SURVEI NASIONAL Penilaian Implementasi Peringatan Kesehatan Bergambar di Indonesia tahun 2015 Kerjasama :

dokumen-dokumen yang mirip
Deni Wahyudi Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dihembuskan kembali sehingga mengeluarkan asap putih keabu-abuan. Perilaku merokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1991 TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG SUSUNAN TENTANG UNIVERSITAS/INSTITUT NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). serius pada orang-orang yang bukan perokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2013

Kebijakan Peringatan Kesehatan Bergambar Pada Bungkus Rokok

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. dari TCSC (Tobacco Control Support Center) IAKMI (Ikatan Ahli. penyakit tidak menular antara lain kebiasaan merokok.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadi dalam lingkungan kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Tobacco

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah perubahan yang terus-menerus yang merupakan kemajuan dan

2015 SIKAP TERHAD AP PICTORIAL HEALTH WARNING D AN INTENSI MEROKOK SISWA SMP D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. dan konsumsi dalam masyarakat/ khalayak. yang menjual jasa pada pengusahan rokok.

DUKUNGAN PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK TERHADAP KEBIJAKAN PENGENDALIAN TEMBAKAU DI KOTA DENPASAR DAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari abad kedua puluh satu. Menurut badan kesehatan dunia WHO ( World

Survei Opini Publik dengan Perspektif Ketersediaan Sarana yang Bebas Asap Rokok di Surabaya

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

HASIL AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (INSTITUSI) SESUAI DENGAN SK TANGGAL 23 JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI PERKEMBANGAN LAPORAN BEASISWA 2015

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

REKAPITULASI PENGISIAN DATA KINERJA PENELITIAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SAMPAI DENGAN TANGGAL 23 JULI 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB 1 PENDAHULUAN.

Pengaturan Kawasan Tanpa Rokok Menurut Peraturan Perundang-Undangann

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138/P/2014 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI UNTUK DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

PRAKTIK CERDAS PEMANFAATAN PAJAK ROKOK DIPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan masalah yang kompleks. Merokok tidak saja berhubungan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2008

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/P/2009 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN

DAMPAK MORATORIUM IKLAN, PROMOSI DAN SPONSOR ROKOK TERHADAP KEPATUHAN PERDA KTR DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB III PENGAWASAN TERHADAP PELAKU USAHA ROKOK ATAU PRODUSEN ROKOK YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PELABELAN ROKOK MENURUT PP NO.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

Sehat merupakan aspek penting bagi setiap manusia dan modal untuk keberhasilan

Universitas Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

Lembar kegiatan keluarga. Apa yang Anda ketahui tentang merokok? Indonesian. Lembar kegiatan keluarga. Yang Terhormat (orang tua / pengasuh)

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

Upaya Pengendalian Tembakau di Indonesia. Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 81 TAHUN 1999 (81/1999) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN MELALUI KONTEN LABEL PRODUK ROKOK MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO. 109 TAHUN 2012

Kawasan Tanpa Rokok sebagai Alternatif Pengendalian Dampak Rokok bagi Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

HASIL SURVEI PAPARAN ASAP ROKOK KEPADA PEROKOK PASIF

ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

Lampiran 1 Lembar Kuesioner Untuk Variabel (X) Efek Iklan. No. Responden (diisi oleh peneliti)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

SURVEI NASIONAL Penilaian Implementasi Peringatan Kesehatan Bergambar di Indonesia tahun 2015 Kerjasama : Tobacco Control Support Centre Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC IAKMI) International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union) Fakultas Kesehatan Masyarakat, Univesitas Airlangga, Surabaya Universitas dan Organisasi lokal lainnya

Perjalanan Peringatan Kesehatan Bergambar pada Bungkus Rokok di Indonesia (1) 2015 2013 RENCANA (?) LUAS PHW 80% ATAU PLAIN PACKAGING ATAU POS DITUTUP ATAU TAPS BAN 2012 PERMENKES NO. 28 TENTANG PENCANTUMAN PERINGATAN KESEHATAN DAN INFORMASI KESEHATAN PADA KEMASAN PRODUK TEMBAKAU 2009 PP NO. 109 TENTANG PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU PASAL 14, 15, 16, 17, 18: Peringatan kesehatan dalam bentuk gambar dan tulisan dengan satu makna UU NO. 36 TENTANG KESEHATAN PASAL 114 Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan. 1992: UU NO. 23 TENTANG KESEHATAN PASAL 44 PENGAMANAN BAHAN ADIKTIF

Perjalanan Peringatan Kesehatan Bergambar pada Bungkus Rokok di Indonesia (2) Sebelum 24 JUNI 2014: Peringatan Tulisan Setelah 24 JUNI 2014: Peringatan Bergambar

Peringatan Kesehatan Bergambar - Indonesia PP No. 109/2012 dan Permenkes No. 28/2013 mengamanatkan Peringatan Kesehatan Bergambar dan Tulisan sebesar 40% terdiri dari 5 (lima) jenis yang berbeda Diterapkan sejak 24 Juni 2014

Tujuan Survei 1. Menilai opini publik terhadap efektivitas pelaksanaan Peringatan Kesehatan Bergambar untuk: meyakinkan perokok agar berhenti merokok; meyakinkan anak muda untuk tidak mulai merokok; membantu mantan perokok untuk tetap berhenti merokok; membangun kesadaran publik tentang bahaya merokok. 2. Menilai kepatuhan industri rokok terhadap peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok. 3. menilai status implementasi Peringatan Kesehatan Bergambar dengan mengamati tempat penjualan rokok (point of sale). 4. menilai opini penjual atau pengecer tentang Peringatan Kesehatan Bergambar.

Metode Survei Survei dilaksanakan bulan November 2014 hingga Maret 2015 5409 orang dipilih secara acak dari 18 kota/kabupaten yang mewakili 13 provinsi di Indonesia (yang dianalisis 5355, sebanyak 54 responden tidak diikutsertakan dalam analisa karena tidak menjawab variabel status merokok) 1429 POS diamati dan 1425 pedagang diwawancarai 557 bungkus, 160 merk rokok diamati kepatuhannya Ethical clearance didapatkan dari Univ. Airlangga, Surabaya.

Proses Pengumpulan Data Pengumpulan Data (cluster random sampling) Entry Data Second Entry Data Analisa Data Penyajian Data Protokol Penelitian

Mitra Penelitian 1. Lembaga Perlindungan Anak Jawa Barat 2. No Tobacco Community Bogor 3. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 4. Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) Yogyakarta 5. Indonesian Tobacco Research Alliance, Mataram 6. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Mataram 7. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember 8. Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret 9. Bali Tobacco Control Initiative Universitas Udayana 10. FISIP Universitas Syiah Kuala 11. Center for Tobacco Control Studies (CTCS) Banda Aceh 12. Dinas Kesehatan Kota Palembang 13. FISIP Universitas Bengkulu 14. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi 15. Fakultas Hukum Universitas Andalas 16. TCSC Outpost Pontianak (Equator Tobacco Control Movement) 17. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat 18. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro 19. Tobacco Control Support Centre IAKMI 20. International Union Against Tubercolosis and Lung Disease (The Union)

HASIL: OPINI PUBLIK MENGENAI EFEKTIVITAS PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR

Apakah melihat PHW pada bungkus rokok? 94.3% responden melihat PHW pada bungkus rokok dalam 30 hari terakhir (perokok 96.9%, mantan perokok 94.6%, bukan perokok 92.5%) 83.9% responden mengatakan PHW membuat peduli terhadap bahaya merokok bagi kesehatan (perokok 70.8%, mantan perokok 87.2%, bukan perokok 92.4%) Total N = 5355, tahu PHW 5038, perokok = 1898, mantan perokok = 553, bukan perokok = 2892

Dukungan Publik terhadap Peringatan Kesehatan Bergambar (PHW) pada bungkus rokok 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 96.30% 92.60% 89.20% 77.20% 22.80% 10.80% 7.40% 3.70% Perokok Mantan Perokok Bukan Perokok Semua Ya Tidak Total N = 5355, perokok = 1901, mantan perokok = 555, bukan perokok = 2899,

Seberapa menakutkan ketika melihat PHW? TIdak Menjawab Tidak Menakutkan Menakutkan Sangat Menakutkan 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 58.8% 54.6% 42.7% 37.3% 41.6% 52.2% 33.7% 39.0% 9.8% 11.3% Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Total N = 5355,

Seberapa efektif PHW meyakinkan perokok untuk berhenti merokok? TIdak Menjawab Tidak efektif Efektif Sangat efektif 100% 90% 80% 60.5% 58.2% 46.3% 70% 60% 50% 43.0% 40% 37.4% 43.2% 30% 20% 25.1% 29.8% 10% 0% 7.3% 8.8% Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Total N = 5355,

Seberapa efektif PHW meyakinkan anak muda untuk tidak mulai merokok? TIdak Menjawab Tidak efektif Efektif Sangat efektif 100% 90% 80% 58.2% 57.3% 47.2% 70% 60% 50% 42.4% 40% 39.0% 43.0% 30% 20% 29.1% 31.1% 10% 0% 7.5% 7.8% Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Total N = 5355,

Seberapa efektif PHW meyakinkan mantan perokok untuk tetap berhenti merokok? 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% TIdak Menjawab Tidak efektif Efektif Sangat efektif 59.7% 29.0% 40.8% 8.5% 57.8% 31.9% 44.7% 9.7% 46.3% 45.2% Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Total N = 5355,

Seberapa efektif PHW menginformasikan kepada publik mengenai bahaya merokok? TIdak Menjawab Tidak efektif Efektif Sangat efektif 100% 90% 80% 58.7% 57.5% 46.3% 70% 60% 50% 46.3% 42.5% 40% 46.5% 30% 20% 31.1% 33.6% 10% 0% 9.4% 11.9% Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Total N = 5355,

Seberapa Efektif PHW Memotivasi Perokok untuk Berhenti Merokok? 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 41.1% 45.1% 46.3% 49.7% 50.8% 46.3% 43.2% 36.4% Perokok Mantan Perokok Bukan Perokok Semua Tidak Menjawab Tidak Efektif Efektif Sangat Efektif Total N = 5355, perokok = 1901, mantan perokok = 555, bukan perokok = 2899,

Seberapa Efektif PHW Meyakinkan Mantan Perokok untuk Tetap Berhenti? 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 38.6% 49.8% 45.5% 46.3% 54.6% 48.4% 45.2% 37.7% Perokok Mantan Perokok Bukan Perokok Semua Tidak Menjawab Tidak Efektif Efektif Sangat Efektif Total N = 5355, perokok = 1901, mantan perokok = 555, bukan perokok = 2899,

Seberapa Efektif PHW Meyakinkan Anak Muda untuk Tidak Mulai Merokok 100% 90% 80% 70% 60% 43.7% 48.3% 50.1% 47.2% Tidak Menjawab Tidak Efektif Efektif Sangat Efektif 50% 40% 30% 50.1% 41.5% 36.0% 43.0% 20% 10% 0% 12-17 (Youth) 18-35 (Young adult) >35 (Adult) Semua Total N = 5355, muda = 1580, dewasa muda = 2823, dewasa = 925

PHW pada bungkus rokok membuat berpikir untuk berhenti merokok Tidak Menjawab, 0.8% Tidak, 51.6% Ya, 47.7% Total N = 5355, perokok = 1901

Apakah Mendukung Peningkatan Ukuran PHW Menjadi 75%? 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 60.2% 27.9% Perokok 11.8% 85.2% Mantan Perokok 90.0% Bukan Perokok 78.8% 13.4% 8.8% 6.0% 4.6% 5.4% 7.8% Semua Ya Tidak Tidak Tahu Total N = 5355, perokok = 1893, mantan perokok = 554, bukan perokok = 2843, tidak menjawab = 65

HASIL: KEPATUHAN INDUSTRI ROKOK TERHADAP PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR PADA BUNGKUS ROKOK

Kepatuhan Industri Rokok Terhadap Peringatan Kesehatan Bergambar 100% 80% 60% 11.0% 89.0% 5.9% 5.6% 5.9% 94.1% 94.4% 94.1% 12.9% 75.4% 87.1% 0.2% 5.6% 99.8% 94.4% 90.8% Tidak Patuh Patuh 40% 20% 24.6% 0% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterangan: 1 = Kepatuhan Peringatan Kesehatan Bergambar Tercetak pada Bagian Atas Permukaan Kemasan, Depan dan Belakang 40% permukaan kemasan 2 = Kepatuhan Tercetak Kata Peringatan Berwarna Putih pada Latar Belakang Hitam 3 = Kepatuhan Tercetak Gambar Berwarna dalam Kombinasi Empat Warna 4 = Kepatuhan Tercetak Makna Gambar dengan Tulisan Berwarna Putih Latar Hitam 5 = Kepatuhan Tercetak Sedemikian Rupa Tidak Akan Rusak, Terkelupas atau Pudar 6 = Kepatuhan Tercetak Peringatan dalam Bentuk Gambar Maupun Teks Terlihat Jelas Depan dan Belakang 7 = Kepatuhan Tercetak Informasi Kadar Nikotin dan Tar pada Satu Sisi Kemasan 8 = Kepatuhan Tercetak Tulisan Dilarang Menjual/Memberi pada Anak Di Bawah Usia 18 Tahun dan Perempuan Hamil 9 = Kepatuhan Tercetak Tulisan Tidak Ada Batas Aman dan Mengandung Lebih dari 4000 Zar Kimia Berbahaya dan Lebih dari 43 Zat Penyebab Kanker 9.2%

Peringatan dalam Bentuk Gambar Maupun Teks Terlihat Jelas di Belakang Kemasan Ketidakpatuhan Peringatan Kesehatan Bergambar

HASIL: IMPLEMENTASI PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR PADA TEMPAT PENJUALAN ROKOK (POINT OF SALE)

Pengamatan di titik penjualan (N=1429) Dari 1429 titik penjualan (POS); 72.1% (1030) teramati seluruh kemasan ada PHW 21.1% (301) teramati >90% kemasan ada PHW 3.4% (49) teramati >50% kemasan ada PHW 0.6% (8) teramati semua kemasan tanpa PHW

Observation at the point of sale (n=1429) 72,1% (1030) were observed all packs with PHW

Observation at the point of sale (n=1429) 21,1% (301) were observed >90% packs with PHW

Observation at the point of sale (n=1429) 3,4 % (49) were observed >50% packs with PHW

HASIL: OPINI PENJUAL ATAU PENGECER TENTANG PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR

OPINI PENJUAL MENGENAI PHW (N= 1425) Pertanyaan/Pernyataan Ya (%) Tidak Tidak Menjawab Apakah Anda mendukung Peraturan Peringatan Kesehatan Bergambar yang Bertujuan untuk Edukasi Bahaya Rokok? 1205 (84.6) 220 (15.4) 0 (0) Apakah ada penurunan penjualan rokok karena peringatan kesehatan bergambar? 315 (22.1) 1109 (77.8) 1 (0.1) Apakah perokok lebih memilih membeli rokok tanpa PHW? 807 (56.6) 613 (43.0) 5 (0.4) Apakah perokok lebih memilih membeli eceran? 507 (35.6) 913 (64.1) 5 (0.4) Apakah Anda masih menjual rokok tanpa PHW? 306 (21.5) 1110 (77.9) 9 (0.6) Apakah Anda masih menerima kemasan rokok tanpa PHW dari distributor atau perusahaan? 142 (10.0) 1272 (89.3) 11 (0.8)

Kesimpulan Survei Penentuan jenis Peringatan Kesehatan Bergambar menjadi faktor yang penting untuk efektivitas pesan yang ingin disampaikan. Peringatan Kesehatan Bergambar No. 1, 3 dan 5 efektif untuk: memotivasi perokok agar berhenti merokok; meyakinkan anak muda untuk tidak mulai merokok; membantu mantan perokok untuk tetap berhenti merokok; membangun kesadaran publik tentang bahaya merokok. 72,1% tempat penjualan telah menjual 100% kemasan rokok dengan peringatan kesehatan bergambar. Opini penjual 84,6% penjual mendukung Peraturan Peringatan Kesehatan Bergambar yang Bertujuan untuk Edukasi Bahaya Rokok Masih 10% penjual yang menerima bungkus rokok tanpa peringatan kesehatan bergambar dari distributor atau perusahaan Industri rokok belum patuh terhadap peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok. 78,8 % mendukung peningkatan ukuran peringatan kesehatan bergambar menjadi 75%.

REKOMENDASI Tingkatkan penegakan hukum terhadap pelanggaran penerapan Peringatan Kesehatan Bergambar pada bungkus rokok, seperti: Tidak ada lagi bungkus rokok tanpa Peringatan Kesehatan Bergambar dan Informasi Kesehatan Tidak ada pita cukai yang menutupi Peringatan Kesehatan Bergambar Tidak ada lagi rokok dijual secara eceran Tidak digunakan Peringatan Kesehatan Bergambar No. 2 (orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak) dan No. 4 (orang merokok dengan anak di dekatnya). Ukuran peringatan kesehatan bergambar diperbesar supaya lebih efektif. Melakukan survei satu tahun setelah implementasi Peringatan Kesehatan Bergambar