Efisiensi Energi Bahan Bakar Sekam dan Kayu pada Proses Sterilisasi Media Tumbuh Jamur Tiram Putih

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFISIENSI ENERGI BAHAN BAKAR SEKAM DAN KAYU SENGON PADA PROSES STERILISASI MEDIA TUMBUH JAMUR TIRAM PUTIH TOUWIL UMRIH

Kajian Efesiensi Energi Tungku Sekam Berdasarkan Jumlah, Bentuk, dan Ukuran Sirip yang Dipasang

ANALISIS EFISIENSI ENERGI TERMAL TUNGKU MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BAGLOG JAMUR TIRAM DAN SEKAM PADI KHARIS MAWAN SUHAELI

KHAFIT PRATAMA HENDRATNO

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

Departemen Fisika FMIPA Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor,

KAJIAN EFISIENSI ENERGI PADA PROSES STERILISASI MEDIA TUMBUH JAMUR TIRAM PUTIH BERBAHAN BAKAR KAYU SENGON ELLA RAHMADANI

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

Optimasi Tungku Sekam Skala Industri Kecil Dengan Sistem Boiler

Tungku Sekam Padi IPB dalam Upaya Penyediaan Energi bagi Masyarakat Pedesaan Indonesia

KAJIAN EFISIENSI ENERGI TUNGKU SEKAM BERDASARKAN JUMLAH, BENTUK, DAN UKURAN SIRIP YANG DIPASANG HARTIP SIMORANGKIR

OPTIMASI SEBARAN PANAS PADA RUANG STERILISASI JAMUR TIRAM PUTIH MENGGUNAKAN SATU PIPA KONVEKSI ROFIQUL UMAM

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15

PERHITUNGAN KOMPARASI ENERGI BAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN MINYAK TANAH. Purwo Subekti

DISTRIBUSI TEMPERATUR DI DALAM DRUM UNTUK STERILISASI JAMUR TIRAM REY FARIZ IRWANSYAH

KAJIAN LAMANYA PROSES STERILISASI MEDIA JAMUR TIRAM PUTIH TERHADAP MUTU BIBIT YANG DIHASILKAN DESNA

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

Berdasarkan data nilai HU telur itik tegal pada Tabel 5 diperoleh perhitungan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

KARAKTERISASI JAMUR TIRAM PUTIH DENGAN MEDIA JAGUNG BULAT MENGGUNAKAN FOURIER TRANSFORM INFRARED

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun yang menjadi tempat pada penelitian adalah Laboratorium Teknik

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

OPTIMASI EFISIENSI TUNGKU SEKAM DENGAN VARIASI LUBANG UTAMA PADA BADAN KOMPOR RIFKI MAULANA

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN SMALL BATCH HUSK GASIFIER DENGAN MENGGUNAKAN VARIABLE SPEED BLOWER. Yolli Fernanda

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

OPTIMASI EFISIENSI TUNGKU SEKAM DENGAN VARIASI LUBANG UTAMA PADA BADAN KOMPOR RIFKI MAULANA

Kajian Sterilisasi Media Tumbuh Jamur Tiram Putih(Pleurotus Ostreatus (L) Fries) Menggunakan Steamer Baglog

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

OPTIMASI TUNGKU BERBAHAN BAKAR SEKAM DAN TEMPURUNG KELAPA DAN ANALISIS TERMAL HADI ARDIANTO

RANCANG BANGUN DAN UJI TEKNIK KOMPOR BERBAHAN BAKAR LIMBAH BIOMASA PERTANIAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, mugiono, arlianti,tyas. Asmi, Chotimatul Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

OPTIMASI DIAMETER TUNGKU BERBAHAN SEKAM PADI DAN CANGKANG KELAPA SAWIT SERTA ANALISIS EFISIENSI DAN SEBARAN KALORNYA MULYANA

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

KOMPOR UDARA TEKAN YANG MENGGUNAKAN BATOK KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF COMPRESSED AIR STOVE USING COCONUT SHELL FOR ALTERNATIVE FUELS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

KAJIAN DAN TERAPAN KONSEP FISIKA DALAM DESAIN TUNGKU SEKAM STUDIES AND APPLIED PHYSICS CONCEPTS IN THE HUSK STOVE DESIGN

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus sp.)

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

TUGAS AKHIR SB091358

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Areal Panen, Produktivitas Rata-Rata, dan Produksi Padi Indonesia Tahun Areal Panen (Ha)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

Pengumpulan daun apu-apu

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

ANALISIS STATISTIK EFISIENSI ENERGI PENGGUNAAN TUNGKU SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF RUMAH TANGGA

Lampiran 1. Layout Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

Uji Beda Kadar Alkohol Pada Tape Beras, Ketan Hitam Dan Singkong

PERBANDINGAN EFISIENSI TUNGKU SEKAM SKALA INDUSTRI KECIL SISTEM BOILER DAN NON BOILER FAZMI NAWAFI

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Agustus 2012 Vol. 17 (2): 5 9 ISSN 053 4217 Efisiensi Energi Bahan Bakar Sekam dan Kayu pada Proses Sterilisasi Media Tumbuh Jamur Tiram Putih (Efficiency Energy in Rice Husk Fuel and Wood for Pleurotus otreatus Medium Sterilization) Abdul Djamil Husin 1, Irzaman 1*, Jajang Juansah 1, Touwil Umrih 1, Khafit Pratama Hendratno 1, Ella Rahmadani 1, Sumarjono Effendy 2 ABSTRAK Telah diteliti sterilisasi media tumbuh jamur tiram menggunakan bahan bakar sekam padi dan kayu dengan ragam waktu,, dan jam. Efisiensi energi pada proses sterilisasi media jamur tiram pada waktu pengukusan jam menggunakan bahan bakar sekam mencapai 14,2%, sedangkan efisiensi energi pada proses sterilisasi media jamur tiram menggunakan bahan bakar kayu mencapai 17,35%. Ini menunjukkan bahwa tungku sekam sangat cocok digunakan sebagai energi alternatif terbarukan yang dapat diterapkan untuk daerah E3 i (Energy, Economics and Environment). Kata kunci: efisiensi energi, jamur tiram, sekam padi, sterilisasi ABSTRACT We have investigated the sterilization at media Pleurotus otreatus using rice husk fuel and wood in various durations,, and hours. We carried out energy efficiency for Pleurotus otreatus medium sterilization in hours using rice husk fuel is 14.2%, whereas energy efficiency for Pleurotus otreatus medium sterilization using wood is 17.35%. The results showed that cooking stove from rice husk are suitable for use as renewable energy technology applications to support E3 i village (Energy, Economics and Environment). Keywords: efficiency energy, Pleurotus otreatus, rice husk, sterilization PENDAHULUAN Dalam produksi jamur dunia, produksi jamur tiram menempati urutan ke dua setelah jamur kancing. Jenis jamur tiram yang dapat dikonsumsi diantaranya adalah jamur tiram putih, jamur tiram merah jambu, jamur tiram abu-abu, jamur tiram coklat, jamur tiram hitam, dan jamur tiram kuning. Jamur yang sering dikonsumsi dan dibudidayakan oleh masyarakat adalah jamur tiram putih. Kendala yang dihadapi oleh petani saat ini ialah mahalnya peralatan sterilisasi media tumbuh jamur (baglog) yang memadai. Sebagian petani telah menggunakan bahan bakar minyak tanah, gas, dan kayu. Tetapi, semakin lama bahan bakar tersebut semakin sukar didapatkan. Alternatifnya ialah menggunakan sekam sebagai bahan bakar pengganti dan tungku sekam sebagai alatnya. Dengan tungku sekam, diharapkan sterilisasi baglog dapat optimal dengan waktu yang singkat. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari efisiensi energi bahan bakar sekam dan kayu pada proses sterilisasi baglog jamur tiram putih dan mempelajari waktu sterilisasi baglog jamur tiram putih yang dapat menghasilkan kuantitas panen terbaik. 1 Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor. 2 Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor. * Penulis korespondensi: E-mail: irzaman@yahoo.com METODE PENELITIAN Alat yang digunakan terdiri atas alat utama dan alat bantu. Alat utama berupa seperangkat tungku sekam, tungku kayu, drum dan penutup drum. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jamur tiram putih, baglog terdiri atas serbuk gergaji, dedak, tepung jagung, kapur pertanian, gipsum, air serta bahan bakar berupa sekam dan kayu. Gambar 1 memperlihatkan diagram alir dari penelitian. Tahapan penelitian ini meliputi persiapan alat dan bahan, tahapan budi daya jamur tiram putih, perhitungan efisiensi bahan bakar, serta analisis data menggunakan metode rancangan acak lengkap. Perhitungan efisiensi bahan bakar Untuk menghitung efisiensi bahan bakar perlu dicari dahulu laju energi yang dibutuhkan untuk memasak dengan menggunakan persamaan: m f x E s Qn =... (3.1) T Qn = laju energi yang dibutuhkan (kkal/hari) = massa air (kg) m f E s T = Energi Spesifik (kkal/kg) = waktu pemasakan (hari) Efisiensi bahan bakar dapat dihitung menggunakan persamaan berikut. Qn g = x 0%... (3.2) HVF x FCR

ISSN 053 4217 JIPI, Vol. 17 (2): 5 9 g = efisiensi bahan bakar (%) FCR = (fuel consumption rate), yaitu laju bahan bakar yang dibutuhkan (kg/hari) Qn = laju energi yang dibutuhkan (kkal/hari) HVF = (heat value fuel), yaitu energi yang terkandung dalam bahan bakar (kkal/kg). Analisis data menggunakan metode rancangan acak lengkap Rumus untuk menghitung jumlah kuadrat dibedakan menjadi dua, yaitu untuk percobaan dengan ulangan setiap perlakuan sama dan ulangan setiap perlakuan tidak sama. Untuk perlakuan sama dapat dirumuskan sebagai berikut. FK : Faktor koreksi FK=y 2 x t x r... (3.3) JKT : Jumlah kuadrat total 1 1 2 JKT= i=1 j=1 y i -FK... (3.4) JKP : Jumlah kuadrat perlakuan 2 JKP= ry i - FK... (3.5) JKG : Jumlah kuadrat galat Gambar 1 Diagram alir penelitian. 1 1 2 JKT= i=1 j=1 (y ij y j )... (3.) JKG=JKT-JKF... (3.7) KTP : Kuadrat tengah perlakuan JKP KTP=... (3.) DbP KTG : Kuadrat tengah galat JKG KTG=... (3.9) DbG KTP F hit =... (3.) KTG t = perlakuan r = ulangan y = rata-rata umum DbP = derajat bebas perlakuan DbG = derajat bebas galat. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan Efisiensi Energi Bahan Bakar Sekam dan Kayu Pembakaran merupakan oksidasi cepat bahan bakar disertai dengan produksi panas dan cahaya. Pembakaran sempurna bahan bakar terjadi hanya jika ada gas oksigen yang cukup. Dalam proses pembakaran komponen utama yang menimbulkan kalor adalah hidrogen dan karbon. Dua unsur tersebut bereaksi dengan gas oksigen maka akan menghasilkan energi yang dirumuskan sebagai berikut: 2H 2 + O 2 2H 2 O + energi C + O 2 CO 2 + energi 2 C + O 2 2CO + energi. Pada proses sterilisasi media jamur tiram terdapat tiga proses perpindahan kalor yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Peristiwa konduksi terjadi saat energi kalor dari api tungku sekam ditransfer menuju drum. Peristiwa konveksi terjadi pada proses pemanasan air di dalam drum sedangkan radiasi terjadi dari api tungku sekam yang meradiasikan panasnya ke lingkungan sekitar. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa efisiensi bahan bakar dipengaruhi oleh energi yang dibutuhkan. Semakin besar energi yang dibutuhkan maka efisiensi bahan bakar akan semakin besar. Selain itu efisiensi bahan bakar juga dipengaruhi oleh besar bahan bakar yang dibutuhkan. Semakin besar bahan bakar yang dibutuhkan maka efisiensi energinya akan semakin kecil. Nilai efisiensi bahan bakar sekam mencapai 14,13% pada pengukusan jam, 14,2% pada pengukusan jam, dan 12,% pada pengukusan jam. Bahan bakar kayu mencapai 14,25% pada pengukusan jam, 17,35% pada pengukusan jam, dan 15,47% pada pengukusan jam. Efisiensi bahan bakar sekam terbaik terdapat pada pengukusan jam sebesar 14,2%. Menurut Nawafi 20, efisiensi bahan bakar sekam pada sistem nonboiler mencapai 21,04%. Sedangkan pada sistem boiler mencapai 22,1%.

ISSN 053 4217 JIPI, Vol. 17 (2): 5 9 7 Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat secara keseluruhan efisiensi bahan bakar kayu lebih efisien dibandingkan bahan sekam padi karena unsur kimia yang menghasilkan energi kalor (hidrogen dan karbon) pada kayu lebih banyak dibandingkan pada sekam. Besar komposisi hidrogen dan karbon pada kayu sebesar dan 50%, oksigen 44%. Sedangkan pada sekam komposisi hidrogen dan karbon sebesar karbon 1,54 dan 1,33%, oksigen 33,4%. Energi yang dibutuhkan bahan bakar kayu lebih besar dibandingkan bahan bakar sekam. Gambar 2 Efisiensi energi tiap waktu pengukusan dan ulangan. Massa Panen per baglog (gram) Gambar 3 Massa panen per baglog tiap waktu pengukusan pada bahan bakar sekam. Massa Panen per baglog (gram) Gambar 4 Massa panen per baglog tiap waktu pengukusan pada bahan bakar kayu. Perbandingan Hasil Sterilisasi Media Selama,, dan jam Proses sterilisasi media tumbuh jamur tiram menggunakan bahan bakar sekam dan kayu masih terdapat baglog yang terkontaminasi. Kontaminasi terbanyak pada bahan bakar sekam dan kayu berturut-turut terdapat pada waktu pengukusan jam ulangan 1 dan pengukusan jam ulangan 1. Jumlah baglog yang tumbuh terbanyak untuk bahan bakar sekam terdapat pada waktu pengukusan jam ulangan 2 dan untuk bahan bakar kayu terdapat pada waktu pengukusan jam ulangan 2. Selain dipengaruhi oleh lama pengukusan, banyaknya kontaminasi dipengaruhi oleh faktor lain yaitu bahan dari baglog itu sendiri ataupun dari proses inokulasi yang tidak steril sehingga media yang sudah steril dapat kembali terkontaminasi. Massa panen jamur tiram per baglog untuk bahan bakar sekam yang terbanyak terdapat pada waktu pengukusan jam perlakuan tegak dengan massanya sebesar 195,33 g. Pada bahan bakar kayu terbanyak terdapat pada waktu pengukusan jam perlakuan tidur dengan massanya sebesar 203,7 g. Waktu sterilisasi yang menghasilkan kuantitas panen terbaik terdapat pada waktu pengukusan jam. Perbandingan jumlah baglog yang terkontaminasi dan jumlah panen per baglog pada masing-masing waktu pengukusan dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Gambar 3 dan Gambar 4, perlakuan tegak pada saat pemeliharaan akan memberikan massa panen per baglog lebih besar dari pada perlakuan tidur. Hal tersebut dikarenakan penyebaran Tabel 1 Perbandingan efisiensi bahan bakar sekam dan kayu untuk masing-masing perlakuan lamanya pengukusan media tumbuh jamur tiram putih Bahan Bakar Sekam Kayu Lama Pengukusan (jam) Ulangan HVF (kkal/kg) FCR (kg/hari) Qn (kkal/hari) Efisiensi (%) 1 3.300 75,0 3.9,1 15,51 2 3.300 7,0 33.157,0 12,75 1 3.300 2,90 51.39,39 15,13 2 3.300 7, 47.40,5 13,43 1 3.300 99,0 40.50,44 12,35 2 3.300 1,52 43.00,19 12,5 1 3.355 7,0 35.95,41 12,23 2 3.355 1,20 44.24,70 1,2 1 3.355 9,00 55.404,03 17,20 2 3.355 9,20 4.097,2 17,50 1 3.355 1,4 5.79,1 15,27 2 3.355 3, 54.519,7 15,7 Rata-rata Efisiensi (%) 14,13 14,2 12,0 14,25 17,35 15,47

ISSN 053 4217 JIPI, Vol. 17 (2): 5 9 Tabel 2 Perbandingan jumlah baglog yang terkontaminasi dan jumlah panen per baglog pada masing-masing waktu pengukusan Bahan Bakar Sekam Kayu Lama Pengukusan (jam) Jumlah Baglog Per Perlakuan Kontaminasi Sterilisasi yang Tumbuh Total (g) Baglog (g) Tegak 75 30 45.790 195,33 Tidur 75 5 11.00 11,54 Tegak 75 17 5 9.290,17 Tidur 75 7 9.50 140,59 Tegak 75 15 0.250 170,3 Tidur 75 11 4.30 1,09 Tegak 75 11 4 12.270 191,72 Tidur 75 13 2 12.40 203,7 Tegak 75 20 55.750 159,09 Tidur 75 7 9.720 145,07 Tegak 75 11 4.70 13,59 Tidur 75 17 5 11.000 19, Tabel 3 Jumlah baglog yang tumbuh dan massa jamur tiram per baglog pada bahan bakar sekam Tabel 4 Jumlah baglog yang tumbuh dan massa jamur tiram per baglog pada bahan bakar kayu Baris Sterilisasi,, jam untuk Ulangan 1 dan 2 Kontaminassi Jumlah Baglog yang Tumbuh Total (g) Per Baglog (g) Baris Sterilisasi,, jam serta Ulangan 1 dan 2 Kontaminassi Jumlah Baglog yang Tumbuh Total (g) Per Baglog (g) 1 12 25 1 17.730 175,54 2 12 14 112 1.490 147,23 3 12 35 91 17.00 195,0 4 72 1 5.300 14,21 Total 450 90 30 0.320 17,5 miselium pada perlakuan tegak miselium cepat menyebar ke seluruh permukaan baglog. Perlakuan tidur terlihat sedikit lebih cepat di permukaan atas, hal ini kemungkinan disebabkan faktor gravitasi yang menyebabkan konsentrasi air bagian bawah baglog lebih besar sehingga pertumbuhan miselium lambat. Perbandingan Hasil Sterilisasi Media pada Baris 1, 2, 3, dan 4 Baris 1 adalah susunan baglog terbawah dekat sumber kalor (uap air), sedangkan baris 2, 3, 4 berturut-turut berada di atas baris 1 serta baris 4 adalah susuan baglog paling teratas. Susunan baglog dalam baris 1, 2, 3, 4 sangat mempengaruhi tumbuh maupun massa jamur tiram per baglog. Pada Tabel 3 dan 4 dapat dilihat bahwa sterilisasi berbahan bakar sekam menghasilkan jumlah baglog yang tumbuh terbanyak terdapat pada baris 2 sebesar 112 baglog. Pada sterilisasi berbahan bakar kayu didapatkan jumlah baglog yang tumbuh terbanyak terdapat pada baris 3 sebesar 111 baglog. Ini diduga bahwa suhu pada baris 2 dan 3 sangat ideal antara 95 140 C bagi pertumbuhan jamur tiram. Berdasarkan Tabel 3, besar massa jamur tiram per baglog sterilisasi berbahan sekam pada baris 1, 2, 3, dan 4 masing-masing sebesar 175,54, 147,23, 195,0, dan 14,21 g. Berdasarkan Tabel 4, sterilisasi berbahan kayu bakar pada baris 1, 2, 3, dan 4 masing-masing sebesar 1,20, 14,, 15,5, dan 1 12 2 0 1.20 1,20 2 12 32 94 15.40 14, 3 12 15 111 17.4 15,5 4 72 7 5 11.540 177,54 Total 450 0 370 3.250 170,95 177,54 g. Besar massa jamur tiram baik hasil sterilisasi bahan bakar sekam maupun kayu bakar berbeda pada setiap susunan barisnya. Ini diduga bahwa suhu sterilisasi pada baris 1 (140 170 C) lebih besar dari pada baris 2, 3, dan 4 karena pada baris 1 posisinya lebih dekat dengan sumber kalor. Pada baris 1 akan dihasilkan kuantitas panen per baglog yang baik. Analisis Statistik Menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa perlakuan lamanya proses sterilisasi tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi bahan bakar sekam, karena F hit < F tabel. Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Tabel dapat disimpulkan bahwa perlakuan lamanya proses sterilisasi tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi bahan bakar kayu, karena F hitung < F tabel. Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perlakuan lamanya proses sterilisasi berpengaruh nyata terhadap massa panen perbaglog, karena F hitung > F tabel. KESIMPULAN Sterilisasi media tumbuh jamur tiram dapat dilakukan dengan metode menggunakan drum. Efisiensi

ISSN 053 4217 JIPI, Vol. 17 (2): 5 9 9 Tabel 5 Sidik ragam pengaruh lamanya sterilisasi terhadap efisiensi bahan bakar sekam Sumber Keragamaan Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F. hitung F. tabel Perlakuaan 2 3.42 1.731 0,97 9.552 Galat 3 5.371 1.790 0,97 Total 5.33 Tabel Sidik ragam pengaruh lamanya sterilisasi terhadap efisiensi bahan bakar kayu Sumber Keragamaan Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F. hitung F. tabel Perlakuaan 2 9.772 4. 1.7 9.552 Galat 3.20 2.73 1.7 Total 5 17.90 Tabel 7 Sidik ragam pengaruh lamanya sterilisasi terhadap massa panen perbaglog pada bahan bakar sekam dan kayu Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Keragamaan Bebas Kuadrat Tengah F. hitung F. tabel Perlakuaan 2 5.179.0 2.59,90 5.47 4,2 Galat 9 4.127.95 45, 5.47 Total 11 9.307.773 bahan bakar sekam mencapai 14,2%. Efisiensi bahan bakar kayu mencapai 17,35%. Bahan bakar kayu lebih efisien dibandingkan bahan bakar sekam karena unsur kimia yang menghasilkan energi kalor (hidrogen dan karbon) pada kayu lebih banyak dibandingkan pada sekam. Massa panen per baglog terbaik pada sterilisasi berbahan bakar sekam dan kayu masing-masing terdapat pada waktu pegukusan jam. Secara keseluruhan perlakuan tegak lebih efektif menghasilkan massa panen per baglog dibandingkan perlakuan tidur. Hal tersebut dikarenakan penyebaran miselium pada perlakuan tegak lebih cepat menyebar ke seluruh permukaan baglog. Perlakuaan tidur terlihat sedikit lebih cepat di permukaan atas, hal ini kemungkinan disebabkan faktor gravitasi yang menyebabkan konsentrasi air bagian bawah baglog lebih besar sehingga pertumbuhan miselium lambat. Perbandingan efisiensi bahan bakar, kontaminasi, dan massa panen per baglog antara bahan bakar sekam dan kayu tidak berbeda jauh sehingga bahan sekam dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti kayu. Berdasarkan analisis statistik menggunakan metode rancangan acak lengkap dapat disimpulkan perlakuan lamanya proses sterilisasi tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi, karena F hitung < F tabel sedangkan perlakuan lamanya proses sterilisasi berpengaruh nyata terhadap massa panen per baglog, karena F hitung > F tabel. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh Hibah Kompetitif Penelitian Strategis Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2001. Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia: Bahan Bakar dan Pembakaran. www.energyefficiencyasia.org. Belonio. 195. Rice Huso gas store handbook. Approriate Technology Centre. Departement of Agricultural Engineering and Environmental Management. Collage of Agricultura Central Philipine. University Iloilo City. Philipine. Djarwanto, Sihati S. 20. Pengaruh Sumber Bibit Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan: Bogor. Husin AD, Irzaman, Juansah J, Effendy S. 20. Pengembangan Teknologi Hemat Energi Pedesaan Melalui Tungku Sekam Padi sebagai Energi Alternatif Terbarukan untuk Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Laporan Akhir Hibah Kompetitif Penelitian Strategis Nasional. Irzaman, Darmasetiawan H, Alatas H, Irmansyah, Husin AD, Indro MN, Arif C. 200. Optimization of Energy Efficiency of Cooking Stove with Rice Husk Fuel. Japan-Indonesia Symposium and Expo, Jakarta. Martawijaya EI, Mochamad YN. 20. Bisnis Jamur Tiram di Rumah Sendiri. Bogor (ID): IPB Press.