BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

BAB 23. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

A. PENGERTIAN difraksi Difraksi

Antiremed Kelas 12 Fisika

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

Gambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

Apakah Gelombang Elektromagnetik?? Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

GELOMBANG CAHAYA. Pikiran-pikiran tersebut adalah miskonsepsi. Secara lebih rinci, berikut disajikan konsepsi ilmiah terkait dengan gelombang cahaya.

INTERFERENSI DAN DIFRAKSI

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.

13. Cahaya; Optika geometri

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA

Elyas Narantika NIM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah.

KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA. Irnin Agustina D.A,M.Pd.

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

Fisika Optis & Gelombang

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

Difraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik

LAPORAN PRAKTIKUM Pengukuran Panjang Gelombang Laser

BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Halaman (2)

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

DASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI

Difraksi. Dede Djuhana Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II : PEMBIASAN CAHAYA

MAKALAH PENJELASAN INTERFERENSI GELOMBANG

SIFAT DAN PERAMBATAN CAHAYA. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

Polarisasi karena pemantulan. Suatu sinar yang datang pada suatu cermin dengan sudut 57 akan menghasilkan sinar pantul yang terpolarisasi.

BAB II. Landasan Teori

GELOMBANG MEKANIK. Gambar anak yang sedang menggetarkan tali. Gambar 1

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XII (DUA BELAS) FISIKA GELOMBANG WARNA CAHAYA. DISPERSI CAHAYA.

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium

Referensi : 1.Fisika Universitas edisi kesepuluh, schaum 2.Optics, Sears 3.Fundamental of Optics, Jenkin and White

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI

Kompetensi. 1.Mahasiswa mampu menentukan perbedaan fasa antara dua buah gelombang. 2.Mahasiswa mampu menentukan pola gelap-terang hasil interferensi.

B A B CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

Jenis dan Sifat Gelombang

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

BAB - 14 C A H A Y A

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL

Fisika I. Interferensi Interferensi Lapisan Tipis (Gelombang Pantul) 20:12:40. m2π, di mana m = 0,1,2,... (2n-1)π, di mana n =1,2,3,...

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

Bahan Ajar 5: Gelombang Elektromagnetik dan Optika (Minggu ke 8 dan 9)

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

B A B CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

fisika CAHAYA DAN OPTIK

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Panjang Gelombang Laser

Gambar 1. Teteasan air dan Kristal es di dalam awan menghamburkan spectrum cahaya tampak kesegala arah

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan

O P T I K A G E O M E T R I K.

Transkripsi:

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK...2 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi...2 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan...2 24.3 Interferensi Cahaya...3 24.4 Dispersi...5 24.5 Spektrometer...5 24.6 Polarisasi...6 24.7 Quis 24...7 1

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi Ilmuwan Newton telah menjelaskan adanya sifat pemantulan dan pembiasan dari cahay yang percobaannya pernah dilakukan pada tahun 1620-an.Christian Huygens dengan percobaannya, menjelaskan bahwa cahay seperti halnya charakter, dimana cahaya yang dilewatkan pada celah sempit, maka pada celah tersebut seolah olah akan bertindak sebagai sumber yang baru. Keadaan ini yang dikenal sebagai prinsip Huygens. Tahun 1803, Thomas Young memperlihatkan adanya peristiwa interferensi cahaya. Percobaan ini mendukung adanya sifat bahwa cahaya adalah merupakan gelombang. Perkembangan teori ini mencapai puncaknya setelah Maxwell menemukan teory Unified tentang penjalaran gelombang elektromagnetik.. Cahaya memancarkan sinarnya berasal dari sumber titik. Dari sumber ini cahaya memancar ke segala arah dengan muka gelombangnya berbentuk bola. Kulit bola berada pada satu muka gelombang. Untuk cahaya yang diteruskan ke medium kedua, akan mengalami pembelokan arah jalar. peristiwa ini disebut pembiasan atau refraksi 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan.Jika kita melihat benda yang berada didalam air maka benda akan kelihatan lebih dekat. hal ini karena peristiwa pembiasan (refraksi). Peristiwa pembiasan ini disebabkan oleh perbedaan kecepatan jalr cahaya di udara dan di medium lain,misalkan air, kaca. Prinsip ini dapat dikonstruksikan dengan menggunakan prinsip Huygens. 2

Karena kecepatan jalar cahaya di kedua medium berbeda, maka dalam waktu yang sama jarak antara muka gelombang yang satu dengan yang berikutnya pada kedua medium akan berbeda. Untuk di medium 1, maka dalam waktu t adalah V 1 t, sedangkan untuk mediaum 2, adalah V 2 t.. Hukum pembiasan Snellius dapat diperoleh langsung dari prinsip Huygens. Perhatikan kedua segitiga (ΔADC dan ΔADB). Dari kedua segi tiga ini diperoleh : Sin θ 1 = V 1 t / AD, dimana V 1 t = BD dan V 2 t = AC. Sehingga Sin θ Sin θ 1 2 dan Sin θ 2 = V 2 t / AD, V = V 1 2 Gambar 24.1. Penjalaran cahaya pada medium yang berbeda. karena V 1 = c/n 1 da V 2 = c/n 2, maka diperoleh : n 1 Sin θ 1 = n 2 Sin θ 2. Perlu diketahui, bahwa ketika cahaya merambat dari satu medium ke medium lain, maka frekwuensinya tidak berubah., tetapi panjang gelombangnya berubah. Hal ini nampak pada gambar 24.1. Jika t = periode gelombang, maka V 1 T = λ 1, dan V 2 T = λ 2. 24.3 Interferensi Cahaya Salah satu sifat gelombang adalah dapat mengalami peristiwa interferensi. Seperi halnya untuk gelombang yang lain, cahaya dapat mengalami interferensi. Pola interferensi ini terlihat dalam pola garis gelap-terang-gelap-terang.. dst. Jika cahaya didatangkan pada penghalang, yangmempunyai dua celah kecil, maka kedua celah ini akan bertindak sebagai sumber gelombang. (prinsip Huygens). Kedua sumber gelombang ini akan berinteferensi. Interferensi akan saling menguatkan dan saling melemahkan. Interferensi yang menguatkan menghasilkan pola terang, sedangkan interferensi yang melemahkan akan menghasilkan pola gelap. Interferensi menguatkan diperoleh jika terdapat berbedaan antara lintasan optik dari kedua sumber Untuk interferensi maksimum atau menguatkan : d = ( 2 n ) x. 1/2 λ bilangan genap x 1/2 λ 3

Untuk interferensi minimum atau melemahkan : d = (2 n +1 ) 1/2 λ bilangan ganjil x 1/2 λ Gambar : 24.2 Interferensi dua celah. Pola interferensi, tidak hanya terjadi seperti kasus diatas. Interferensi cahaya dapat terjadi dari bermacam cara, diantaranya terjadi akibat lepisan tipis misalnya Cincin Newton.. Cincin Newton terjadi jika cahaya datang pada sistem lensa cembung yang ditempatkan mendatar, dengan bagian kelengkungannya menghadap ke bawah seperti nampah pada gambar 24.3. Gambar 24.3. peristiwa interferensi Cincin Newton Kedua sinart yang sejajar, menuju mata atau detektor dapat menimbulkan pola gelap- teranggelap-terang. Hal ini disebabkan oleh beda jarak tempuh lintasan optis dari kedua sinar tersebut. 4

, 24.4 Dispersi Cahaya polychromatis adalah cahaya yang mempunyai bermacam-macam panjang gelombang. Jika cahaya ini didatangkan pada sisi prisma, maka akibat adanya perbedaan indeks bias dari masing-masing panjang gelombang, maka cahaya yang keluar mengalami peristiwa penguraian atau lebih dikenal sebagai peristiwa dispersi. Spektrum dispersinya nampak pada gambar 24.4. Gambar 24.4. Spektrum Dispersi. Cahaya putih merupakan campuran dari semua panjang gelombang cahaya tampak. Ketika cahaya ini jatuh pada sisi prisma, panjang gelombang yang berbeda ini dibelokkan dengan derajat yangberbeda pula, sesuai dengan hukum Snellius. karena indeks bias yang lebih besar untuk panjang gelombang yang lebih pendek, maka cahaya ungu akan dibelokkan paling jauh dan merah akan dibelokkan paling dekat. Contoh yang sering dijumpai dalam peristiwa dispersi adalah pelangi, yang timbul di alam. Pada sore hari, matahari berada di sebelah barat kita, dan jika terjadi hujan di belahan barat kita, maka akan nampak pelangi di langit bagian timur kita. 24.5 Spektrometer Spektrometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan kisi difraksi. atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang berbeda. Prinsip kerja dari Spektrometer adalah, cahaya di datangkan lewat celah sempit yang disebut kolimator. Kolimator ini merupakan focus lensa, sehingga cahay yang diteruskan akan bersifat 5

sejajar. Cahaya yang sejajar, kemudian diteruskan ke kisi untuk kemudian ditangkap oleh teleskope yang posisinya dapat digerakkan. Pada posisi teleskope tertentu yaitu pada sudut θ, merupakan posisi yang sesuai dengan terjadinya pola terang (pola maksimum), maka hubungan panjang gelombang cahaya memenuhi persamaan : d λ = Sin θ m dimana m adalah bilangan bulat yang merepresentasikan orde, dan d harak antara garis-gartis pada kisi. Dengan mengukur nilai θ, maka nilai panjang gelombang (λ) dari cahaya dapat diukur. Alat ini juga dapat dipakai untuk menentukan ada tidaknya jenis-jenis molekul tertentu pada specimen lanoratorium dimana analisa kimia tidak dapat dipakai. 24.6 Polarisasi Peristiwa pengkutuban arah getar dari gelombang disebut polarisasi. Karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik dimana mempunyai arah getar yang tegak lurus arah penjalaran, maka cahaya dapat mengalami polarisasi. Hal ini telah diterangkan oleh Teori maxwell mengenai cahaya sebagai gelombang elektromagnetik,. Dalam teorinya Maxwelkl meramalkan bahwa peristiwa polarisasi cahaya menghasilkan arah getar yang diambil sebagai vektor medan listrik. Alat yang dapat dipakai untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi bidang dari cahaya yang tidak terpolasrisasi karena hanya komponen cahaya yang paralel dengan sumbu yang ditransmisikan disebut Polaroid. Fungsi lain dari polaroid dalah dapat dipakai untuk menentukan apakah cahaya terpolarisasi, apa bidang polarisasinya, Polarisai juga dapat terjadi dari peristipa pantulan. Ketika cahaya datang pad apermukaan non logam pada sembarang sudut (asal tidak tegak lurus), berkas pantulan terpolarisasi telah terpolarisasi lebih dahulu pada bidang yang sejajar permukaan. Ini berarti komponen yang tegak lurus bidang permukaan telah diserap atau ditransmisikan. Besarnya polarisasi pada berkas pantulan bergantung pada sudut datang cahaya. Sudut ini yang disebut sudut polarisasi, yang nilainya memenuhi persamaan : n tan θ P = n 2 1 6

materi. Sudut ini etrjadi jika θ p + θ r = 90 o. dimana n 1 adalah indeks bias materi dimana cahaya datang, dan n 2 adalah indeks bias diluar Jika indeks bias diluar materi n = 1, (untuk udara), maka tan θ = n 1 Sudut poalrisasi θ P disebut sudut Brewster dan persamaan diatas disebut hukum Brewster. 24.7 Quis 24 1. Cahaya datang dengan panjanggelombang 680 nm, jatuh pada celah ganda dan menghasilkan pola interferensi dimana pinggiran orde ke-empat berada 48 mm dari pinggiran pusat pad alazar zang jauhnza 1.5 m. Berapa jarak antar celah?. 2. Cahaya monochromatis jatuh pada celah zang lebarnza 3.00 x 10-3 mm. Jika sudut antara pinggiran gelap pertama di kedua sisi maksimum pusat adalah 37 o, berapa panjang gelombang cahaya yang digunakan. 3. a. Berapa sudut Brewster untuk permukaan udara - kaca ( n = 1.52). b. Berapa sudut Brewster untuk berlian zang dimasukkan dalam air jika cahaya menimpa berlian ketika berjalan di air.. 7

8