ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING LANGSUNG (FDI) DI PROVINSI SUMATERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA INVESTASI ASING dan PENGARUHNYA pada PEREKONOMIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam waktu jangka pendek biasanya sulit untuk menambah hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI SEKTOR PERDAGANGAN DAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB I PEDAHULUAN. Memasuki millennium ke tiga, perdebatan melalui penanaman modal asing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

Transkripsi:

LAPORAN HASIL PENELITIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING LANGSUNG (FDI) DI PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh : DARWIN SH. DAMANIK, SE. N I P : 19641231 200112 1 005 Dibiayai oleh : DIPA 2011 Politeknik Negeri Medan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional No. Kontrak : 22 / PL5.2 / PM / 2011 Tanggal : 6 Juli 2011 M E D A N 2 0 1 1

ABSTRAKSI Darwin SH. Damanik. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) di Provinsi Sumatera Utara bertujuan untuk mengukur besar pengaruh beberapa variabel ekonomi tertentu terhadap perkembangan realisasi nilai Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. FDI di Provinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh suku bunga investasi yang berlaku, pendapatan masyarakat yang dicerminkan oleh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat (PDRB), jumlah pengangguran dan perkembangan ekspor barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan model regressi linier berganda metode Ordinary Least Square (OLS). Data yang digunakan adalah data time series tahunan untuk pengamatan mulai tahun 1983 sampai dengan tahun 2008. Di Provinsi Sumatera Utara, FDI dipengaruhi secara simultan oleh suku bunga investasi, PDRB, jumlah pengangguran dan nilai ekspor sebesar 86,26 persen signifikan pada tingkat keyakinan 95 persen. Hasil ini diperoleh berdasarkan data suku bunga investasi tahun berjalan, PDRB menggunakan data lagged satu, data jumlah pengangguran tahun berjalan dan nilai ekspor barang dan jasa lagged satu. Selanjutnya, hasil analisis parsial menunjukkan bahwa suku bunga investasi berpengaruh negatif sebesar 1387,88 terhadap FDI, PDRB berpengaruh positif sebesar 0,6927 terhadap FDI, jumlah pengangguran berpengaruh negatif sebesar 0,0363 terhadap FDI dan nilai ekspor barang dan jasa berpengaruh positif sebesar 2,5196 terhadap FDI signifikan pada tingkat kesalahan 5 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa suku bunga investasi dan nilai ekspor barang dan jasa Provinsi Sumatera Utara mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan FDI, PDRB mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap perkembangan FDI di Provinsi Sumatera Utara, sedangkan faktor jumlah pengangguran mempunyai pengaruh berlawanan yang cukup kecil terhadap perkembangan FDI di Provinsi Sumatera Utara. Hasil yang spesifik untuk Provinsi Sumatera Utara adalah diperolehnya hubungan yang negatif antara jumlah pengangguran dengan FDI dimana secara teori hubungan tersebut diharapkan merupakan hubungan positif apabila jumlah pengangguran dikaitkan dengan tingkat upah yang berlaku. Nilai koefisien regressi jumlah pengangguran yang negatif dapat terjadi kemungkinan disebabkan oleh berlakunya tingkat upah minimum propinsi (UMP atau UMR) di pasar tenaga kerja sehingga tingkat upah merupakan konstanta dalam jangka waktu tertentu. Kemungkinan lainnya adalah tingkat pendidikan dan keterampilan pengangguran yang ada tidak memenuhi kriteria pengguna tenaga kerja sehingga dalam jangka waktu tertentu mereka akan tetap menganggur atau sengaja memilih menganggur atau sebenarnya setengah menganggur. iii

KATA PENGANTAR Terlebih dahulu peneliti mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-nya mengiringi peneliti dalam menyusun laporan penelitian ini. Penyusunan laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk pertanggungjawaban atas penelitian yang dilakukan oleh dosen di Politeknik Negeri Medan. Laporan penelitian ini telah disusun dengan segala usaha, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti, namun mungkin masih memiliki kelemahan dan kekurangan, Untuk itu kritik dan saran yang sehat sangat diharapkan dan diterima dengan senang hati. Laporan penelitian ini dapat diselesaikan juga berkat bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan yang bersifat moril maupun yang bersifat materil. Untuk itu pada kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada : 1. Direktur Politeknik Negeri Medan. 2. Kepala UPPM Politeknik Negeri Medan. 3. Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. 4. Pemeriksa dan penilai penelitian dosen Jurusan Akuntansi. Ucapan terima kasih khusus disampaikan kepada keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan cinta kasih yang tulus kepada peneliti. Kiranya Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. S e m o g a... Medan, Oktober 2011 Peneliti, DARWIN SH. DAMANIK NIP. : 19641231 200112 1 005 iv

DAFTAR ISI Halaman J U D U L.... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAKSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Perumusan Masalah...2 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi...4 B. Suku Bunga Investasi, Tabungan dan Investasi...6 C. Pengangguran, Tingkat Upah dan Investasi...8 D. Pendapatan Nasional dan Investasi...10 E. Pengertian Pengangguran...11 F. Review Penelitian Terdahulu...11 G. Kerangka Konseptual...14 H. Hipotesis...15 BAB III : TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian...16 B. Manfaat Penelitian...16 iv

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian...18 B. Jenis dan Sumber Data...18 C. Model Analisis...19 D. Metode Analisis...22 E. Defenisi Operasional Variabel...23 BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Data Penelitian...25 B. Hasil dan Pembahasan...31 BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...37 B. Saran...38 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN iv

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 : Perkembangan Realisasi Nilai Investasi Asing Sumatera Utara Tahun 1996 2007 (Juta US$)... 34 Tabel 4.2 : Realisasi Penanaman Modal Asing Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Tahun 2003 2007 (Juta US$)... 35 Tabel 4.3 : Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Per Tahun Provinsi Sumatera Utara Tahun 1996 2007 (persen)... 43 Tabel 4.4 : Produk Domestik Regional Bruto Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (MilyarRp)... 38 Tabel 4.5 : Jumlah Pengangguran dan Pertumbuhan Pengangguran Provinsi Sumatera Utara Tahun 1996 2007 (Jiwa)... 39 Tabel 4.6 : Perkembangan Nilai Ekspor dan Pertumbuhan Ekspor Provinsi Sumatera Utara Tahun 1996 2007... 41 Tabel 4.7 : Hasil Uji Jarque-Bera Test... 42 Tabel 4.8 : Hasil Uji Ramsey RESET test... 42 Tabel 4.9 : Hasil Uji Multikolinearitas... 46 Tabel 4.10 : Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test... 47 iv

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 : Pengaruh PMA bagi perekonomian negara penerima. 6 Gambar 2 : Suku bunga, tabungan dan investasi 8 Gambar 3 : Fleksibilitas upah dan penggunaan tenaga kerja. 10 Gambar 4 : Investasi terpengaruh... 12 Gambar 5 : Faktor-faktor yang mempengaruhi FDI di Provinsi Sumatera Utara. 18 Gambar 6 : Tahapan-tahapan metode analisis 28 iv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar riwayat hidup peneliti Lampiran 2 : Grafik garis variabel penelitian Lampiran 3 : Grafik batang (histogram) variabel penelitian Lampiran 4: Estimate equation output Lampiran 5 : Uji multikolinearitas Lampiran 6 : Uji Jarque-Bera Lampiran 7 : Ramsey RESET Test Lampiran 8 : Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan adanya keinginan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. Indonesia masih belum mampu menyediakan dana sendiri untuk keperluan dana pembangunan. Disamping berupaya menggali sumber pembiayaan dalam negeri, pemerintah juga mengundang sumber pembiayaan luar negeri, salah satunya adalah Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment = FDI). Sumber pembiayaan FDI ini oleh sebagian pengamat, merupakan sumber pembiayaan luar negeri yang paling potensial dibandingkan dengan sumber lain. Panayotou dalam Sarwedi (2002) menjelaskan bahwa FDI lebih penting dalam menjamin kelangsungan pembangunan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya FDI di suatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how, management skill, resiko usaha relatif lebih kecil dan lebih profitable. Banyak bukti empiris seperti pengalaman-pengalaman di Korea Selatan, Malaysia, Thailand, China dan banyak lagi negara lainnya yang menunjukkan bahwa kehadiran FDI memberi banyak hal positif terhadap perekonomian dari negara tuan rumah. Untuk kasus Indonesia, bukti paling nyata adalah semasa pemerintahan Orde Baru. Tidak mungkin ekonomi Indonesia bisa bangkit kembali dari kehancuran yang dibuat oleh pemerintahan Orde Lama dan bisa mengalami pertumbuhan rata-rata 7 persen per tahun selama periode 1980-an kalau tidak ada FDI. Tentu banyak faktor lain yang juga berperan sebagai sumber pendorong pertumbuhan tersebut seperti bantuan atau utang luar negeri dan keseriusan pemerintah Orde Baru untuk membangun ekonomi nasional saat itu yang dicerminkan oleh adanya Repelita dan stabilitas politik

dan sosial. Literatur teori juga memberi argumen yang kuat bahwa ada suatu korelasi positif antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di negara penerima. (Tambunan, 2007). Otonomi daerah yang diberlakukan mulai 1 Januari 2000 merupakan pelimpahan kewenangan bagi daerah-daerah untuk lebih mandiri dalam melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing. Otonomi daerah adalah momentum berharga bagi daerah-daerah di Indonesia umumnya, dan khususnya di Provinsi Sumatera Utara. Dengan otonomi daerah, masyarakat dan sumber daya yang ada di suatu daerah bisa lebih diberdayakan mengingat wilayah pembangunan yang sudah lebih terjangkau dan terkonsentrasi. Investasi yang dilakukan di Provinsi Sumatera Utara harus diarahkan kepada sektor ekonomi yang secara komparatif lebih banyak menyerap tenaga kerja atau dengan kata lain investasi pada sektor yang menciptakan kesempatan kerja luas. Untuk bisa mengarahkan investasi kepada sektor ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja, memberikan nilai tambah yang optimal, dan untuk bisa memperbesar arus masuk Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera Utara, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung dan berapa besar pengaruh masing-masing faktor tersebut terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian perlu dilakukan kajian terhadap kebijakan investasi yang sudah, sedang dan akan dilakukan di Provinsi Sumatera Utara dalam penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) Di Provinsi Sumatera Utara. B. Perumusan Masalah Apa yang diharapkan masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia adalah perbaikan taraf hidup ke arah yang lebih sejahtera. Harapanharapan seperti ini masih dirasakan sampai saat ini dan meluas menjadi kesatuan harapan masyarakat sampai ke daerah-daerah di seluruh Indonesia termasuk daerah Provinsi Sumatera Utara.

Keinginan untuk hidup lebih sejahtera menuntut usaha melakukan pembangunan di semua sektor kehidupan, terutama investasi di sektor ekonomi yang mampu menciptakan kesempatan bekerja yang luas bagi masyarakat dan menghasilkan nilai tambah yang optimal bagi perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Investasi, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) harus diarahkan kepada sektor ekonomi yang merupakan sektor andalan perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Penanaman Modal Asing Langsung ternyata dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain adalah variabel suku bunga investasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, jumlah pengangguran dan tingkat pertumbuhan ekspor barang dan jasa. Permasalahan yang timbul kemudian adalah : 1. Berapa besar pengaruh suku bunga investasi terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 2. Berapa besar pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 3. Berapa besar pengaruh jumlah pengangguran Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 4. Berapa besar pengaruh tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya (Halim, 2005). Dipandang dari sudut asal atau sumber investasi, maka investasi bisa dibedakan menjadi investasi dalam negeri (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan investasi luar negeri (Penanaman Modal Asing). Investasi asing yang masuk ke suatu negara juga bisa berupa investasi pada aset-aset finansial (Portofolio) dan investasi pada aset-aset riil (Penanaman Modal Asing Langsung). Secara teori, Penanaman Modal Asing Langsung berpengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi bagi negara/daerah tuan rumah/penerima melalui beberapa jalur baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengaruh positif ini digambarkan dalam Gambar 1 (Tambunan, 2007). Pertama, pengaruh langsung dari sisi penawaran (supply). Penanaman Modal Asing Langsung berwujud pembangunan pabrik-pabrik baru. Pembangunan pabrik-pabrik baru menghasilkan pertambahan output atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), peningkatan total ekspor dan pembukaan kesempatan kerja baru. Peningkatan ekspor menyebabkan bertambahnya

cadangan devisa yang meningkatkan kemampuan untuk membayar utang luar negeri dan kemampuan membiayai impor. PMA Pabrik Pabrik Baru Ekspor Cadangan Devisa Utang Luar Negeri Peralihan Teknologi PDRB dan PDRB/kapita Output Sektor Lain Kesempatan Kerja Impor Input Permintaan Pasar Sumber : Tambunan, 2007 (Redesign oleh peneliti) Gambar 1 Pengaruh PMA bagi perekonomian negara penerima Kedua, pengaruh tidak langsung dari sisi permintaan. Adanya pabrikpabrik baru berarti ada pertambahan permintaan dalam negeri terhadap barang-barang modal, barang-barang setengah jadi, barang-barang jadi, bahan baku dan input-input lainnya sebagai permintaan antara. Jika permintaan antara ini sepenuhnya dipenuhi oleh sektor-sektor lain di dalam negeri (tidak ada yang diimpor), maka dengan sendirinya dampak positif dari keberadaan atau kegiatan produksi di pabrik-pabrik baru tersebut sepenuhnya dinikmati oleh sektor-sektor produksi domestik lainnya dan ini berarti output di sektorsektor lainnya mengalami pertumbuhan. Ini berarti pula telah terjadi efek penggandaan (multiplier effect) dari keberadaan Penanaman Modal Asing Langsung terhadap output agregat di negara/daerah penerima Penanaman Modal Asing Langsung tersebut. Dengan kata lain, semakin besar komponen impor dari sebuah proyek Penanaman Modal Asing Langsung, atau semakin besar kebocoran dari keterkaitan produksi antara Penanaman Modal Asing

Langsung dengan perekonomian domestik, maka akan semakin kecil efek penggandaan tersebut. Ketiga, peningkatan kesempatan kerja akibat adanya pabrik-pabrik baru tersebut membawa pengaruh positif terhadap perekonomian domestik lewat sisi permintaan dimana peningkatan kesempatan kerja menambah kemampuan belanja masyarakat dan selanjutnya meningkatkan permintaan di pasar dalam negeri. Sama seperti kasus sebelumnya, jika pertambahan permintaan tersebut tidak serta merta menambah impor, maka efek positifnya terhadap pertumbuhan output di sektor-sektor domestik sepenuhnya terserap. Sebaliknya, jika ekstra permintaan konsumsi tersebut adalah dalam bentuk peningkatan impor, maka efek positifnya bagi perekonomian domestik adalah nihil. Bahkan jika pertumbuhan impor lebih besar daripada pertumbuhan ekspor yang disebabkan oleh adanya Penanaman Modal Asing Langsung, maka terjadi defisit neraca perdagangan. Ini berarti kehadiran Penanaman Modal Asing Langsung memberi lebih banyak dampak negatif daripada dampak positif terhadap negara/daerah tuan rumah. Keempat, peranan Penanaman Modal Asing Langsung sebagai sumber penting peralihan teknologi dan knowledge lainnya. Peran ini bisa lewat dua jalur utama. Pertama, lewat pekerja-pekerja lokal yang bekerja di perusahaan-perusahaan Penanaman Modal Asing Langsung. Saat pekerjapekerja tersebut pindah ke perusahaan-perusahaan domestik, maka mereka membawa pengetahuan atau keahlian baru dari perusahaan Penanaman Modal Asing Langsung ke perusahaan domestik. B. Suku Bunga, Tabungan dan Investasi Suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan dalam tabungan rumah tangga dan investasi perusahaan. Perubahan-perubahan dalam suku bunga akan terus menerus berlangsung sebelum kesamaan diantara jumlah tabungan dengan jumlah

investasi tercapai. Berlangsungnya proses penyesuaian-penyesuaian tersebut diterangkan dengan Gambar 2 berikut (Sukirno, 2000) : Suku Bunga Kelebihan Tabungan S F r 1 r 0 E r 2 Kelebihan Investasi I 0 I 0 = S 0 Tabungan dan Investasi Gambar 2 Suku Bunga, Tabungan dan Investasi Kurva I menunjukkan permintaan para pengusaha terhadap tabungan rumah tangga (atau keinginan pengusaha untuk melakukan investasi). Kurva S F adalah kurva yang menunjukkan penawaran tabungan oleh seluruh rumah tangga pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Keseimbangan diantara keinginan rumah tangga dalam menawarkan tabungan mereka dan keinginan para pengusaha untuk melakukan investasi dicapai pada titik E. Pada tingkat keseimbangan ini suku bunga adalah r 0. Apabila suku bunga lebih tinggi dari r 0 misalnya r 1, jumlah tabungan yang ditawarkan oleh rumah tangga adalah lebih besar dari jumlah yang ingin diinvestasi para pengusaha. Kelebihan tabungan ini akan menurunkan suku bunga. Penurunan ini akan mengurangi tabungan oleh rumah tangga, tetapi sebaliknya akan menambah keinginan untuk melakukan investasi oleh para pengusaha. Selama belum terdapat keseimbangan diantara penawaran tabungan dan permintaan tabungan, penurunan dalam suku bunga akan terus menerus berlangsung sehingga pada akhirnya jumlah yang ingin ditabung oleh rumah tangga akan sama dengan jumlah yang ingin dipinjam dan diinvestasikan oleh para pengusaha.

Sebaliknya, apabila suku bunga lebih rendah dari r 0, misalnya hanya r 2, permintaan para pengusaha ke atas tabungan adalah melebihi tabungan yang tersedia. Keadaan ini akan menaikkan suku bunga, dan seterusnya kenaikan dalam suku bunga akan mengurangi keinginan untuk melakukan investasi tetapi menambah penawaran tabungan. Kenaikan suku bunga itu pada akhirnya akan menyebabkan tingkat keseimbangan tercapai, yaitu jumlah yang akan ditabung oleh rumah tangga adalah sama dengan jumlah yang ingin diinvestasikan oleh para pengusaha. C. Pengangguran, Tingkat Upah dan Investasi Apabila dalam perekonomian (Sukirno, 2000) terdapat pengangguran, para penganggur akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Keadaan ini menimbulkan kekuatan-kekuatan yang akan menurunkan tingkat upah, dan penurunan dalam tingkat upah ini akan memperluas tingkat kegiatan ekonomi. Di dalam analisisnya ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan : 1. Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum. 2. Keuntungan yang maksimum akan dicapai pada keadaan dimana upah adalah sama dengan produksi fisikal marjinal. Berdasarkan kepada kedua keyakinan tersebut, ahli-ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa penentuan upah dapat diterangkan dengan menggunakan Gambar 3 (Sukirno, 2000). Keadaan permintaan dan penggunaan tenaga kerja dalam satu perusahaan ditunjukkan dalam Gambar 3 (a). Permintaan tenaga buruh oleh suatu perusahaan digambarkan oleh kurva mpp = d p. Apabila tingkat upah adalah W 0 perusahaan tersebut akan menggunakan L 0 tenaga kerja untuk memaksimumkan keuntungannya. Apabila upah merosot menjadi W 1 perusahaan akan menggunakan L 1 tenaga kerja untuk menambah dan memaksimumkan keuntungannya.

Tingkat Upah Tingkat Upah S L S L W 0 W 0 E 0 W 1 W 1 E 1 0 L 0 L 0 1 N 0 N 1 N 2 (a) Perusahaan mpp = d p Gambar 3 Fleksibilitas Upah dan Penggunaan Tenaga Kerja (b) Perekonomian D L Dalam Gambar (b), ditunjukkan permintaan (D L ) dan penawaran (S L dan S L ) tenaga kerja dalam perekonomian. Misalkan pada mulanya penawaran tenaga kerja adalah S L, maka keseimbangan asal dari permintaan dan penawaran tenaga kerja dicapai di E 0. Berdasarkan kepada keseimbangan ini, tingkat upah adalah W 0 dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam perekonomian adalah N 0. Seterusnya misalkan dalam perekonomian terjadi perubahan ke atas penawaran tenaga kerja. Perubahan ini digambarkan oleh perpindahan kurva penawaran S L menjadi S L. Sebagai akibat perubahan ini, pada tingkat upah sebesar W 0 jumlah tenaga kerja yang ditawarkan adalah N 2, sedangkan seluruh pengusaha dalam perekonomian hanya ingin menggunakan sebanyak N 0 tenaga kerja. Dengan demikian terjadi pengangguran tenaga kerja sebanyak N 0 N 2. Kelebihan tenaga kerja ini akan mendorong kemerosotan upah sehingga tingkat dimana penawaran tenaga kerja yang baru sama dengan permintaan tenaga kerja. Keadaan itu dicapai di E 1, dan dengan demikian

upah adalah W 1 dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam perekonomian adalah N 1. D. Pendapatan Nasional dan Investasi Dalam kebanyakan analisis mengenai penentuan pendapatan nasional (Sukirno, 2002) pada umumnya dianggap investasi yang dilakukan para pengusaha adalah berbentuk investasi otonom. Perlulah disadari bahwa tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan perkataan lain, apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula. Apabila dimisalkan ciri-ciri perkaitan diantara investasi dan pendapatan nasional adalah seperti yang dinyatakan ini, fungsi investasinya adalah seperti yang ditunjukkan oleh fungsi I i dalam Gambar 4 (Sukirno,2000). Investasi I 1 I 0 Y 0 Y 1 Pendapatan Nasional Gambar 4 Investasi Terpengaruh Gambar 4 menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi pula tingkat investasi. Sebagai contoh, kenaikan pendapatan nasional dari Y 0 menjadi Y 1 menyebabkan investasi naik dari I 0 menjadi I 1. Investasi yang bercorak demikian dinamakan investasi terpengaruh atau induced investment.

E. Pengertian pengangguran Yang dimaksud dengan pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang pada saat pencacahan tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran secara terbuka (Open Unemployment). (Lembaga Demografi FE. UI., 2010). Pengangguran terjadi akibat adanya tingkat penawaran pekerja yang lebih besar dari permintaan pekerja di pasar kerja. Yang menyebabkan kelebihan penawaran tenaga kerja (excess supply of labor) ialah adanya tingkat pertambahan penduduk yang cukup tinggi dengan secara otomatis menambah jumlah tenaga kerja. Yang menyebabkan rendahnya permintaan pekerja ialah rendahnya tingkat penyerapan (absorptive) tenaga kerja di dalam pembangunan yang berarti bahwa pembangunan ekonomi saat ini masih menyebabkan perluasan kesempatan kerja yang kecil secara relatif. Pengangguran dalam arti makro ekonomi adalah sebagian dari angkatan kerja yang sedang tidak mempunyai pekerjaan, sedangkan dalam pengertian mikro pengangguran adalah seorang yang mampu dan mau melakukan pekerjaan tetapi sedang tidak mempunyai pekerjaan. Masalah pengangguran dalam semua bentuknya merupakan masalah yang pemecahannya dirasakan sangat mendesak. Perluasan kesempatan kerja harus merupakan fokus perhatian dalam pembangunan ekonomi supaya tekanan masalah pengangguran dapat diatasi. Investasi di semua sektor ekonomi tidak hanya ditujukan untuk memacu pertumbuhan semata, tetapi diarahkan pada pembangunan ekonomi yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. F. Review Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi inspirasi yang membangun penelitian ini, secara ringkas diuraikan sebagai berikut : 1. Sarwedi, dalam tulisannya yang berjudul Investasi Asing Langsung Di Indonesia Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Tahun 2002. Variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Foreign Direct Investment (FDI) sebagai variabel terikat dan Gross Domestic Product

(GDP), Pertumbuhan Ekonomi (GRWT), Upah Pekerja (WG), Stabilitas Politik (SP), Nilai Ekspor Total (EX) masing-masing sebagai variabel bebas. Penelitian ini menggunakan analisis regressi OLS klasik dengan persamaan : LFDI = β 0 + β 1 LGDP + β 2 GRWT + β 3 LWG + β 4 SP + β 5 LEX + ε Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan karakteristik dalam negeri suatu negara, yang akan dikombinasikan dalam periode jangka pendek dan jangka panjang dengan menggunakan perhitungan kuadrat terkecil sederhana (Ordinary Least Square = OLS). Hasil analisis dalam penelitian ini dibuat dalam beberapa kesimpulan sebagai berikut : - dalam jangka pendek ditemukan bahwa variabel Gross Domestic Product (GDP), pertumbuhan ekonomi (GRWT), upah pekerja (WG) dan ekspor (X) menunjukkan pengaruh positif dan signifikan untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia. Sedangkan dalam jangka panjang, seluruh variabel bebas menunjukkan hubungan yang negatif. Hal ini disebabkan karena fluktuasi nilai masing-masing variabel yang mendorong terjadinya perubahan dalam keseimbangan jangka panjang. - variabel stabilitas politik (SP) yang diukur dengan menggunakan indikator angka kerusuhan atau pemogokan yang terjadi di Indonesia selama periode penelitian menunjukkan hasil negatif dan signifikan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, - penelitian ini menemukan hubungan dua arah antara variabel ekspor dan FDI pada lag kedua, sedangkan pada lag kesatu, lag ketiga hanya terdapat hubungan satu arah yaitu antara FDI dan ekspor saja. 2. Tulus Tambunan, dalam studinya yang berjudul Daya Saing Indonesia Dalam Menarik Investasi Asing (2007) memberikan beberapa kesimpulan, yaitu bahwa investasi asing (PMA), khususnya dari negara-negara maju, tetap lebih penting daripada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), terutama untuk negara berkembang seperti Indonesia karena tiga alasan

utama. Pertama, PMA membawa teknologi baru dan pengetahuan lainnya yang berguna bagi pembangunan di dalam negeri. Kedua, pada umumnya PMA mempunyai jaringan kuat dengan lembaga-lembaga keuangan global, sehingga tidak tergantung pada dana dari perbankan Indonesia. Ketiga, bagi perusahaan-perusahaan asing di Indonesia yang berorientasi ekspor, biasanya mereka sudah memiliki jaringan pasar global yang kuat, sehingga tidak ada kesulitan dalam ekspor. 3. Suryawati, dalam tulisannya yang berjudul Peranan Investasi Asing Langsung Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Negara-Negara Asia Timur. Dalam kajiannya Suryawati menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB), Foreign Direct Investment (FDI), Pinjaman Luar Negeri (DEBT), EKSPOR, dan IMPOR sebagai variabel penelitian. Model yang digunakan terdiri dari 3 persamaan yaitu : Persamaan I : PDB t = a 0 + a 1 FDI t +a 2 DEBT 1 + µ t Persamaan II : FDl t = β 0 + β 1 EKSPOR t + β 2 IMPORt + β 3 DEBIT t +µ t Persamaan III : EKSPOR t = γ 0 + y 1 FDI t + µ t Secara umum temuan studi ini dapat disimpulkan sebagai berikut: - Modal Asing Langsung yang masuk ke negara-negara Asia Timur, secara umum. mempunyai hubungan yang positif, dan kuat terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) negara tujuan FDI. Namun demikian, hubungan ini hanya merupakan hubungan jangka pendek saja. Dalam uji ekonometri jangka panjang, dengan menggunakan metoda ECM, hubungan jangka panjang antara FDI dengan PDB hanya terjadi di Indonesia dan Philippina. Sebaliknya, dengan Uji kausalitas Granger terlihat bahwa, dalam lebih banyak kasus, justru pertumbuhan ekonomi (PDB) di negara-negara inilah yang telah menciptakan daya tarik bagi masuknya FDI - Di dalam jangka panjang, utang luar negeri (DEBT) berpengaruh negatif bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Timur ini, dengan perkecualian Philippina. Sedangkan di dalam jangka pendek, pada umumnya, DEBT tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi,

kecuali dalam kasus Malaysia. Dalam pengujian model dengan menggunakan model OLS terbukti, bahwa untuk semua negara, FDI mempunyai hubungan yang positif signifikan dengan ekspor negara itu. Hubungan jangka panjang positif terjadi antara ekspor dan FDI di Indonesia, meskipun koefisiennya sangat kecil. Simpulan ini memberikan gambaran pengusaha asing hanya tertarik untuk melakukan penanaman modal ke sebuah negara, apabila negara tersebut mempunyai peluang untuk berhasil didalam ekspornya. Dengan kata lain, FDI yang dilakukan di Asia Timur ini pada umumnya adalah FDI yang bermotif trade barrier-circumventing bagi negara asal. Yaitu, FDI yang bertujuan melindungi negara asal dari potensi persaingan negara-negara tujuan FDI. G. Kerangka Konseptual Berdasarkan landasan toritis yang telah diuraikan terdahulu, dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh dari variabel-variabel suku bunga investasi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang diproxy terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan Provinsi Sumatera Utara, jumlah pengangguran dan tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel bebas terhadap variabel Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel terikat. Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram berikut ini : Suku Bunga Investasi Pertumbuhan Sektor Ekonomi Jumlah Pengangguran Pertumbuhan Ekspor Gambar 5 Faktor-faktor yang mempengaruhi FDI di Provinsi Sumatera Utara

H. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2002). Terdapat dua argumen di masyarakat menyikapi peranan Penanaman Modal Asing Langsung dalam pembangunan ekonomi. Kelompok yang pro berargumen bahwa Penanaman Modal Asing Langsung merupakan bagian dari strategi pembangunan ekonomi yang penting untuk memacu pertumbuhan dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Sedangkan kelompok yang kontra mengemukakan alasan bahwa Penanaman Modal Asing Langsung hanya memberikan keuntungan kepada negara asal dan bagi tuan rumah hanya memberikan nilai tambah yang sangat kecil kalaupun ada. Terlepas dari masalah argumen mana yang benar, pembangunan ekonomi masih memerlukan sumber dana berupa Penanaman Modal Asing Langsung untuk melengkapi sumber dana dalam negeri. Agar bisa menarik Penanaman Modal Asing Langsung maka perlu untuk mengetahui peranan masingmasing variabel yang mempengaruhinya. Khusus untuk Provinsi Sumatera Utara, perlu dibuat dugaan sementara dengan hipotesis sebagai berikut : 1. Diduga suku bunga investasi mempunyai pengaruh negatif terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 2. Diduga tingkat pertumbuhan ekonomi tahun lalu (t 1) mempunyai pengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 3. Diduga jumlah pengangguran berpengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 4. Diduga tingkat pertumbuhan ekspor tahun lalu (t 1) berpengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara.

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Dalam setiap kegiatan atau usaha, suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya dari awal hingga akhir dalam suatu proses adalah tujuan atau sasaran. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh suku bunga investasi terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 2. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 3. Untuk menganalisis pengaruh jumlah pengangguran Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. B. MANFAAT PENELITIAN Suatu penelitian dilakukan karena adanya masalah. Masalah bisa diartikan sebagai sesuatu yang terjadi yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Secara teoritis, manfaat dari sebuah penelitian antara lain adalah untuk memecahkan masalah dan untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan. Khusus untuk penelitian ini, sesuai dengan judul penelitian yang dipilih, hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan bukti empiris terhadap besar pengaruh masing-masing variabel yang berhubungan dengan upaya untuk menarik dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera Utara.

2. Sebagai masukan bagi pembuat kebijaksanaan untuk meningkatkan daya saing Provinsi Sumatera Utara dalam menarik investasi asing dengan daerah/negara lain. 3. Sebagai dorongan bagi pemerintah daerah untuk mempersiapkan /menyempurnakan semua faktor yang berkaitan dengan strategi peningkatan daya saing tersebut seperti infrastruktur dan birokrasi administrasi di Provinsi Sumatera Utara. 4. Sebagai bahan perbandingan terhadap hasil penelitian terdahulu untuk daerah analisis yang berbeda. 5. Untuk memperkaya dan memperluas wawasan peneliti dalam hal keterkaitan antara FDI dengan suku bunga investasi, perkembangan ekonomi, jumlah pengangguran dan perkembangan ekspor di Provinsi Sumatera Utara. 6. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan FDI di Sumatera Utara.

BAB IV METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dirancang untuk mengetahui besar pengaruh dari variabel suku bunga investasi, variabel tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara, variabel jumlah pengangguran Provinsi Sumatera Utara, dan variabel tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara secara bersama-sama terhadap nilai penanaman modal asing langsung di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan untuk jangka waktu pengamatan tahun 1983 sampai dengan tahun 2008 dengan objek pengamatan adalah wilayah Provinsi Sumatera Utara. Periode pengamatan yang digunakan dalam analisis data adalah periode tahunan sehingga untuk kurun waktu mulai tahun 1983 sampai dengan tahun 2008 terdapat 26 periode pengamatan. B. Jenis dan sumber data Penelitian ini menggunakan data skunder untuk pengamatan mulai tahun 1983 meliputi data suku bunga investasi di Provinsi Sumatera Utara, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara yang diproxy berdasarkan harga konstan, jumlah pengangguran di Provinsi Sumatera Utara dan tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara yang diproxy terhadap nilai ekspor per tahun. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa lembaga kompeten yaitu Badan Pusat Statistik Daerah (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Daerah, Departemen Tenaga Kerja Daerah, Departemen Perdagangan dan Bank Indonesia. Selain itu untuk kelengkapan data dilakukan pula pengumpulan data dari beberapa sumber lain yaitu beberapa penelitian terdahulu, jurnal ilmiah dan literatur-literatur yang sesuai dengan ide penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu mengumpulkan data langsung dari sumber data dengan mendokumentasikan data secara manual,

dan mengakses data secara elektronik melalui website dari sumber data yang bersangkutan. C. Model Analisis Untuk mengetahui besar pengaruh dari beberapa variabel yang mempengaruhi penanaman modal asing langsung maupun untuk menetapkan kebijakan peningkatan daya saing Provinsi Sumatera Utara dalam menarik Penanaman Modal Asing Langsung, dibuat spesifikasi model untuk mengetahui besar pengaruh dari variabel yang mempengaruhi FDI di Provinsi Sumatera Utara selama periode penelitian dengan fungsi sebagai berikut : FDI = f ( SI, PDRB, UNEM, EXP, ε )...1) Dari persamaan 1), dibuat spesifikasi model dalam bentuk model regressi linear sebagai berikut : FDI = β 0 + β 1 SI + β 2 PDRB + β 3 UNEM + β 5 EXP + ε...2) dimana : FDI = Foreign Direct Investment ($ juta) Provinsi Sumatera Utara SI = Suku bunga investasi (%). PDRB = Produk Domestik Regional Bruto (Rp. juta) Provinsi Sumatera Utara UNEM = Jumlah pengangguran (jiwa) Provinsi Sumatera Utara. EXP = Nilai ekspor ($ Juta) Provinsi Sumatera Utara. ε = Error Terms. Untuk variabel tingkat pertumbuhan ekonomi, dan variabel tingkat pertumbuhan ekspor Provinsi Sumatera Utara, data yang digunakan di dalam model adalah data satu tahun sebelum tahun pengamatan (menggunakan lagged 1) atau PDRB (t 1) dan EXP (t 1) Untuk menguji spesifikasi model yang digunakan, dilakukan uji model sebagai berikut : 1. Uji spesifikasi yang meliputi : a. Uji Normalitas.

Dalam literatur statistika dan ekonometrika, ada beberapa uji untuk dapat mengetahui normal atau tidaknya faktor gangguan µ t antara lain Jarque-Bera test atau J-B test. Langkah-langkah untuk mendapatkan nilai J-B hitung adalah sebagai berikut : - hitunglah skewness dan kurtosis - hitunglah besarnya nilai J-B statistik dengan menggunakan rumus : J-B = n 2 S 6 (K 3) + 24 2...3) dimana S adalah skewness dan K adalah kurtosis. - bandingkan nilai J-B hitung = χ 2 hitung dengan nilai χ 2 tabel dengan kriteria sebagai berikut : 1) Bila nilai J-B hitung > nilai χ 2 tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual, µ t adalah berdistribusi normal ditolak. 2) Bila nilai J-B hitung < nilai χ 2 tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual, µ t adalah berdistribusi normal tidak dapat ditolak. b. Uji Linearitas. Uji linearitas penting untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Dengan uji linearitas, specification error atau mis-specification dapat dihindari. Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin Watson d statistik untuk mengetahui ada-tidaknya autokorelasi dalam suatu model regressi yang digunakan dalam suatu studi empiris. Untuk dapat menerapkan uji ini, sehingga dapat digunakan untuk menguji spesifikasi model yang digunakan dalam suatu penelitian empiris, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan : - Lakukan estimasi dengan menggunakan persamaan : Y t = a 0 + a 1 X 1t + a 2 X 2t + µ t...4) - Lakukan estimasi dengan menggunakan persamaan berikut :

Y t = a 0 + a 1 X 1 t + a 2 X 2 t + a 3 X 2 1 t + a 4 X 2 2 t + µ t...5) - Hitung nilai statistik d dari residual dengan menggunakan rumus berikut : d = n t= 2 (µ t n t= 1 µ µ 2 t ) 2 t 1...6) subscript t adalah indeks dari observasi dan ini tidak memerlukan nilai rata-rata dari data time-series. - Dengan mendasarkan pada nilai statistik Durbin-Watson tabel, bandingkanlah nilai statistik d hitung dengan menggunakan persamaan 6) di atas. Jika signifikan atau berada pada daerah otokorelasi positif ataupun daerah otokorelasi negatif, maka spesifikasi model persamaan 4) di atas adalah salah atau misspecification. 2. Uji Kesesuaian (Test goodness of fit) Estimasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan software yang tersedia pada program statistik eviews versi 5.1. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output regressi berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian diinterpretasikan serta dilihat signifikansi tiap-tiap variabel yang diteliti melalui : a. R 2 (Koefisien Determinasi) yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel bebas (independent variable) dalam menjelaskan variabel terikat (dependent variable). b. Uji-serempak (F test) yang bertujuan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regressi secara serempak dengan kriteria jika F hitung > F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. c. Uji parsial (t test) dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regressi secara parsial dengan kriteria jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima.

3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik terhadap model regressi yang baik adalah model regressi yang menghasilkan estimasi linear yang tidak bias (Best Linear Unbias Estimator / BLUE). Kondisi ini akan terjadi apabila dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik, yaitu : a. Multikolinearitas, mengandung arti bahwa antar variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Konsekuensi yang sangat penting bagi model regressi yang mengandung multikolinearitas adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis nol (H 0 ) akan semakin besar, dan probabilitas menerima hipotesis yang salah akan semakin besar. Akibatnya model regressi yang diperoleh tidak shahih (tidak valid) untuk menaksir nilai variabel independen. b. Autokorelasi, artinya adalah adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasar waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Konsekuensi adanya autokorelasi dalam suatu model regressi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. D. Metode analisis Analisis di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan model linier.penggunaan metode ini didasarkan kepada beberapa pertimbangan yaitu : 1. Secara teoritis memang terdapat hubungan yang bersifat linier antara variabel bebas dan variabel terikat yang terdapat dalam model yang digunakan dalam penelitian ini. 2. Pengestimasian parameter dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan parameter yang bersifat optimum.

3. Perhitungan dengan menggunakan metode ini cukup mudah jika dibandingkan dengan metode ekonometrika yang lain. 4. Teknik-teknik dalam metode kuadrat terkecil sangat mudah dipahami. 5. Metode kuadrat terkecil adalah komponen yang penting dalam ekonometrika. Pengolahan data model penelitian menggunakan software Program Excel dan software statistik Program Eviews 5.1. Hasil pengolahan data software Program Eviews 5.1 diinterpretasikan secara ilmiah untuk membuktikan hipotesis penelitian. Secara diagram, tahapan-tahapan pengolahan data dalam penelitian ini digambarkan pada gambar berikut ini : Suku Bunga Pertumbuhan Ekonomi Pengangguran Ekspor Program Excel Program Excel Program Excel Program Excel Suku Bunga Investasi PDRB Sektoral Jumlah Pengangguran Nilai Ekspor MODEL PENELITIAN Program Eviews 5.1 HASIL / INTERPRETASI Gambar 6 Tahapan-tahapan metode analisis E. Defenisi Operasional Variabel Dengan maksud agar analisis dan interpretasi hasil pengolahan data dalam penelitian ini tidak keluar dari apa yang menjadi kerangka berfikir yang telah disusun sebelumnya, maka perlu ditetapkan batasan defenisi operasional dari variabel-variabel penelitian yang digunakan. Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. FDI adalah realisasi nilai Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara (dalam juta $) mulai tahun 1983 sampai dengan 2008 2. SI adalah suku bunga investasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang berlaku di Provinsi Sumatera Utara mulai tahun 1983 sampai dengan 2008 (dalam persen). 3. PDRB adalah nilai total dari produksi barang dan jasa di Provinsi Sumatera Utara yang diproxy berdasarkan harga konstan untuk pengamatan mulai tahun 1983 sampai dengan 2008 (dalam juta Rp.). 4. UNEM jumlah pengangguran yang ada di Provinsi Sumatera Utara untuk pengamatan mulai tahun 1983 sampai dengan 2008 (dalam jiwa). 5. EXP adalah nilai ekspor barang dan jasa Provinsi Sumatera Utara untuk pengamatan mulai tahun 1983 sampai dengan 2008 (dalam juta $).

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Data Penelitian 1. Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) Sumatera Utara Selama jangka waktu pengamatan mulai tahun 1983 2008, realisasi Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) di Sumatera Utara mengalami fluktuasi dalam nilai investasi. Kalau dilihat dari total investasi tahun per tahun, perubahan dalam investasi relatif tidak terlalu besar sampai dengan tahun 1992. Tetapi, pada tahun 1993 terjadi lonjakan yang sangat besar dibanding tahun 1992 yaitu dari 5.639,3 juta US$ pada tahun 1992 menjadi 13.421,4 juta US$ pada tahun 1993. dan selanjutnya sebesar 18.733,8 juta US$ dan 39.914,7 juta US$ pada tahun 1994 dan 1995. Pada tahun 1998, krisis politik dan ekonomi nasional, ternyata mempengaruhi nilai investasi di Sumatera Utara. Investasi mengalami penurunan sebesar 59,91% dari sebesar 33.832,5 juta US$ pada tahun 1997 menjadi hanya 13.563,1 juta US$ pada tahun 1998 (Tabel 4.1) Tabel 4.1 Perkembangan Ralisasi Nilai Investasi Asing Sumatera Utara Tahun 1996 2007 (Juta US$) TAHUN FDI FDI TAHUN (Juta US$) (Juta US$) 1996 29.931,40 2002 9.744,10 1997 33.832,50 2003 13.207,20 1998 13.563,10 2004 10.277,30 1999 10.890,60 2005 13.579,30 2000 15.413,10 2006 15.623,90 2001 15.043,90 2007 40.145,20 Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Sumatera

Peningkatan nilai investasi asing di Sumatera Utara secara signifikan terjadi pada beberapa sektor ekonomi yang ada. Sejak tahun 2004, investasi asing di sektor pertanian mengalami kenaikan yang sangat berarti yaitu sebesar rata-rata 127,81% per tahun yaitu sebesar 196,90 juta US$ pada tahun 2004 dan 1.261,70 juta US$ pada tahun 2007 (Tabel 4.2). Selain sektor pertanian, tercatat dua sub sektor industri yang mengalami peningkatan sangat berarti dalam nilai investasi asing, yaitu industri kayu dan kertas. Industri kayu mencatat pertumbuhan investasi asing rata-rata 140,45 % per tahun sejak tahun 2004 2007 dimana pada tahun 2004 tercatat investasi sebesar 15,50 juta US$ dan sebesar 221,90 juta US$ pada tahun 2007. Tabel 4.2 Realisasi Penanaman Modal Asing Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Tahun 2003 2007 (Juta US$) SEKTOR/SUB SEKTOR 2003 2004 2005 2006 2007 Pertanian 57,20 196,90 462,00 848,70 1261,70 Kehutanan 95,20 0,20 128,60 10,20 17,40 Perikanan 26,50 132,60 15,40 104,80 292,90 Pertambangan 17,80 66,30 775,90 325,80 810,00 Makanan 408,50 721,80 642,60 1036,20 1400,20 Tekstil 123,10 407,90 139,50 156,40 241,70 Kayu 235,00 15,50 102,20 137,90 221,90 Kertas 1300,00 67,00 227,80 1170,60 6713,10 Kimia & Farmasi 3034,60 3413,50 2878,90 1528,40 16914,00 Mineral Non Logam 711,40 37,70 368,10 785,30 319,10 Logam dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Barang logam 323,40 1013,50 695,00 2919,00 2611,90 Lainnya 321,40 657,40 973,90 574,30 904,50 Bangunan 787,70 954,00 1777,20 2561,10 1907,50 Perhotelan 488,20 587,20 259,10 258,00 454,80 Transportasi 4160,20 586,50 3107,30 294,10 1839,90 Perumahan & Perkantoran 10,30 339,60 124,80 57,20 1013,60 Listrik, Perdagangan & Jasa Lainnya 1106,70 1079,70 901,00 2855,90 3221,00 P D R B 13207,20 10277,30 13579,30 15623,90 40145,20 Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Sumatera Utara

Kecenderungan penurunan nilai investasi asing untuk kurun waktu 2004 sampai dengan 2006 terjadi pada sektor Kimia dan Farmasi dimana pada tahun 2004 tercatat investasi sebesar 3.413,50 juta US$ menurun pada tahun 2005 dan tahun 2006 tetapi kemudian mengalami lonjakan yang sangat fantastis pada tahun 2007 menjadi sebesar 16.914,00 juta US$. 2. Suku Bunga Investasi Sumatera Utara Secara teori suku bunga yang berlaku mempengaruhi tingkat investasi yang terjadi dalam suatu perekonomian. Tingkat investasi domestik (PMDN) di suatu negara dipengaruhi oleh suku bunga investasi yang berlaku di negara tersebut. Penanaman Modal Asing (FDI) di suatu negara adalah investasi yang melibatkan dua negara. Investor asing yang ingin berinvestasi di suatu negara tentunya mempertimbangkan aspek ekonomis (keuntungan) dari keputusan investasi tersebut. Pertimbangan ekonomis yang mempengaruhi keputusan seorang investor asing berinvestasi di suatu negara adalah perbedaan suku bunga yang berlaku di negara tujuan investasi dengan suku bunga dunia (internasional) yang dikenal dengan Interest Rate Differential (IDR). Perkembangan Interest Rate Differential (IDR) di Provinsi Sumatera Utara tahun 1996 2007 dapat dilihat pada Tabel 4.3 Suku bunga investasi rata-rata per tahun mengalami peningkatan mulai tahun 1996 sampai tahun 1999. Kenaikan yang cukup besar terjadi dari tahun 1997 ke tahun 1998. Keadaan ini terjadi seiring dengan kenyataan merosotnya perekonomian Indonesia dalam kurun waktu tersebut sebagai krisis ekonomi dan politik dalam negeri Indonesia. Keadaan perkembangan suku bunga investasi ini diikuti pula oleh perkembangan yang serupa pada interest rate differential (IDR) pada kurun waktu yang sama. IDR rata-rata per tahun mengalami lonjakan yang cukup besar (58,95%) dari 7,64% pada tahun 1997 menjadi 12,14% pada tahun 1998. Mulai tahun 2000, suku bunga investasi rata-rata per tahun menglami fluktuasi yang secara relatif tidak terlalu besar. Sementara IDR

rata-rata per tahun mulai tahun 1999 berada pada kisaran tertinggi sebesar 1,47% pada tahun 1999 dan terendah sebesar -3,47% pada tahun 2001. TAHUN Tabel 4.3 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata per tahun Provinsi Sumatera Utara Tahun 1996 2007(persen) SUKU BUNGA INVESTASI INTEREST RATE DIFFERENTIAL Rata-rata per tahun (%) Rata-rata per tahun (%) 1996 16,42 1,90 1997 17,74 7,64 1998 22,98 12,14 1999 22,68 1,47 2000 16,58-0,49 2001 17,11-3,47 2002 18,04-0,06 2003 17,04 0,07 2004 14,67 1,46 2005 14,20-0,68 2006 15,73 0,26 2007 13,93 1,38 Sumber : Bank Indonesia 3. Pendapatan Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi), maka digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB Sumatera Utara pada tahun 2007 sebesar Rp.99.792,27 milyar. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 12,43 persen, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,90 persen dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,78 persen. Secara keseluruhan perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2007 naik sebesar 6,90 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel 4.4). PDRB perkapita Sumatera Utara tahun 2007 sebesar Rp.14.166.626 meningkat dari Rp.12.684.532 pada tahun 2006. Sementara, berdasarkan