FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS TREND DAN ESTIMASI HARGA BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANYUMAS PERIODE JANUARI 2008 DESEMBER 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

ANALISIS KERAGAAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI RAWIT DI KOTA GORONTALO JURNAL ILMIAH MEIKO SAIDI

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH

FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH LAHAN SEMPIT DIBANDINGKAN DENGAN LAHAN LUAS

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA ABSTRACT

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Medang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara)

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI HARGA CABAI MERAH BERDASARKAN PENILAIAN PETANI DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

Dusuki, Laily Fitriana, SP, Edi Saputra, SP 1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang cenderung terus meningkat tampaknya akan menghadapi kendala yang cukup berat.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN PROSPEK USAHATANI KOPI RAKYAT DI DESA SUMBERBULUS KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA TEH HITAM PTPN IV

Agriekonomika, ISSN ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI PENJUALAN SERTA PENAWARAN CPO DI PT AGRICINAL ANALYZING OF PRODUCTION SALES AND SUPPLY GROWTH OF CPO IN PT AGRICINAL

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

STEVIA ISSN No Vol. II No. 01-Januari 2012

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAMBAK UDANG SISTEM EKSTENSIF DAN SISTEM INTENSIF

VII ANALISIS PENAWARAN APEL

IV METODE PENELITIAN

DAMPAK PRILAKU HARGA TERHADAP KETERSEDIAAN KEDELAI DI SAMARINDA

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

ANALISIS USAHATANI BLEWAH DI DESA DEMUNG KECAMATAN BESUKI ( Study Kasus Di Desa Demung Kec. Besuki Kab. Situbondo )

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

ANGKA RAMALAN III (ARAM III) 2010 VS ANGKA TETAP (ATAP) 2009 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah (Capsicum annum) di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

rice in the North. GKP affect transmission rates by Government Purchase Price (HPP). Keywords: Availability of Food, Government Purchasing Price

VI ANALISIS RISIKO HARGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BOKS LAPORAN SURVEI LAPANGAN PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN HARGA KOMODITAS CABAI DI KABUPATEN MAGELANG DAN WONOSOBO

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA

Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, hal ini tidak terlepas dari keberadaan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL GABAH PETANI DI SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan)

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI CABAI MERAH BESAR DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

ANALISIS PENAWARAN JAGUNG UNTUK PAKAN AYAM RAS DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Mukhlis 1) ABSTRACTS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Studi Kasus : PT. Maluo Jaya)

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI CMU(CITRA MANDIRI UTAMA)

Regresi Linier Berganda

Kata Kunci: Nilai Ekspor, GDP Amerika Serikat, Kurs Nominal, Surpus Konsumen, Surplus Produsen

PENGARUH HARGA KOMODITAS PANGAN TERHADAP INFLASI DI KOTA MALANG TAHUN Dicky Zunifar Rizaldy BRI Life

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA RAMBAH HILIR TENGAH KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU ABSTRACT

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA Apriyani Barus *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Pendapatan Usahatani Jagung (Studi Kasus : Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat) ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : return on asset, earning per share, ukuran perusahaan, financial leverage, initial return. viii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

Transkripsi:

FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO (Studi Kasus di Desa Arjasa, Kec. Arjasa, Kab. Situbondo) Oleh : Yoki Hendra Sugiarto*), Yohanes Nangameka**) *). Alumni Fakultas Pertanian Universitas Abdurachman Saleh Situbondo **). Dosen Fakultas Pertanian Universitas Abdurachman Saleh Situbondo ABSTRACT The purpose of research is describing the development trend of chili price in Situbondo and identifying factors that affect the price fluctuation of chili in Situbondo. Method of determining the research area is purposive method that is the research area is determined intentionally by consideration of the scale of chili production rate, sampling method was also conducted with purposive method with considering that the sample is the Situbondo farmers who commercialize red chili plant in 2012 or in the previous years, and the number of sample is 40 farmers. The data collected consist of primary data and secondary data obtained through interview and data from the relevant institution. Data analysis method that is used is multiple linear regression analysis method with dummy equation model to see how the development trend of the chili price in the research area, as well as using multiple linear regression factor analysis to identify factors that affect the price fluctuation of red chili in the research area. The research result shows the development of the chili price in Situbondo is fluctuative and tends to constant. The positive factors that influence price fluctuation of red chilies in Situbondo are seed price, chemical fertilizer price, pesticide price, mulch price, polybag price, weather/climate, celebration of religious feast days, and marketing cost. Key Word : the price fluctuation of chili. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan kecenderungan perkembangan harga cabai di Kabupaten Situbondo dan untuk mengenali faktorfaktor yang mempengaruhi naik turunnya harga cabai di Kabupaten Situbondo.

Metode penentuan daerah penelitian yang digunakan adalah purposive method, yaitu daerah penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan skala tingkat produksi cabai, metode pengambilan sampel juga dilakukan dengan purposive method dengan pertimbangan bahwa sampel adalah petani yang mengusahakan tanaman cabai merah di Kabupaten Situbondo pada tahun 2012 atau pada tahun sebelumnya, dan jumlah sampel ditentukan sebanyak 40 orang petani. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder yang di peroleh melalui wawancara dan data dari instansi terkait. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda dengan model persamaan dummy untuk melihat bagaimana kecenderungan perkembangan dari harga cabai di daerah penelitian, serta menggunakan analisis faktor regresi linear berganda untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi naik turunnya harga cabai merah di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan harga cabai di Kabupaten Situbondo fluktuatif dan cenderung tetap serta faktor faktor positif yang mempengaruhi naik turunnya harga cabai merah di Kabupaten Situbondo yaitu harga bibit, harga pupuk kimia, harga pestisida, harga mulsa, harga polybag, kondisi cuaca/ iklim, perayaan hari hari besar keagamaan, dan biaya pemasaran. Kata Kunci : Naik turunnya Harga Cabai. I. LATAR BELAKANG Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk tanpa memperhatikan tingkat sosial. Komoditas ini berprospek cerah, mempunyai kemampuan menaikkan taraf pendapatan petani, nilai ekonomisnya tinggi, merupakan bahan baku industri, dibutuhkan setiap saat sebagai bumbu masak, berpeluang ekspor, dapat membuka kesempatan kerja, dan merupakan sumber vitamin C (Santika, 1999). Sekalipun ada kecenderungan peningkatan kebutuhan, tetapi permintaan terhadap cabai merah untuk kebutuhan seharihari dapat bernaik turunnya, yang disebabkan karena naik turunnya harga cabai yang terjadi di pasar eceran. Naik turunnya harga yang terjadi di pasar eceran, selain disebabkan oleh faktorfaktor yang mempengaruhi sisi permintaan juga disebabkan oleh faktorfaktor yang mempengaruhi sisi penawaran.

Kenaikan harga cabai sangat tergantung pada musim panen dan musim tanam serta pengaruh iklim dan cuaca. Disamping itu, kenaikan harga juga berkaitan dengan kegiatan pemasaran. Bila dibandingkan dengan harga di daerah konsumen, harga cabai di daerah produsen lebih rendah. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor angkutan, rendahnya daya tahan cabai, dan daya beli masyarakat yang rendah (Santika, 1999). Walaupun demikian, pada saatsaat tertentu harga cabai dapat melonjak naik sehingga memberikan nilai tambah bagi petani. Lonjakan harga cabai ini antara lain disebabkan oleh gangguan musim dan hari raya tertentu. Kenaikan harga tersebut dapat berlipat ganda kalau saat gangguan musim terjadi bersamaan atau berdekatan dengan perayaan hari raya (Setiadi, 2004). Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Situbondo, harga cabai merah di Situbondo cenderung stabil. Hanya pada saatsaat tertentu saja harganya naik, misalnya pada perayaan harihari besar keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Natal, dan Perayaan Tahun Baru. Tetapi pada akhir tahun 2010 sampai awal tahun 2011, tingginya harga cabai merah bertahan dalam waktu yang cukup lama, hingga mencapai level harga yang tertinggi yaitu Rp 50.000/Kg. Oleh karena terjadinya naik turunnya harga cabai yang sangat ekstrim inilah, maka peneliti merasa perlu untuk mengetahui bagaimana kecenderungan perubahan harga yang terjadi di Kabupaten Situbondo serta mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi naik turunnya harga cabai berdasarkan pendapat dan pengalaman petani di daerah tersebut sehingga dapat diketahui faktor apa yang menyebabkan terjadinya naik turunnya harga cabai.

II. PERMASALAHAN Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana kecenderungan perkembangan harga cabai di Kabupaten Situbondo? III. PEMBAHASAN Kecenderungan Perkembangan Harga Cabai di Kabupaten Situbondo 2. Faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi naik turunnya harga cabai di Kabupaten Situbondo? Perkembangan Harga Bulanan Perkembangan harga cabai di daerah penelitian yaitu Kabupaten Situbondo dalam kurun waktu dua tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel Perkembangan Harga Cabai Per Bulan di Kabupaten Situbondo Bulan Harga Cabai Merah Per Kg (Rp) 1 10.500 2 11.000 3 9.000 4 10.500 5 11.000 6 12.500 7 12.000 8 12.000 9 13.500 10 11.000 11 14.500 12 15.000 13 12.000 14 8.350 15 15.350 16 14.500

Januari Maret Mei Juli September Nopember Januari Maret Mei Juli September Nopember 17 11.500 18 15.500 19 13.500 20 12.500 21 12.500 22 10.000 23 10.000 24 14.500 Sumber : Disperindag Kabupaten Situbondo, 2012 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa harga cabai merah yang tertinggi berada pada bulan Juni tahun 2012 yaitu sebesar Rp 15.500/Kg dan harga cabai merah terendah terjadi pada bulan Pebruari tahun 2012 yaitu sebesar Rp 8.350/Kg. Ratarata harga cabai merah selama tahun 2011 2012 adalah Rp 12.570,83. Untuk melihat lebih jelas perubahan harga cabai yang terjadi setiap bulan pada tahun 20112012 dapat dilihat dalam diagram dibawah ini : 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 Perkembangan Harga Cabai Per Bulan Tahun 20112012 Perkembangan Harga Cabai Per Bulan Tahun 20112012 Gambar Diagram Perkembangan Harga Cabai per Bulan Tahun 20112012.

Dari data harga cabai merah bulanan di Kabupaten Situbondo diatas, terlihat bahwa harga cabai merah bernaik turunnya setiap bulannya. Kabupaten Situbondo sepanjang tahun 2011 2012 secara umum berada pada kelompok bulan basah (curah hujan > 200 mm) dan bulan lembab (curah hujan 100 200 mm). Pada bulan Mei Oktober Kabupaten Situbondo berada pada kelompok bulan kering (curah hujan < 100 mm). Hal ini berarti curah hujan di wilayah ini cukup untuk mengusahakan tanaman hortikultura seperti cabai merah. Mahalnya harga cabai pada akhir tahun 2011 sampai awal tahun 2012 lalu disebabkan karena pada waktu dua bulan sebelumnya, yaitu pada bulan Nopember Desember 2011, curah hujan di Kabupaten Situbondo cukup tinggi, antara 90,70 205,10 mm per bulannya. Hal ini menyebabkan banyak tanaman cabai yang baru disemai busuk karena kondisi tanah yang terlalu lembab atau bahkan tergenang oleh air. Serangan hama dan penyakit juga meningkat pada kondisi cuaca yang terlalu lembab, sehingga tanaman tidak dapat berproduksi dengan maksimal. Kondisi cuaca yang seperti ini menyebabkan langkanya cabai merah di pasaran dan pada akhirnya akan menyebabkan naiknya harga cabai merah di Kabupaten Situbondo. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program komputer, hasil output dapat diringkas sebagai berikut : Tabel Hasil Regresi Linier Berganda Hipotesis 1 Variabel Koefisien Standart Nilai tstatistik Regresi Error Probabilitas Konstanta 1250 Januari 2011 (D 1 ) 200 Pebruari 2011 (D 2 ) 150

Maret 2011 (D 3 ) April 2011 (D 4 ) Mei 2011 (D 5 ) Juni 2011 (D 6 ) Juli 2011 (D 7 ) Agustus 2011 (D 8 ) September 2011 (D 9 ) Oktober 2011 (D 10 ) Nopember 2011 (D 11 ) Desember 2011 (D 12 ) Januari 2012 (D 13 ) Pebruari 2012 (D 14 ) Maret 2012 (D 15 ) April 2012 (D 16 ) Mei 2012 (D 17 ) Juni 2012 (D 18 ) Juli 2012 (D 19 ) Agustus 2012 (D 20 ) September 2012 (D 21 ) Oktober 2012 (D 22 ) Nopember 2012 (D 23 ) Desember 2012 (D 24 ) 350 200 150 50 50 R 2 1.000 Adjusted R 2 F statistik N 24 Sumber: Lampiran 5 100 150 200 250 50 415 285 200 100 300 100 1.353,000 1.353,000 250 250 200 200

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan program statistik komputer SPSS 16.0 for windows dengan tingkat signifikan 0,05 diperoleh hasil persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 12.500 2.000 D 1.500 D 1 2 3.500 D 2.000 D 1.500 D 3 4 5 500 D 500 D + 1.000 D 6 7 8 1.500 D + 2.000 D + 2.500 9 10 D 500 D 4.150 D + 11 12 13 2.850 D + 2.000 D 1.000 14 15 D + 3.000 D + 1.000 D + 16 17 18 1.353D + 1.353 D 2.500 19 20 D 2.500 D + 2.000 D 21 22 23 2.000 D 24 Interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut: a) Antara bulan Januari 2011 Juli 2011 terdapat kecenderungan penurunan harga cabai merah. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya tanda negatif () di depan koefisien regresi (D 1 D 7 ) b) Sedangkan antara bulan Agustus 2011 Desember 2012 terdapat kecenderungan harga cabai merah yang mengalami naik turunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya tanda negatif () dan positif (+) di depan koefisien regresi (D 8 D 24 ). Dari hasil analisis regresi linear berganda uji dummy di atas disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa perkembangan harga cabai merah di Kabupaten Situbondo fluktuatif dapat diterima, namun kecenderungannya tidak dapat diterima. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Naik Turunnya Harga Cabai Merah di Kabupaten Situbondo Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program komputer, hasil output dapat diringkas sebagai berikut :

Tabel 12. Hasil Regresi Linier Berganda Hipotesis 2 Variabel Koefisien Regresi Standart Error t statistik Nilai Probabilitas Konstanta 2,414 1,556 1,552 0,131 Harga Bibit (X 1 ) 0,013 0,102 0,129 0,899 Harga Pupuk Kimia (X 2 ) 0,012 0,099 0,125 0,902 Harga Pestisida (X 3 ) Harga Mulsa (X 4 ) Harga Polybag (X 5 ) Kondisi Cuaca/ Iklim (X 6 ) 0,036 0,127 0,285 0,778 0,068 0,194 0,348 0,730 0,211 0,148 1,420 0,165 0,190 0,199 0,955 0,347 Perayaaan Hari Besar Keagamaan (X 7 ) 0,009 0,107 0,088 0,931 Biaya Pemasaran (X 8 ) 0,379 0,146 2,606 0,014 R 2 0,249 Adjusted R 2 0.055 F statistik 1,282 N 40 Sumber: Lampiran 6 Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan program statistik komputer SPSS 16.0 for windows dengan tingkat signifikan 0,05 diperoleh hasil persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 2,414 + 0,013 X 1 + 0,012 X 2 + 0,036 X 3 + 0,068 X 4 + 0,211 X 5 + 0,190 X 6 + 0,009 X 7 0,379 X 8

Interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut: a) a = 2,414 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel harga bibit, harga pupuk kimia, harga pestisida, harga mulsa, harga polybag, impor cabai, kondisi cuaca/iklim, perayaan harihari besar keagamaan, dan biaya pemasaran (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, dan X8 = 0), maka naik turunnya harga cabai merah sebesar 2,414. Dalam arti kata naik turunnya harga cabai merah menurun sebesar 2,414 sebelum atau tanpa adanya variabel harga bibit, harga pupuk kimia, harga pestisida, harga mulsa, harga polybag, impor cabai, kondisi cuaca/iklim, perayaan harihari besar keagamaan, dan biaya pemasaran (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, dan X8 = 0). b) b = 0,013, yang berarti 1 bahwa harga bibit (X ) 1 mempunyai pengaruh positif terhadap naik turunnya harga cabai merah (Y) sebesar 0,013 dan menganggap variabel X2, X3, X4, X5, X6, X7, sampai X8 tetap (konstan). Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa setiap peningkatan harga bibit sebesar satu satuan atau 1% maka naik turunnya harga cabai merah akan mengalami peningkatan sebesar 0,013 satuan atau 1,3 %. c) b = 0,012, yang berarti 2 bahwa harga pupuk kimia (X ) mempunyai pengaruh 2 positif terhadap naik turunnya harga cabai merah (Y) sebesar 0,012 dan menganggap variabel X1, X3, X4, X5, X6, X7, sampai X8 tetap (konstan). Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa setiap

peningkatan harga pupuk kimia sebesar satu satuan atau 1% maka naik turunnya harga cabai merah akan mengalami peningkatan sebesar 0,012 satuan atau 1,2 %. d) b = 0,036, yang berarti 3 bahwa harga pestisida (X ) 3 mempunyai pengaruh positif terhadap naik turunnya harga cabai merah (Y) sebesar 0,036 dan menganggap variabel X1, X2, X4, X5, X6, X7, sampai X8 tetap (konstan). Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa setiap peningkatan harga pestisida sebesar satu satuan atau 1% maka naik turunnya harga cabai merah akan mengalami peningkatan sebesar 0,036 satuan atau 3,6 %. e) b = 0,068, yang berarti 4 bahwa harga mulsa (X ) 4 mempunyai pengaruh positif terhadap naik turunnya harga cabai merah (Y) sebesar 0,068 dan menganggap variabel X1, X2, X3, X5, X6, X7, sampai X8 tetap (konstan). Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa setiap peningkatan harga mulsa sebesar satu satuan atau 1% maka naik turunnya harga cabai merah akan mengalami peningkatan sebesar 0,068 satuan atau 6,8 %. f) b = 0,211, yang berarti 5 bahwa harga polybag (X ) 5 mempunyai pengaruh positif terhadap naik turunnya harga cabai merah (Y) sebesar 0,211 dan menganggap variabel X1, X2, X3, X4, X6, X7, sampai X8 tetap (konstan). Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa setiap peningkatan harga polybag sebesar satu satuan atau 1% maka naik turunnya harga cabai merah akan

mengalami peningkatan sebesar 0,211 satuan atau 21,1 %. g) b = 0,190, yang berarti 6 bahwa kondisi cuaca/ iklim (X ) mempunyai 6 pengaruh positif terhadap naik turunnya harga cabai merah (Y) sebesar 0,190 dan menganggap variabel X1, X2, X3, X4, X5, X7, sampai X8 tetap (konstan). Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa setiap perubahan kondisi cuaca/ iklim sebesar satu satuan atau 1% maka naik turunnya harga cabai merah akan mengalami peningkatan sebesar 0,190 satuan atau 19 %. h) b = 0,009, yang berarti 7 bahwa perayaan hari hari besar keagamaan (X ) 7 mempunyai pengaruh positif terhadap naik turunnya harga cabai merah (Y) sebesar 0,009 i) dan menganggap variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, sampai X8 tetap (konstan). Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa setiap perubahan perayaan hari hari besar keagamaan sebesar satu satuan atau 1% maka naik turunnya harga cabai merah akan mengalami peningkatan sebesar 0,009 satuan atau 0,9 %. b = 0,379, yang berarti 8 bahwa biaya pemasaran (X ) mempunyai pengaruh 8 negatif terhadap naik turunnya harga cabai merah (Y) sebesar 0,379 dan menganggap variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, sampai X7 tetap (konstan). Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa setiap perubahan biaya pemasaran sebesar satu satuan atau 1% maka naik turunnya harga cabai merah akan mengalami

penurunan sebesar 0,379 satuan atau 37,9 %. seperti pada tabel, diperoleh nilai F hitung sebesar 1,282 dengan nilai probabilitas 0,288 > 0,05 berarti menunjukkan H 0 diterima artinya secara bersama sama seluruh variabel bebas (harga bibit, harga pupuk kimia, harga pestisida, harga mulsa, harga polybag, impor cabai, kondisi cuaca/ iklim, perayaan harihari besar keagamaan, dan biaya pemasaran) tidak berpengaruh terhadap naik turunnya harga cabai merah pada tingkat keyakinan 95 %. seperti pada tabel, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,129 dengan nilai probabilitas 0,899 > 0,05 berarti menunjukkan H 0 diterima artinya secara individual variabel bebas (harga bibit) tidak berpengaruh terhadap naik turunnya harga cabai merah pada tingkat keyakinan 95 %. seperti pada tabel, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,125 dengan nilai probabilitas 0,902 > 0,05 berarti menunjukkan H 0 diterima artinya secara individual variabel bebas (harga pupuk kimia) tidak berpengaruh terhadap naik turunnya harga cabai merah pada tingkat keyakinan 95 %. seperti pada tabel, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,285 dengan nilai probabilitas 0,778 > 0,05 berarti menunjukkan H 0 diterima artinya secara individual variabel bebas (harga pestisida) tidak berpengaruh terhadap naik turunnya harga cabai merah pada tingkat keyakinan 95 %. seperti pada tabel, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,348 dengan nilai probabilitas 0,730 > 0,05 berarti menunjukkan H 0 diterima artinya secara individual variabel bebas (harga mulsa) tidak berpengaruh terhadap naik turunnya harga cabai merah pada tingkat keyakinan 95 %.

seperti pada tabel, diperoleh nilai t hitung sebesar 1,420 dengan nilai probabilitas 0,165 > 0,05 berarti menunjukkan H 0 diterima artinya secara individual variabel bebas (harga polybag) tidak berpengaruh terhadap naik turunnya harga cabai merah pada tingkat keyakinan 95 %. seperti pada tabel, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,955 dengan nilai probabilitas 0,347 > 0,05 berarti menunjukkan H 0 diterima artinya secara individual variabel bebas (kondisi cuaca/ iklim) tidak berpengaruh terhadap naik turunnya harga cabai merah pada tingkat keyakinan 95 %. seperti pada tabel, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,088 dengan nilai probabilitas 0,931 > 0,05 berarti menunjukkan H 0 diterima artinya secara individual variabel bebas (perayaan hari besar keagamaan) tidak berpengaruh terhadap naik turunnya harga cabai merah pada tingkat keyakinan 95 %. seperti pada tabel, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,606 dengan nilai probabilitas 0,014 < 0,05 berarti menunjukkan H 0 ditolak artinya secara individual variabel bebas (biaya pemasaran) berpengaruh terhadap naik turunnya harga cabai merah pada tingkat keyakinan 95 %. R 2 = 0,055 menunjukkan bahwa variabel variabel bebas (harga bibit, harga pupuk kimia, harga pestisida, harga mulsa, harga polybag, impor cabai, kondisi cuaca/ iklim, perayaan harihari besar keagamaan, dan biaya pemasaran) peranannya dalam mempengaruhi naik turunnya harga cabai merah sangat kecil sebesar 5,5 %. 94,5 % dipengaruhi oleh faktor faktor lain. Hal tersebut menguatkan bahwa seluruh variabel bebas (harga bibit, harga pupuk kimia, harga pestisida, harga mulsa, harga polybag, impor cabai, kondisi cuaca/ iklim, perayaan harihari besar keagamaan, dan biaya pemasaran) pengaruhnya tidak nyata. Dari keseluruhan hasil analisa data yang diperoleh, menunjukkan

bahwa seluruh variabel bebas (harga bibit, harga pupuk kimia, harga pestisida, harga mulsa, harga polybag, impor cabai, kondisi cuaca/ iklim, perayaan harihari besar keagamaan, dan biaya pemasaran) yang diuji terbukti tidak signifikan. Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat faktor faktor lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap naik turunnya harga cabai merah dibandingkan dengan 8 variabel yang telah diuji, misalnya faktor permintaan konsumen, penawaran produsen, ketersediaan cabai merah, pendistribusian cabai merah, dan lain sebagainya. IV. KESIMPULAN 1. Perkembangan harga cabai di Kabupaten Situbondo fluktuatif dan cenderung tetap. 2. Faktor faktor positif yang mempengaruhi naik turunnya harga cabai merah di Kabupaten V. SARAN Dengan diketahuinya faktorfaktor yang mempengaruhi naik turunnya harga cabai merah di Kabupaten Situbondo ini, diharapkan kepada para petani agar dalam menanam cabai merah sebaiknya memperhatikan hal hal sebagai berikut : 1. Waktu penanaman, misalnya menanam cabai merah pada saat Situbondo yaitu harga bibit, harga pupuk kimia, harga pestisida, harga mulsa, harga polybag, kondisi cuaca/ iklim, perayaan hari hari besar keagamaan, dan biaya pemasaran. 3 (tiga) bulan sebelum musim penghujan tiba dan pada saat 3 (tiga) bulan sebelum perayaan hari hari besar keagamaan. 2. Perlu adanya asosiasi petani cabai merah karena dapat mempermudah petani dalam mengelola usahanya mulai dari hulu sampai hilir. 3. Penyediaan sarana produksi yang tepat, tepat jenis sesuai

kebutuhan, tepat jumlah sesuai dengan dosis aplikasi, tepat mutu, tepat harga sesuai bagi optimasi biaya produksi serta tepat cara aplikasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Santika, A. 1999. Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. 2. Setiadi. 2004. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Santika, A. 1999. Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. Setiadi. 2004. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.