BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. satu kali diisi dengan melakukan pre test, tiga kali pertemuan diisi dengan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. minat siswa dalam belajar fisika dan memberikan gambaran atau contoh animasi

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan yang bertindak sebagai guru

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. VIII-3) adalah menggunakan model pembelajaran Coopertive Learning Tipe

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Fisika dengan Penerapan Model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. pembahasannya tentang Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi gerak lurus,

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pre-test dalam ranah kognitif yang diikuti 20 siswa dilakukan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok tekanan diajarkan dengan menerapkan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada proses pembelajaran. Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 23 April 2014,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengelolaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok kalor diajarkan dengan model pembelajaran Novick dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas III A MI Darussalam Pagesangan-Surabaya.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Penerapan Model pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. satu kali diisi dengan melakukan pretest, tiga kali pertemuan diisi dengan

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan media animasi macromedia flash yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB V PEMBAHASAN. Hasil pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok getaran dan gelombang diajarkan dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya Fisika berhubungan dengan cara

BAB IV HASIL PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol (kelas X MIPA 2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses perkembangan dan penyesuaian seseorang. dengan lingkungan masyarakat dan kebudayaan untuk meningkatkan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Media Animasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, Mei 2017, Volume 2 Nomor 2 (17-21) ISSN:

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan program remedial dengan Reciprocal Teaching berlangsung. menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mendengarkan/memperhatikan

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SDN- 8 LANGKAI PALANGKARAYA. Oleh : Rita Rahmaniati *

Noer Af idah. Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Hasyim Asy ari

BAB V ANALISA. a. Hasil belajar pada ranah kognitif pada Kelas Direct Instruction dan Cooperative Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kali diisi dengan melakukan pretest, dua kali pertemuan diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menerapkan model

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan permasalahan sendiri ataupun kelompok.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

64 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Model pembelajaran kreatif dan produktif adalah model yang dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai pendekatan pembelajaran. Pembelajaran ini berpijak kepada teori kontruktivisme dimana belajar adalah usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya, dengan demikian dalam pembelajaran ini para siswa diharapkan dapat mengkonstruksi sendiri konsep atau materi yang mereka dapatkan. Model pembelajaran kreatif dan produktif antara lain siswa dituntut untuk belajar aktif, kreatif, konstruktif, serta kolaboratif dan kooperatif. Sehingga dari setiap pendekatan tersebut diintegrasikan sehingga menghasilkan satu model yang memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan produk yang bersumber dari pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dikaji. Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas VII-4 adalah pembelajaran di sekolah seperti biasanya. Pada pembelajaran ini yang bertindak sebagai guru adalah peneliti sendiri dan penjelasan materi pelajaran langsung disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan awal pembelajaran tahap orientasi dimana guru menyiapkan situasi kelas dan memotivasi siswa. Kegiatan selanjutnya guru memberikan informasi tentang model pembelajaran yang akan dipakai kepada siswa tentang kreatif dan produktif. Tahap berikutnya eksplorasi dimana guru meberikan perlakuan dengan membagikan LKPD, bahan dan alat-alat yang digunakan, serta guru membimbing kelompok-kelompok siswa dalam melakukan keegiatan LKPD.

65 Tahap selanjutnya interprestasi dimana guru menanyakan hasil dari tahap eksplorasi. Dalam hal ini siswa yang berperan untuk memaparkan hasil dari pembelajaran dan guru sebagai pembimbing. Kegiatan berikutnya tahap rekreasi dimana guru meminta siswa untuk membuat suatu kreasi berupa peta konsep sebagai hasil dari pembelajaran. Kegiatan berikutnya penutup dimana guru memberikan evaluasi pembelajaran berupa tes akhir yaitu soal-soal pertanyaan. Selanjutnya menginformasikan tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pada tahap re-kreasi yaitu guru meminta siswa membuat suatu kreasi yang nantinya bisa menghasilkan suatu produk. Produk tersebut berupa hasil yang nantinya dapat di lihat dan bermanfaat buat pembelajaran berikutnya. Namun dalam hal ini saat penelitian di kelas VII-4 produk yang dihasilkan adalah berupa peta konsep. Ketika ingin menghasilkan produk lain tidak memungkinkan, hal ini terjadi karenan beberapa kendala. Antara lain siswa kelas VII-4, mereka tidak terlalu fokus disaat pembelajaran, mereka masih lebih senang membuat suatu kreasi yang tidak terlalu sulit. Mungkin faktor yang mempengaruhi yaitu mereka jiwanya masih ingin bermain-main, karena kelas VII adalah kelas setelah SD kelas 6. Siswa kelas VII-4 SMP-N 7 Palangka Raya, mereka disini dalam belajar masih ada keinginan untuk bermain, sedangkan dalam model pembelajaran kreatif dan produktif diharapkan siswa membuat suatu produk yang menghasilkan, dalam pengerjaannya harus fokus dan teliti serta berpikir kreatif dalam pembuatan suatu

66 produk. Kekurangan peneliti dalam penelitian yaitu kurang tepat dalam pemilihan kelas untuk penelitian. 1. Pengelolaan Pengelolaan pembelajaran fisika dengan model pembelajaran kreatif dan produktif pada aspek orientasi, pertemuan pertama memperoleh nilai 2,7 dengan kategori cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa peneliti sudah cukup baik dalam memulai pembelajaran fisika. Pertemuan kedua memperoleh nilai rata-rata 3,7 dengan kategori baik, pertemuan kedua mengalami peningkatan karena peneliti sudah belajar dari pertemuan pertama sehingga berusaha meningkatkannya pada pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga memperoleh nilai rata-rata 3,8 dengan kategori baik, pertemuan kedua mengalami peningkatan karena peneliti sudah belajar dari pertemuan pertama sehingga berusaha meningkatkannya pada pertemuan ketiga. Jumlah rata-rata penilaian dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga adalah 3,4 dengan kategori cukup baik. Aspek kedua yaitu ekplorasi, pada pertemuan pertama peneliti memperoleh nilai 3 dengan kategori cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa guru dalam melaksanakan kegiatan inti dengan cukup baik dan sistematis. Pertemuan kedua peneliti memperoleh nilai 3,7 dengan kategori baik. Pertemuan ketiga peneliti memperoleh nilai 3,8 dengan kategori baik. Jumlah rata-rata penilaian aspek kegiatan inti adalah 3,8 dengan kategori baik. Aspek ketiga yaitu interprestasi, pada pertemuan pertama memperoleh nilai 2,3 dengan kategori kurang baik dan pertemuan kedua memperoleh nilai 3,5 dengan kategori baik. Pertemuan ketiga peneliti memperoleh nilai 3,4

67 dengan kategori baik. Jumlah rata-rata penilaian aspek kegiatan inti adalah 3,3 dengan kategori cukup baik. Aspek keempat yaitu re-kreasi, pada pertemuan pertama memperoleh nilai 2,7 dengan kategori cukup baik dan pertemuan kedua memperoleh nilai 3,8 dengan kategori baik. Pertemuan ketiga peneliti memperoleh nilai 4 dengan kategori baik. Jumlah rata-rata penilaian aspek kegiatan inti adalah 3,5 dengan kategori baik. Aspek kelima yaitu evaluasi, pada pertemuan pertama memperoleh nilai 4 dengan kategori baik dan pertemuan kedua memperoleh nilai 4 dengan kategori baik. Pertemuan ketiga peneliti memperoleh nilai 4 dengan kategori baik. Jumlah rata-rata penilaian aspek kegiatan inti adalah 4 dengan kategori baik. Aspek keenam yaitu pengelolaan waktu, pada pertemuan pertama memperoleh nilai 3 dengan kategori baik dan pertemuan kedua memperoleh nilai 3,5 dengan kategori baik. Pertemuan ketiga peneliti memperoleh nilai 4 dengan kategori baik. Jumlah rata-rata penilaian aspek kegiatan inti adalah 3,5 dengan kategori baik. Rata-rata penilaian aspek pengelolaan pembelajaran pada setiap pertemuan disajikan pada grafik berikut:

68 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Rata-rata Penilaian Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III 2. Gain Ternormalisasi Gambar 5.1 Diagram penilaian rata-rata pengelolaan pembelajaran kreatif dan produktif Dari Lampiran 2.5 halaman 115, menunjukkan bahwa setelah siswa diberi kan tes awal dan tes akhir didapatkan, nilai rata-rata pre test siswa kelas VII-4 SMP-N 7 Palangka Raya yaitu 53,28 dan nilai rata-rata post test yaitu 75,04. Dapat dilihat pada diagram di bawah ini: nilai rata-rata pre test dan post test 80 70 60 50 40 30 20 10 0 pre test post test pre test post test Gambar 5.2 Diagram nilai rata-rata pre test dan post tes siswa kelas VII-4 Siswa SMP-N 7 Palangka Raya

69 Dari diagram 5.2 di atas didapatkan nilai rata pre test yaitu 53,28 dan nilai rata-rata post test yaitu 75,04 sehingga menunjukan hasil kenaikan yang signifikan antara nilai rata pre test dengan nilai rata-rata post test siswa kelas VII-4 SMP-N 7 Palangka Raya. Dari Lampiran 2.5 halaman 113, 21 siswa mendapatkan kategori sedang karena nilai ngain g 0,3 > g > 0,7 dengan nilai 0,33 sampai 0,66 dan kategori rendah ada 7 siswa karena nilai ngain g < 0,3dengan nilai -0,09 sampai 0,23, kategori keseluruhan tes awal dan tes akhir yang diberikan dikatakan sedang. Dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 0.45 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 gain ternormlisasi kategori sedang kategori sedang Gambar 5.3 Diagram gain ternormalisasi yang menunjukan pengkategorian Dari diagram 5.3 di atas, hasil analis dan grafik menunjukan bahwa tidak terjadi perbedaan yang singnifikan antara free test dan post test yang telah diberiakan kepada siswa dan tidak terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa setelah pembelajaran yang diberiakan oleh guru.

70 3. Ketuntasan Hasil Belajar a. Ketuntasan Individu Hasil analisis tes hasil belajar siswa secara kognitif dihitung sebanyak satu kali. Berdasarkan tabel 4.3, tes hasil belajar siswa kelas VII-4 dari 28 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajar diperoleh 13 siswa tuntas dan 15 siswa tidak tuntas karena belum mencapai standar ketuntasan hasil belajar fisika yang telah ditetapkan sekolah sebesar 70. Dilihat dalam bentuk grafik ketuntasan THB kognitif pada siswa kelas VII-4 SMP-N 7 Palangka Raya ditunjukkan seperti pada gambar di bawah ini: Tuntas Tidak Tuntas 54% 46% Gambar 5.4 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas VII-4 SMP-N 7 Palangka Raya Berdasarkan gambar 5.4, dapat dilihat bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas VII-4 setelah mendapatkan pembelajaran kreatif dan produktif dari 28 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajar terdapat 13 orang siswa atau 46,43% dinyatakan tuntas belajarnya dan 15 orang siswa atau 53,57% dinyatakan belum mencapai ketuntasan belajar. Siswa yang tuntas pada tes hasil belajar sebanyak 13 orang karena telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar dari pihak sekolah yang KKM sebesar 70. Siswa yang tuntas tergolong aktif dalam mengikuti kegiatan

71 belajar mengajar dan mampu mengerjakan tugas-tugas yang telah ditentukan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Brown dan Saks menyatakan keberhasilan belajar banyak ditentukan oleh seberapa jauh siswa berusaha untuk mencapai keberhasilan tersebut. Usaha belajar siswa tersebut itu mempunyai dua dimensi, yaitu (1) jumlah waktu yang dihabiskan siswa dalam suatu kegiatan belajar, dan (2) intensitas keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar tersebut 1, sehingga ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa-siswa tersebut dikarenakan mereka aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan langsung terlibat dalam kegiatan belajar. Siswa tersebut juga memanfaatkan waktu untuk bertanya apabila mereka mendapatkan kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa-siswa yang tidak tuntas karena siswa-siswa tersebut belum mampu mencapai ketuntasan individu yang ditetapkan sekolah yaitu 70%. Siswa belum mampu menjawab soal-soal yang telah diberikan guru. Siswa tersebut cenderung pasif untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Siswa kurang mampu memahami materi pelajaran dengan baik. Ada banyak faktor-faktor yang menghambat berjalannya proses pembelajaran sehingga intensitas pembelajarannya berkurang. Misalnya, siswa merasa belajar fisika itu sulit sehingga siswa malas untuk belajar dan takut tidak bisa mengerjakan soal-soal yang akan diberikan. Pola pikir siswa yang tidak mau tahu tentang pelajaran, sehingga mereka pun malas untuk 1 Asep_Herry_Hernawan.2010.Makna_Ketuntasan_Dalam_Belajar.http://file.upi.edu/Dire ktori/fip/jur._kurikulum_dan_tek._pendidikan

72 belajar. Akibat mata pelajaran fisika yang waktunya setelah mata pelajaran olah raga, mengakibatkan waktu pembelajaran sering terpotong hingga 30 menit dan para siswa mengeluhkan kecapekan. Hal itu mengakibatkan intensitas belajarnya pun berkurang dan siswa cenderung kurang semangat dalam menerima pembelajaran. b. Ketuntasan Klasikal Ketuntasan secara klasikal dari tes hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kreatif dan produktif sebesar 46,43 % Berdasarkan ketuntasan klasikal siswa tidak tuntas hasil belajarnya, Karena secara klasikal hasil belajar kelasvii-4 belum memenuhi atau melebihi batas standar kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85% serta guru merasa masih kurang maksimal dalam mengajar terutama pada materi hitungan yang membuat siswa agak kesulitan dalam menjawabnya.