KORELASI PERAN SERTA KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN KLIEN SKIZOFRENIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

BAB I PENDAHULUAN. mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) sejaterah seseorang secara fisik, mental maupun sosial.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

Penelitian Keperawatan Jiwa

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN HALUSINASI DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN HALUSINASI DI RSJD SURAKARTA ABSTRAK

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan

BAB III METODE PENELITIAN

INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA DURASI KEKAMBUHA PASIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan tingkah laku seseorang sehingga menimbulkan penderitaan dan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA > 25 TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN TES PAPSMEAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIBERIKAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

BAB III METODELOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TUBERCULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM KONSUMSI OBAT. Nasrul Hadi Purwanto

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN KLIEN SKIZOFRENIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL 2010

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah yang digunakan adalah penelitian Cross

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ABSTRAK

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

BAB I PENDAHULUAN. yang menyeluruh dalam menjalankan fungsi-fungsinya, karena keluarga

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB III METODE PENELITIAN

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB VI PEMBAHASAN. RSPAD Gatot Soebroto. Cara pengambilan data menggunakan metode Cross

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. cukup besar (Kulik & Mahler et al, 1989; dalam DiMatteo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

KORELASI PERAN SERTA KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN KLIEN SKIZOFRENIA Nurdiana 1, Syafwani 2, Umbransyah 3, 1,2,3 STIkes Muhammadiyah Banjarmasin ABSTRAK Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan perjalanan penyakit (tidak selalu bersifat kronis atau deterioting ) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Penjelasan di atas menimbulkan ketertarikan penulis melakukan pengamatan tentang Korelasi Peran serta Keluarga Terhadap Tingkat Kekambuhan Klien Skizofrenia. Pada studi ini penulis menggunakan desain Cross Sectional. Sampel yang penulis teliti adalah keluarga dari klien yang menderita skizofrenia di Rumah Sakit Dr. Moch. Ansyari Saleh Banjarmasin. Saat penulis melakukan penelitian seluruh sampel berjumlah 30 orang, pengambilan data dengan non Probabilty Samplng tipe Porposif Sampling, data yang diproses dengan menggunakan Chi-Square dengan angka signifikan (p) < 0,05. Hasil Chi-Square Test menunjukkan signifikan yaitu 0,006 artinya ada hubungan antara Peran serta Keluarga Terhadap Tingkat Kekambuhan Klien Skizofrenia. Dari penjelasan studi ini penulis menyimpulkan bahwa peran serta keluarga yang tinggi akan memperkecil tingkat kekambuhan klen skizofrenia. Kata Kunci: Korelasi, Peran Serta, Tingkat Kekambuhan. PENDAHULUAN Peran serta keluarga dalam perawatan di rumah sakit masih belum dirasakan manfaatnya penurunan angka kekambuhan klien skizofrenia. Sementara penderita skizofrenia merupakan kasus terbanyak dari kasus psikosa dan juga ternyata jumlah kasus skizofrenia kambuhan yang dirawat menunjukkan angka tinggi. Gambara ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Silinger (1988) yang dikutip oleh Budi Anna Keliat (1995:7), klien dengan daignosa skizofrenia akan mengalami kekambuhan 50% pada tahun pertama, 70% pada tahun kedua. Menurut Kaplan dan Sadock (1997:689), di Amerika Serikat prevalensi skizofrenia seumur hidup dilaporkan secara bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5%, konsistensi dengan rentang tersebut, penelitian Epidemiological Cathment Area (ECA) yang disponsori oleh National Institute of Mental Health (NIMH) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar 1,3%. Kira-kira 0,025 1

sampai 0,05% populasi total diobati untuk skizofrenia dalam satu tahun. Dari catatan Medik Ruangan Jiwa Rumah Sakit Dr. Moch. Ansyari Saleh Banjarmasin, dalam kurn waktu Januari sampai Desember 2004, jumlah penderita skizofrenia keseluruhan 971 orang. Hal ini menunjukkan bahwa klien yang menderita skizofrenia memiliki kecenderungan kekambuhan sehingga ia harus mengalami perawatan kembali di rumah sakit. Hal ini juga disebabkan kurangnya kunjungan dari keluarga. Maka dari itu peran serta keluarga adalah satu usaha untuk mengurangi angka kekambuhan klien skizofrenia. Mengingat keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat sakit klien. Umumnya, keluarga meminta bantuan tenaga kesehatan jika mereka tidak sanggup lagi merawatnya. Oleh karena itu, asuhan keperawatan yang berfokus pada kelarga bukan hanya memulihkan keadaan klien, tetapi bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi kesehatan dalam keluarga tersebut (Budi Anna K, 1992:11). Gangguan jiwa merupakan yang bisa menyerang semua usia. Sifat serangan penyakitnya biasanya akut dan bisa kronis atau menahun. Di masyarakat ada stigma bahwa gangguan jiwa/penyakit jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan dan aib keluarganya. Pandangan lain yang beredar di masyarakat bahwa penyakit jiwa disebabkan oleh gunaguna orang lain. Ada kepercayaan di masyarakat bahwa gangguan jiwa timbul karena musuhnya roh nenek moyang masuk kedalam tubuh seseorang kemudian menguasainya (Dadang Hawari,2003:2). Keluarga merupakan unit paling dekat dengan klien, dan merupakan perawat utama bagi klien. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan keperawatan yang diperlukan klien di rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit dengan sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan klien harus dirawat kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak awal asuhan di tumah sakit akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien di rumah sehingga kemungkinan kambuh dapat dicegah. Untuk mendapatkan jawaban nyata, perlu dilakukan suatu penelitian guna mengidentifikasi peran serta keluarga dalam perawatan penurunan tingkat kekambuhan klien skizofrenia, sehingga akan diperoleh gambaran nata tentang permasalahan yang terjadi dan dapat dicari alternatif penyelesaian masalah. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kekambuhan klien skizofrenia 2

adalah kurangnya peran serta keluarga dalam perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut. Menurut Sulinger (1988) salah satu penyebabnya adalah karena keluarga yang tidak tahu cara menangani perilaku klien di rumah. Keluarga jarang mengikuti proses keperawatan klien karena jarang mengunjungi klien di rumah sakit, dan tim kesehatan di rumah sakit juga jarang melibatkan keluarga (Budi Anna K, 1992:2). Berdasarkan pemikiran di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Peran Serta Keluarga Terhadap Tingkat Kekambuhan Skizofrenia. Klien METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengatisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, dimana peneliti melakukan observasi dan pengukuran variabel pada satu saat, yaitu waktu pengkajian data (Sastroasmoro A. dan Ismael, 1985), dikutip oleh (Nursalam dan Sti Pariani 2000:136). Kerangka Kerja (Frame Work) Klien dengan skizofrenia Variabel independent: Peran serta keluarga: Pengetahuan, sikap, perilaku Variabel dependent: Frekuensi Kekambuhan Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti Populasi adalah bagian keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam dan Siti Pariani, 2000:64). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh keluarga penderita skizofrenia di Ruangan Jiwa Rumah Sakit Dr. Moch. Ansyari Saleh Banjarmasin. Sampel adalah sebagian dari polpulasi yang dipilih dengan sampling tertentu bisa memenuhi dan mewakili populasi (Nursalam dan Siti Pariani, 2000:64). Pada penelitian ini sampel diambil dari seluruh keluarga penderita skizofrenia Variabel Kontrol: Umur, sex, lama dirawat, jenis obat di Ruangan Jiwa Rumah Sakit Dr. Moch. Ansyari Saleh Banjarmasin. Jumlah sampel ditentukan menggunakan Total sampling yang dilaksanakan selama pada bulan Juli- Agustus 2005. Karakteristik sampel yang layak diteliti adalah sebagai berikut: Memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia yang tinggal serumah, memiliki anggota penderita skizofrenia dan sudah pernah kambuh. Keluarga yang terlibat langsung dalam perawatan (suami/istri/ayah/ibu/saudara kandung/keponakan)dan bisa 3

berbahasa Indonesia dengan baik dan baca tulis. Responden yang tidak layak diteliti antara lain: Responden tidak bersedia diteliti, memiliki keluarga penderita skizofrenia dan belum pernah kambuh,emiliki anggota keluarga penderita skizofrenia dan tidak tinggal serumah, dan tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan baca tulis serta yang bertempat tinggal di luar Banjarmasin. Instrumen yang dikumpulkan dalam pengumpulan data adalah dengan kuesioner tentang peran serta keluarga terhadap kekambuhan, disebarkan pada responden yang memenuhi kriteria inklusi. Setelah terkumpul, dilakukan penyuntingan dan koding. Teknik pemberian skor pada kuesioner peran serta keluarga untuk mengetahui perilakunya menggunakan skala ordinal, dimana responden menjawab pertanyaan dengan memilih pilihan yang disediakan. Jika 1 option skor 1, 2 option skor 2, 3 option skor 3 dan jika 4 option skor 4. Sedangkan pada sikap, responden memilih jawaban Ya HASIL DAN BAHASAN Data umum pada penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, mendapat skor 2. Tidak mendapat skor 1. pada kuesioner kekambuhan, responden menjawab salah satu option yang disediakan. Dengan demikian, pada peran serta keluarga, memilih nilai tertinggi 29-34, sedang 20-28, rendah 11-19, tingkat kekambuhan tinggi bila klien dalam satu tahun kambuh lebih dari atau sama dengan 3, dan rendah bila kurang dari 2 kali atau sama dengan 2 per tahun. Alat ukur yang digunakan adalah atau kuesioner yang terstruktur, sehingga memungkinkan responden dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Data yang telah diperoleh dengan kuesioner kemudian dianalisis dengan tabel distribusi, dan dilakukan tabulasi silang. Untuk mengetahui adanya hubungan antara peran keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia diuji dengan statistik Chi- Square/Kai Kuadrat dengan derajat kemaknaan p 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara 2 variabel maka Ho ditolak. pekerjaan, hubungan dengan klien, agama, pengahsilan responden. 4

Tabel 1. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Usia Bualan Agustus 205 di Banjarmasin Umur Jumlah Prosentase 15 20 tahun 4 13,3% 20 30 tahun 10 33,3% 30 40 tahun 6 29% 40 50 tahun 8 26,7% > 50 tahun 2 6,7% Dari 30 responden yang ditunjukkan tabel terdiri dari kelompok umur 15 20 tahun sebanyak 4 orang (13,3%), 20-30 tahun sebanyak 10 orang (33,3%), 30-40 tahun sebanyak 6 orang (20%), 40-50 tahun sebanyak 8 orang (26,7%), > 50 tahun sebanyak 2 orang (6,7%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Menurut Jenis Kelamin Bulan Agustus 2005 di Banjarmasin. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase Laki-laki 19 63,3% Perempuan 11 36,7% Dari 30 responden yang ditunjukkan pada tabel di atas terdiri laki-laki sebanyak 19 orang (63,3%), dan perempuan sebanyak 11 orang (36,7%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Menurut Tingkat Pendidikan Bulan Agustus 2005 di Banjarmasin. Pendidikan Jumlah Prosentase Tidak Sekolah - 0% SD 6 20% SLTP 8 26,7% SLTA 11 36,7% Akademik 5 16,6% Dari 30 responden berdasarkan tingkat pendidikan terdiri dari Tidak Sekolah (0%), pendidikan SD sebanyak 6 orang (20%), SLTP sebanyak 8 orang (26,7%), SLTA sebanyak 11 orang (36,7%), AKADEMIK sebanyak 5 orang (16,6%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Menurut Jenis Pekerjaan Bulan Agustus 2005 di Banjarmasin. Pekerjaan Jumlah Prosentase Tidak Bekerja 4 13,3% Pekerja Kasar 5 16,6% Swasta/Wirausaha 15 50% PNS 6 20% Lain-lain - - Dari 30 responden berdasarkan jenis pekerjaan terdiri dari Tidak Bekerja sebanyak 4 orang (13,3%), pekerja kasar sebanyak 5 orang (16,6%), swasta/wirausaha sebanyak 15 orang (50%), PNS sebanyak 6 orang (20%). 5

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Menurut Hubungan Dengan klien Bulan Agustus 2005 di Banjarmasin. Hubungan dengan Klien Jumlah Prosentase Ayah 6 20% Ibu 4 13,3% Anak 6 20% Saudara 10 33,3% Lain-lain/Paman 4 13,3% Dari 30 responden berdasarkan hubungan dengan klien terdiri dari ayah sebanyak 6 orang (20%), ibu sebanyak 4 orang (13,3%), anak sebanyak 6 orang (20%), saudara sebanyak 10 orang (33,3%), sedangkan lain-lain/paman sebanyak 4 orang (13,3%). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Menurut Agama Bulan Agustus 2005 di Banjarmasin. Agama Jumlah Prosentase Islam 25 83,3% Katolik 2 6,7% Kristen 3 10% Hindu - - Budha - - Dari 30 responden berdasarkan agama terdiri dari Islam sebanyak 25 orang (83,3%), Katolik sebanyak 2 orang (6,7%), Kristen sebanyak 3 orang (10%). Tabel 7. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Menurut Penghasilan Bulan Agustus 2005 di Banjarmasin. Penghasilan Jumlah Prosentase Tidak Tetap 11 36,7% < 200.000 1 3,3% 200.000 500.000 6 20% 500.000 1.000.000 8 26,7% > 1.000.000 4 13,3% Dari 30 responden berdasarkan penghasilan terdiri dari penghasilan tidak tetap sebanyak 11 orang (36,7%), < 200.000 sebanyak 1 orang (3,3%), 200.000 500.000 sebanyak 6 orang (20%), penghasilan 500.1.000.000 sebanyak 8 orang (26,7%), sedangkan > 1.000.000 sebanyak 4 orang (13,3%). Data khusus pada penelitian ini meliputi peran serta keluarga dan tingkat kekambuhan klien skizofrenia. Identifikasi Peran Serta Keluarga Tentang Skizofrenia Data tentang peran serta kelarga tentang Skizofrenia 6

diperoleh dengan cara memberikan kesioner pada klien dan disajikan pada diagram dibawah ini: RENDAH 10% TINGGI 33.3% SEDANG 56.7% Diagram 1. Peran Serta Keluarga tentang Skizofrenia Dari diagram diatas menunjukan bahwa responden mempunyai peran serta keluarga katagori tinggi kekambuhan sebanyak 10 orang (33.3%), kategori sedang sebanyak 17 orang (56.7%), sedangkan kategori rendah sebanyak 3 orang (10%). Data mengenai tingkat didapatkan dengan cara memberikan kuesioner pada responden dan disajikan dalam diagram di bawah ini: TINGGI 26.7% RENDAH 73.3% Diagram 2. Tingkat Kekambuhan. Dari diagram di atas peran serta keluarga dibedakan menunjukkan bahwa tingkat berdasarkan pengetahuan, kekambuhan yang tinggi sikap, prilaku dengan tingkatan sebanyak 8 orang (26.7%), dan tinggi, sedang, rendah, yang menunjukkan tingkat tingkat kekambuhannya kekambuhan yang rendah diuraikan dalam tabel sebagai sebanyak 22 orang (73.3%). berikut Berdasarkan hasil data yang penulis peroleh, maka 7

Tabel 8. Korelasi Peran Serta Keluarga Terhadap Tingkat Kekambuhan Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Dr. Moch. Ansyari Saleh Banjarmasin Bulan Agustus 2005 Variabel Peran serta keluarga Tingkat kekambuhan Tinggi Sedang Rendah Jumlah X2 P Tinggi 3 (37.5%) 2 (25%) 3 (37.5%) 8 (100%) Rendah 7 (31.8%) 15 (68.1%) 0 (0%) 22 (100%) 0.006 0.005 Jumlah 10 (33.3%) 17 (56.7%) 3 (10%) 30 (100%) Dari data tabel di atas untuk mengetahui korelasi peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan skizofrenia dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan angka analisa pearson Chi-Square, hitung sebesar 0,006, dengan tarap signifikan yaitu 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan klien skizofrenia. Pada diagram 2 tentang peran serta keluarga tentang skizofrenia dengan kategori tinggi sebanyak 10 orang (33.3%), kategori sedang sebanyak 17 orang (56.7%), kategori rendah sebanyak 3 orang (10%). Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar peran serta keluarga adalah tinggi dan sedang. Hal ini mungkin disebabkan informasi mengenai penyakit skizofrenia sudah banyak didapat keluarga melalui media informasi seperti Koran, televisi dan radio. Dan juga didapat keluarga dari penyuluhan yang diberikan perawat di Rumah Sakit Dr. Moch. Ansyari Saleh Banjarmasin. Selain itu faktor usia kelarga yang kurang dari 50 tahun dan tingkat pendidikan kelarga yang menengah dan tinggi, sehingga lebih mdah dalam menerima informasi. Sehingga makin tinggi peran serta keluarga. Sebanyak 3 orang responden yang peran serta keluarganya rendah. Yang mungkin disebabkan oleh klien umur keluarga lebih dari 50 tahun dan tingkat pendidikanya rendah. Dan menurut teori seseorang pada umur diatas 50 tahun keatas akan mengalami penurunan pada berpikir sehingga sulit dalam mengingat informasi yang sudah didapat. Pada diagram 2 tentang tingkat kekambuhan klien skizofrenia menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan yang tinggi sebanyak 8 orang (26.7%), dan yang menunjukkan tingkat kekambuhan yang rendah sebanyak 22 orang (73.3%). Berdasarkan data di atas ditemukan sebagian besar tingkat kekambuhan klien skizofrenia rendah yang mungkin disebabkan oleh faktor peran serta keluarga yang membuat keyakinan klien akan kesembuhan tentang dirinya meningkat, sehingga 8

menyebabkan klien mempunyai semangat dan motivasi dalam proses penyembuhan dan rehabilitasi dirinya, karena menurut teori suasana kelarga yang saling mendukung, menghargai dan mempunyai pandangan positif akan menghasilkan perasaan positif dan berarti. Sedangkan tingkat kekambuhan yang tinggi mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit skizofrenia sehingga peran serta keluarga rendah. Juga faktor pekerjaan responden yang dalam hidupnya merupakan tumpuan keluarga satu-satunya dalam bidang ekonomi yang mengakibatkan responden tidak sempat lagi memikirkan keluarganya yang menderita penakit skizofrenia di rumah sakit. Dari hasil uji Chi-Square didapatkan hasil yang menunjukkan adanya hubungan arah baik antara peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan klien skizofrenia yang ditunjukkan dengan hasil uji Chi-Square yaitu 0,006, arah baik berarti bila peran serta keluarga tentang skizofrenia tinggi maka akan diikuti semakin rendah tingkat kekambuhan terhadap klien skizofrenia. Sebaliknya bila peran serta keluarga rendah maka semakin tinggi tingkat kekambuhan terhadap klien skizofrenia. Koefisiensi pearson Chi- Square antara peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan klien skizofrenia adalah 0,006 dan termasuk hubungan yang rendah. Hal ini berarti ada kemungkinan penyebab peran serta keluarga tentang skizofrenia adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang skizofrenia, yang dipengaruhi oleh umur keluarga diatas 45 tahun, kemudian tingkat pendidikan keluarga yang sebagian besar sekolah dasar (SD) dan menengah (SMP). Untuk tingkat signifikan dari hubungan peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan angka 0,006 yaitu dibawah angka probabilitas 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan klien skizofrenia, sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H1 diterima. Begitu kuatnya hubungan antara kedua variabel tersebut (tingkat korelasinya 0,006 menjauhi 0,05). Dalam penelitian ini menggunakan Cross sectional yang memerlukan sampel besar, sedangkan yang digunakan adalah sampel kecil yang disebabkan keterbatasan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan verifikasi hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Peran serta keluarga terhadap tentang penyakit skizofrenia sebagian besar adalah tinggi sebanyak 10 orang (33.3%), kategori sedang sebanyak 17 orang (56.7%), kategori rendah sebanyak 3 orang (10%). Tingkat kekambuhan terhadap klien skizofrenia menunjukkan 9

kearah tinggi sebanyak 8 orang (26.7%), dan yang menunjukkan tingkat kekambuhan yang rendah sebanyak 22 orang (73.3%). Terdapat hubungan yang signifikan antara peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan klien skizofrenia yang dibuktikan dengan hasil uji Chi-Square yang berada dibawah standar probabilitas yaitu 0,05. Hasil Chi-Square didapatkan angka 0,006. Mempertimbangkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan mengenai hubungan peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan klien skizofrenia maka perlu kiranya dilaksanakan: Perlunya peningkatan peran serta keluarga tentang skizofrenia dengan memberikan penyuluhan dan meningkatkan penyuluhan-penyuluhan yang sudah dilakukan. Perlunya perawat memperhatikan status psikologis keluarga dalam memberikan motivaasi pada klien skizofrenia agar dapat membangun kembali rasa kebanggaan dan kemandirian diri klien. Selama perawatan hendaknya keluarga dan klien lebih banyak bekerjasama pada setiap tindakan yang diberikan dan dianjurkan. Dan hendaknya keluarga lebih banyak lagi memnberikan motivasi dan dorongan kepada klien. Agar tingkat signifikan lebih memuaskan, untuk penelitian berikut sebaiknya menggunakan instrumen yang telah diuji bukan hanya validitas namun juga rehabilitas data pada responden, sehingg data yang diperoleh lebih sempurna dan akurat. DAFTAR PUSTAKA Effendi, Nasrul. 1998. Dasardasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta. Hawari, Dadang. 2003. Skizofrenia Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa, Fk-UI, Jakarta. Kaplan & Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis, Binarupa Aksara. Jakarta. Keliat, Budi Anna. 1992. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa, EGC. Jakarta. Mansjoer, Arif dkk, 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta. Notoatmodjo. Soekidjo. 1993. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip- Prinsip Dasar, Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam, Siti Pariani. 2000. Pendekatan Praktis Metodologis Riset Keperawatan, CV. Agung Seto, Jakarta. 10