BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, khususnya anggota ASEAN 5, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB IV GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN. 4.1 Gambaran Umum Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN CINA BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA (Studi Kasus : Dampak pada Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia (TPT))

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan merupakan aspek penting dari kualitas suatu bangsa.

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. maupun sektor keuangan. Interaksi kegiatan ekonomi sektor rill bisa dilihat dari

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam suatu negara,

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sudut pandang ilmu ekonomi, motivasi hubungan antar negara

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan China

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena terkini menunjukkan bahwa bentuk kerjasama regional menjadi

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia

Tinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia Yose Rizal Damuri

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

Transkripsi:

BAB VI. KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai aliran perdagangan dan investasi pada kawasan integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Integrasi ekonomi memberi pengaruh positif terhadap peningkatan perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya. Pada sektor perdagangan, Thailand memperoleh manfaat paling besar, disusul Indonesia, Filipina, Malaysia dan Singapura. Tetapi volume perdagangan terbesar di ASEAN adalah Singapura, disusul Malaysia dan Thailand. Faktor utama kemajuan Singapura adalah kebijakan liberalisasi perdagangan yang berorientasi ekspor serta adanya perjanjian perdagangan bilateral dengan negara Amerika Serikat, Jepang. Begitupula dengan Malaysia dan Thailand, sedangkan Indonesia dan Filipina masih tertinggal. 2. Integrasi ekonomi berpengaruh positif terhadap perkembangan FDI di kawasan ASEAN dan anggotanya. Singapura memperoleh manfaat paling besar dengan menempati share terbesar total FDI ASEAN, disusul Malaysia dan Thailand. Faktor utama kemajuan Singapura adalah kebijakan liberalisasi investasi serta pembangunan industri yang berbasis manufaktur berorientasi ekspor. Begitupula kebijakan investasi di Malaysia dan Thailand. Indonesia dan Filipina FDInya masih rendah dibandingkan tiga negara lainnya. 3. Integrasi ekonomi ASEAN belum berpengaruh pada peningkatan perdagangan intra-asean. Pengaruh terbesarnya pada perdagangan ekstra-asean. Hal tersebut memperkuat teori tentang adanya kesamaaan sumber daya yang

dimiliki oleh negara ASEAN, terutama pada komoditi primer. Perdagangan intra-asean terbesar adalah Singapura disusul Malaysia. 4. Keterbukaan ekonomi memberi pengaruh yang positif terhadap peningkatan perdagangan kawasan integrasi ASEAN dan negara anggotanya. Keterbukaan ekonomi juga berpengaruh positif terhadap FDI ASEAN maupun negara anggotanya kecuali Filipina. Semakin terbuka perekonomian suatu negara, semakin besar daya tariknya bagi investasi dan perdagangan dan FDI. 5. GDP negara ASEAN berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan dan investasi di ASEAN, peningkatan GDP akan meningkatkan produksi barang dan jasa serta memperbesar kapasitas produksi. Pada negara mitra dagang, peningkatan GDP meningkatkan daya beli masyarakat sehingga meningkatkan volume impornya. Negara dengan pendapatan tinggi memperoleh manfaat relatif lebih besar dibanding negara berpendapatan rendah. Kenaikan GDP di ASEAN berarti peningkatan daya beli dan sebagai pasar bagi produk FDI. 6. Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap aliran perdagangan negara anggota ASEAN. Nilai mata uang yang rendah akan menaikkan jumlah uang beredar, meningkatkan produksi dan mendorong ekspor. Tarif impor berpengaruh secara negatif dan signifikan di ASEAN. Kenaikan tarif terbukti menurunkan volume ekspor dari negara ASEAN. 7. Suku bunga berpengaruh negatif terhadap aliran FDI ASEAN dan negara anggotanya. Peningkatan suku bunga di ASEAN menyebabkan terjadinya peningkatan saving dan menurunkan FDI. Sebaliknya penurunan suku bunga akan memperbesar daya saing industri dalam negeri, peningkatan return dan stok kapital. Penurunan suku bunga juga berdampak pada peningkatan

permintaan akibat adanya peningkatan pendapatan. Pada negara investor, suku bunga berpengaruh negatif karena menghindari biaya investasi yang meningkat sehingga investor lebih memilih investasi portofolio. 8. Keikutsertaan negara ASEAN di integrasi ekonomi APEC berpengaruh positif terhadap peningkatan perdagangan. Dibandingkan integrasi ekonomi ASEAN, integrasi di kawasan APEC pengaruhnya lebih besar. Hal tersebut membuktikan rendahnya intensitas perdagangan intra-trade antara negara ASEAN. Semakin luas kawasan integrasi ekonomi, pengaruhnya terhadap kreasi perdagangan dan investasi akan lebih besar... 9. Kenggotaan negara investor FDI di kawasan NAFTA berpengaruh positif terhadap aliran FDI di ASEAN. Sebaliknya, keanggotaan pada kawasan Uni Eropa berpengaruh negatif. Uni Eropa adalah kompetitor ASEAN dalam menarik FDI, sementara NAFTA dan ASEAN anggotanya bergabung bersama dalam kawasan APEC. FDI di Cina dan India berpengaruh terhadap FDI ASEAN. Perdagangan antara Cina dan India dengan ASEAN cukup tinggi. Cina lebih besar pengaruhnya dari India, selain karena size-nya yang lebih besar, kemudahan investasi di Cina juga lebih baik daripada di India. 6.2 Implikasi Kebijakan Penilitian ini merekomendasikan beberapa kebijakan sebagai berikut: 1. Dalam upaya meningkatkan manfaat dari kebijakan integrasi ekonomi, baik pada sektor perdagangan maupun investasi, diperlukan kebijakan negara ASEAN yang mampu mendorong peningkatan produktifitas dan efisiensi ekonomi. Penyederhanaan dan perampingan (deregulasi) prosedur perizinan,

meningkatan infrastruktur serta menghapuskan praktek-praktek ilegal, korupsi dalam kegiatan perdagangan dan investasi. 2. Dalam rangka meningkatkan ekspor dan daya saing produk negara-negara ASEAN, maka pemerintah ASEAN diharapkan mempertahankan nilai mata uang atau kurs yang rendah terhadap Dolar Amerika. Nilai mata uang yang rendah akan meningkatkan produksi dan mendorong ekspor. 3. Dalam rangka meningkatkan ekspor dan daya saing ekspor, pemerintah secara bertahap perlu menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga akan memperbesar daya saing industri dalam negeri, peningkatan return dan stok kapital. Penurunan suku bunga juga berdampak pada peningkatan permintaan akibat adanya peningkatan pendapatan. 4. Dalam upaya menjaga keseimbangan perdagangan dengan luar negeri, pemerintah negara ASEAN perlu melaksanakan reformasi sektor perdagangan. Tujuannya adalah tidak hanya membangun perekonomian yang berorientasi perdagangan, tetapi juga aktivitas ekspor dan impor yang dapat membantu daya saing dan akses pengusaha ASEAN dalam perdagangan bebas dunia, serta peningkatan ekspor di masa datang di atas trend yang berlaku. 5. Pemerintah negara ASEAN harus fokus memperbaiki iklim investasi yang belum kondusif, seperti pembenahan infrastruktur, kemudahan pengurusan perizinan, penguatan kelembagaan pengelola FDI, kepastian kebijakan dan peraturan investasi, serta insentif yang relevan untuk meningkatkan ekspor. 6. Negara anggota ASEAN harus memperkuat dan mengembangkan kerjasama perdagangan dan investasi bilateral dalam bentuk Bilateral Trade Agreement.

Karena beberapa kesepakatan FTA-ASEAN belum mampu dimanfaatkan secara baik oleh negara anggotanya. 7. Pemimpin ASEAN perlu pertimbangan yang lebih matang dan hati-hati dalam memasukkan komoditi tertentu untuk proyek liberalisasi perdagangan. Kemampuan perekonomian negara anggota bervariasi. Komoditi yang belum siap sebaiknya ditunda atau dimasukkan ke dalam daftar produk sangat sensitif (highly sensitive list) sampai komoditinya siap untuk diliberalisasikan.