ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PEMASARAN USAHA INDUSTRI TAHU DI KOTA MEDAN. Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan

dokumen-dokumen yang mirip
Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PEMASARAN USAHA INDUSTRI TAHU DI KOTA MEDAN

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN ROTAN (Calamus, Sp) MENJADI FURNITUR DI KOTA MEDAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB III METODE PENELITIAN

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

STRATEGI PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI PADI SAWAH ( Studi Kasus : Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal,Kabupaten Deli Serdang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN NILAI TAMBAH PRODUK IKAN ASIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI PANCAKE DURIAN DI KOTA MEDAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN. Nur aidah Nasution*), Lili Fauzia**), A.T. Hutajulu**)

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MEUBEL ROTAN IRMA JAYA DI KOTA PALU

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

Karina Sukma Br Tobing *), Rahmanta Ginting **) dan Lily Fauzia **)

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

ABSTRACT. Keywords: coconut sugar, added value, work productivity, SWOT, QSPM

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RANTAI NILAI PADA UMKM SUSU KEDELAI DI KOTA DENPASAR.

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Pertanian yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada di

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI AGROINDUSTRI BERDASARKAN KINERJA USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang)

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KACANG TELUR OHARA KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

Strategi Bertahan Pelaku Usaha Kecil Tahu Cibuntu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

Transkripsi:

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PEMASARAN USAHA INDUSTRI TAHU DI KOTA MEDAN GISKA 1), SATIA NEGARA L 2), dan RAHMANTA 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU 2) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan E-Mail : Giska_agri08@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana sistem pengolahan industri tahu untuk menghasilkan produk, nilai tambah yang diperoleh, dan strategi pemasaran usaha industri tahu yang ada di daerah penelitian. Sampel yang digunakan sebanyak 21 unit usaha dengan skala industri kecil. Metode analisis data menggunakan metode pengukuran nilai tambah Hayami dan metode analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh proses produksi pembuatan tahu di daerah peneletian berjalan dengan baik dengan menggunakan bahan baku kacang kedelai impor dan bahan penolong selalu tersedia di daerah penelitian. Nilai tambah yang dihasilkan usaha industri tahu di daerah penelitian bernilai positif, baik untuk tahu cina, tahu sumedang mentah, dan tahu sumedang goreng. Strategi pemasaran yang dilakukan usaha industri di daerah penelitian adalah Strategi agresif dengan lebih fokus kepada strategi SO (Strength-Opportunities), yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi SO (Strength- Opportunities). Kata kunci: tahu, proses pengolahan, nilai tambah, strategi pemasaran. ABSTRACT The research is aimed to determine how the processing system to produce the industry of tofu, the added value, and marketing strategies out of existing industrial businesses in the study area. The samples used were 21 units with a small industrial scale. The method of data analysis using methods of measuring value added Hayami and SWOT analysis method. The results obtained by the production process the industry of tofu in the study area goes well with raw materials imported soybeans and auxiliary materials are always available in the study area. The added value generated out industrial enterprises in the study area is positive, good to China s tofu, sumedang raw tofu, and sumedang fried tofu. The marketing strategy that do business industry in the area of industrial research is an aggressive strategy to focus more on strategy SO (Strength-Opportunities), using force to take advantage of existing opportunities. Strategies SO (Strength- Opportunities). Keywords: tofu, processing, value-added marketing strategies. 1

Protein (gram) Kg PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber protein nabati seperti biji-bijian dan kacang-kacangan. Meskipun kacang-kacangan dan biji-bijian berminyak banyak mengandung protein dalam jumlah relatif tinggi, tetapi yang telah dimanfaatkan untuk konsumsi manusia baru sedikit sekali. Kacang kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati yang bermutu tinggi setelah diolah (Muchtadi, 2009). Tahu sebagai salah satu makanan dari olahan kedelai yang terus berinovasi. Kebanyakan masyarakat lebih menyukai produk olahan kedelai dari pada mengkonsumsi langsung tanpa diolah. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1 berikut : 0,2 0,1 0 Konsumsi Rata-Rata per Kapita Seminggu Komoditi Kacang Kedelai dan Tahu Di Indonesia, Tahun 2010 dan 2011 Tahu; 0,142 Kacang Kedelai; 0,001 Tahun 2010 Tahun 2011 Gambar 1. Grafik Konsumsi Rata-Rata per Kapita Seminggu Komoditi Kacang Kedelai dan Tahu Di Indonesia,Tahun 2010 dan 2011 Sumber : BPS. Pola Konsumsi Penduduk Indonesia, 2010 Dari Gambar 1 diatas dapat dilihat, konsumsi tahu lebih tinggi 0,142 kg/minggu. Sedangkan kacang kedelai tanpa olahan tetap 0,001 kg/minggu. Begitu pula halnya di Sumatera Utara, dapat dilihat pada Gambar 2 berikut : 4 2 0 Rata-Rata Konsumsi Protein (gram) per Kapita Sehari Komoditi Kacang Kedelai dan Tahu Di Sumatera Utara, Tahun 2010 dan 2011 Tahu; 2,2 Kacang Kedelai; 0,05 Tahun 2010 Tahun 2011 Gambar 2. Grafik Rata-Rata Konsumsi Protein (gram) per Kapita Sehari Komoditi Kacang Kedelai dan Tahu Di Sumatera Utara, Tahun 2010 dan 2011. Sumber : BPS, Pola Konsumsi Penduduk Di Sumatera Utara, 2010 2

Dari Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa hal yang sama pun terjadi di Sumatera Utara. Konsumsi tahu lebih besar dari pada konsumsi kacang kedelai tanpa olahan. Konsumsi tahu 2,2 gram/ hari di tahun 2011. Sementara konsumsi kacang kedelai tanpa olahan tetap stabil 0,05 gram/hari. Menurut Soekartawi (1991), komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa pengolahan hasil yang baik yang dilakukan produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang diproses. Salah satu tujuan dari pengolahan hasil pertanian adalah meningkatkan kualitas. Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap. Dengan keterampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan keterampilan sehingga akan memperoleh hasil penerimaan yang lebih besar. Konsekuensi logis dari hasil olahan yang lebih baik akan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi. Strategi pemasaran merupakan alat utama bagi perusahaan untuk dapat menguasai pasar yang diharapkan. Strategi pemasaran yang tepat dapat mencapai omset penjualan yang ditargetkan (Anonimus, 2009). Rangkuti (2009), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Usaha industri tahu yang berkembang dimasyarakat adalah industri rumah tangga dan industri kecil. Permasalahan pokok industri kecil adalah modal kerja yang sangat minim, kenaikan harga bahan baku, pemasaran untuk menyalurkan tahu ke konsumen, karena kurangnya informasi pasar terkait dengan pola permintaan konsumen. Selain itu kemampuan strategi pemasaran masih kurang. Terkadang pengusaha tidak mampu menghasilkan produk dengan mutu yang sesuai dengan tuntutan pasar, selera konsumen, dan kurang mampu memproduksi dalam jumlah yang besar dalam waktu cepat sehingga permintaan pasar tidak dapat dipenuhi. 3

Permata (2002), bahan baku yang digunakan dalam industri tahu adalah kedelai. Sedangkan bahan penolongnya adalah biang, solar, dan sekam. Dermawan (1999), nilai tahu yang diproduksi dari satu kilogram kedelai sebesar Rp7.228,58. Nilai tambah dari industri tahu diperoleh sebesar Rp2.445,10/Kg kedelai, dengan rasio sebesar 33,83 persen dari nilai output. Suhendar (2002), matrik Internal-Eksternal (IE) memperlihatkan posisi industri tahu Sumedang yang berada disel 5 yaitu posisi pertumbuhan, mendukung strategi pertumbuhan (growth strategy) dengan konsentrasi melalui intergrasi horizontal yaitu, suatu kegiatan untuk memperluas usaha dengan cara membangun di lokasi lain. Idenifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah adalah : 1. Bagaimana sistem pengolahan usaha industri tahu untuk menghasilkan produknya di daerah penelitian? 2. Bagaimana nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan industri tahu di daerah penelitian? 3. Bagaimanakah strategi pemasaran usaha industri tahu yang ada di daerah penelitian? Tujuan Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengolahan indusrti tahu untuk menghasilkan produknya di daerah penelitian. 2. Untuk menganalisis bagaimana nilai tambah yang diperoleh industri tahu di daerah penelitian 3. Untuk menganalisis bagaimana strategi pemasaran usaha industri tahu yang ada di daerah penelitian. 4

METODA PENELITIAN Metode Penentuan Daerah dan Sampel Penelitian Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling di kota Medan karena di kota Medan bukanlah sentra produksi kacang kedelai, tetapi banyak terdapat usaha industri tahu yang sudah berjalan dengan baik. Usaha industri tahu yang terdapat di Kota Medan sebanyak 42 unit. Ukuran sampel yang digunakan adalah 50% dari 42 populasi, yaitu 21 industri tahu di Kota Medan. Metode Analisis Data Untuk menguji hipotesis 1, digunakan metode deskriptif dengan melakukan wawancara dengan pemilik usaha industri tahu di daerah penelitian. Untuk menguji hipotesis 2, digunakan dengan pengukuran nilai tambah metode Hayami. Tabel 1. Kerangka Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami Variabel I. Output, Input dan Harga 1. Output (kg) 2. Input (kg) 3. Tenaga Kerja (HOK) 4. Faktor Konversi 5. Koefisien Tenga Kerja (HOK/kg) 6. Harga Ouput (Rp) 7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) II. Penerimaan dann Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg) 9. Sumbangan input lain (Rp/kg) 10. Nilai output (Rp/kg) 11. a. Nilai tambah (Rp/kg) b. Rasio nilai tambah (%) 12. a. Pendapatan tenaga kerja (RP/kg) b. Pangsa tenaga kerja (%) 13. a. Keuntungan (Rp/kg) b. Tingkat keuntungan (%) III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/kg) a. Pendapatan tenaga kerja (%) b. Sumbangan input lain (%) c. Keuntungan pengusaha (%) (1) (2) (3) (4) = (1) / (2) (5) = (3) / (2) (6) (7) Nilai (8) (9) (10) = (4) x (6) (11a) = (10) (9) (8) (11b) = (11a/10) x 100% (12a) = (5) x (7) (12b) = (12a/11a) x 100% (13a) = 11a 12a (13b) = (13a/11a) x 100% (14) = (10) (8) (14a) = (12a/14) x 100% (14b) = (9/14) x 100% (14c) = (13a/14) x 100% Sumber: Hayami, at all. Agricultural Marketing and Processing In Up Land Java, 1989. Dalam Baroh (2007). Untuk menguji tujuan 3 digunakan metode analisis SWOT dengan menggunakan diagram dan matriks SWOT. 5

3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi Turn-around agresif KELEMAHAN EKSTERNAL BERBAGAI PELUANG 4. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi Defensive diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN Gambar 3. Diagram Analisis SWOT KELEMAHAN INTERNAL Tabel 2. Matrik SWOT IFAS EFAS OPPORTUNITIES (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal THREATHS (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal STRENGTH (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktorfaktor kelemahan internal STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan dan wawancara dengan responden di daerah penelitian, diketahui bahwa ada 3 jenis tahu yang diproduksi yaitu tahu cina, tahu sumedang mentah, dan tahu sumedang goreng. Sistem Produksi Pembuatan Tahu Pengadaan Bahan Baku dan Bahan Penolong Bahan baku yang digunakan adalah kacang kedelai impor dari Amerika yang diperoleh dari pemasok tetap di kecamatan Medan Selayang sehingga bahan baku dapat tersedia untuk produksi. Bahan penolong yang digunakan adalah obat tahu, plastik, minyak goreng yang dapat diperoleh di pasar tradisonal di Kota Medan, bahan bakar minyak dapat diperoleh dari SPBU yang berada di sekitar 6

pabrik, kayu bakar diperoleh dari pemasok tetap yang berada di kecamatan Medan Deli dan air dapat diperoleh dari dalam pabrik itu sendiri. Bahan penolong yang dibutuhkan tersedia juga untuk produksi. Berikut secara rinci dijelaskan bahan penolong yang digunakan dalam usaha industri tahu pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Bahan Penolong Yang Digunakan Dalam Pembuatan Tahu Dalam Satu Kali Proses Produksi Biaya (Rp) No. Uraian Tahu Cina Tahu Sumedang Mentah Tahu Sumedang Goreng 1. Obat Tahu 110.500 36.000 37.285,7 2. Kayu Bakar 141.063 42.000 73.285,7 3. BBM 119.813 24.300 28.285,7 4. Plastik 43.862,5 0 0 5. Minyak Goreng 0 0 1.125.500 Total 415.238,5 102.300 1.264.357,14 Penggunaan Bahan Baku (Kg) 681,25 144,5 186,4285714 Sumbangan Input lain (Rp/Kg) 609,524 707,959 6.781,994 Sumber : Data Primer diolah, 2012 Dari Tabel 3 diatas dapat dilihat penggunaan bahan penolong untuk pembuatan tahu cina Rp.609,524/kg, tahu sumedang mentah Rp. 707,959/kg, dan tahu sumedang goreng Rp. 6.781,994/kg. Penggunaan Modal Investasi Alat dan mesin produksi dapat diperoleh di toko peralatan dan mesin di Kota Medan. Secara rinci, modal investasi pengolahan tahu di daerah penelitian. Tabel 4. Rata-Rata Modal Investasi Usaha Industri Tahu di Daerah Penelitian Tahun 2012 Harga (Rp) No. Investasi Tahu Cina Tahu Sumedang Mentah Tahu Sumedang Goreng 1. Mesin Giling 3.850.000 3.690.000 5.942.857 2. Mesin Press Santan 38.643.750 0 0 3. Mesin Stim 24.375.000 18.300.000 22.714.286 4. Alat Saring 0 220.000 214.286 5. Tong Masak 12.625.00 0 0 6. Cetakan tahu 7.812.500 4.810.000 2.714.286 7. Kain Sari 107.500 60.500 60.000 8. Kotak Tahu 3.310.000 0 0 9. Ember 46.250 29.000 21.429 10. Pisau 0 14.000 10.000 11. Kuali Goreng 0 0 500.000 12. Blower 0 300.000 1.071.428,6 13. Mesin Air 325.000 315.000 128.571 14. Keranjang 0 0 1.566.429 Jumlah 71.757.500 31.188.500 36.086.429 Sumber : Data Primer diolah, 2012 7

Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat rata-rata modal awal yang dibutuhkan untuk investasi dalam membeli peralatan dan kebutuhan awal pada usaha industri tahu cina Rp. 71.757.500,-. Pada usaha industri tahu sumedang mentah Rp.31.188.500,-. Dan pada usaha industri tahu sumedang goreng Rp.36.086.429,-. Penggunaan Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam industri pembuatan tahu di daerah penelitian diperlukan untuk mengerjakan berbagai kegiatan dalam proses produksi tahu. Secara rinci penggunaan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5 : Tabel 5. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja dalam Pembuatan Tahu untuk Satu Kali Proses Produksi di Daerah Penelitian Tahun 2012 Uraian Pengolahan Tahu (HOK) Usaha Industri Tahu Cina 2,359 Usaha Industri Tahu Sumedang Mentah 1,476 Usaha industri Tahu Sumedang Goreng 1,163 Sumber : Data Primer diolah, 2012 Dari Tabel 5 diatas dapat dilihat rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam pembuatan untuk satu kali proses produksi usaha industri tahu cina 2,359 HOK, usaha industri tahu sumedang mentah1,476 HOK dan usaha industri tahu sumedang goreng 1,163 HOK. Sumber tenaga kerja yang digunakan di daerah penelitian dapat dipenuhi dari penduduk yang bertempat tinggal disekitar lokasi usaha. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa bahan baku, bahan penolong serta tenaga kerja dapat mencukupi kebutuhan usaha industri tahu untuk menghasilkan produk di daerah penelitian. Dengan demikian, hipotesis 1 untuk proses produksi berjalan baik dengan selalu tersedianya bahan baku dan bahan penolong di daerah penelitian diterima. Proses Produksi Adapun tahapan produksi tahu yang dilakukan oleh pengusaha dapat dilihat pada Gambar dibawah ini : 8

Tahu Cina Tahu Sumedang Mentah Tahu Sumedang Goreng Perendaman Kacang Kedelai Penggilingan Kacang Kedelai Pengepressan Santan Kedelai Pemasakan santan dan Penambahan Pencetakan Tahu Perendaman Kacang Kedelai Penggilingan Kacang Kedelai Pemasakan Penyaringan Santan Kedelai dan Penambahan Pencetakan Tahu Perendaman Kacang Kedelai Penggilingan Kacang Kedelai Pemasakan Penyaringan Santan Kedelai dan penambahan Pencetakan Tahu Pengepakan Penggorengan Tahu Pengepakan Tahu Pengepakan tahu Tahu Gambar 4. Proses Produksi Pembuatan Tahu Nilai Tambah Hasil Pengolahan Tahu Variabel I. Output, Input dan Harga 1. Output (kg) 2. Input (kg) 3. Tenaga Kerja (HOK) 4. Faktor Konversi 5. Koefisien Tenga Kerja (HOK/kg) 6. Harga Ouput (Rp/kg) 7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg) 9. Sumbangan input lain (Rp/kg) 10. Nilai output (Rp/kg) 11. a. Nilai tambah (Rp/kg) b. Rasio nilai tambah (%) 12. a. Pendapatan tenaga kerja (RP/kg) b. Pangsa tenaga kerja (%) 13. a. Keuntungan (Rp/kg) b. Tingkat keuntungan (%) III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/kg) a. Pendapatan tenaga kerja (%) b. Sumbangan input lain (%) c. Keuntungan pengusaha (%) Sumber : Data Primer diolah, 2012 Nilai Cina Sumedang Sumedang Mentah Goreng 1.402,12 478,60 579,81 681,25 144,5 186,43 2,23 1,48 1,16 2,06 3,31 3,11 0,0033 0,0102 0,0062 4.856,63 3.437 10.350 43.875,23 43.254,91 58.050,02 7.100 7.940 7.714,29 609,52 707,96 6.781,99 10.004,66 11.376,47 32.188,5 2.295,14 2.728,51 17.692,22 22,94 23,98 54,96 144,79 441,20 359,91 6,31 16,17 2,034 2.150,35 2.287,31 17.332,31 93,69 83,83 97,97 2.904,66 3.436,47 24.474,21 4,99 12,84 1,47 20,98 20,60 27,71 74,03 66,56 70,82 9

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai tambah yang dihasilkan usaha industri tahu cina Rp. 2.295,14/Kg, nilai tambah yang dihasilkan usaha industri tahu sumedang goring Rp. 2.728,51/Kg, dan nilai tambah yang dihasilkan usaha industri tahu sumedang goreng Rp. 17.692,22/Kg. Strategi Pemasaran Usaha Industri Tahu Faktor dan Elemen Strategi Internal Rating Bobot Skoring(Rating x Bobot) Kekuatan: a. Menggunakan bahan baku berkualitas tinggi b. Proses produksinya mudah c. Bebas bahan kimia berbahaya d. Lengkapnya sarana transportasi e. Pengusaha sudah bertahun-tahun menjalankan usaha pembuatan tahu 4 11 44 Total skor kekuatan: 18 50 188 Kelemahan: a. Menggunakan teknologi sederhana b. Produk tahu mudah rusak c. Tidak menggunakan kemasan tertutup d. Kurangnya pemasaran ke luar daerah -1 6-6 Total skor kelemahan: 8 50-126 Selisih kekuatan-kelemahan 62 Peluang: a. Trend tahu meningkat b. Harga tahu stabil c. Permintaan tahu meningkat pada saat harga ikan naik d. Pasar tahu yang luas 3 4 11 14 33 56 Total skor peluang: 14 50 178 Ancaman: a. Kelangkaan tenaga kerja -3 18-54 b. Kelangkaan kedelai dan meningkatnya harga kedelai -1 6-6 c. Terlambatnya pembayaran dari pedagang pengecer -2 13-26 d. Banyaknya pesaing -2 13-26 4 4 4 2-3 -3-1 4 3 11 11 11 6 19 19 6 14 11 44 44 44 12-57 -57 Total skor ancaman: 8 50-112 Selisih peluang-ancaman 66 Sumber : Data Primer diolah, 2012 Berdasarkan Tabel di atas diperoleh nilai X > 0 yaitu 62, dan nilai Y > 0 yaitu 66. Posisi titik kordinatnya dapat dilihat pada kordinat Cartesius berikut ini. -6 56 33 10

EKSTERNAL FAKTOR Y(+) Kuadran III 66 Kuadran I Strategi Turn-around Strategi agresif X (-) 62 X (+) Kuadran IV Strategi Defensif Y(-) Kuadran II Strategi Diversifikasi I N T E R N A L F A K T O R Gambar 5. Matriks Posisi SWOT Hasil ini menunjukkan bagaimana usaha industri tahu tersebut memperoleh strategi lebih detail dan mengetahui reaksi besar kecilnya strategi pemasaran usaha industri tahu, maka startegi pemasaran ini berada pada daerah I (Strategi Agresif). Situasi pada daerah I ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi agresif ini lebih fokus kepada strategi SO (Strength- Opportunities), yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Dengan demikian, hipotesis 3 strategi pemasaran yang digunakan oleh usaha industri tahu di daerah penelitian adalah strategi agresif diterima. 11

Matriks SWOT EKSTERNAL INTERNAL OPPORTUNITIES (O) 1. Trend tahu meningkat 2. Harga tahu stabil 3. Permintaan tahu meningkat pada saat harga ikan naik 4. Pasar tahu yang luas THREATS (T) 1. Kelangkaan tenaga kerja 2. Kelangkaan kedelai dan meningkatnya harga kedelai 3. Terlambatnya pembayaran dari pedagang pengecer 4. Banyaknya pesaing STRENGTHS (S) 1. Menggunakan bahan baku berkualitas tinggi 2. Proses produksinya mudah 3. Bebas bahan kimia berbahaya 4. Lengkapnya sarana transportasi 5. Pengusaha sudah bertahuntahun menjalankan usaha pembuatan tahu STRATEGI SO 1) Memperluas kerja sama dengan berbagai pihak dengan memanfaatkan trend tahu yang meningkat dengan harga yang stabil (S4,5 dan O1,2) 2) Meningkatkan produksi dan menjaga kualitas tahu yang dihasilkan dengan memanfaatkan pasar tahu yang luas (S1,3,5 dan O3,4) 3) Memperluas jangkauan pemasaran, mulai memasuki pasar yang berada di luar kota dengan memanfaatkan harga tahu yang stabil (S1,2 dan O2,4) STRATEGI ST 1) Meningkatkan produksi tahu dengan menggunakan bahan baku yang tepat dan tenaga kerja yang tersedia. (S1,2,3 dan T1,2) 2) Menggunakan ketersedian sarana transportasi untuk memperluas pemasaran dan mengatasi banyaknya pesaing (S4,5dan T3,4) 3) Menambah tenaga pengecer dengan memanfaatkan citra produk yang sudah dikenal untuk meningkatkan penjualan (S1,5, dan T3,4) WEAKNESSES (W) 1. Menggunakan teknologi sederhana 2. Produk tahu mudah rusak 3. Tidak menggunakan kemasan tertutup 4. Kurangnya pemasaran ke luar daerah STRATEGI WO 1) Meningkatkan inovasi dalam pembuatan tahu dengan memanfaatkan tern tahu yang meningkat (W1,2, dan O1,4) 2) Mempertahankan tenaga pengecer yang dimiliki dengan memanfaatkan harga tahu yang stabil (W1,3 dan O2) 3) Memanfaatkan citra produk untuk perluasan pasar dan peningkatan pesanan/ penjualan. (W3,4 dan O3,4) STRATEGI WT 1) Meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas untuk melakukan inovasi produk tahu agar dapat meningkatkan pendapatan (W1,2,3 dan T2,4) 2) Mengoptimalkan tenaga pengecer potensial yang dimiliki untuk memasarkan produk (W3,4 dan T3,4) 3) Meningkatkan produksi dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki untuk menghasilkan tahu yang enak (W1,4 dan T1,4) 12

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Proses produksi pembuatan tahu di daerah peneletian berjalan dengan baik dengan menggunakan bahan baku dan bahan yang selalu tersedia di daerah penelitian. 2. Nilai tambah yang dihasilkan usaha industri tahu di daerah penelitian bernilai positif, baik untuk tahu cina, tahu sumedang mentah dan tahu sumedang goreng. 3. Strategi pemasaran yang sudah dilakukan usaha industri di daerah penelitian adalah Strategi agresif dengan lebih fokus kepada strategi SO (Strength- Opportunities), yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada Saran 1. Pemilik usaha industri tahu agar meningkatkan keterampilan dalam membuat tahu dan menggunakan teknologi penyimpanan sehingga mutu dari tahu ini dapat bertahan lama. 2. Pemerintah membuat lembaga khusus yang menangani kacang kedelai impor sehingga dapat mengontrol harga kacang kedelai impor. 3. Peneliti selanjutnya agar meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana strategi peningkatan pendapatan dan rantai pemasaran yang digunakan pengusaha tahu dalam memasarkan produknya. DAFTAR PUSTAKA Anonimus, 2009. Jurnal Penelitian Strategi Pemasaran, (http://www.scribd.com/doc/21779480/proposal-strategi-pemasaran), 16 mei 2012. Badan Pusat Statistik. 2010. Pola Konsumsi Penduduk Di Indonesia Tahun 2010. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2010. Pola Konsumsi Penduduk Di Sumatera Utara Tahun 2010. Medan. Baroh, I. 2007. Analisis Nilai Tambah dan Distribusi Keripik Nangka Studi Kasus 13

Pada Agroindustri Keripik Nangka di Lumajang. LP UMM : Malang. Budhisatyarini, T. 2008. Seminar Nasional Dinamika Pembangunan Pertanian Dan Pedesaan : Tantangan dan Peluang Bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani; Nilai Tambah Diversifikasi Hasil Usahatani Bawang Merah Menjadi Bawang Goreng. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian : Bogor. Dermawan, A. 1999. Skripsi, Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai Serta Nilai Tambah Industri Tahu dan Tempe (Kasus Desa Sindangratu dan Situgede di Kabupaten Garut Serta Kotamadya Bogor). Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor : Bogor. Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2010. Data Sebaran Pengrajin Tahu di Kota Medan. Medan Muchtadi, D. 2009. Prinsip Teknologi Pengolahan Pangan Sumber Protein. Alfabeta : Bandung. Permata, J.D. 2002. Skripsi, Analisis Sistem Agribisnis Kedelai (Kasus Di Desa Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat). Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor : Jakarta. Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Soekartawi. 1991. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Suhendar, H. 2002. Skripsi : Analsis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu Sumedang (Studi Kasus Bogor Jawa Barat). Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor : Bogor. 14