIDER SNI ISO/IEC 17043:2010 TESTING CALIBRATION MEDICAL INSPECTION PROFICIENCY TESTING PROVIDER Standard Metode Product Standard Metode Product Standard Metode Product SUPPLIERS/INDUSTRIES Standard Requirement Standard Requirement
PERAN GAPMMI DALAM PENERAPAN SNI 24 Membangun budaya standar bagi anggota GAPMMI. Mendesiminasikan substansi SNI kepada anggota GAPMMI. Memfasilitasi penerapan SNI dilingkungan anggota GAPMMI. Melaporkan terjadinya penyalahgunaan dan/atau pemalsuan: SNI, tanda SNI/tanda kesesuaian, sertifikat kepada instansi pengawas pasar/instansi terkait. Memberikan masukan kepada regulator dalam proses penyusunan regulasi berbasis SNI.
25 UNDANG-UNDANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN (UU SPK) 2014
26 Mendukung daya saing UMKM Mengajukan rancangan SNI Pembinaan dalam penerapan SNI Pengawasan barang dan/atau Jasa Fasilitasi pembiayaan sertifikasi untuk UMKM Peningkatan keterlibatan Pemda dalam bidang Standardisasi Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah RUU SPK
TANTANGAN DAN PELUANG 27 Pasar Tunggal ASEAN 2015 Pasar Tunggal Asia Pasifik 2020 Pasar Tunggal dengan Negara lainnya Dibutuhkan kesiapan untuk bersaing di pasar global, salah satunya melalui penerapan standar
28