BAB IX SANITASI PABRIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB X PENGAWASAN MUTU

SANITASI DAN KEAMANAN

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

Sanitasi Penyedia Makanan

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM. Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya

HIGIENE SANITASI PANGAN

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

Untuk menjamin makanan aman

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB 5 HASIL PENELITIAN

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Ana Wahyuningtyas. Untuk SD Kelas iii semester 1. Universitas Sanata Dharma

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

BAB VII MESIN DAN PERALATAN

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

PENGOLAHAN ROTI DI UD MATAHARI PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

Oleh: ANA KUSUMAWATI

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAHAN PENCEMAR MAKANAN LAINNYA. Modul 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

LAMPIRAN 1. DAFTAR PERTANYAAN

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

PENERAPAN PRINSIP SANITASI DAN HYGIENE DALAM INDUSTRI PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan ikan segar. Menurut Handajani (1994) (dalam Sari, 2011), ikan asin lebih menguntungkan dalam hal kesehatan.

Transkripsi:

BAB IX SANITASI PABRIK Sanitasi merupakan suatu kegiatan yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan kebersihan, kesehatan, kesejahteraan pekerja, mencegah terjadinya pencemaran pada hasil olah, mencegah terlanggarnya nilai estetika konsumen serta mengusahakan lingkungan kerja yang bersih, aman dan nyaman (Jenie, 1988). Sanitasi pabrik adalah kegiatan yang ditujukan untuk menjaga kebersihan, kesehatan, estetika pabrik dan untuk memelihara peralatan yang digunakan dalam proses produksi (Guthrie, 1980). Sanitasi dalam industri pangan bertujuan unuk menghasilkan bahan pangan yang aman bagi konsumen dan bermutu baik (Kartika, 1991). Menurut Jenie (1988), sanitasi dalam industri pangan mencakup cara kerja yang bersih dan aseptik dalam berbagai tahapan, meliputi persiapan, pengolahan, pengepakan, penyimpanan maupun transport makanan, kebersihan dan sanitasi ruangan dan alat-alat pengolahan pangan serta kebersihan dan kesejahteraan pekerja. Kebersihan pabrik pengolahan makanan dapat dibedakan dari beberapa aspek yaitu fisik, khemis dan mikrobiologis. Adapun yang dimaksud dengan bersih secara fisik adalah bahwa peralatan bebas dari sisa-sisa produk, bahan asing dan tidak ada lendir pada permukaan alat. Bersih secara khemis berarti bahwa alat atau bahan yang dimaksud terbebas dari bahan kimia yang tidak dikehendaki. Kontaminasi yang biasanya terjadi adalah adanya sisa bahan-bahan pembersih seperti detergen dan lainlainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan bersih secara mikrobiologis 73

74 adalah ada tidaknya mikroba atau bakteri pembusuk pada bahan atau alat (Susanto, 1993). Kebersihan dalam suatu pabrik pengolahan makanan sangat penting agar: a. Dapat melindungi atau menghindarkan bahan pangan dari kotoran. b. Bau dan rasa yang dikehendaki tidak berubah. c. Mencegah bahaya terhadap kesehatan manusia. d. Berguna bagi estetika di pabrik agar sedap dipandang. Sanitasi pabrik yang dijalankan dengan baik dapat menjaga keamanan proses produksi dan menghasilkan produk dengan mutu yang baik. Menurut Soekarto (1990), sasaran sanitasi dalam menjaga mutu pangan meliputi: a. Mencegah pencemaran oleh mikroorganisme pembusuk dan bakteri patogen. Menurut Kartika (1991), untuk mencegah pencemaran oleh mikroorganisme ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: a.1. Pemisahan antara bahan baku dengan produk jadi, termasuk di dalamnya ruang penyimpanan, pekerja dan peralatan. a.2. Pemeliharaan bahan seperti segera menyimpan di dalam ruang pendingin semua produk jadi yang tidak akan dinikmati dalam keadaan panas. b. Mencegah pencemaran oleh serangga. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan kebersihan tempat penyimpanan bahan baku maupun produk jadi. c. Mengusahakan produk agar bebas dari polutan mikroba yang menjadi indeks sanitasi. Pada roti yang diproduksi bila diketahui mengandung bakteri Bacillus subtilis lebih dari 10 3 mikroorganisme per gram, berarti roti sudah tidak layak dikonsumsi karena jumlah bakteri yang dikatakan

75 aman untuk dikonsumsi pada roti adalah dengan populasi 10-10 3 mikroorganisme per gram. Selain bakteri, kerusakan roti juga dapat disebabkan oleh adanya pertumbuhan jamur yang jumlahnya melebihi 10 3 mikroorganisme per gram, karena pertumbuhan jamur pada roti masih dapat dikatakan aman jika jumlahnya berkisar antara 10-10 3 mikroorganisme per gram. Jamur yang biasanya tumbuh pada roti yang mampu merusak roti adalah Aspergillus niger, Penicillium dan Rhizophus nigricans (Trihendrokesowo,dkk 1989). d. Mempertahankan kondisi bersih. Sanitasi pabrik di Perusahaan Roti Matahari dilakukan secara teratur, baik sebagai kegiatan rutin seharihari maupun sebagai kegiatan berkala. Sanitasi yang dilakukan meliputi sanitasi bahan baku dan bahan pembantu; sanitasi lingkungan produksi; sanitasi air; sanitasi mesin dan peralatan; sanitasi pekerja; dan penanganan limbah. 9.1. Sanitasi Bahan Baku dan Bahan Pembantu Bahan baku dan bahan pembantu pada pembuatan roti di Perusahaan Roti Matahari dapat berupa bahan nabati maupun bahan hewani yang berpotensi untuk membahayakan konsumen. Jika tindakan sanitasi tidak dilakukan dengan baik, maka hal tersebut akan memicu timbulnya food disease. Oleh karena itu, dilakukan upaya sanitasi untuk menanggulanginya, walaupun bahan baku dan bahan pembantu tersebut diperoleh dari pemasok masing-masing yang menjanjikan kualitas baik. Sanitasi itu dilakukan dengan melakukan sortasi, misalnya dengan melakukan pengayakan tepung terigu dan memilih telur yang berkualitas baik, dengan cara dipilih telur yang segar, tidak retak atau pecah, bebas dari kotoran lalu disimpan dalam rak tertutup untuk menghindari serangga dan tikus. Untuk tepung terigu dan margarin disimpan pada ruangan yang

76 bersih dan bebas dari binatang, sirkulasi udara cukup, serta sarana penerangan untuk mencegah terjadinya kelembaban dalam ruangan yang dapat menurunkan mutu bahan baku tersebut. 9.2. Sanitasi Air Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting sebagai bahan baku pembuatan roti maupun sebagai sarana untuk membersihkan alat-alat setelah proses produksi, sanitasi pekerja dan sanitasi ruangan. Air yang digunakan dalam industri pangan harus memenuhi standar mutu air minum antara lain: tidak mengandung bakteri dan senyawa kimia yang berbahaya, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak keruh (Jenie, 1988). Perusahaan Roti Matahari Pasuruan menggunakan air seluruhnya dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan roti sehingga tidak ada treatment khusus yang dilakukan oleh pihak Perusahaan Roti Matahari karena air sudah di-treatment oleh PDAM, namun bila suatu waktu ditemukan air yang tidak memenuhi syarat-syarat diatas, maka pihak Perusahaan Roti Matahari tidak akan memakai air tersebut sebagai bahan produksi dan mencari solusi yang tepat agar proses produksi tetap berjalan. 9.3. Sanitasi Mesin dan Peralatan Kegiatan sanitasi mesin dan peralatan pada Perusahaan Roti Matahari Pasuruan yang dilakukan setiap hari setelah proses produksi meliputi: a. Pembersihan meja tempat adonan dengan menggunakan lap basah. b. Pembersihan bowl mixer dan pengaduk mixer dengan air dan sabun cuci. c. Pembersihan loyang-loyang dengan air dan sabun cuci, kemudian langsung dilap.

77 d. Pembersihan alat-alat timbangan dengan lap basah. e. Pembersihan spatula dan kuas dengan menggunakan air dan sabun cuci. Pemeliharaan terhadap mesin dan peralatan dilakukan dengan pengecekan secara rutin setiap hari oleh pegawai bagian produksi yang mengoperasikan mesin tersebut di bawah kontrol pimpinan perusahaan sehingga apabila terjadi sedikit kerusakan dapat segera diatasi dan dapat dilakukan perbaikan yang dianggap perlu. 9.4. Sanitasi Pekerja Pada Perusahaan Roti Matahari, sanitasi pekerja dilakukan dengan jalan pekerja diwajibkan mencuci tangan sebelum dan sesudah proses. Selain itu, pekerja memakai penutup kepala, penutup hidung dan celemek yang bersih, yang dipakai di pabrik sebelum proses produksi berjalan. Pada perusahaan ini tidak disediakan baju seragam untuk pekerja pabrik. Pekerja yang mengalami sakit (seperti flu, batuk, pilek, cacar) tidak diperkenankan melakukan proses produksi. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kontaminasi dari pekerja ke roti yang dihasilkan. 9.5. Sanitasi Ruang Pengolahan Bangunan dan bagian-bagiannya harus dipelihara dan dikenakan tindak sanitasi secara teratur dan berkala, sehingga selalu dalam keadaan bersih dan berfungsi dengan baik. Dengan demikian tidak menyebabkan gangguan terhadap kesehatan manusia (pekerja) dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap bahan baku, bahan tambahan, dan produk akhir (Kartika, 1991). Perawatan dan pemeliharaan ruang pengolahan yang dilakukan oleh Perusahaan Roti Matahari meliputi:

78 a. Pembersihan lantai Lantai dibersihkan dengan sapu dan sekop (cikrak), kemudian dilakukan pembersihan dengan menggunakan air. Kegiatan ini dilakukan secara rutin (tiap hari) oleh seluruh karyawan bagian produksi setelah proses produksi berlangsung. b. Pembersihan Langit-langit Langit-langit perlu dibersihkan dari sarang laba-laba dan debu dengan menggunakan sapu yang bergagang panjang dan dilakukan setiap satu minggu sekali. 9.6. Penanganan Limbah Limbah yang ada di Perusahaan Roti Matahari berasal dari kegiatan produksi maupun dari rumah tangga. Limbah ini dapat berupa limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat umumnya dapat berupa karton, plastik pembungkus margarin, plastik pembungkus tepung terigu, dan kulit telur. Karton dan kain pembungkus tepung biasanya dijual kepada penadah, sedangkan plastik, kertas pembungkus bahan dan kulit telur langsung dibuang ke tempat sampah. Limbah cair dapat berasal dari hasil pembersihan mesin dan peralatan produksi. Limbah cair ini langsung ke saluran pembuangan tanpa mengalami proses pengolahan selanjutnya. Limbah gas dapat berasal dari asap hasil pemanggangan dengan oven yang dikeluarkan lewat cerobong asap. Cerobong asap yang digunakan oleh Perusahaan Roti Matahari telah memenuhi anjuran pemerintah tentang tinggi cerobong asap untuk industri yaitu 5 meter dan cerobong ini dibersihkan secara berkala.