BAB 1 PENDAHULUAN. endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit malaria

I. PENGANTAR. Separuh dari keseluruhan penduduk dunia, diperkirakan 3,3 miliar orang,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia disetiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah sejenis penyakit menular pada manusia. Sekitar

Penelitian. Vol. 4, No. 3, Juni Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Hal :

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu perhatian global karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas

BAB 1 PENDAHULUAN. negara khususnya negara-negara berkembang. Berdasarkan laporan The World

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan bagi negara tropis/

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

I. PENDAHULUAN. dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja (Dinkes

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan parasit Plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari 17% penyakit infeksi ditularkan melalui gigitannya dan lebih dari 1 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik WHO menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 3,2 milyar

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Separuh penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup lebih dari 100

SKRIPSI ANALISIS SPASIAL KASUS MALARIA DI KELURAHAN PAYA SEUNARA KECAMATAN SUKAKARYA KOTA SABANG PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

Summery ABSTRAK. Kata kunci : Malaria, Lingkungan Fisik Kepustakaan 16 ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit menular tropik yang distribusinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp.

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kejadian kematian ke dua (16%) di kawasan Asia (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium. Vivax. Di Indonesia Timur yang terbanyak adalah Plasmodium

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB I PENDAHULUAN. dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan

PENGENDALIAN MALARIA DI INDONESIA. Prof dr Tjandra Yoga Aditama Dirjen PP &PL

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi persebaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KAJIAN DESKRIPTIF KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 APRIL Catur Pangesti Nawangsasi

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit malaria masih mendominasi masalah kesehatan di masyarakat dunia, menurut laporan WHO tahun 2009 ada 109 negara endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries, diperkirakan ada 3,3 milyar atau separo penduduk dunia berada di daerah rawan malaria. Setiap tahun ada 250 kasus yang terjadi dengan jumlah kematian hampir satu juta. Kejadian yang terbesar berada di sub Sahara Afrika, kemudian juga terjadi di Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan sebagian Eropa. Malaria dapat menyebabkan kerugian ekonomi rata-rata 1,3% per tahun di daerah-daerah endemis malaria, akibatnya mengancam kehidupan masyarakat keluarga miskin, orang-orang pinggiran, orang-orang yang tidak mampu membayar biaya pengobatan dan masyarakat yang berada di daerah-daerah yang kurang memiliki sarana pelayanan kesehatan. Menurut WHO (2010), penyakit malaria menjadi salah satu penyebab ketidakhadiran siswa di sekolah dan tenaga kerja di tempat-tempat kerja (Susana, 2011). Penyakit malaria adalah penyakit yang timbul kembali (reemerging disease), menempati urutan ke-10 penyebab kesakitan. Malaria juga menduduki urutan ke-5 dari enam penyakit infeksi yang menjadi penyebab kematian di dunia. Malaria adalah penyebab kematian utama penyakit tropik, setiap tahun ada 40% penduduk di dunia berisiko 1

2 menderita penyakit malaria atau sekitar 300-500 juta kasus. Diperkirakan setiap tahun ada 1-3 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit malaria (Rubianti et al., 2009). Penyakit malaria ini disebabkan oleh suatu protozoa obligat intraselular dari genus plasmodium. Pada manusia, malaria dapat disebabkan plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium facifarum dan plasmodium ovale. Penularan malaria dilakukan oleh nyamuk betina anopheles. 400 spesies nyamuk anopheles telah ditemukan 67 spesies yang dapat menularkan malaria dan 24 di antaranya ditemukan di Indonesia, spesies-spesies yang umum adalah anopheles sundaicus, anopheles balabacensis, anopheles minimus, anopheles barbirostris, anopheles punctulatus, anopheles farauti dan anopheles karwari (Sucipto, 2011). Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masih mempunyai permasalahan dengan penyakit malaria, kasus kematian karena malaria berat di Indonesia masih cukup tinggi yaitu antara 20,9-50% (Rubianti et al., 2009). Pada tahun 1996 ditemukan kasus malaria di Jawa- Bali sebanyak 2.341.401 orang, slide positive rate (SPR) 9.215, annual paracitic index (API) 0,08, CFR pada rumah sakit 10-50% (Widoyono, 2011). Pada tahun 2007 di Indonesia terdapat 396 Kabupaten endemis dari 495 Kabupaten yang ada, dengan perkiraan sekitar 45% penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria. Jumlah kasus pada tahun 2006 sebanyak 2 juta orang dan pada tahun 2007 menurun menjadi 1.8 juta orang (Ernawati et al., 2011).

3 Pada tahun 2009, jumlah kasus klinis yang dilaporkan sebanyak 1.143.024 orang dengan jumlah kasus positif dari hasil pemeriksaan laboratorium adalah 199.577 orang (Susana, 2011). Jumlah kasus malaria dari data-data tersebut memang berangsur-angsur menurun namun penyakit malaria ini secara umum masih merupakan permasalahan di Indonesia, angka-angka tersebut memang menunjukkan penurunan namun diperkirakan jumlah kasus yang terjadi sebenarnya di masyarakat masih lebih besar hal ini disebabkan karena tidak semua kasus dilaporkan akibat hambatan transportasi dan komunikasi dari desa endemis terpencil. Di Kalimantan Selatan pada tahun 2006, ada 5 kabupaten yang menjadi kawasan endemis malaria yaitu Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tabalong, Tanah Bumbu dan Kotabaru (Mardiana, 2010), pada tahun 2007-2012 angka API di Propinsi Kalimantan Selatan berturut-turut adalah 0,6, 0,8, 0,98, 1,51, 2,8 dan 2.6 (Dinkes Prop. Kalsel, 2013). Kondisi API pada tahun 2011 semua kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut ini :

4 Gambar 1.1. Peta Stratifikasi Malaria Kalsel Berdasarkan API Tahun 2011 Sumber : Dinkes Prop. Kalsel, 2013 Pada tahun 2012, jumlah penemuan kasus malaria tanpa pemeriksaan laboratorium adalah 181 orang dengan jumlah kematian sebanyak 14 orang. Penemuan kasus malaria dengan pemeriksaan mikroskop 17.036 orang, dengan RDT (Rapid diagnostic test) 12.176 orang. Kabupaten Tanah Bumbu dari tahun 2007-2012 selalu ditemukan kasus malaria dan cenderung mempunyai angka kejadian malaria yang terbanyak dari kota/kabupaten lain di Propinsi Kalimantan Selatan, Pada tahun 2012, penemuan kasus malaria di Kabupaten Tanah Bumbu berjumlah 6.044 kasus dari total 29.212 kasus di Kalimantan Selatan.

5 Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang berbasis lingkungan (Achmadi, 2012), faktor lingkungan dan perilaku masyarakat sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit malaria, seperti penelitian yang dilakukan di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar menunjukkan perilaku memasang kasa dan pemakaian kelambu dan obat anti nyamuk berhubungan dengan kejadian malaria (Erdinal et al., 2006), begitu juga dengan penelitian di Kota Bima Nusa Tenggara Barat, faktor lingkungan dapat memberikan keuntungan bagi perkembangbiakan vektor nyamuk (Rubianti et al., 2009). Manusia bisa sehat atau tidak sangat tergantung pada interaksi antara manusia dan aktivitasnya dengan lingkungan fisik, kimia, serta biologi. Infeksi malaria dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di masyarakat merupakan interaksi dinamis antara faktor host (manusia dan nyamuk), agent (parasit) dan environment. Faktor risiko individual yang diduga berperan untuk terjadinya infeksi malaria adalah usia, jenis kelamin, genetik, kehamilan, status gizi, aktivitas keluar rumah pada malam hari (perilaku individu) dan faktor risiko kontekstual adalah lingkungan perumahan, keadaan musim atau iklim (meliputi suhu udara, kelembaban, curah hujan dan lain-lain) sosial ekonomi dan faktor-faktor lainya (Ernawati et al., 2011). Selama ini masyarakat hanya berpikir bahwa dalam pelayanan kesehatan hanya berupa kegiatan kuratif saja yaitu kegiatan pelayanan kesehatan bagi orang atau masyarakat yang sakit saja, penerapan paradigma pembangunan kesehatan baru, yaitu paradigma sehat adalah upaya untuk

6 lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. Tujuan jangka panjang paradigma sehat adalah mendorong masyarakat secara mandiri menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, dengan demikian memberikan prioritas kepada upaya mempertahankan orang atau masyarakat yang sehat untuk tetap sehat. Salah satu kegiatan yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan prediksi kejadian atau kasus penyakit sehingga dinas kesehatan di seluruh Indonesia dapat lebih siap dalam upaya pencegahan penyakit (Darmawansyah, 2013). Meskipun telah ada laporan penurunan kasus malaria akibat penerapan langkah-langkah pengendalian terpadu oleh institusi-institusi kesehatan, masalah malaria masih menjadi ancaman besar bagi beberapa negara termasuk Indonesia khususnya di Propinsi Kalimantan Selatan, dan membutuhkan rencana dan persiapan sumber daya strategis yang dikembangkan dengan baik untuk pencegahan dan pengendalian, dan akhirnya diharapkan dapat dieliminasi. Peramalan malaria memungkinkan alokasi sumber daya dapat lebih terprediksi dengan baik dan benar. Belum ada pemodelan malaria di Kabupaten Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan sebelumnya, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang suatu pemodelan untuk memprediksi kejadian malaria. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu model peramalan kasus malaria yang penting dalam penanggulangan masalah malaria agar bisa lebih terarah dan tepat sasaran.

7 Dengan adanya pemodelan ini diharapkan semangat untuk menjalankan paradigma sehat dapat dilaksanakan karena dengan adanya pemodelan ini pihak yang terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai data prediksi kejadian penyakit malaria pada tahun yang akan datang sehingga upaya peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan bagi masyarakat yang masih sehat dapat lebih optimal dilakukan. 1.2. Kajian Masalah dan Identifikasi Masalah Kabupaten Tanah Bumbu merupakan salah satu kabupaten dari 13 (tiga belas) kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan dengan luas wilayah 5.066,96 km 2 atau 13,50% dari luas Propinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten ini memiliki 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang, Simpang Empat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Menurut data dari Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan, angka API Kabupaten Tanah Bumbu dari Tahun 2007 sampai dengan 2012 cenderung selalu meningkat yaitu 0,57 tahun 2007, 0,77 tahun 2008, 2,6 tahun 2009, 3,94 tahun 2010, 11,4 tahun 2011 dan 12,2 tahun 2012. Program pemberantasan penyakit malaria telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, namun angka kejadian penyakit malaria masih belum dapat ditekan secara efektif. Meningkatnya jumlah kasus serta wilayah yang terjangkit, kemungkinan disebabkan oleh kurangnya informasi

8 terhadap waktu, tempat, dan angka kejadian penyakit malaria di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Di samping itu, kejadian penyakit malaria menurut tempat dan waktu belum dapat diprediksi dengan baik. Informasi kejadian malaria saat ini masih belum terintegrasi dan masih bersifat parsial, sehingga seringkali menyulitkan untuk melakukan antisipasi kejadian penyakit ini. Indeks dan peta kerawanan wilayah serta model prediksi yang dapat dihandalkan belum tersedia. Peta sebaran geografis penyakit malaria sangat berguna untuk membantu mengimplementasikan rencana intervensi. Informasi sebaran wilayah rawan menurut tempat dan waktu diperlukan dalam menentukan wilayah prioritas pelaksanaan program antisipasi dan penanggulangan. Oleh karena itu, dibutuhkan peta sebaran yang diharapkan mampu untuk menentukan wilayah prioritas pelaksanaan program antisipasi dan penanggulangan kejadian malaria di Kabupaten Tanah Bumbu. 1.3. Rumusan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masih mempunyai permasalahan dengan penyakit malaria, kasus kematian karena malaria berat di Indonesia masih cukup tinggi yaitu antara 20,9-50%. Di Kalimantan Selatan pada tahun 2006, ada 5 kabupaten yang menjadi kawasan endemis malaria yaitu Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tabalong, Tanah Bumbu dan Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai angka penemuan kejadian malaria yang paling besar pada tahun 2012.

9 Dari identifikasi masalah di atas dapat dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah pola penyebaran dan pemodelan kasus malaria serta manajemen pengendaliannya di Kabupaten Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan?. 1.4.Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan umum Membuat spasio temporal modeling untuk prediksi kasus malaria dan manajemen pengendaliannya di Kabupaten Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan. 1.4.2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi pola sebaran penyakit malaria dan dependensi antar kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu dengan menggunakan Indeks Moran s I. b. Membuat model terbaik dengan spasio temporal modeling untuk prediksi kasus malaria di daerah endemis malaria di Kabupaten Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan. c. Menyusun manajemen pengendalian kasus malaria di Kabupaten Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan.

10 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi masyarakat Tersedianya informasi tentang malaria baik saat ini maupun akan datang dengan adanya pemodelan sementara yang bisa digunakan untuk memprediksi kasus penyakit malaria oleh pihak institusi kesehatan yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu sehingga diharapkan tindakan pencegahan penularan penyakit malaria lebih optimal. 1.5.2. Bagi instansi terkait (Dinas Kesehatan Propinsi dan Kota/Kab.) Sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran bagi program pemberantasan penyakit malaria terutama untuk menentukan kebijakan dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan juga kewaspadaan dini penyakit malaria dengan adanya contoh pemodelan di Kabupaten Tanah Bumbu. 1.5.3. Bagi peneliti Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman langsung dalam pelaksaan penelitian, serta merupakan pengetahuan yang di peroleh dalam melaksanakan penelitian dilapangan.