BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Begitu juga di negara Indonesia. Pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak menjadi aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai Rp1.822,5 T dan pendapatan yang berasal dari penerimaan pajak

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan internal, yaitu dari laba perusahaan saja, tidak akan cukup untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan tersebut menimbulkan biaya utang bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penerimaan negara dalam arti penerimaan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. penghindaran pajak oleh perusahaan adalah penggunaan utang. Keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran pajak dengan cara melakukan manajemen pajak. Suandy, 2011). Tujuan manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negeri tertarik untuk mendirikan perusahaan guna memanfaatkan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan secara optimal agar laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. besar yang digali terutama dari kemampuan sendiri. Usaha pemerintah untuk. diantaranya dari sektor pajak (Lumbantoruan, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan memiliki beberapa alternatif dalam melakukan pendanaan,

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. tersebut melakukan penggelapan pajak (tax evasion). Penggelapan pajak merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam menunjang perkembangan perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PAJAK, TAX PLANNING, TAX AVOIDANCE, DAN COST OF DEBT. rakyat. Undang-undang Republik Indonesia No.28 tahun 2007 pasal 1 angka 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan utilitas pemiliknya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan menyediakan informasimengenai laba sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahannya, negara membutuhkan. pendapatan atau penghasilan. Negara menetapkan dua kelompok utama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak asing karena krisis kepercayaan finansial yang terjadi. Krisis. suatu perusahaan dalam kemampuan membayar hutang.

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

Banyak perusahaan yang mengidentikkan membayar pajak sebagai beban sehingga perusahaan akan berusaha meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan

Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu aspek yang memberikan kontribusi yang besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis menyebabkan setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Adanya perbedaan kebijakan antara PSAK dan peraturan perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanah air dan negara. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan digunakan sebagai alat pertanggungjawaban bagi pengurus

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting untuk pembangunan dan pengeluaran rutin negara yang tersusun dalam Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pemerintah Indonesia selalu menaikkan target penerimaan pajak dari tahun ke tahun. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pajak adalah dengan melakukan reformasi perpajakan salah satunya dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan atas peraturan-peraturan perpajakan di Indonesia. Salah satu tujuan diberlakukannya reformasi pajak adalah agar wajib pajak baik pribadi maupun badan dapat secara sukarela ikut berpartisipasi dalam menghitung dan membayar sendiri pajaknya. Keikutsertaan masyarakat yang minim ditimbulkan karena filosofi bahwa pajak dianggap sebagai beban, tak terkecuali bagi wajib pajak badan. Bagi perusahaan pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba perusahaan. Optimalisasi laba yang dicapai oleh perusahaan mengakibatkan pihak manajamen akan berusaha untuk meminimalkan 1

2 pajak dengan memanfaatkan ketentuan pajak yang ada. Pemilik perusahaan akan mendorong pihak manajemen untuk melakukan tindakan pajak agresif untuk mengurangi beban pajak yang muncul (Chen, Chen, Cheng, dan Shevlin, 2010). Perusahaan melakukan manajemen pajak untuk mengurangi beban pajak yang ditanggung perusahaan dan berusaha untuk mengoptimalkan laba sesuai dengan harapan pemegang saham. Salah satu bentuk manajemen pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah perencanaan pajak. Perencanaan pajak adalah suatu sarana yang dilakukan wajib pajak dalam meminimalkan pajak yang terhutang melalui skema yang telah diatur dalam perundang-undangan perpajakan. Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan beberapa strategi, salah satunya dengan melakukan penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak merupakan cara mengurangi pajak secara legal sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. Praktek penghindaran pajak dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan hukum pajak dan tidak melanggar peraturan perpajakan, selain memanfaatkan celah peraturan perpajakan penghindaran pajak juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan deductible expense dan non deductible expense. Suatu perencanaan pajak yang tepat akan menghasilkan beban pajak minimal yang merupakan hasil dari perbuatan penghindaran pajak yang dapat diterima oleh fiskus dan bukan merupakan perbuatan yang disebabkan karena penyelundupan pajak yang tidak dapat diterima oleh fiskus dan tidak akan ditolerir.

3 Penghindaran pajak berkenaan dengan pengaturan sesuatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimkan atau menghilangkan beban pajak dengan memerhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkannya (Mortenson; dalam Zain, 2007:49). Dalam hal ini sama sekali tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan dan sebaliknya akan diperoleh penghematan pajak dengan cara mengatur tindakan yang dapat menghindarkan dari pengenaan pajak melalui pengendalian fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang lebih besar atau sama sekali tidak kena pajak. Terdapat beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mengurangi pajak melalui penghindaran pajak merupakan perbuatan yang tidak bermoral, yang dimana perbuatan tersebut dianggap perbuatan yang melepaskan kewajiban sebagai seorang warga negara yang baik (Zain, 2007:45). Kelompok yang mendukung perencanaan pajak beranggapan bahwa uang pajak yang dapat dihemat tersebut, selain merupakan sumber pembiayaan baru juga kemungkinan besar akan ditanam kembali untuk memperluas usahanya yang akhirnya akan memunculkan pajak baru. Secara konseptual, dalam menentukan perbedaan antara penghindaran pajak dan penyelundupan pajak kesulitannya terletak pada penentuan perbedaannya, akan tetapi berdasarkan konsep perundangundangan, garis pemisahnya adalah antara melanggar undang-undang dan tidak melanggar undang-undang (Zain, 2007:49). Penyelundupan pajak merupakan perbuatan yang tidak bermoral yang dilakukan oleh wajib pajak dengan tujuan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Beberapa

4 contoh penyelundupan pajak yang dilakukan oleh perusahaan seperti dengan tidak melaporkan penjualan yang terjadi dan mengakui adanya biaya-biaya yang fiktif. Perolehan hutang perusahaan akan menimbulkan suatu biaya yang disebut dengan biaya hutang. Biaya hutang merupakan tingkat bunga yang diterima oleh kreditur atas pengembalian yang diisyaratkan. Biaya hutang sebuah perusahaan ditentukan oleh karakteristik perusahaan penerbit karena mempengaruhi risiko kebangkrutan, biaya keagenan, dan masalah asimetri informasi (Bhojraj dan Sengupta, 2003). Pittman dan Fortin (2004, dalam Masri dan Marsini, 2012) menyatakan bahwa mengukur biaya hutang sebagai beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan dalam periode satu tahun dibagi dengan jumlah rata-rata pinjaman jangka panjang dan jangka pendek yang berbunga selama tahun tersebut. Upaya meminimalkan pajak melalui penghindaran pajak adalah pengganti dari penggunaan hutang (Lim, 2011). Masri dan Martani (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan penghindaran pajak akan mengurangi penggunaan hutang, sehingga akan meningkatkan financial slack, mengurangi biaya dan risiko kebangkrutan, meningkatkan kualitas kredit, dan dampaknya biaya hutang akan rendah. Upaya penghematan pajak yang dilakukan perusahaan melalui penghindaran pajak dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek perusahaan tanpa pembiayaan hutang (Kholbadalov, 2012). Pinjaman hutang yang rendah oleh perusahaan akan membuat biaya hutang perusahaan juga rendah.

5 Penghindaran pajak dapat mengurangi transparansi perusahaan sehingga menimbulkan masalah keagenan karena dapat menyebabkan asimetri informasi. Salah satu cara mengatasi masalah keagenan adalah dengan adanya kepemilikan instutisional. Kepemilikan institusional dapat mengendalikan dan mengawasi kinerja manajemen agar lebih optimal dan sesuai dengan yang diharapkan oleh principal. Kepemilikan institusional dianggap mampu membatasi setiap keputusan yang diambil pihak manajer dalam pengambilan keputusan yang strategis, sehingga mengurangi tindakan manipulasi. Kepemilikan institusional dapat mempengaruhi hubungan antara penghindaran pajak dengan biaya hutang, karena kepemilikan institusional memiliki insentif yang lebih besar dalam upaya pengawasan tindakan perusahaan dengan besarnya tingkat saham yang dimiliki (Sheleifer dan Vishny, 1986; dalam Kholbadalov, 2012). Masalah keagenan antara manajer, pemegang saham, dan kreditur dapat menurun dengan tingginya tingkat kepemilikan saham oleh pihak institusional. Kepemilikan institusional dapat memiliki efek negatif kepada biaya hutang dan memperkuat efek negatif penghindaran pajak pada biaya hutang melalui penurunan masalah keagenan antara manajemen dan kreditur, serta mengurangi kesempatan manajerial untuk melakukan penghindaran pajak (Kholbadalov, 2012). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kholbadalov (2012), memasukkan unsur kepemilikan institusional terhadap biaya hutang dan penghindaran pajak (tax avoidance) dengan sampel perusahaanperusahaan yang terdapat Bursa Malaysia pada tahun 2005-2009. Hasil

6 penelitian ini menunjukkan hubungan negatif antara biaya hutang dengan penghindaran pajak, dimana aktivitas pajak dapat mengurangi biaya hutang perusahaan. Kepemilikan institusional sebagai variabel pemoderasi tidak mempengaruhi hubungan antara penghindaran pajak dan biaya hutang, hal ini dikarenakan investor institusional tidak melakukan pengawasan yang cukup terhadap manajerial dan tidak memperhatikan adanya konflik kepentingan antara manajemen dan kreditur. Di Indonesia penelitian serupa dilakukan oleh Masri dan Martani (2012). Hasil penelitian yang dilakukan Masri dan Martani (2012) menunjukkan pengaruh penghindaran pajak (tax avoidance) terhadap biaya hutang adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa penghindaran pajak yang dipandang oleh kreditur sebagai risiko, sehingga perilaku penghindaran pajak justru meningkatkan biaya hutang. Penelitian tersebut dimoderasi oleh perubahan tarif pajak dan struktur kepemilikan keluarga. Pada periode sebelum penurunan tarif pajak menunjukkan pengaruh penghindaran pajak yang lebih kecil terhadap biaya hutang. Kreditur menganggap tindakan penghindaran pajak pada periode sebelum penurunan tarif pajak justru merupakan perencanaan pajak yang mengurangi biaya hutang. Kepemilikan keluarga menunjukkan pengaruh penghindaran pajak semakin kuat terhadap biaya hutang namun dalam konteks positif. Salah satu cara dalam mengukur penghindaran pajak adalah dengan book tax differences. Book tax differences adalah perbedaaan antara laba komersial (laba akuntansi) dengan laba fiskal (pendapatan

7 kena pajak). Laba komersial adalah laba atau rugi bersih sebelum dikurangi dengan beban pajak yang dihitung berdasarkan standar akuntansi keuangan, sedangkan laba fiskal adalah laba atau rugi bersih yang dihitung berdasakan peraturan perpajakan. Adanya book tax differences diharapkan dapat menjadi indikasi terjadinya manipulasi laba yang dilakukan pihak manajemen. Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal yang menimbulkan perbedaan dalam perhitungan besarnya penghasilan kena pajak. Penyusunan laporan keuangan fiskal mengacu peraturan perpajakan, sehingga laporan keuangan komersial yang dibuat berdasarkan standar akuntansi keuangan harus disesuaikan/dikoreksi fiskal sebelum menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Umur perusahaan merupakan lamanya perusahaan berdiri dihitung sejak tangal berdirinya. Biaya hutang ditentukan oleh tingkat risiko, dimana meningkatnya tingkat risiko maka akan meningkatkan biaya hutang. Perusahaan yang telah lama berdiri memiliki pengalaman yang lebih banyak sehingga memiliki tingkat risiko yang rendah, oleh karena itu biaya hutang juga rendah. Menurut Lim (2011) umur perusahaan berhubungan negatif dengan biaya hutang. Biaya hutang ditentukan oleh tingkat risiko, dimana meningkatnya tingkat risiko maka akan meningkatkan biaya hutang. Perusahaan dengan total aset yang lebih besar diperkirakan akan memiliki kemampuan yang lebih besar dalam memenuhi kewajibannya di periode mendatang (Rebecca dan Siregar, 2012). Semakin besar total aset, diharapkan dapat memberikan pengembalian (return) yang lebih pasti kepada kreditur, dengan

8 demikian perusahaan yang memiliki total aset yang lebih besar diperkirakan memiliki biaya hutang yang lebih rendah (Bhojraj dan Sengupta, 2003). Perusahaan yang memiliki leverage tinggi maka perusahaan menggunakan hutang pada komposisi pendanaannya, sehingga tingkat risiko perusahaan semakin besar. Hal ini menyebabkan biaya hutang akan semakin tinggi. Aliran kas operasi merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar, oleh karena itu aliran kas operasi dapat digunakan sebagai kontrol profitabilitas. Menurut Lim (2011) perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan dapat membayar hutang dengan baik, sehingga memiliki risiko yang rendah dan dapat menurunkan tingkat bunga. Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat perbedaan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya. Hal ini mendorong peneliti untuk meneliti kembali hubungan antara penghindaran pajak (tax avoidance) dengan biaya hutang. Pada penelitian ini peneliti menggunakan kepemilikan institusional sebagai pemoderasi mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Kholbadalov (2012). Penelitian ini menggunakan variabel kontrol yaitu umur perusahaan (age), ukuran perusahaan (size), leverage, dan aliran kas operasi (CFO). Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2012. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

9 1. Apakah penghindaran pajak berpengaruh terhadap biaya hutang? 2. Apakah penghindaran pajak berpengaruh terhadap biaya hutang yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji secara empiris pengaruh penghindaran pajak terhadap biaya hutang. 2. Untuk menguji secara empiris pengaruh penghindaran pajak terhadap biaya hutang yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional. 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.4.1. Manfaat Akademik a. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terutama mengenai pengaruh penghindaran pajak terhadap biaya hutang yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran untuk penelitian selanjutnya, serta memberikan sumbangan gagasan sebagai pertimbangan dalam memberikan informasi tentang biaya hutang, penghindaran pajak dan kepemilikan saham dalam suatu perusahaan.

10 1.4.2. Manfaat Praktik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan sampel dan perusahaan pada umumnya mengenai hubungan penghindaran pajak, biaya hutang, dan kepemilikan institusional. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran tentang isi dari penelitian ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi penelitian terdahulu, landasan teori, pengembangan hipotesis, dan model analisis. BAB 3: METODE PENELITIAN Bab ini berisi desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

11 BAB 5: PENUTUP Bab ini berisi tentang simpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran penelitian.