STUDI ETNOBOTANI KEANEKARAGAMAN PANGAN ETNIS BATAK TOBA DI KECAMATAN BAKTIRAJA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Oleh : Winda Sartika Lumbantobing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka yang panjang dalam Skripsi H. Siagian (Telaah Pemanfaatan Berbagai Jenis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa

BAB V. Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

beras atau sebagai diversifikasi bahan pangan, bahan baku industri dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pada abad modern ini, filosofi makan telah banyak mengalami pergeseran. Makan

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian menjadi daerah permukiman, industri, dan lain-lain. Menurut BPN

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dan doa-doa, manuk mira, dan boras pirma tondi oleh amang, inang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bakkara (2011) ada 3 Bius induk yang terdapat di Tanah Batak sejak awal peradaban bangsa

PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

POLA KONSUMSI PANGAN POKOK DI BEBERAPA PROPINSI DI INDONESIA

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PETANI DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA Studi Kasus di Desa Ngabeyan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pangan sehingga konsumsi pangan yang mencukupi lebih terjamin.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007 BPS mencatat rata-rata konsumsi ubi jalar orang Indonesia

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan hasil cipta, karsa dan karya manusia. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor

TANAMAN PENGHASIL PATI

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Peluang Investasi Agrobisnis Padi Sawah

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. data sosial ekonomi September 2013 sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. singkong, ubi, talas dan lain-lainnya. Gandum berpotensi sebagai pengganti beras

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi jalar merupakan jenis umbi

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki etnis yang sangat beragam, yaitu terdiri atas 300

BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS

BAB I PENDAHULUAN. SUSENAS 1999 sampai dengan 2007 menunjukkan bahwa pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas. yang bergizi seimbang dan permintaan pasar global.

PENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan.

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

PENDAHULUAN. Tebu atau Saccharum officinarum termasuk keluarga rumput-rumputan. Mulai

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

PENDAHULUAN. tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami,

UPAYA OPTIMALISASI PANGAN BERBASIS TEPUNG NONBERAS SEBAGAI PENGEMBANGAN UMKM KABUPATEN CILACAP

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

KERAGAMAN PAKET LAYANAN UBI JALAR SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF DALAM MEMBANGUN DIVERSIFIKASI PANGAN DI PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

BAB I PENDAHULUAN. Tepung tersebut digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue tradisional

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs).

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan (BBM) Bahan Bakar Minyak untuk keperluan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem mata pencaharian hidup adalah salah satu dari ketujuh unsur

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Transkripsi:

STUDI ETNOBOTANI KEANEKARAGAMAN PANGAN ETNIS BATAK TOBA DI KECAMATAN BAKTIRAJA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Oleh : Winda Sartika Lumbantobing Abstrak Masyarakat etnis Batak Toba di Kecamatan Baktiraja memiliki strategi pengolahan tanaman pangan terdahulu yang masih tradisional telah mengalami banyak perubahan saat ini. Masyarakat menggunakan peralatan-peralatan yang terdahulu seperti lumbung padi yang digunakan untuk menyimpan persediaan padi. Penggunaan bibit-bibit unggul terdahulu sedikitnya masih dipakai oleh masyarakat dalam pertanian dan saat ini semakin banyak bermunculan bibit-bibit unggul baru yang lebih cepat dalam pengolahannya sehingga membuat bibit terdahulu tergeser. Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat membuat eme (padi) menjadi tanaman yang sangat dimuliakan karena eme (padi) merupakan tanaman pangan yang dijadikan sebagai sumber tenaga oleh masyarakat dalam kehidupan. Masyarakat berdoa kepada Tuhan dengan membuat suatu ritual kepada Tuhan sebagai rasa syukur dan terimakasih karena telah memberikan panen yang melimpah kepada masyarakat. Kearifan lokal tradisional diversifikasi pangan pokok masyarakat etnis Batak Toba dahulu menjadikan gadong (ubi), suhat (talas) sebagai makanan pokok masyarakat selama bertahun-tahun. Kata Kunci : Studi Etnobotani Pangan Batak Toba A. Pendahuluan Suhardjo dalam buku Pangan, Gizi dan Pertanian (2006:13) dalam pola sosial budaya, kegiatan budaya suatu keluarga, suatu kelompok masyarakat mempunyai pengaruh yang kuat dan kekal terhadap apa, kapan dan bagaimana penduduk makan. Kebudayaan tidak hanya menentukan pangan apa, tetapi untuk siapa dan dalam keadaan bagaimana pangan tersebut dimakan. Pola kebudayaan yang berkenaan dengan suatu masyarakat dan kebiasaan pangan yang mengikutinya, berkembang sekitar arti pangan dan penggunaanya yang cocok. Hal ini mempengaruhi jenis pangan apa yang harus diproduksi, bagaimana mengolahnya dan cara penyajiannya. Etnis Batak Toba memiliki keanekaragaman pangan khususnya dalam panganan pokok. Sebelum mengenal padi, masyarakat di Baktiraja mengkonsumsi gadong (ubi) sebagai makanan utamanya. Gadong (ubi) yang terdiri atas 2 jenis yaitu gadong hau/atirha (ubi kayu) dan gadong julur/gadong mangicir (ubi jalar/rambat) merupakan tanaman pangan penghasil Alumnus Program Studi Pendidikan Antropologi, FIS-UNIMED JUPIIS VOLUME 5 Nomor II Desember 2013 20

karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi. Sebagai sumber karbohidrat, gadong hau/atirha (ubi kayu) memiliki kedudukan yang penting untuk dimanfaatkan sebagai tanaman pangan pokok. Peranannya sangat penting sebagai cadangan pangan apabila produk padi dan jagung tidak mencukupi (Cahyono, 2004 :1). Kearifan lokal budaya masyarakat di suatu daerah tertentu dapat dilihat sejauh mana masyarakat itu mampu menangkap simbol yang dimaksudkan oleh alam tumbuh-tumbuhan untuk dapat dimanfaatkan dalam upacara ritual. Simbol-simbol yang ada cenderung untuk dimengerti oleh warganya berdasrkan atas konsep atau nilai-nilai yang mempunyai arti luhur dalam jangka yang panjang dalam Skripsi H. Siagian (Telaah Pemanfaatan Berbagai Jenis Tumbuhan Dalam Makanan Tradisional Naniura Di Daerah Batak Toba, 2000). Keanekaragaman pangan yang saya maksudkan di sini adalah keanekaragaman pangan pokok. Pangan pokok adalah makanan yang dijadikan sebagai makanan sumber karbohidrat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Setelah mengenal eme (padi), masyarakat di Kecamatan Baktiraja menanam eme (padi) sebagai bahan pangan pokoknya. Eme (padi) merupakan tanaman yang sangat dimuliakan oleh masyarakat Batak Toba karena eme (padi) dianggap sebagai tondi (roh) manusia. Oleh karena itu, masyarakat Batak Toba memiliki kearifan lokal dalam memuliakan eme (padi). Menurut Waston Malau, dkk dalam buku Upacara Tradisional Yang Berkaitan Dengan Peristiwa Alam Dan Kepercayaan Daerah Sumut (1985), eme (padi) merupakan tanaman yang sangat dimuliakan oleh masyarakat etnis Batak Toba karena penanaman eme (padi) memiliki tradisi yang unik. Mulai dari proses penaburan benih yang dikenal sebagai upacara manabur boni (menabur benih) hingga panen. Upacara menabur bonih (menabur benih) ini terdiri dari: Marsungkun yaitu musyawarah yang diadakan oleh raja-raja bius dengan dipimpin oleh raja Ijolo untuk menentukan jenis bibit yang dipakai, waktu untuk mengolah tanah pertanian, saat mulai megolah tanah pertanian, saat mulai bercocok tanam dan sebagainya, pada saat inilah menentukan maniti ari (hari baik) pada masa pertanaman, Mangengge boni yaitu merendam bibit yang akan disemaikan, Manabur boni yaitu menaburkan benih di persemaian. Selain gadong hau/atirha (ubi kayu), gadong julur/gadong mangicir (ubi jalar/rambat), suhat (talas) dan eme (padi), etnis Batak Toba di Kecamatan Baktiraja juga menanam dan mengenal jagung dalam pangan mereka tapi bukan menjadi makanan utama dalam masyarakat. Pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan, perkakas rumah, dan pangan. Dalam hal ini JUPIIS VOLUME 5 Nomor II Desember 2013 21

pemanfaatan tumbuhan untuk pangan oleh masyarakat etnis Batak Toba diperoleh melalui pewarisan orangtua kepada anak-anaknya melalui pengolahan bahan-bahan pangan sumber karbohidrat tersebut setiap harinya. B. Bahan Dan Metode Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah : Gadong (Ubi), Eme (Padi), Suhat (Talas), Jagung, Sukun. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk membantu dalam penelitian adalah data primer. Dalam data primer ini peneliti akan mencari informasi-informasi langsung dari lapangan dengan mengobservasi dan mewawancarai beberapa masyarakat yang sedang bertani, sedangkan dalam data sekunder peneliti akan mengumpulkan beberapa buku yang berhubungan dengan topik penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai pelengkap dari sumber data-data primer.metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian etnografi dengan pendekatan antropologi sejarah. Pendekatan antropologi sejarah peneliti gunakan untuk mengetahui strategi-strategi yang dijalankan masyarakat dahulu untuk mengolah tanaman pangan pokok masyarakat, mengetahui bibit-bibit unggul terdahulu yang digunakan oleh masyarakat hingga saat ini, kearifan lokal yang dimiliki masyarakat dahulu dalam menjaga hasil pertanian mereka sebagai rasa syukur dan terimakasih atas panen berlimpah yang diberikan oleh Tuhan. Lokasi penelitian terdiri dari 7 desa. Namun karena penelitian ini memiliki waktu yang terbatas maka penelitian ini difokuskan hanya pada 4 desa saja. Empat desa ini peneliti pilih mewakili ketujuh desa tersebut. C. Hasil Dan Pembahasan Sekitar tahun 1932 makanan pokok masyarakat Batak Toba di Kecamatan Baktiraja adalah gadong (ubi), masyarakat seluruhnya di Kecamatan Baktiraja ini memakan gadong (ubi). Pada saat ketika sebuah keluarga hendak makan, mereka mengajak dengan mengucapkan ayo, manggadong. Istilah manggadong biasa digunakan untuk masyarakat Batak Toba yang mengkomsumsi gadong (ubi). Gadong (ubi) dimakan sebelum akan memakan nasi, gadong (ubi) dibersihkan kemudian direbus di dalam periuk yang berisi air. Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Baktiraja yang mengkomsumsi gadong (ubi) dan suhat (talas). Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Baktiraja memiliki banyak kearifan lokal. Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat diharapkan mampu JUPIIS VOLUME 5 Nomor II Desember 2013 22

menjaga kebenaran yang telah menjadi tradisi antara nilai suci Firman Tuhan dengan kepercayaan yang ada pada masyarakat itu sendiri. Kearifan-kearifan lokal dalam etnis Batak Toba di Kecamatan Baktiraja adalah : Ritual Manobur Benih, Ritual Batu Siungkap-ungkap, Ritual Mangamoti. Kearifan lokal etnis Batak Toba terhadap penggunaan lumbung padi dipercaya dapat mengontrol pemasukan dan penggunaan beras pada tahun 1990-an. Penggunaan lumbung padi juga dipercaya dapat menjaga kualitas dan kondisi eme (padi) agar tetap baik sampai bertahun-tahun lamanya disimpan. Selain untuk menyimpan padi, penggunaan lumbung padi oleh etnis Batak Toba digunakan juga sebagai tempat persediaan konsumsi pangan pokok (tabungan) apabila produksi eme (padi) yang ditanam menurun di musim selanjutnya. Ansuan/pakkur merupakan sejenis cangkol yang terbuat dari pakko (batang pohon enau) yang dipakai untuk mengolah tanah sawah pada tahap permulaan. Tanah diombakombak (dibajak) dengan menggunakan ansuan/pakkur dimaksudkan agar tanah menjadi gembur. Pembuatan ansuan/pakkur lebih mudah dan bahan yang digunakan mudah untuk didapatkan. Sampai saat ini hanya sebagian masyarakat saja yang masih mempergunakannya. 1. Gadong (Ubi) Gadong (Ubi) terdiri dari: Gadong Hau/Atirha (Ubi Kayu) terdiri atas 2 jenis yaitu : Gadong hau silambou dan gadong hau silombu dan Gadong Julur/Gadong Mangicir (Ubi Jalar/Ubi Rambat) terdiri dari : Gadong issir si boru panjaitan berwarna putih kekuning-kuningan dan Gadong issir si boru panjaitan berwarna ungu. 2. Suhat (Talas) Tanaman suhat (talas) merupakan sejenis umbi-umbian juga seperti ubi. Suhat (talas) terbagi atas 2 jenis, yaitu suhat darat (talas darat) dan suhat aek/dele (talas air). Suhat aek (talas darat) bertumbuh di tanah yang kering sedangkan suhat darat (talas air) tumbuh di tanah yang berair dan lembab dan lebih banyak mengandung air. Suhat (talas) memiliki batang yang disebut happa. 3. Eme (Padi) Sekitar tahun 1930-an bibit yang dipakai oleh penduduk untuk menanam eme (padi) adalah Bibit si medan dikenal juga dengan nama beras merah dan bibit si aceh dengan nama beras putih, ditanam selama 8 bulan. Tahun 1950-an muncul bibit baru yang dinamakan eme si boru pasaribu (beras putih), bibit ini memakan waktu mulai dari pengolahan hingga masa panen selama 6 bulan, eme si panamotan (beras putih), bentuk padinya keras dan JUPIIS VOLUME 5 Nomor II Desember 2013 23

kecil, bibit ini memakan waktu mulai dari pengolahan sampai panen selama 6 bulan. Eme si rambe manis (beras putih), memakan waktu mulai dari pengolahan sampai panen selama 6 bulan. Tahun 1950-an ada eme si tali bolon (beras merah), bentuk padinya besar-besar dan tidak memiliki rasa, eme ini tidak memiliki kandungan gula, dipanen dalam waktu 6 bulan. Eme si lambou (beras putih), masa pengolahan hingga panen selama 6 bulan.tahun 1970-an, muncul lagi eme si dali (beras merah), bentuk padinya besar dan tidak ada rasanya, eme ini diyakini tidak memiliki kadar gula. Tahun 1996, muncul bibit lokal yang bisa dipanen hanya dalam waktu 5 bulan, namaya eme si apollo (beras putih). Tahun 2000-an ada eme si gabe, terdiri dari 2 jenis beras yaitu beras merah (batang padinya lebih tinggi) dan beras putih (batang padinya lebih pendek), eme ini memakan waktu pengolahan hingga panen selama 4 bulan. 4. Jagung Walaupun jagung bukan merupakan tanaman panganan pokok etnis Batak Toba tapi jagung juga dimakan oleh masyarakat sebagai makanan selingan ketika beristirahat atau berkumpul di rumah dahulu. Hanya sebagian sedikit masyarakat di Kecamatan Baktiraja menanam jagung karena kondisi kesuburan setiap tanah untuk penanaman jagung masih kurang. Jagung terdiri dari 2 jenis yaitu jagung bertongkol 2 dan jagung bertongkol satu. 5. Sukun (Buah Roti) Sama halnya dengan jagung, meskipun bukan sebagai tanaman pangan pokok masyarakat di Kecamatan Baktiraja, tanaman sukun dijadikan sebagai selingan pada saat beristrahat dan berkumpul di rumah. Penanaman sukun dilakukan dengan cara stek akar, karena secara alami akar tanaman sukun dapat menumbuhkan tunas sebagai tanaman baru. D. Kesimpulan Masyarakat etnis Batak Toba di Kecamatan Baktiraja memiliki strategi-strategi khusus dalam mengolah tanaman pangannya. Mulai dari mangombak (menggemburkan) tanah hingga sampai pemanenan. Kearifan lokal etnis Batak Toba di Kecamatan Baktiraja dalam hal pangan pokok mampu memberikan pengaruh akan ketahanan pokok. Kearifan lokal tradisional diversifikasi pangan pokok pada masyarakat etnis Batak Toba di Kecamatan Baktiraja. Dahulu masyarakat menjadikan makanan pokoknya dahulu adalah gadong (ubi) dan suhat (talas). Hal ini mampu menekan konsumsi beras yang banyak. Gadong (ubi) dan suhat (talas) mudah didapatkan JUPIIS VOLUME 5 Nomor II Desember 2013 24

sehingga konsumsinya pun meningkat dan manfaatnya tidak kalah dengan beras. Daftar Pustaka Budiman, Haryanto, (2013), Sukses Bertanam Jagung Komoditas Pertanian Yang Menjanjikan, Jogjakarta, Pustaka Baru Proses Cahyono, Bambang (2004), Ubi Kayu, Solo, Pabelan Malau, Waston, dkk (1985), Upacara Tradisonal Yang Berkaitan Dengan Peristiwa Alam dan Kepercayaan Daerah Sumatera Utara, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Siagian, Mangasa, (2000), Skripsi Telaah Pemanfaatan Berbagai Jenis Tumbuhan Dalam Makanan Tradisional Naniura Di Daerah Batak Toba, Skripsi, LIPI, Bogor Suhardjo, (2006), Pangan, Gizi dan Pertanian, Jakarta, UI-Press JUPIIS VOLUME 5 Nomor II Desember 2013 25