Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER

BAB 1 PENDAHULUAN. diperantarai oleh lg E. Rinitis alergi dapat terjadi karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi


ENTEROVIRUS 71 (EV 71)

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (Notoatmodjo,

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

Informasi penyakit ISPA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

Nama : Tiwi Anggraini NIM : Kelas : C PENYAKIT LEGIONAIRE

ABSTRAK RESIKO KEJADIAN ISPA PADA PEROKOK PASIF DAN PENGGUNA KAYU BAKAR DI RUMAH TANGGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi marn.

Kode. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010).

GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

1. ASPEK BIOLOGI MORFOLOGI VIRUS EBOLA:

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

B A B 1 PENDAHULUAN. menginfeksi manusia. Menurut Tuula (2009), bakteri ini berada di kulit (lapisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Rickettsia prowazekii

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Definisi klinis rinitis alergi adalah penyakit. simptomatik pada hidung yang dicetuskan oleh reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban

Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Kasus penyebaran :

BAB I PENDAHULUAN. variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

NEISSERIA MENINGITIDIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

COCCIDIOIDES IMMITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Para orang tua menjadi khawatir ketika anak menderita sakit. Ibu. ketika anak terserang penyakit (Widodo, 2009).

BAB II LANDASAN TEORI

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA SINUSITIS DI POLIKLINIK TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang secara ekonomi paling penting pada babi di dunia (Fenner et al., 2003)

Penyebab: si kecil diserang jasad renik, seperti kuman, mikroba atau virus. Namun penyebab terbesar adalah virus.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur, yaitu infeksi dan saluran pernapasan bagian atas. Pengertian infeksi

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Demam sekitar 39?C. Batuk. Lemas. Sakit tenggorokan. Sakit kepala. Tidak nafsu makan. Muntah. Nyeri perut. Nyeri sendi

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

Sistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

Transkripsi:

RHINOVIRUS: Bila Anda sedang pilek, boleh jadi Rhinovirus penyebabnya. Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu (common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan subgrup famili Picornaviridae yang paling besar, terdiri dari 89 serotipe yang telah diidentifikasi dengan reaksi netralisasi memakai antiserum spesifik. Rhinovirus berasal dari bahasa yunani rhin- yang artinya adalah hidung. Rhinovirus merupakan organisme mikroskopis yang menyerang sel-sel mukus pada hidung, merusak fungsi normal mereka serta memperbanyak diri di sana. Virus tersebut dapat bermutasi dan hingga saat ini ada sekitar 250 strain atau jenis rhinovirus. Rhinovirus (x100 000) Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B STRUKTUR Rhinovirus merupakan virus kecil (30 nm), tidak berselubung dan mengandung rantai tunggal RNA dengan berat molekul seperti poliovirus, kapsidnya tersusun atas 4 protein viral: VP1, VP2, VP3, dan VP4. Protein yang paling banyak menyusun kapsidnya adalah VP1, VP2, VP3. Rhinovirus dapat dengan jelas dibedakan dengan picornavirus

lain, karena dapat diinaktifkan oleh ph rendah (ph 3-5) dan replikasinya dapat dihambat pada suhu 37 C. PATOGENESITAS DAN GEJALA KLINIK Masa inkubasi rhinovirus adalah 2-4 hari. Infeksi pada manusia terbatas pada saluran pernafasan. Symptom yang predominan adalah nasal seperti obstruksi, bersin, suara parau, malaise, sakit kepala dan juga sering batuk. Tidak terjadi demam, dan biasanya penderita mendapat trakeobronkitis. Gawatnya penyakit bergantung pada banyaknya virus yang masuk. Virus mengadakan infeksi, bereplikasi di dalam sel epitel bersilia di hidung dan selama 2-5 hari pertama dari penyakitnya, virus dapat diisolasi dari sekresi faring tetapi tidak dari sekresi lain atau cairan tubuh. Sejumlah kecil sel epitel yang terkena infeksi dikeluarkan ke dalam sekresi nasal. Mekanisme dari resopon kenaikan produksi mucus kemungkinan besar terjadi akibat adanya respons dari sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi virus yaitu dengan terjadinya pembengkakan dan inflasi (peradangan) membran hidung, serta peningkatan produksi mukus. Mukus ini menangkap material yang kita hirup seperti debu, serbuk, bakteri dan virus. Pada saat mukus mengandung virus dan masuk ke dalam sel tubuh, maka seseorang akan mengalami keluhan-keluhan pilek. Common Cold Common cold atau disingkat CC adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bagian atas. Seperti telah disebutkan penyebabnya terutama kelompok Rhinovirus. Selain menyebabkan CC, Rhinovirus dapat mengakibatkan bronhitis, radang telinga, sinusitis dan ISPA bawah seperti pneumonia. Bahkan virus ini dapat

mencetuskan serangan asma. Penyakit ini hanya menulari manusia saja. Satu-satunya binatang yang peka ialah simpanse. Penularan flu terjadi dengan cara kontak manusia ke manusia, seperti melalui tangan yang terkontaminasi sekret (ingus) atau melalui udara lewat pernafasan. Bisa dimaklumi jika musim hujan ini jumlah orang yang terpapar makin banyak karena tiap saat ada saja orang yang batuk dan bersin di dekat kita. Infeksi dapat terjadi sepanjang tahun tetapi puncaknya terutama pada musim hujan. Seringkali terjadi penyebaran di rumah tangga, artinya seluruh keluarga dalam satu rumah menderita sakit. Penularan dalam satu keluarga bisa mencapai -10 hari bahkan 3 minggu. PERTUMBUHAN Manusia merupakan satu-satunya hospes alamiah rhinovirus. Setelah inokulasi intranasal, virus berkembang biak di nasal dan sel mukosa faring dan kemudian timbul antibody spesifik, tetapi tidak menimbulkan penyakit. Temperarur optimal bagi rhinovirus untuk berkembang adalah 33-35 C. Reseptor Rhinovirus yang utama pada manusia adalah intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1). Rhinovirus mengambil keuntungan dari ICAM-1 untuk digunakan sebagai reseptor untuk penempelan, sehingga antibody tidak mengenalnya sebagai virus. Beberapa tipe dari rhinovirus dapat menginfeksi kera, tetapi pada binatang ini tidak menimbulkan penyakit. gambar mekanisme RV menginfeksi sel

IMUNOLOGI Rhinovirus mempunyai kapsid dengan 4 kelompok epitop seperti poliovirus yang mengiduksi antibody netralisasi dimana VP1 merupakan bagian antigen yang dominan. Infeksi manusia secara alam dapat menstimulasi produksi antibody netralisasi tipespesifik (IgM, IgA dan IgG) yang dapat memberikan resistensi terhadap reinfeksi oleh virus dari tipe yang sama. Antibody spesifik terdapat dalam sekresi nasal dan serum setelah 2-3 minggu infeksi dan kemudian akan naik setelah 4-5 minggu infeksi primer. Timbulnya respon antibody lebih besar terhadap strain M (galur yang dapat berkembang biak pada sel kera) dari pada terhadap strain H (galur yang hanya dapat berkembang pada sel manusia). Dalam grup rhinovirus setelah epidemi yang berturutturut didapatkan galur rhinovirus baru yang mempunyai perubahan antigen atau shift. PENGOBATAN Pengobatan untuk kasus tanpa komplikasi hanyalah istirahat cukup, minum air yang banyak, serta berkumur dengan air garam hangat. Minum air hangat yang banyak membantu lendir lebih mudah dikeluarkan. Banyak obat yang sudah dicoba untuk mencegah atau mengobati pilek, tapi selama ini belum ada yang terbukti efektif. Vitamin C dengan dosis besar pun belum terbukti efektif untuk bisa mencegah penularan terhadap virus ini, malah dapat mengakibatkan efek samping lain seperti diare yang berbahaya bagi anak-anak dan orang tua. Antibiotika tidak dapat membunuh virus, dan hanya diberikan bila timbul komplikasi seperti sinusitis atau infeksi telinga yang dapat berkembang sebagai infeksi sekunder. Bila perlu, minum obat lebih baik diberikan sesuai dengan keluhan. Parasetamol diberikan untuk mengurangi keluhan demam atau sakit kepala, nasal dekongestan untuk melegakan hidung sesaat, dan antihistamin bisa mengurangi ingus pada penderita dengan riwayat alergi. Namun perlu diingat sekali lagi bahwa obatobat tersebut tidak akan dapat mencegah, mengobati ataupun mengurangi lamanya serangan pilek. Bahkan sebagian besar obat mengakibatkan efek samping yang juga harus diperhitungkan.

Langkah terpenting dalam pencegahan terhadap serangan virus ini adalah menjaga kebersihan dengan baik serta tidak menggosok hidung maupun mata dengan tangan kotor. Kebiasaan mencuci tangan merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah tertularnya serangan virus ini. Penderita pilek sebaiknya menyiapkan tisu untuk menutup mulut jika batuk atau bersin, lalu membuangnya di tempat semestinya. Bila perlu, sebaiknya jangan terlalu lama berhubungan atau terlalu dekat dengan seorang penderita pilek. Sebab, rhinovirus dapat bertahan di luar saluran napas sampai tiga jam. PUSTAKA Anonim 2006, www.geocities.com/situsgratis3in1/artikel-kesehatan5.html Anonim 2004, http://www.emedicine.com/ped/topic2707.htm Anonim 2006, http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/rhinovirus McCoy, Lori, 2008, http://www.scq.ubc.ca/rhinovirus-an-unstoppable-cause-of-thecommon-cold/ Sardjito, R., 1994, Mikrobiologi Kedokteran, Binarupa Aksara, Jakarta. Tolan, Robert, 2007, http://www.emedicine.com/ped/topic2707.htm