KAJIAN IMPLEMENTASI E-LEARNING BERDASARKAN TINGKAT KESIAPAN PESERTA E-LEARNING. Siti Hasanah 1 Enjang Ali Nurdin 2 Herbert 3.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) STUDI KASUS : UPN VETERAN JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai dari bulan April sampai

III. METODE PENELITIAN

Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Internet Service Provider dalam Layanan Fixed Broadband

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Awal penelitian ini menggunakan penelitian studi literatur dengan cara

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

Literatur Review tingkat kematangan E-Learning di Perguruan Tinggi Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen E-Commerce berdasarkan kerangka

Analisis Faktor Kesiapan Penerapan E-learning di Perguruan Tinggi Pertanian (Studi Kasus di Institut Pertanian Stiper Yogyakarta)

Bab 3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian tingkat kesiapan penerapan e-learning yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2006) subyek ialah satu dari anggota dari sampel,

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEBERHASILAN E-PROCUREMENT PEMERINTAH KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN INFORMATION SYSTEM SUCCESS MODEL. Rizka Marsa Pramadani

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEBERHASILAN E-PROCUREMENT PEMERINTAH KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN INFORMATION SYSTEM SUCCESS MODEL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Tahap Pendahuluan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain secara non-eksperimental dengan pendekatan kajian

PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN SERVQUAL DAN CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS (CFA) (Studi Kasus pada Jurusan Teknik Industri Universitas XYZ)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara Tour di Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA PADA WEBSITE SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS XYZ DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN APLIKASI TES OTOMATIS SEBAGAI TOLOK UKUR KOMPETENSI DASAR ALGORITMA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Won-

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) DALAM PENILAIAN KINERJA USAHA PERIKANAN TANGKAP PURSE SEINE DI KOTA PEKALONGAN ABSTRAK

4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kombinasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo

Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

*Corresponding Author:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu

Transkripsi:

KAJIAN IMPLEMENTASI E-LEARNING BERDASARKAN TINGKAT KESIAPAN PESERTA E-LEARNING Siti Hasanah 1 Enjang Ali Nurdin 2 Herbert 3 1,2,3 Pendidikan Ilmu Komputer, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia 1 s.hasanah@student.upi.edu, 2 enjang_cs@upi.edu, 3 herbert@upi.edu Abstrak Implementasi sistem e-learning banyak dilakukan di beberapa institusi termasuk FPMIPA UPI. Evaluasi dan pengukuran kesiapan peserta e-learning pun mulai banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkombinasikan empat kategori kesiapan peserta e-learning yang diadopsi dari penelitian-penelitian sebelumnya sebagai upaya menemukan model pengukuran yang ideal. Keempat kategori kesiapan merupakan kombinasi dari akses teknologi, keahlian internet dan komputer, motivasi serta gaya belajar yang kemudian dibuat ke dalam sebuah model struktural beserta 17 indikator penyusunnya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner online yang dibangun berdampingan dengan model. Selanjutnya model dikonfirmasi menggunakan teknik analisis model persamaan struktural dengan jumlah responden 223 orang yang terdiri dari mahasiswa tingkat tiga dan empat. Dari hasil analisis berbantuan perangkat lunak analisis SEM didapati bahwa model berhasil divalidasi dan keempat kategori terbukti memiliki hubungan. Dengan skala pengukuran Aydin dan Tasci (2005) didapati derajat kesiapan peserta e-learning berada pada tingkat belum siap namun hanya memerlukan sedikit persiapan untuk e-learning. Kata Kunci : E-Learning, Kesiapan E-Learning, Kesiapan Peserta E-Learning, Model Persamaan Stuktural (SEM), AMOS PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya e-learning sebagai inovasi pembelajaran masa kini menjadikan implementasi e-learning mulai populer di beberapa negara termasuk Indonesia. Salah satu kesalahan besar yang dibuat oleh sebuah organisasi adalah memimpin dengan teknologi sebelum strateginya terbentuk (Rosenberg, 2006). Selain strategi, sebuah sistem membutuhkan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan yang diinginkan sebagaimana dikutip adanya evaluasi yang komprehensif terhadap implementasi e-learning di sebuah institusi akan menjadi masukan pada banyak aspek dari e-learning itu sendiri, diantaranya sejauh mana penerapan e- learning telah sesuai dengan tujuan awalnya (Prayudi, 2009). Begitupun e- learning, merupakan sebuah sistem yang membutuhkan strategi serta evaluasi. Namun lebih baik evaluasi dilakukan Siti, Enjang, dan Herbert, Kajian Implementasi E-learning 335

secara bentuk formal dan didokumentasikan, karena jika evaluasi tidak dilakukan dan keberhasilan e- learning tidak diukur dan didokumentasikan secara formal, maka keberhasilan tidak dianggap serius dan dihargai (Effendi dan Zhuang, 2005). Melihat sangat dibutuhkannya evaluasi, beberapa negara yang mengimplementasikan e-learning telah mulai melakukan evaluasi bagi e- learning mereka. Salah satunya dengan mengukur kesiapan e-learning, baik kesiapan peserta, pengajar ataupun lingkungan implementasi. Penelitian mengenai kesiapan e-learning di Universitas Terbuka Malaysia menghasilkan bahwa hanya sekitar sepertiga pelajar yang merasa siap untuk e-learning (Kaur dan Abas, 2004). Berbeda dengan yang dilakukan di Malaysia, penelitian mengenai kesiapan e-learning pada perusahaan di Turki menghasilkan secara keseluruhan bahwa perusahaan yang menjadi subyek penelitian telah siap untuk e-learning namun masih memerlukan peningkatan (Aydin dan Tasci, 2005). Selanjutnya penelitian mengenai kesiapan guru di Hong Kong memberikan hasil bahwa responden belum sepenuhnya siap untuk teknologi e-learning (Swatman dan So, 2007). Sedangkan penelitian mengenai kesiapan peserta pembelajaran daring (online) dengan data terkumpul dari 1051 mahasiswa pada lima mata kuliah di Taiwan, menghasilkan kesimpulan penelitian yaitu kesiapan mahasiswa tinggi untuk kategori keberdayagunaan diri dalam komputer dan internet, motivasi untuk belajar dan keberdayagunaan diri dalam komunikasi daring, namun rendah pada kategori pengawasan pelajar dan kemampuan diri memimpin pembelajaran langsung (Hung dkk, 2010). Melihat data tersebut, muncul pertanyaan mengenai keadaan teknologi e-learning di Indonesia. Dilansir dari halaman www.telkomsolution.com, dari program e-learning pemerintah Indonesia telah menghabiskan dana sekitar 10 triliun rupiah untuk dua tahun terakhir. Akan tetapi, apa yang akan terjadi ketika investasi besar tersebut gagal di tengah jalan karena kegagalan implementasi e-learning itu sendiri? Pada tahun 2009, mahasiswa Universitas Indonesia melakukan survei terhadap mutu situs e-learning yang ada di sekolah Indonesia. Dari hasilnya dikatakan bahwa Secara umum, kualitas situs secara kuantitas masih sangat minim. Jika ditelusuri lebih jauh kualitas isi situs tersebut, maka banyak yang tak terpelihara dengan baik (Suhartanto, 2009). Dari penelitian lain mengenai kesiapan e-learning dengan studi kasus pada Perguruan Tinggi ABC Jakarta memberikan hasil bahwa perguruan tinggi tersebut belum siap dalam melakukan implementasi e-learning dan membutuhkan peningkatan (Fariani, 2013). Melihat fakta tersebut, lalu apakah dapat dikatakan implementasi tersebut gagal? Apakah memang Indonesia telah berada dalam level siap untuk penerapan teknologi baru ini? Pelaksanaan e-learning di sebuah lembaga pendidikan sendiri dapat menjadi kurang maksimal dikarenakan kesiapan peserta e-learning dalam mengikuti pembelajaran dengan media internet ini belum maksimal. Untuk mengetahui sukses tidaknya e-learning itu sendiri, tentulah dibutuhkan pengukuran. Terdapat beberapa model yang telah dikembangkan dan diteliti oleh ahli dalam mengukur kesiapan peserta e-learning, diantaranya yaitu: 1. Penelitian tentang Assessing Readiness for E-Learning yang 336 Siti, Enjang, dan Herbert, Kajian Implementasi E-learning

menghasilkan enam faktor mendasar (Watkins dkk, 2004). 2. Studi yang mengembangkan dan memvalidasi instrumen untuk kesiapan mahasiswa dalam pembelajaran online yang selanjutnya dikenal dengan Online Learning Readiness Scale (OLRS) yang memiliki 5 aspek (Hung dkk, 2010). 3. Pengujian kembali OLRS versi Pilley dkk (2007) yang terdiri dari 4 faktor (Panuwatwanich dan Stewart, 2012). Sebagai bagian dari Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) telah memiliki e-learningnya sendiri. Bukanlah merupakan hal berlebihan jika penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sebuah model yang cukup relevan dengan mengadaptasi dan mengkolaborasikan model-model yang sudah ada dalam mengukur kesiapan peserta e-learning FPMIPA UPI. Model METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori mengenai pengukuran tingkat kesiapan peserta e-learning menggunakan model keterhubungan antar variabel yang merupakan hasil kombinasi dari penelitian-penelitian terdahulu serta teori yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Selanjutnya data dan fakta dari angket yang terkumpul akan diuji dengan teknik analisis data SEM. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program sarjana tingkat tiga dan empat FPMIPA UPI. Sampel yang diambil dari populasi penelitian ini menggunakan teknik stratified cluster random sampling karena populasi terdiri dari 2 tingkat serta menaungi 11 program studi yang ini selanjutnya akan divalidasi menggunakan analisis data statistika Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modelling) atau yang sering dikenal dengan SEM. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengkaji implementasi e- learning serta mengetahui proses pemodelan sebuah model pengukuran tingkat kesiapan peserta e-learning. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dan hubungan antara setiap kategori kesiapan dengan kesiapan secara keseluruhan serta tingkat keberhasilan model hasil pemodelan. 3. Untuk mengetahui tingkat kesiapan peserta e-learning FPMIPA UPI. akan dibagi menjadi 11 rumpun. Sampel minimal penelitian ini adalah sejumlah 210 orang mahasiswa yang terdiri dari 100 orang mahasiswa tingkat tiga dan 110 orang mahasiswa angkatan tingkat empat. Sedangkan untuk instrumen, angket pada penelitian ini menggunakan skala Likert dengan 5 pilihan jawaban yaitu untuk pernyataan positif adalah 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (kurang setuju), 4 (setuju) dan 5 (sangat setuju). Sedangkan untuk pernyataan negatif adalah 5 (sangat tidak setuju), 4 (tidak setuju), 3 (kurang setuju), 2 (setuju) dan 1 (sangat setuju). Penelitian ini akan menggunakan angket dengan penyebaran secara daring. Untuk mengetahui tingkat kesiapan peserta digunakan skala Aydin dan Tasci yang membagi kesiapan dalam empat level seperti gambar 1 di bawah ini. Siti, Enjang, dan Herbert, Kajian Implementasi E-learning 337

Gambar 1. Skala pengukuran Aydin dan Tasci Sumber: Aydin dan Tasci (2005) Setelah data terkumpul, data akan dianalisis dengan SEM dengan lima tahapan (Latan, 2013) yaitu: 1. Spesifikasi Model Kegiatan pada langkah ini adalah mengembangkan suatu model berdasarkan kajian-kajian teoritik untuk mendukung penelitian terhadap masalah yang dikaji. 2. Identifikasi Model Identifikasi ini dengan menghitung derajat kebebasan, dan nilai derajat kebebasan harus positif untuk dapat diestimasi. 3. Estimasi Model Setelah data terkumpul, model diestimasi, setelah sebelumnya ditentukan metode estimasi-nya. 4. Evaluasi Model Proses ini diawali dengan uji normalitas data selanjutnya dilanjutkan dengan menguji model pengukuran dengan menganalisis faktor konfir-matori untuk menguji validitas serta reliabilitas variabel laten, dilanjutkan dengan menguji struktural model serta terakhir menilai kesesuaian seluruh model dengan mengacu pada mutu kesesuaian dan tidak lupa dilakukan uji hipotesis. 5. Modifikasi Model Jika dari nilai mutu kesesuaian model tidak atau belum sesuai, maka perlu dilakukan modif-ikasi atau respesifikasi model. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dimulai pada tanggal 5 Juni 2014 dan berakhir pada 17 Juni 2014. Untuk memperoleh data angket yang lebih cepat, dilakukan pula penyebaran angket tradisional berupa lembaran kertas kepada peserta. Setelah hampir dua minggu, akhirnya terkumpul data yang valid sebanyak 223 data. Dalam melakukan tahapan analisis SEM, pada penelitian ini dilakukan analisis menggunakan program bantuan AMOS untuk keperluan penelitian dengan metode SEM. Spesifikasi model dilakukan atas dasar teori yang diperoleh serta asumsi pada penelitian ini. Ada empat variabel yang diasumsikan memiliki pengaruh terhadap kesiapan peserta e-learning yaitu akses teknologi (TA), keahlian komputer dan internet (COS), motivasi dan gaya belajar (LS). 338 Siti, Enjang, dan Herbert, Kajian Implementasi E-learning

Selain asumsi bahwa keempat variabel memiliki pengaruh terhadap kesiapan peserta e-learning, diteliti juga hubungan lain yaitu antar variabel yang ada. Adapun asumsi hubungan lain yaitu: 1. TA berpengaruh terhadap COS, dengan asumsi bahwa keahlian komputer serta internet dipengaruhi 4. termotivasi karena merasa memiliki keahlian komputer serta internet yang buruk; 5. MOT berpengaruh terhadap LS, dengan asumsi bahwa rendahnya motivasi peserta dapat menyebabkan peserta enggan merubah atau memperbaiki gaya belajar mereka. 6. Adapun model hasil spesifikasi dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah dihitung, model memiliki derajat kebebasan sebesar 115 dan dapat diestimasi. Selanjutnya dilakukan uji normalitas terhadap model. Pada AMOS, uji normalitas dapat diketahui dari nilai penilaian normalitas dan mendeteksi data pencilan dapat dilihat dari tabel jarak mahalanobis. Dari hasil uji normalitas pertama, ternyata data tidak terdistribusi normal dengan nilai c.r sebesar 5,752 dari yang seharusnya berada pada rentang -2,58 2,58. Selanjutnya dilakukan proses menghilangkan seluruh data pencilan dan normalitas data kembali diukur dengan nilai c.r menjadi 0,447 dengan jumlah data sebanyak 179. oleh akses teknologi untuk mengasah kemampuan tersebut; 2. TA berpengaruh terhadap MOT, dengan asumsi bahwa peserta menjadi tidak termotivasi karena tidak adanya akses teknologi yang mereka miliki; 3. COS berpengaruh terhadap MOT, dengan asumsi bahwa peserta menjadi tidak Setelah normalitas data selan-jutnya mengukur model pengukuran. Untuk hasil uji model pengukuran, data menunjukkan hasil validitas yang cukup baik. Selain itu nilai muatan faktornya pun cukup baik, bahkan ada yang memiliki muatan faktor cukup tinggi. Begitupun nilai reliabilitas menunjukkan data reliabel dan dapat disimpulkan instrumen memiliki tingkat ketepatan yang baik. Selanjutnya mengukur model struktural. Untuk hasil uji model struktural, dua dari empat hipotesis mengenai hubungan antar variabel menerima hipotesis nol yang mengindikasikan tidak adanya hubungan yang signifikan. Namun jika dilihat keduanya masih memiliki hubungan namun sangat lemah. Selanjutnya dilakukan uji keseluruhan model mengacu pada kriteria mutu kesesuaian. Dari hasil uji keseluruhan model, model awal ternyata belum memiliki kesesuaian model yang baik. Untuk mendapatkan model yang baik, selanjutnya dilakukan modifikasi model dengan melihat rekomendasi dari AMOS melalui tabel indeks modifikasi. Gambar 2. Hasil spesifikasi model Siti, Enjang, dan Herbert, Kajian Implementasi E-learning 339

Modifikasi dilakukan lima tahap lalu kemudian model kembali diuji. Untuk uji model pengukuran dan uji model struktural, memiliki hasil yang sama dengan model awal. Namun untuk model keseluruhan menunjukkan perubahan yang besar sehingga pada akhirnya model kesesuaian mutu dapat dikatakan baik. Adapun hasil uji keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3. Adapun rincian kriteria mutu kesesuaian dapat dilihat pada Tabel 1. Selanjutnya dari 223 responden, data tersebut kemudian dihitung sesuai skala Aydin dan Tasci dan diketahui bahwa hasil kesiapan seluruh responden secara umum berada pada rerata 3,369 dengan hasil kesiapan yaitu belum siap namun hanya memerlukan sedikit persiapan untuk e-learning. Adapun rincian kesiapan setiap kategorinya dapat dilihat pada Tabel 2. Gambar 3. Hasil uji keseluruhan model Tabel 1. Rincian kriteria mutu kesesuaian model hasil evaluasi Kriteria Nilai Acuan Hasil Evaluasi Model Chisquares nilai P > 0,05 P = 0,00 Sekecil mungkin atau 141,452 Marginal CMIN/DF 2,00 1,768 Model telah sesuai RMSEA < 0,08 0,066 Model telah sesuai CFI > 0,9 (mendekati 1) 0,925 Model telah sesuai PCFI > 0,6 0,705 Model telah sesuai AIC AIC<AIC model jenuh dan model independen 221,452 Model telah sesuai 340 Siti, Enjang, dan Herbert, Kajian Implementasi E-learning

Tabel 2. Rincian tingkat kesiapan peserta e-learning FPMIPA UPI Var Rerata Hasil TA 3,59 Sudah siap namun masih membutuhkan sedikit peningkatan untuk e-learning COS 3,88 Sudah siap namun masih membutuhkan sedikit peningkatan untuk e-learning MOT 2,85 Belum siap namun hanya memerlukan sedikit persiapan untuk e-learning LS 3,21 Belum siap namun hanya memerlukan sedikit persiapan untuk e-learning SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Kajian terhadap implementasi e- learning dapat dilakukan dengan membangun sebuah model baru dengan tujuan menjadi model yang dapat relevan mengevaluasi implementasi sistem e-learning dari sudut peserta e-learning. Adapun prosesnya dimulai dengan menentukan variabel-variabel yang dianggap berpengaruh dan dapat mengukur kesiapan peserta dan selanjutnya dikonfirmasi dengan teknik analisis model persamaan struktural (SEM). 2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keempat kategori kesiapan terbukti berpengaruh terhadap kesiapan peserta e-learning walaupun tidak semua memiliki hubungan yang erat dikarenakan faktor lain seperti kesalahan pengukuran dan aspek lain di luar model. Terdapat pengaruh yang signifikan antara TA dengan COS, lalu antara kategori kesiapan MOT terhadap LS. Sedangkan hubungan TA serta COS terhadap MOT terindikasi sangat lemah. Dari hasil proses pemodelan, model hasil pemodelan dianggap berhasil dibangun dengan lima langkah modifikasi dari model awal. 3. Kesiapan peserta e-learning FPMIPA memiliki rerata 3,369 dengan tingkat kesiapan yaitu belum siap namun hanya memerlukan sedikit persiapan untuk e-learning. Dari empat kategori, kategori kesiapan paling rendah yang dimiliki oleh peserta adalah kategori motivasi dengan rerata di bawah 3,0. Disusul selanjutnya kategori kesiapan gaya belajar adalah yang terendah kedua. Sedangkan yang memiliki kategori kesiapan paling baik adalah keterampilan komputer dan internet. Saran 1. Penelitian lanjutan yang dirasakan perlu yaitu dengan mengkaji kembali kategori kesiapan lain yang mungkin berpengaruh terhadap kesiapan peserta, mempertimbangkan aspek kebijakan institusi serta mengkaji dan mengembangkan instrumen yang dipakai pada penelitian ini untuk mungkin diterapkan pada subyek yang sama ataupun berbeda. 2. Selanjutnya masih dirasakan perlu untuk mengukur kesiapan dari segi institusi serta pengajar dengan terlebih dahulu menemukan kategori kesiapan yang akan diukur. DAFTAR PUSTAKA Anonim 4 Oktober 2013 Belanja IT di Indonesia Capai US$ 10,2 Miliar Siti, Enjang, dan Herbert, Kajian Implementasi E-learning 341

http://www.telkomsolution.com/ne ws/it-solution/belanja-it-diindonesia-capai-us-102-miliar Aydin, C. H., dan Tasci, D. 2005 Measuring Readiness for e- Learning: Reflections from an Emerging Country Educational Technology & Society, 8, 4.244-257. Effendi, E. dan Zhuang, H 2005 e- learning, Konsep dan Aplikasi Andi, Yogyakarta. Fariani, R.I 2013 Pengukuran Tingkat Kesiapan E-Learning (E-Learning Readiness): Studi Kasus pada Perguruan Tinggi ABC di Jakarta Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2013 Politeknik Manufaktur Astra, Yogyakarta. Hung, M.L. et al 2010 Learner Readiness for Online Learning : Scale Development and Student Perception Computers & Education. 55, 1080-1090. Kaur, K. dan Abas, Z.W. 15 Oktober 2013 An Assessment of E-Learning Readiness at Open University Malaysia. http://eprints.oum.edu.my/115/1/an_ assessment.pdf. Latan, H 2013 Model Persamaan Struktural, Teori dan Implementasi AMOS 21.0 Alfabeta, Bandung. Panuwatwanich, K. dan Stewart, R 2012 Linking Online Learning Readiness to the Use of Online Learning Tools: The Case of Postgraduate Engineering Students Proceedings of the 2012 AAEE Conference Australasian Association for Engineering Education, Melbourne. Prayudi, Y 2009 Kajian Awal: E- Learning Readiness Index (ELRI) sebagai Model bagi Evaluasi E- Learning pada Sebuah Institusi Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Rosenberg, M 2006 Beyond E-Learning Pffeifer, San Fransisco. Suhartanto, H 2012 Survei 2009: Mutu Situs E-Learning Sekolah Indonesia Masih Sangat Minim Jurnal Sistem Informasi MTI-UI. 6, 1.74-76. Swatman, P.M.C., dan So, K.K.T 15 Oktober 2013 E-Learning Readiness in the Classroom: a Study of Hong Kong Primary and Secondary Teachers http://blog.uny.ac.id/nurhadi/files/2 010/08/swatman-hongkong.pdf. Watkins, R. Leigh, D. dan Triner, D 2004 Assessing Readiness for E- Learning Performance Improvement Quarterly 17, 4, 66-79 342 Siti, Enjang, dan Herbert, Kajian Implementasi E-learning