Implementasi Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation Pada Model Regresi Logistik Biner

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION PADA MODEL REGRESI LOGISTIK BINER SKRIPSI. Oleh Miftahus Sholihin NIM

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK

ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) MENGGUNAKAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN MODEL LOG LINIER

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

Pemodelan Tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelayanan Laboratorium Komputer Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

ESTIMASI EROR STANDAR PARAMETER REGRESI LOGISTIK MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP

(Studi Kasus Siswa SMP Kelas VIII di SMPN 1 Tajinan Malang) *Wuri Graita Gayuh Palupi *Abadyo

Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG)

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PESERTA DIDIK SMA NEGERI 2 SEMARANG MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK ORDINAL

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Pemodelan Regresi Probit Ordinal Pada Kasus Penentuan Predikat Kelulusan Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman Tahun 2014

MODEL REGRESI PROBIT BIVARIAT

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

REGRESI LOGISTIK UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PULAU KALIMANTAN

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) DENGAN METODE FISHER SCORING

REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I. oleh NANDA HIDAYATI M

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

EKO ERTANTO PEMBIMBING

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG)

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEMBAHAN. Karya ini dipersembahkan untuk ibu, bapak, dan kakak yang selalu mendoakan dan memotivasiku untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi.

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

Kata Kunci Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Model Log Linier, Regresi Logistik Multinomial. H 1 Ada hubungan antara dua variabel yang diamati

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

SKRIPSI. Disusun oleh: DHINDA AMALIA TIMUR

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

Sarimah. ABSTRACT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Disusun Oleh : RAHMA NURFIANI PRADITA

MODEL REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL UNTUK MENENTUKAN PILIHAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS PADA SISWA SMP

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Analisis Data Panel Tidak Lengkap Model Komponen Error Dua Arah dengan Metode Minimum Variance Quadratic Unbiased Estimation (MIVQUE) SKRIPSI

PENERAPAN REGRESI POISSON UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI JUMLAH SISWA SMA/SMK YANG TIDAK LULUS UN DI BALI

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu diketahui, yang disebut sebagai variabel. Variabel adalah sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ANALISIS REGRESI KELAS LATEN UNTUK DATA KATEGORIK DENGAN SATU KOVARIAT (LATENT CLASS REGRESSION ANALYSIS FOR CATEGORICAL DATA WITH ONE COVARIATE)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO)

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, ISSN:

PEMODELAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) PADA FAKTOR-FAKTOR RESIKO ANGKA KESAKITAN DIARE

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

Statistika ITS Surabaya

PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI REGRESI LOGISTIK BINER DAN NAIVE BAYES PADA STATUS PENGGUNA KB DI KOTA TEGAL TAHUN 2014

Analisis Regresi Logistik Ordinal Pada Tingkat Kepuasaan Pengguna Jasa Terhadap Pelayanan di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado

MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL MULTINOMIAL LOGISTIC REGRESSION (GWOMLR) PADA INCIDENCE RATE (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SEMARANG

Pemodelan Regresi Logistik Biner dan Ordinal Pada Proses Seleksi Mahasiswa Baru Program D3KPLN PENS Abstract Keywords I.

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

E-Jurnal Matematika Vol. 3 (3), Agustus 2014, pp ISSN:

Non Linear Estimation and Maximum Likelihood Estimation

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI...

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

KLASIFIKASI LAMA STUDI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN REGRESI 3-LEVEL DENGAN METODE ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE (IGLS) (Studi Kasus: Lamanya pendidikan Anak di Kabupaten Semarang)

IDENTIFIKASI MULTIKOLINEAR PADA MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL UNTUK STATUS GIZI ANAK DI KELURAHAN KARANGKITRI, BEKASI TIMUR

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK ABSTRAK

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 2015, pp ISSN:

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUMAH TANGGA NELAYAN BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER

PENDUGAAN PARAMETER REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN SPREADSHEET SOLVER (ADD-IN MICROSOFT EXCEL)

SKRIPSI. Disusun oleh: Alin Citra Suardi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KELULUSAN BERDASARKAN JALUR MASUK MAHASISWA DENGAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER BIVARIAT

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 215 Implementasi Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation Pada Model Regresi Logistik Biner (Implemetation of Penalized Maximum Likelihood Estimation Methods for Binary Logistic Regression Model) Miftahus Sholihin 1, Alfian Futuhul Hadi 2, Dian Anggraeni 3 1 Mahasiswa Matematika FMIPA Universitas Jember mifta.sholihin@gmail.com 2 Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember afhadi@unej.ac.id 3 Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember Abstrak Model regresi logistik biner merupakan salah satu model regresi logistik yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara satu variabel respon bersifat biner dengan beberapa variabel prediktor bersifat kategorik. Parameter dari model regresi logistik biner diduga dengan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) yang selanjutnya diselesaikan dengan metode iteratif Newton-Raphson. Namun, dalam suatu kondisi tertentu metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) tidak dapat digunakan karena diperoleh penduga yang tidak konvergen. Untuk menyelesaikan hal tersebut, digunakan pendekatan metode Penalized Maximum Likelihood Estimation (PMLE) yang pertama kali diusulkan oleh Firth (1993). Penalized Maximum Likelihood Estimation (PMLE) merupakan hasil modifikasi fungsi skor likelihood menjadi fungsi skor Penalized likelihood. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tentang pemberian kredit dari suatu badan usaha kepada peternak ayam potong, yang diperoleh dari Badan Usaha Peternakan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Langkah-langkah dalam penelitian ini yang pertama adalah melakukan pendugaan parameter pada data menggunakan metode MLE dan Iteratif Newton- Raphson dengan bantuan Program R. Dari data yang di analisis, ditemukan masalah yaitu penduga parameter tidak konvergen. Kedua, mencari masalah yang mengakibatkan penduga tidak konvergen menggunakan peluang ketepatan alokasi yang dilanjut dengan memeriksa ragam penduga prediktor yang dibakukan. Dari data yang dianalisis mengandung masalah pemisahan kurang sempurna. Langkah terakhir mencari penduga parameter pada data tersebut yang telah teridentifikasi masalah pemisahan kurang sempurna menggunakan Metode PMLE untuk mendapatkan model terbaik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model terbaik dari data pembeikan kredit peternak ayam potong mengandung faktor-fakor yang paling mempengaruhi pemberian kredit tersebut, antara lain: faktor pengalaman, tingkat kebersihan kandang, tingkat kelembaban kandang, dan luas area kandang. Kata Kunci: Iteratif Newton-Raphson, Maximum Likelihood Estimation, Penalized Maximum Likelihood Estimation, Model Regresi Logistik Biner, Skor Penalized Likelihood Abstract Binary logistic regression model is one of the logistic regression models that is used to analyze the correlation between the binary response variable and several categorical predictor variables. The parameters of the binary logistic regression models are estimated by Maximum Likelihood Estimation (MLE) method which subsequently solved by iterative Newton-Raphson method. However, in certain circumstances the Maximum Likelihood Estimation (MLE) method cannot be used

Sholihin, et. al Implementasi Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation... 216 because non-convergent estimator is obtained. To resolve the problem, it is used the approach of Penalized Maximum Likelihood Estimation (PMLE) method which was first proposed by Firth (1993). Penalized Maximum Likelihood Estimation (PMLE) is a result of modification of likelihood score function into Penalized likelihood score function. Data used in this study was secondary data on the lending from a business entity to broiler breeders, which was obtained from Farm Enterprises in Magetan Regency, East Java Province. In this research, the first step is estimating the parameter of the data by using the MLE method and Newton-Raphson Iterative method with the help of R program. From data analysis, it is found a problem, i.e. non-convergent parameter estimator. The second step is seeking problems resulting non-converge estimator using opportunities of allocation accuracy and continued by examining the standardized predictor variance estimators. The data that were analyzed contained quasi-complete separation problem. The final step is searching for the parameter estimators of the data which were identified quasi-complete separation problem using PMLE method to obtain the best model. The results of this study indicate that the best model of the data of broiler breeder credit contains factors that most influence the granting of the credit, i.e.: the experience factor, cage cleanliness level, cage humidity level, and the area of thecage. Keywords: Iterative Newton-Raphson, Maximum Likelihood Estimation, Penalized Maximum Likelihood Estimation, Binary Logistic Regression Model, Penalized Likelihood Score 1 Pendahuluan Analisis regresi merupakan salah satu metode yang sangat popular dalam mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis ini sering digunakan untuk menggambarkan garis yang menunjukkan arah hubungan antar variabel, serta digunakan juga untuk melakukan prediksi. Analisis regresi sering disebut sebagai model statistika (statistical model), yaitu berkaitan dengan mempelajari hubungan fungsional dua peubah atau lebih[1]. Secara umum, analisis regresi digunakan untuk menganalisis data dengan variabel respon berupa data kuantitatif. Akan tetapi di sisi lain banyak ditemukan masalah dengan variabel respon berupa data kualitatif. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan analisis regresesi logistik. Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan juga masalah bahwa variabel respon pada suatu data kualitatif bersifat biner. Untuk dapat menyelesaikannya, masalah tersebut digambarkan ke dalam suatu model yang dikenal dengan model regresi logistik biner[2]. Model regresi logistik biner merupakan salah satu model regresi logistik yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara satu variabel respon bersifat biner dengan beberapa variabel prediktor kategorik[3]. Parameter dari model regresi logistik biner diduga dengan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) yang selanjutnya diselesaikan dengan metode iteratif Newton-Raphson. Namun, dalam suatu kondisi tertentu metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) tidak dapat digunakan karena satu atau kombinasi beberapa prediktor yang akan menyebabkan variabel prediktor dan variabel respon terpisah secara sempurna atau kurang sempurna sehingga penduga menjadi tidak konvergen[4]. Untuk menyelesaikan hal tersebut, digunakan pendekatan metode Penalized Maximum Likelihood Estimation (PMLE) yang pertama kali diusulkan oleh Firth (1993).

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 217 Penalized Maximum Likelihood Estimation (PMLE) merupakan hasil modifikasi. fungsi skor likelihood menjadi fungsi skor Penalized likelihood [5]. Dalam penelitian Evelin (2012), telah dibahas tentang PMLE untuk masalah pemisahan kurang sempurna dengan menggunakan data sekunder tentang pemberian kredit oleh pemerintah kepada petani rumput laut di Kabupaten Kupang. Selanjutnya dalam penelitian ini membahas tentang metode PMLE untuk masalah pemisahan secara umum dengan data sekunder dari Badan Usaha Pengelolaan Peternak Ayam Potong di Kabupaten Magetan. Tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama mendapatkan model terbaik terhadap data sekunder yang mengandung masalah pemisahan. Yang ke dua adalah data tersebut diterapkan pada model regresi logistik biner dan diselesaikan menggunakan metode Penalized Maximum Likelihood Estimation (PMLE). Pada tahun 1993, Firth mengusulkan suatu metode untuk menghilangkan bias orde pertama pada keluarga sebaran eksponensial yang diakibatkan oleh penggunaan contoh berukuran kecil sehingga menyebabkan penduga tidak konvergen. Firth (1993) mengusulkan bahwa bias orde pertama O(N 1 ) dapat dihilangkan dengan memodifikasi u yaitu: b(β) = (I(β) 1 X Wξ dari modifikasi tersebut didapatkan fungsi penalized likelihood yaitu: L (β) = L(β) I(β) 1 2 dengan penalized log-likelihood yaitu: l (β) = l(β) + 1 2 ln I(β) 2 Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mendapatkan faktorfaktor yang paling berpengaruh dalam pengambilan suatu keputusan. 2.1 Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Badan Usaha Pengelolaan Peternak Ayam Potong di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Maksud dari penelitian ini berisi tentang pemberian kredit dari Badan Usaha Pengelolaan Peternakan kepada pengelola peternakan ayam potong. Banyak responden pada data yang digunakan ini 100 orang. 2.2 Identifikasi Peubah Peubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu peubah respon dan enam peubah prediktor. Peubah respon dari data tersebut adalah keputusan ya atau tidak penerimaan kredit pengelola peternakan ayam potong di Kabupaten Magetan yang dinyatakan sebagai berikut: Variabel respon y i :1 = Peternak ayam potong yang menerima kredit 0 = Peternak ayam potong yang tidak menerima kredit

Sholihin, et. al Implementasi Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation... 218 Sedangkan peubah prediktor yang digunakan sebagai berikut: X 1 : Pengalaman (tahun) X 2 : Lama pendidikan formal (tahun) X 3 : Usia peternak (tahun) X 4 : Tingkat kebersihan kandang (%) X 5 : Tingkat kelembaban kandang (%) X 6 : Luas area kandang (m 2 ) 3 Metode Penelitian Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software R, dan paket yang digunakan adalah paket Logistf. Paket Logistf adalah salah satu paket statistika yang secara khusus menangani masalah data yang mengandung pemisahan dengan menggunakan metode penalized likelihood. 3.1 Langkah Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan kajian pustaka tentang pemberian kredit Badan Usaha Peternakan Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur serta menentukan faktor apa saja yang diduga mempengaruhi seorang peternak ayam potong dapat menerima kredit. 2. Memodelkan data pemberian kredit Badan Usaha Peternakan menggunakan model regresi Logistik Biner dengan software R. 3. Pengujian keberadaan masalah pemisahan dengan menggunakan peluang ketepatan alokasi dan ragam penduga parameter yang dibakukan. 4. Pengujian pendugaan parameter menggunakan metode PMLE untuk menyelesaikan masalah pemisahan. 5. Pengujian penduga parameter secara parsial menggunakan Uji Wald dan secara simultan menggunakan Uji G. 6. Pengujian uji kebaikan model menggunakan metode backward. 7. Interpretasi hasil menggunakan Odds Ratio (OR) 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pendugaan Parameter dengan Metode Maximum Likelihood Estimation dan Metode Iteratif Newton Raphson. Iter (t) Tabel 1 Penduga Parameter Model Regresi Logistik Biner Penduga Parameter β 0 β 1 β 2 β 3 β 4 β 5 β 6 0-0,753772 0 0 0 0 0 0 1-8,977030 0,192714-0,03478-0,00786 0,181965-0,29764 0,001694 2-3,390734 0,228692-0,03695-0,00863 0,215983-0,62153 0,002030 3 8,900330 0,225408-0,03862-0,00791 0,209240-1,04761 0,002021 4 21,249983 0,219499-0,03922-0,00748 0,201858-1,47188 0,001975 5 32,787089 0,217068-0,03937-0,00733 0,198954-1,88159 0,001956 6 43,986535 0,216157-0,03941-0,00728 0,197881-2,28520 0,001948

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 219 7 55,060021 0,215821-0,03943-0,00726 0,197486-2,68653 0,001945 8 66,087065 0,215697-0,03943-0,00725 0,197341-3,08703 0,001944 9 77,097014 0,215651-0,03944-0,00725 0,197288-3,48721 0,001944 10 88,100675 0,215634-0,03944-0,00725 0,197268-3,88727 0,001944 11 90,910 0,215634-0,03944-0,00725 0,1973-4,287 0,001944 12 100,101 0,215634-0,03944-0,00725 0,1973-4,687 0,001944 13 100,211 0,215634-0,03944-0,00725 0,1973-5,087 0,001944 14 100,321 0,215634-0,03944-0,00725 0,1973-5,487 0,001944 15 100,431 0,215634-0,03944-0,00725 0,1973-5,887 0,001944 Q j (t=8) R j (t=8) 11,009949 0,000046 0,00001 0 0,000053 0,40018 0 121,595699 1,5376e-08 0 1e-10 2,1025e-08 0,16040025 1e-12 Untuk mengidentifikasi kriteria kekonvergenan pada Tabel 1 menggunakan rumus yang didefinisikan sebagai berikut: (t 1) 2 β j(t+1) β j(t) dan c (β j(t) β j ) Dalam Tabel 1 terlihat bahwa pada saat iterasi ke delapan (t = 8) untuk penduga parameter β 1, β 2, β 4 dan β 5 kriteria kekonvergenan Q j (t=8) Rj (t=8) dengan c = 1 tidak terpenuhi. Hal ini diperkuat juga dari peringatan yang disampaikan di dalam program saat menghitung penduga parameter. Di mana peringatan tersebut adalah sebagai berikut: Warning: glm.fit2: algorithm did not converge. Try increasing the maximum iterations sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan terhadap peluang ketepatan alokasi. 4.2 Menghitung Peluang Ketepatan Alokasi Berikut merupakan hasil pengitungan peluang ketepatan alokasi untuk iterasi (t > 8). Tabel 2 Peluang Ketepatan Alokasi Iterasi Peluang Ketepatan Alokasi (%) (t) X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 9 44,63 50,98 50,18 45,08 97,03 49,95 10 44,63 50,98 50,18 45,08 97,99 49,95 11 44,63 50,98 50,18 45,08 98,64 49,95 12 44,63 50,98 50,18 45,08 99,08 49,95 13 44,63 50,98 50,18 45,08 99,38 49,95 14 44,63 50,98 50,18 45,08 99,58 49,95 Pada Tabel 2 terlihat bahwa pada iterasi t > 8 terdapat peluang ketepatan alokasi lebih dari 95%, yakni tepatnya pada variabel X 5. Hal ini mengindikasikan bahwa pada data yang di analisis terjadi masalah pemisahan kurang sempurna. Untuk memperkuat indikasi tersebut, maka dilakukan pemeriksaan ragam penduga parameter bagi peubah prediktor yang dibakukan. 4.3 Pemeriksaan Ragam Penduga Prediktor yang Dibakukan Berikut merupakan hasil pemeriksaan ragam penduga bagi peubah prediktor yang dibakukan untuk iterasi (t > 8).

Sholihin, et. al Implementasi Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation... 220 Iterasi (t) Tabel 3 Ragam Penduga Prediktor yang Dibakukan Ragam Penduga Var(β Zx 1 ) Var(β Zx 2 ) Var (β Zx 3 ) Var (β Zx 4 ) Var (β Zx5 ) Var (β Zx 6 ) 9 74,97482 41,93352 1,225753 23,13755 102,4828 0,01035 10 203,7976 113,9847 3,331884 62,89017 278,5601 0,028133 11 553,9743 309,8401 9,056944 170,949 757,1878 0,076473 12 1505,853 842,2304 24,61927 464,6833 2058,233 0,207875 13 4093,328 2289,417 66,92205 1263,136 5594,84 0,565062 14 11126,81 6223,279 181,9129 3433,555 15208,33 1,535997 Semua ragam penduga bagi peubah prediktor dapat dibakukan mengikuti sebaran Z karena ragam penduga dari masing-masing prediktor bersifat kontinu. Pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa ragam penduga bagi peubah prediktor yang dibakukan untuk X 1, X 2, X 3, X 4, dan X 5 lebih dari 5. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi masalah pemisahan kurang sempurna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masalah pemisahan pada data tersebut sama dengan Evellin (2012) yaitu pemisahan kurang sempurna. Selanjutnya untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pendugaan parameter dengan menggunakan metode Penalized Maximum Likelihood Estimation (PMLE). 4.4 Pendugaan Parameter Menggunakan Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation (PMLE) Tabel 4. Hasil pendugaan dan Pengujian Parameter Peubah Prediktor (X j ) β j SE(β j) W j Keputusan X 1 0,3254 0,3293 0,9881 Tolak H 0 X 2-0,0265 0,2477 0,1069 Terima H 0 X 3-0,0087 0,0454 0,1916 Terima H 0 X 4 0,1221 0,2233 0,5468 Tolak H 0 X 5-0,888 0,4459 1.9915 Tolak H 0 X 6 0,0014 0,004 0,35 Terima H 0 Log-likelihood = -40,74667 Statistik uji G = 104,4021 Berdasarkan uji Wald yang dihasilkan pada Tabel 4, terlihat bahwa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang secara signifikan tidak berpengaruh nyata pada taraf α = 5 % adalah faktor pendidikan formal (X 2 ), usia peternak (X 3 ), dan luas area kandang (X 6 ). Berdasarkan uji G, keputusan yang diambil adalah tolak H 0 karena G = 104,7561 > χ 2 = 12.592, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan 6(0,05) faktor pengalaman (X 1 ), tingkat kebersihan kandang (X 4 ), dan tingkat kelembaban kandang (X 5 ) merupakan faktor-faktor yang layak dimasukkan ke dalam model. Karena faktor pendidikan formal (X 2 ), usia peternak (X 3 ), dan luas area kandang (X 6 ) tidak layak dimasukkan ke dalam model, maka dilakukan uji kebaikan model untuk mendapatkan model terbaik.

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 221 4.5 Uji Kebaikan Model Tabel 5. Hasil Uji kebaikan Model dengan metode Backward l Peubah Prediktor yang Direduksi G p l+1 G p l 2 G l P(χ 2 (1) > G 2 l ) Keputusan 0 - - 104,4021 - - - 1 X 2 104,4021 106.3745 1,9724 0,16019 Terima H 0 2 X 2, X 3 106,3745 108.5714 2,1969 0,13829 Terima H 0 3 X 2, X 3, X 6 108,5714 113.0574 4,486 0,03417 Tolak H 0 Tabel 5 menunjukkan bahwa ketika X 6 direduksi setelah X 2 dan X 3 di reduksi dari model mengakibatkan model menjadi tidak sesuai karena nilai 0,03417 < 0,05 yang berarti tolak H 0. Oleh karena itu proses pereduksian untuk peubah prediktor X 6 tidak dilanjutkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model terbaik yang digunakan mengandung prediktor X 6. 4.6 Interpretasi Hasil Hasil interpretasi Odds Ratio untuk penduga parameter model regresi logistik biner disajikan pada tabel 4.10 dimana sebagai berikut. Tabel 6. Odds Ratio untuk Penduga Parameter dengan Model Regresi Logistik Biner Peubah Prediktor Penduga Parameter Odds Ratio X 1 0,416 1.516 X 4 0,173 1,189 X 5-0,929 0,395 X 6 0,002 1,002 Rasio odds X 1 bernilai 1,516 menunjukkan bahwa peternak yang mempunyai pengalaman 1 tahun lebih lama dibanding peternak lain memiliki kecenderungan menerima bantuan kredit meningkat sebesar 1,516 kali. Rasio odds X 4 bernilai 1,189 menunjukkan bahwa peternak yang memiliki kandang dengan tingkat kebersihan 1% lebih tinggi dibanding peternak lain memiliki kecenderungan menerima kredit sebesar 1,189 kali. Rasio odds X 5 bernilai 0,395 menunjukkan bahwa peternak yang memiliki kandang dengan tingkat kelembaban 1% lebih rendah dibanding peternak lain memiliki kecenderungan menerima kredit sebesar 0,395 kali. Sedangkan Rasio odds X 6 bernilai 1,002 menunjukkan bahwa peternak yang memiliki kandang 1 m 2 lebih luas dibanding peternak lain memiliki kecenderungan menerima kredit sebesar 1,002 kali. Dari hasil interpretasi Odds Ratio tersebut, dapat ditentukan urutan prioritas dari faktor-faktor yang paling mempengaruhi penerimaan kredit. Dengan urutan prioritas tersebut dapat menjadi pertimbangan seorang peternak ayam potong memperoleh peluang lebih besar untuk menerima kredit. Urutan prioritas dari faktor-faktor tersebut dilihat dari nilai Odds Ratio terbesar, yaitu: faktor pengalaman (X 1 ), tingkat kebersihan kandang (X 4 ), luas area kandang (X 6 ), dan tingkat kelembaban kandang (X 5 ).

Sholihin, et. al Implementasi Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation... 222 5 Penutup 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 5.1.1 Pendugaan parameter model regresi logistik biner diselesaikan menggunakan metode Penalized Maximum Likelihood Estimation (PMLE) dikarenakan pada model tersebut saat diselesaikan dengan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) dan iteratif Newton Raphson mengakibatkan terjadinya masalah pemisahan kurang sempurna. 5.1.2 Model terbaik dari data Penerimaan Kredit Peternak Ayam Potong di Kabupaten Magetan mengandung prediktor faktor pengalaman (X 1 ), tingkat kebersihan kandang (X 4 ), tingkat kelembaban kandang (X 5 ), dan area kandang yang luas (X 6 ) sehingga seorang peternak ayam potong berpeluang besar menerima kredit apabila memiliki pengalaman yang lama, tingkat kebersihan kandang yang tinggi, tingkat kelembaban kandang yang rendah dan area kandang yang luas. Model yang diperoleh adalah sebagai berikut: π (x) = exp( 6,635 + 0,416X 1 + 0,173X 4 0,929X 5 + 0,002X 6 ) 1 + exp( 6,635 + 0,416X 1 + 0,173X 4 0,929X 5 + 0,002X 6 ) 5.2 Saran Saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut: 5.2.1 Menerapkan metode PMLE pada model regresi lain seperti regresi logistik ordinal atau multinomial. 5.2.2 Perlu diperhitungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerimaan kredit Peternak Ayam Potong di Kabupaten Magetan seperti halnya faktor ketidakmampuan ekonomi dari Peternak tersebut. Daftar Pustaka [1] Tirta, I. M. 2009. Analisis Regresi dengan R (ANRER). Jember: Jember University Press. [2] Agresti, A. 2002. Categorical Data Analysis. John Wiley & Sons: New York. [3] Daruyani, S. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa FSM Universitas Diponegoro Semaster Pertama Dengan Metode Regresi Logistik Biner. Tidak diterbitkan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. [4] Albert, A. & Anderson, J.A. 1984. On the Existence of Maximum Likelihood Estimates in Logistic Regression Model. Biometrika. Vol.71: 1-10. [5] Evellin, D. L. 2012. Penerapan Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation untuk mengatasi pemisahan (separation) pada Analisis Regresi. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya