BAB II URAIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II LANDASAN TEORI. siklus akuntansi melalui hasil penjualan produksinya. benar-benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dengan tersedianya modal kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang

BAB II URAIAN TEORITIS. judul Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja dan Operating Assets Turnover

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAN MODAL KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa pengertian atau definisi dari struktur modal oleh beberapa ahli

BAB II LANDASAN TEORITIS

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI. digunakan untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan. Modal kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

Bab 4 Manajemen Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab tinjauan pustaka ini, peneliti mengkaji dan mereview beberapa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Sebelum membahas dan menganalisis pokok permasalahan, terlebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

PENGOLAHAN MODAL KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

Transkripsi:

10 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lubis (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Modal Kerja Sebagai Dasar Penilaian Posisi Keuangan Perusahaan pada PT. Indofarma Global Medika Medan. Lubis menggunakan rasio likuiditas dan aktifitas sebagai alat ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan dan membandingkannya dengan menggunakan rasio modal kerja yang ada selama 3 tahun berturut-turut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian yang ditemukan adanya penurunan selama tiga tahun. Bila ditinjau dari sudut rasio-rasio likuiditas perusahaan telah mampu mempertahankan likuiditasnya dan ini terbukti dari tingginya likuiditas perusahaan selama tiga tahun. B. Pengertian Modal Kerja Pemahaman arti modal kerja sangat erat hubungannya dalam rangka menghitung kebutuhan modal kerja. Pada hakikatnya kebutuhan modal kerja adalah pemenuhan dana jangka pendek, tetapi beberapa literature, mengaitkan pula dengan pemenuhan dana jangka menengah. Adapun pengertian modal kerja menurut Djarwanto, (2002) pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek, dimana kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri.

11 Modal kerja mengandung dua pengertian, yaitu gross working capital yang merupakan keseluruhan dari aktiva lancar, dan net working capital yang merupakan selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Berkaitan dengan pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan beberapa konsep (Syahyunan, 2004), yaitu : 1. Konsep kwantitatif Modal kerja menurut konsep kwantitatif didasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar akan kembali ke dalam bentuk semula dalam waktu yang tidak terlalu lama. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital). 2. Konsep Kwalitatif Modal kerja menurut konsep kwalitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja netto (net working capital). 3. Konsep Fungsional Modal kerja menurut konsep fungsional berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan pada periode tersebut dan ada sebagian dana lainnya yang digunakan selama periode tersebut namun tidak

12 seluruhnya digunakan dalam menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sebagian dana tersebut digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode berikutnya. C. Manfaat Modal Kerja Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian-kerugian dan dapat mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keuangan perusahaan. Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup menurut Djarwanto,Ps, (2002) adalah : a. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, misalnya seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot. b. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya. c. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga. d. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya.

13 e. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya. f. Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada para langganan. g. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan supplies yang dibutuhkan. h. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi. Kondisi di luar kondisi tersebut di atas yakni adanya modal kerja yang berlebih-lebihan atau sebaliknya terjadi kekurangan modal kerja, keduanya merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Sebab-sebab timbulnya kelebihan modal kerja adalah : 1. Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan. 2. Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali. 3. Pendapatan atas keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk membayar dividen, membeli aktiva tetap, atau maksud-maksud lainnya. 4. Konversi operating asset menjadi modal kerja melalui proses penyusutan, tetapi tidak diikuti dengan penempatan kembali. 5. Akuntansi dana sementara menunggu investasi, ekspansi dan lain-lain. Sedangkan sebab-sebab timbulnya kekurangan modal kerja adalah :

14 1. Adanya kerugian usaha. 2. Adanya kerugian insidentil seperti misalnya turunnya harga pasar persediaan barang, adanya pencurian, kebakaran dan lain-lain yang tidak ditutup dengan asuransi. 3. Kegagalan mendapatkan tambahan modal kerja pada waktu mengadakan perluasan usaha/ekspansi. 4. Menggunakan modal kerja untuk aktiva tidak lancar seperti misalnya membeli aktiva tetap baru, membeli saham dari perusahaan lain. 5. Kebijaksanaan pembayaran dividen yang tidak tepat. 6. Kenaikan tingkat harga. 7. Pelunasan utang yang sudah jatuh tempo. D. Unsur-Unsur Modal Kerja Unsur-unsur modal kerja dari aktiva lancar terdiri dari : 1. Kas/Bank Kas/bank adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang yang dimiliki perusahaan tetapi telah ditentukan alokasi penggunaannya tidak dapat dimasukkan sebagai uang kas. 2. Investasi jangka pendek Investasi jangka pendek adalah investasi sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang sementara belum dibutuhkan dalam operasi. Syarat investasi jangka pendek harus bersifat mudah dijual, artinya setiap saat diperlukan, investasi tersebut dapat segera

15 dijual dengan harga yang pasti. Investasi jangka pendek adalah deposito di bank, surat berharga berupa saham, obligasi, surat hipotek, sertifikat bank, dan sebagainya. 3. Piutang wesel Piutang wesel adalah tagihan kepada pihak ketiga berupa wesel yang dapat diperjualbelikan atau di diskontokan. Dengan didiskontokannya piutang wesel akan berubah menjadi utang pada saat wesel bersangkutan jatuh tempo. 4. Piutang dagang Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (langganan) karena penjualan secara kredit. Sebenarnya piutang tidak hanya karena penjualan secara kredit, tetapi dapat karena hal lain, misalnya piutang karena penjualan aktiva tetap secara kredit, piutang karena penjualan saham secara angsuran, dan sebagainya. Piutang dagang atau piutang lain-lain biasanya disajikan dalam neraca sebesar nilai realisasinya, yaitu nilai nominal piutang dikurangi dengan cadangan kerugian piutang (taksiran piutang tak tertagih/bad-debt). 5. Persediaan Persediaan adalah semua barang yang sampai tanggal neraca masih berupa persediaan di gudang.

16 6. Piutang Penghasilan/Penghasilan yang harus diterima Piutang penghasilan adalah penghasilan yang telah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa, tetapi pembayarannya belum diterima. 7. Uang muka (advance payment) Uang muka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi belum dinikmati pada periode bersangkutan, melainkan pada periode berikutnya. E. Jenis Jenis Modal Kerja Dalam menjalankan operasi sehari-hari suatu perusahaan biasanya membutuhkan modal kerja yang sifatnya suatu keharusan, yaitu modal kerja yang sifatnya harus ada dalam suatu perusahaan, dan ada modal kerja menurut kebutuhan yang jumlahnya berubah-berubah sesuai dengan keadaan. Dari hal tersebut, modal kerja dapat dibedakan dua jenis (Syahyunan, 2004 ), yaitu : 1. Modal Kerja Tetap (Permanent Working Capital) Modal kerja tetap adalah modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan sehari-hari. Tanpa adanya modal kerja ini mengakibatkan operasi akan berhenti. Modal kerja tetap dibedakan atas : a. Modal kerja primer Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

17 b. Modal kerja normal Modal kerja normal adalah modal kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai kapasitas produksi normal secara dinamis. Artinya, jika rata-rata produksinya selama 6 bulan adalah 2.000 unit per bulan, maka dapat dikatakan bahwa kapasitas produksi normalnya adalah 2.000 unit. Jika 6 bulan berikutnya rata-rata produksi adalah 3.000 unit per bulan, maka kapasitas produksi normalnya berubah menjadi 3.000 unit. 2. Modal kerja Variabel (Variable Working Capital) Modal kerja variabel adalah modal kerja yang penggunaannya selalu mengalami perubahan sesuai dengan keadaan. Perubahan tersebut dikarenakan fluktuasi musim, fluktuasi konjungtur dan perubahan yang sifatnya darurat, sehingga modal kerja variabel dibedakan atas : a. Modal kerja musiman Modal kerja ini berubah-ubah menyesuaikan dengan fluktuasi musiman. b. Modal kerja siklis Modal kerja ini berubah-ubah berdasarkan fluktuasi konjungtur. c. Modal kerja darurat Modal kerja ini berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).

18 F. Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja Untuk menentukan jumlah modal kerja yang diperlukan oleh suatu perusahaan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut : 3. Sifat umum atau tipe perusahaan Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadi kas relatif cepat. Proporsi modal kerja dari total aktiva, pada perusahaan jasa, relatif kecil. Perusahaan industri memerlukan modal kerja yang cukup besar yakni untuk melakukan investasi dalam bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Fluktuasi dalam pendapatan bersih pada perusahaan jasa juga relatif kecil bila dibandingkan dengan perusahaan industri dan perusahaan keuangan. 4. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada langganan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja. Modal kerja bervariasi tergantung pada volume pembelian dan harga beli per unit dari barang yang dijual.

19 5. Syarat pembelian dan penjualan Syarat kecil pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya jika pembayaran harus dilakukan segera setelah barang di terima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar. Di samping itu modal kerja juga di pengaruhi oleh syarat kredit penjualan barang. Semakin lunak kredit (jangka kredit lebih panjang) yang diberikan kepada langganan akan semakin besar kebutuhan modal kerja yang harus ditanamkan dalam piutang. Untuk mengurangi kebutuhan modal kerja dan mengurangi resiko kerugian karena adanya piutang yang tak terbayar, biasanya perusahaan memberikan rangsangan potongan tunai (cash discount). 6. Tingkat perputaran persediaan Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan akan semakin rendah. Untuk mencapai tingkat perputaran persediaan yang tinggi diperlukan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efisien. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan mengurangi resiko kerugian karena penurunan harga, perubahan permintaan atau perubahan

mode, juga menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan (carrying cost) dari persediaan. 20 7. Tingkat perputaran piutang Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Bila piutang terkumpul dalam waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja menjadi semakin rendah/kecil. Untuk mencapai tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang efektif dan kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan pelunasan kredit, syarat kredit penjualan, maksimum kredit bagi langganan, penagihan piutang. 8. Pengaruh konjungtur (business cycle) Pada periode makmur (prosperity) aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang-barang lebih banyak memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti perusahaan memperbesar tingkat persediaan. Peningkatan jumlah persediaan membutuhkan modal kerja yang lebih banyak. Sebaliknya pada periode depresi, volume perdagangan menurun, perusahaan cepat-cepat berusaha menjual barang-barangnya dan menarik piutang-piutangnya. Uang yang diperoleh digunakan untuk membeli surat-surat berharga, melunasi utangutang atau untuk menutup kerugian.

21 9. Derajat resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek Menurunnya nilai riil dibanding dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang, dan piutang akan menurunkan modal kerja. Bila resiko kerugian ini semakin besar berarti diperlukan tambahan modal kerja untuk membayar bunga atau melunasi utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo. Untuk melindungi diri dari hal-hal yang tak terduga dibutuhkan modal kerja yang relatif besar dalam bentuk kas atau suratsurat berharga. 10. Pengaruh musim Banyak perusahaan di mana penjualannya hanya terpusat pada beberapa bulan saja. Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang relatif pendek. Modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelang puncak penjualan. 11. Credit rating dari perusahaan Jumlah modal kerja, dalam bentuk kas termasuk surat-surat berharga, yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai operasinya tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas. Penyediaan uang kas ini tergantung pada :

22 a. credit rating dari perusahaan b. perputaran persediaan dan piutang c. kesempatan mendapatkan potongan harga dalam persediaan G. Sumber Modal Kerja Transaksi transaksi sebagai sumber modal kerja menurut (Abdullah: 2001) meliputi : 1. Hasil Operasi Perusahaan Merupakan pendapatan bersih (net income) yang nampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Dengan adanya laba dari hasil operasional perusahaan dan apabila laba tersebut tidak dibagikan kepada pemilik perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal kerja perusahaan. 2. Penjualan Aktiva Tetap Sumber modal kerja lainnya berasal dari hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan hasil penjualan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak terpakai. Perubahan dari aktiva tetap menjadi kas maupun piutang berakibat menambah modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut. Penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai tersebut akan berakibat pula sebesar jumlah itu angka aktiva tetap berkurang pada neraca. Namun demikian bertambahnya modal kerja melalui penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai tidak segera digunakan untuk penggantian aktiva tetap baru maka perusahaan akan mengalami kelebihan modal kerja.

23 3. Penjualan Surat Berharga Jangka Pendek (Effek) Surat berharga jangka pendek (marketable securities) yang dimiliki perusahaan merupakan salah satu komponen aktiva lancar yang dapat dijual dan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan penjualan ini terjadi apabila nilai jual surat berharga lebih besar daripada nilai perolehan, maka akan menambah atau sebagai sumber modal kerja. 4. Penjualan Obligasi Untuk menambah modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan juga dapat mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada pemilik perusahaan untuk menambah modal. Selain itu perusahaan dapat menerbitkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna menambah modal kerja perusahaan. Memang diakui penerbitan obligasi akan menimbulkan biaya, baik biaya penerbitan maupun biaya bunga tetap, sehingga keputusan menerbitkan obligasi guna menambah modal kerja seharusnya disesuaikan dengan esensi kebutuhan perusahaan. 5. Depresiasi Aktiva Tetap Depresiasi terhadap aktiva tetap walaupun perusahaan tidak mengeluarkan dana kas namun demikian merupakan sumber modal kerja.

24 H. Penggunaan Modal Kerja Adapun transaksi-transaksi sebagai penggunaan modal kerja, meliputi : 1. Kerugian Operasional Perusahaan Operasional perusahaan yang menimbulkan kerugian (total penjualan tidak mampu menutupi biaya-biaya) maka berakibat berkurangnya modal kerja. Kondisi ini dapat diketahui melalui laporan perhitungan laba-rugi pada suatu periode tertentu. 2. Pembelian Aktiva Tetap Guna keperluan peningkatan produksi/penjualan perusahaan membeli aktiva tetap baru guna menggantikan aktiva tetap lama dan hal ini berakibat pada penggunaan dana atau modal kerja perusahaan. Dengan demikian sejumlah aktiva tersebut bertambah pada neraca. 3. Kerugian Penjualan Surat Berharga Jangka Pendek Apabila penjualan surat berharga jangka pendek mengalami kerugian (nilai jual lebih kecil dari pada nilai perolehan) maka akan berakibat kerugian bagi perusahaan. Guna menutup kerugian inilah perusahaan menggunakan modal kerja. 4. Pembelian Obligasi Apabila penjualan obligasi berakibat menambah modal kerja, maka pembelian obligasi oleh perusahaan akan berakibat penggunaan atau mengurangi modal kerja. Demikian halnya apabila perusahaan membayar kembali/mengangsur hutang jangka panjang lainnya juga berakibat berkurangnya modal kerja.

25 5. Prive Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi berakibat berkurangnya modal kerja. Hal yang sama juga terjadi apabila adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan atau adanya pembayaran deviden dalam bentuk kas. I. Rasio Modal Kerja Analisis dan penafsiran posisi keuangan jangka pendek adalah penting baik bagi pihak manajemen maupun pihak-pihak di luar perusahaan seperti kreditur dan pemilik perusahaan. Bank-bank komersial dan kreditur jangka pendek lainnya sangat menaruh perhatian pada tingkat keamanan bagi kreditkredit jangka pendeknya, manajemen berkepentingan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja, dan pemegang saham beserta kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui prospek pembayaran dividen dan bunga. Tetapi permasalahan yang dihadapi dalam perusahaan adalah aktiva lancar memiliki nilai yang lebih kecil daripada hutang lancarnya, dimana ini mempengaruhi penggunaan pendanaan jangka pendeknya, sehingga perusahaan menggunakan pendanaan jangka panjang. Sehingga rasio modal kerja yang digunakan adalah : 1. Rasio Profitabilitas, dimana rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan

26 sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut Operating Ratio. Beberapa jenis rasio profitabilitas ini terdiri dari : a. Margin laba (Profit Margin) = Pendapatan bersih Penjualan Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang dieroeh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. b. Asset Turn Over (Return on Asset) = Penjualan bersih Total Aktiva Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. c. Return On Investment (Return On Equity) = Laba bersih Rata rata modal( equity) Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus. d. Return On Total Asset = Laba bersih Rata rata total asset Rasio ini menujukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. e. Basic Earning Power = Laba sebelumbunga dan pajak Total aktiva

27 Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik. 2. Kecukupan Modal Kerja, dimana rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio tinggi mengindikasikan profitabilitas yang rendah untuk mendukung operasional, dan rasio yang rendah menunjukkan profitabilitas tinggi. Working capital turnover = Re venues Net working capital x 100 %