STUDI PROSES PEMBUATAN SERBUK UMo SEBAGAI BAHAN BAKAR DISPERSI UMo-Al UNTUK REAKTOR RISET

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PADUAN URANIUM BERBASIS UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET MENGGANTIKAN BAHAN BAKAR DISPERSI U3Si2-Al

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PADUAN UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE DISPERSI

KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

PENGARUH SERBUK U-Mo HASIL PROSES MEKANIK DAN HYDRIDE DEHYDRIDE GRINDING MILL TERHADAP KUALITAS PELAT ELEMEN BAKAR U-Mo/Al

PENGARUH UNSUR Ti PADA PADUAN U-7Mo-xTi TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN INGOT SERTA MORFOLOGI SERBUK HASIL HIDRIDING - DEHIDRIDING

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PEMBENTUKAN SINGLE PHASE PADUAN U7Mo.xTi DENGAN TEKNIK PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PEMBUATAN INGOT PADUAN U-7Mo-xZr DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PELEBURAN DAN KARAKTERISASINYA

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo

KAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENCAN tara PELEBURAN

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH DENSITAS URANIUM DALAM PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al-Si MENGGUNAKAN KELONGSONG AlMgSi1 TERHADAP HASIL PROSES PENGEROLAN

PENGARUH FABRIKASI PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al DENGAN VARIASI DENSITAS URANIUM TERHADAP PEMBENTUKAN PORI DI DALAM MEAT DAN TEBAL KELONGSONG

KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKRO- STRUKTUR U-Mo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH KADAR Ni TERHADAP SIFAT KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN STABILITAS PANAS BAHAN STRUKTUR BERBASIS ALUMINIUM

PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN INTERMETALIK AlFeNi SEBAGAI BAHAN KELONGSONG BAHAN BAKAR

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG

FORMASI FASA DAN MIKROSTRUKTUR BAHAN STRUK- TUR PADUAN ALUMINIUM FERO-NIKEL HASIL PROSES SINTESIS

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

KARAKTER TERMAL SERBUK U-6Zr DAN U-10Zr SEBAGAI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

Diagram Fasa. Latar Belakang Taufiqurrahman 1 LOGAM. Pemaduan logam

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN INTI ELEMEN BAKAR DAN PELAT ELEMEN BAKAR U-7MO/AL-SI DENGAN TINGKAT MUAT 3,6 G U/CM 3

Supardjo (1) dan Boybul (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

I. PENDAHULUAN. kelongsong bahan bakar, seperti sedikit mengabsorpsi neutron, kekerasan

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PENGEMBANGAN PADUAN AlFeNi SEBAGAI BAHAN STRUKTUR INDUSTRI NUKLIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-xTi HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

Bab III Metodologi Penelitian

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

BAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

PERILAKU OKSIDASI PADUAN Ti-6Al-4V PADA TEMPERATUR TINGGI

PENINGKATAN SIFAT MEKANIK BAHAN STRUKTUR PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL DENGAN PENGUATAN FASA KEDUA DAN STRUKTUR BUTIR

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

PENGARUH KANDUNGAN Nb DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR DALAM PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADUAN U-Zr-Nb

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill

ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI SINAR X PADA PENAMBAHAN UNSUR Zr TERHADAP PEMBENTUKAN FASA PADUAN U-Zr

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

KARAKTERISTIK INGOT PADUAN U-Zr-Nb PASCA PROSES QUENCHING

IDENTIFIKASI FASA PELET BAHAN BAKAR U-ZrH x HASIL PROSES SINTER DENGAN ATMOSFER NITROGEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT BAHAN PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA

PENGARUH UNSUR GERMANIUM TERHADAP KETAHANAN KOROSI PADUAN Zr-Nb-Mo-Ge UNTUK MATERIAL KELONGSONG PERUSAHAAN LISTRIK TENAGA NUKLIR

4.1 ANALISA STRUKTUR MIKRO

Background 12/03/2015. Ayat al-qur an tentang alloy (Al-kahfi:95&96) Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA. By: Nurun Nayiroh, M.Si

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

PEMBUATAN SERBUK U-6Zr DENGAN PENGKAYAAN URANIUM 19,75 % UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

Transkripsi:

Supardjo ISSN 0216-3128 217 STUDI PROSES PEMBUATAN SERBUK UMo SEBAGAI BAHAN BAKAR DISPERSI UMo-Al UNTUK REAKTOR RISET Supardjo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK STUDI PROSES PEMBUATAN SERBUK UMo SEBAGAI BAHAN BAKAR DISPERSI UMo-Al UNTUK REAKTOR RISET. Pengembangan bahan bakar dispersi UMo-Al menggunakan uranium pengayaan rendah (<20%U-235) dipilih karena UMo memiliki berat jenis tinggi (±16,4g/cm 3 ), rentang fasa γ relatif luas dan olah ulang mudah. Dengan menggunakan paduan UMo sebagai bahan bakar, muatan uranium dapat ditingkatkan hingga 9.0 g/cm 3, lebih tinggi dari pada bahan bakar U 3 Si 2 -Al yang hanya mampu maksimum 6.0 g/cm 3. Disebabkan keuletan paduan UMo, maka metode pembuatan serbuk yang tepat sangat diperlukan. Beberapa metode pembuatan serbuk meliputi mechanical crushing (milling, grinding, etc), cryogenic mechanical crushing, atomization, dan hydride-dehydride. Metode mechanical crushing dan cryogenic mechanical crushing prosesnya sulit, perlu waktu lama dan impuritas tinggi. Sedangkan metode atomization dan hydride-dehydride prosesnya mudah, cepat dan impuritas rendah. Serbuk hasil proses atomisasi berbentuk bola dan seragam, sedangkan proses lainnya tidak beraturan. Hasil evaluasi beberapa metode tersebut menunjukkan bahwa proses hydride-dehydride dan atomization lebih cocok untuk memproduksi serbuk UMo dibanding dengan metode-metode lainnya. ABSTRACT THE UMo POWDER PRODUCTION PROSSES OF UMo-Al DISPERSION FUEL FOR RESEARCH REACTOR HAS BEEN STUDIED. Development of UMo-Al dispersion fuel with low enrichment uranium (<20%U-235) is chosen because UMo has high density (± 16.4 g/cm 3 ), a relatively large range of γ phase and easily reprocessed. Using UMo alloy as nuclear fuel, uranium density can be increased until 9.0 g/cm 3, is higher than that of U 3 Si 2 -Al fuel that has only maximum Uranium density 6.0 g/cm 3. Because of ductility of UMo alloy, thus exact and economic powder production method is needed. Some powder production methods are mechanical crushing(milling, grinding, etc), cryogenic mechanical crushing, atomization, and Hydride-Dehydride. The mechanical crushing and cryogenic mechanical crushing methods are difficult to be performed, time consuming and have high impurity products. However, atomization dan hydride-dehydride methods are performed easily, fast and have low impurity products. The product of atomization procces is spherical and uniform shape, but, another procceses have irregular shape. The evaluation result of some methods showed that hydride-dehydride and atomization methods are more suitable for producing UMo powder than that of another methods. PENDAHULUAN onversi penggunaan uranium dari pengkayaan K tinggi (>90% U-235) ke pengkayaan rendah (<20% U-235) merupakan program pengembangan bahan bakar reaktor riset di dunia. Sebagai kompensasi penggunaan bahan bakar dengan pengkayaan rendah (pada unit volume tetap) diperlukan peningkatan jumlah uranium agar unjuk kerja di dalam reaktor dapat dipertahankan minimal sama seperti penggunaan bahan bakar pengkayaan tinggi. Bahan bakar U 3 Si 2 -Al tingkat muat uranium 4,80g/cm 3 yang merupakan produk pengembangan bahan bakar dengan uranium pengkayaan rendah mendapatkan lisensi pada tahun 1986 dan telah digunakan sebagai bahan bakar reaktor riset. Unjuk kerja bahan bakar U 3 Si 2 -Al cukup baik, sangat stabil selama proses iradiasi namun untuk muatan uranium > 6g/cm 3 fabrikasinya sulit karena pada proses pengerolan selalu terjadi penumpukan bahan bakar diujung PEB membentuk dog bone. Terbentuknya dog bone berakibat distribusi bahan bakar di dalam meat tidak homogen dan pada daerah tersebut kelongsong menjadi tipis. Sebagian besar reaktor riset dapat beroperasi dengan unjuk kerja memuaskan apabila bahan bakar uranium pengkayaan rendah yang digunakan memiliki muatan uranium antara 8-9 g/cm 3. Untuk memenuhi hal tersebut pengembangan bahan bakar baru terus dilakukan, dan sebagai alternatif menggunakan paduan uranium yang memiliki berat jenis tinggi. Selain berat jenisnya tinggi, paduan uranium yang cocok untuk dipromosikan sebagai bahan bakar dispersi adalah yang mampu mempertahankan struktur kristal γ-u selama proses

218 ISSN 0216-3128 Supardjo irradiasi. Dengan struktur kristal γ-u, stabilitas bahan bakar di dalam reaktor dapat dipertahankan pula. Paduan uranium yang memiliki kecenderungan membentuk fasa γ-u antara lain : U-Cr, U-Mo, U- Nb, U-Re, U-Ru, U-Ti, U-V dan U-Zr. Diantara paduan tersebut yang memiliki rentang fasa γ relatif luas adalah U-Mo sehingga paduan tersebut dipilih sebagai bahan bakar dimasa datang (1). TEORI Paduan UMo Paduan UMo adalah sistem biner dengan diagram fasa seperti ditunjukkan Gambar 1. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa paduan membentuk reaksi peritektik pada suhu 1280 o C dengan fasa γ maksimum pada komposisi 40% Mo. Pada suhu yang lebih rendah (< 648 o C) terjadi keseimbangan reaksi eutektik antara fasa β (1,4% atom Mo menjadi α (0,1% atom Mo) dan fasa δ 2 (8% atom Mo). Sedangkan keseimbangan antara fasa γ (21,5% atom) dengan α (<0,1% atom) dan δ 2 terjadi pada suhu 572 o C (3). Untuk mengubah campuran fasa α-u dan fasa δ (U 2 Mo) menjadi fasa γ yang stabil dapat dilakukan melalui proses quenching (4). Proses quenching dimulai dengan memanaskan paduan pada suhu fasa γ dan ditahan beberapa waktu kemudian di dinginkan cepat ke dalam media pendingin. Dengan pendinginan cepat, maka unsur Mo tidak sempat lepas dari kisi-kisi U sehingga tetap berada dalam fasa γ. jenis ±16,4 g/cm 3 (nilai berat jenis tergantung % Mo). Berat jenis tersebut lebih tinggi dari berat jenis paduan U 3 Si 2 sebesar12,20 g/cm 3 yang telah digunakan sebagai bahan bakar dispersi dengan tingkat muat uranium 4,80 g/cm 3. Dengan menggunakan paduan U-Mo sebagai bahan bakar, tingkat muat uranium dapat ditingkatkan hingga 9 g/cm 3 dan proses olah ulang mudah dilakukan (5). Selain itu Mo memiliki tampang lintang serapan netron relatif rendah. Jika fasa metastable γ dapat dipertahankan selama proses produksi bahan bakar dan iradiasi serta memiliki kompatibilitas termal baik dengan matriks Al, maka paduan UMo cocok untuk digunakan sebagai bahan bakar reaktor riset. Dari kelebihan yang dimiliki, sifat ulet paduan menjadi pertimbangan yang perlu diperhatikan, karena bahan bakar dispersi diproduksi melalui proses metalurgi serbuk, maka proses pembuatan serbuk yang mudah dengan kualitas produk sesuai persyaratan bahan bakar menjadi pertimbangan. Pembuatan serbuk UMo Beberapa metode proses pembuatan serbuk UMo diantaranya: mechanical crushing (milling, grinding) atau dengan menambahkan unsur pemadu untuk meningkatkan kerapuhan, cryogenic mechanical crushing, hydride-dehydride (HD) dan proses atomisasi (2). Pemilihan masing-masing metode disesuaikan dengan tujuan penggunaan serbuk dan persyaratan/ kapasitas yang diperlukan. Proses mechanical Crushing Teknik mechanical crushing menghasilkan serbuk yang pipih, pengerjaan sulit, impuritas tinggi sedangkan cryogenic mechanical crushing pengerjaan dilakukan pada suhu sangat rendah (media argon cair) sehingga selain sulit pengerjaannya juga impuritas di dalam serbuk tinggi. Skema proses pembuatan serbuk dengan teknik mechanical crushing dan cryogenic mechanical crushing ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3. Gambar 1. Diagram Fasa Paduan U-Mo (3 ) Sifat paduan UMo adalah ulet dan memiliki struktur kristal bcc fasa γ, tampang lintang serapan netron Mo rendah, tahan terhadap korosi dan berat Proses hydride-dehydride Proses HD dimulai dari ingot UMo dengan komposisi U dan Mo secara proporsional yang dibuat dengan peleburan di dalam tungku induksi/ tungku busur listrik. Ingot hasil peleburan memiliki fasa γ yang stabil dengan struktur kristal BCC. Sebelum proses HD, paduan dikenai perlakuan panas sehingga fasa γ yang stabil terdekomposisi menjadi dua fasa yaitu α-u dan δ U 2 Mo. Kedua fasa tersebut setelah proses dehydride di-quenching, maka paduan kembali ke fasa fasa γ seperti ingot

Supardjo ISSN 0216-3128 219 hasil peleburan. Skema proses pembuatan serbuk UMo dengan proses HD ditunjukkan pada Gambar 4 (2). Proses Atomisasi Prinsip proses atomisasi adalah paduan UMo dilelehkan, kemudian disemprotkan menggunakan nozzle pada permukaan piringan yang berputar. Butiran lelehan yang terlempar dari piringan di dinginkan menggunakan campuran gas argon dan helium. Ukuran butiran serbuk UMo ditentukan oleh parameter antara lain: kecepatan putar piringan, tegangan permukaan dan berat jenis lelehan paduan berbeda, kecepatan umpan lelehan serta diameter piringan. Hubungan antara ukuran butiran serbuk (d) dan parameter atomisasi di tunjukkan pada persamaan 1, dapat dilihat bahwa ukuran butir menurun dengan kecepatan putar, diameter piringan dan temperatur lelehan paduan, tetapi naik dengan kecepatan umpan lelehan (7). 1 d =3,65.10 6 0, 96 ω ( ρ γ 0,43 ) ( Q D 0,12 ) 0,64 (1) Gambar 2. Skema proses pembuatan serbuk Keterangan : ω : kecepatan putar piringan γ : tegangan permukaan lelehan paduan ρ : berat jenis Q : kecepatan umpan lelehan paduan melalui nozzle pada piringan D : diameter piring putar Ukuran butir serbuk dapat diatur dengan mengubah parameter kecepatan putar, sedang parameter lainnya tetap, tetapi pada umumnya suhu paduan dan ukuran nozzle berubah dari waktu ke waktu. Skema proses pembuatan serbuk UMo dengan proses atomisasi ditunjukkan pada Gambar 5. Produk serbuk UMo dari masing-masing dievaluasi terhadap kualitas berdasar persyaratan bahan bakar, prosesnya mudah, cepat, beaya murah dan memenuhi syarat dengan kaidah keselamatan nuklir. Gambar 3. Skema proses pembuatan serbuk Gambar 4. Skema proses pembuatan serbuk UMo dengan HD (2)

220 ISSN 0216-3128 Supardjo homogen. Ingot bagian pinggir yang bersinggungan dengan dinding pendingin terbentuk dendrit, sedangkan butiran berbentuk bola dan seragam terdapat pada bagian tengah. Hal ini disebabkan, pada saat peleburan ingot yang bersinggungan dinding, pendinginannya lebih cepat sehingga pembentukan inti lebih cepat pula dibandingkan dengan pertumbuhan butir. Pada bagian tengah ingot terjadi sebaliknya yaitu kecepatan pendinginan rendah sehingga pembentukan inti lambat dan pertumbuhan butirnya dominan membentuk butiran yang lebih besar dan seragam seperti ditunjukkan Gambar 6. Gambar 5. Skema proses pembuatan serbuk UMo dengan Atomisasi (7) METODOLOGI Serbuk UMo merupakan bahan baku di dalam proses pembuatan bahan bakar dispersi UMo- Al. Sebagai bahan baku, karakteristik serbuk harus memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar dispersi yang meliputi antara lain, fasa, mampu alir, diameter butir dan impuritas maksimum yang diijinkan. Paduan UMo adalah ulet, oleh karena itu perlu dipilih metode proses produksi yang tepat. Beberapa metode proses pembuatan serbuk UMo antara lain : mechanical crushing, cryogenic mechanical crushing, hydride-dehydride dan atomisasi. Proses mechanical crushing, cryogenic mechanical crushing dan hydride-dehydride pada dasarnya dimulai dari pembuatan ingot UMo kemudian dilakukan penggilingan, sedangkan proses atomisasi dengan cara menyemprotkan lelehan paduan UMo melalui nozzle pada permukaan piring berputar. Lelehan UMo yang terdispersi oleh piring putar langsung di dinginkan menggunakan campuran gas Ar dan He. Produk serbuk UMo yang dihasilkan dari masing-masing proses dievaluasi terhadap kualitas serbuk UMo sesuai persyaratan serbuk bahan bakar dispersi yang ditetapkan. PEMBAHASAN Paduan/ ingot UMo Proses pembuatan serbuk UMo, pada umumnya dimulai dari pembuatan ingot, kecuali proses atomisasi. Komposisi logam U dan Mo untuk bahan bakar tipe dispersi yang telah dicoba dan dilakukan oleh para peneliti berkisar antara 7-10 % Mo. Sebagai contoh paduan UMo (U+7%Mo) yang dibuat dengan cara peleburan di dalam tungku busur listrik (bermedia gas inert) dengan 4-5 kali pengulangan peleburan diperoleh ingot cukup Metode Mechanical Milling Ingot UMo sangat ulet dan pembuatan serbuk dengan mechanical milling dihasilkan serbuk berbentuk pipih. Dengan metode tersebut pengerjaan diperlukan waktu lama dan kemungkinan impuritas di dalam serbuk cukup tinggi akibat interaksi mekanik antara alat giling dan ingot UMo. Difraksi Sinar-X serbuk UMo yang ditunjukkan pada Gambar 7 terlihat bahwa dengan membandingkan data JPDS (Joint Committee of Powder Diffraction Standards) puncak-puncak difraksi adalah fasa γ UMo. Gambar 6. Strukturmikro paduan U-7%Mo (9) Gambar 7. Difraksi Sinar X serbuk U-7%Mo hasil mechanical Crushing (9)

Supardjo ISSN 0216-3128 221 Gambar 8. Photo serbuk UMo hasil proses cryogenik mechanical crushing (8) Metode HD Proses HD dilakukan dengan mereaksikan paduan UMo dengan gas hidrogen di dalam reaktor yang terbuat dari gelas silika. Semula reaktor yang telah berisi paduan UMo dipanaskan pada suhu ±700 o C dan divakum hingga tekanan 10-8 torr, selanjutnya gas hidrogen dimasukkan ke dalamnya hingga tekanan atmosferis. Suhu diturunkan perlahan lahan, sehingga terjadi reaksi antara UMo dan gas hidrogen membentuk UMoH x seperti ditunjukkan pada Gambar 9. Hidrogen yang bereaksi dengan paduan UMo ditandai oleh penurunan tekanan di dalam reaktor selama reaksi berlangsung dan jumlahnya dihitung dengan persamaan gas ideal berdasarkan perubahan tekanannya. Paduan UMoH x bersifat pyroporik, rapuh, kekerasan <300 VHN, berwarna abu-abu gelap dan bila teroksidasi menjadi coklat gelap. Sifat pyrophoric sangat mudah terbakar, maka penanganan paduan UMoH x sedapat mungkin hindari goncangan dan gesekan baik dengan benda lain maupun diantara paduan itu sendiri. Oleh karena itu pembuatan serbuk UMoHx harus dilakukan di dalam ruangan tertutup bermedia gas inert. Sebagai contoh paduan U-7Mo pada kondisi stoichiometri paduan berbentuk MH x, dimana M adalah paduan U-7Mo dan x>2,8. Paduan MH x memiliki berat jenis 10,39 g/cm 3 lebih rendah dari berat jenis U-7Mo sebesar 17,5g/cm 3. Karena perbedaan berat jenis cukup tinggi, maka terjadi craks dan pecah, paralel dengan difusi permukaan dan membentuk permukaan baru. Gambar 9. Bentuk paduan UMo hydride (10) Dalam kondisi vakum, hidrogen di dalam UMoH x mulai terdisosiasi menjadi UMo dan H 2 pada suhu 125 o C, dan semua hidrogen terlepas pada suhu 700 o C selama 1 jam. Gambar 10 merupakan photo serbuk UMo dengan ukuran partikel butir >44µm, sedangkan komposisi fasa didominasi fasa γ UMo yang stabil seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Adanya impuritas UO 2 kemungkinan pada proses pembuatan serbuk UMoH x terjadi penyerapan uap air, sehingga pada proses dehydride terjadi reaksi antara O 2 dan uranium. Gambar 10. Photo serbuk UMo fasa γ hasil dehydride (10,11 )

222 ISSN 0216-3128 Supardjo terlihat berbentuk bola dan seragam. Besar butiran serbuk dapat diatur dengan mengubah parameter proses seperti persamaan 1 (1,11). Butiran berbetuk bola cocok untuk digunakan sebagai bahan bakar dispersi karena mudah dihomogenisasi dengan serbuk matriks. Namun demikian, dengan perbedaan berat jenis antara bahan bakar UMo dan matriks Al cukup tinggi (masing-masing sebesar ±16,4 g/cm 3 dan 2,7 g/cm 3 ), maka penanganan campuran serbuk harus dilakukan hati-hati karena berpotensi segregasi akibat pengaruh grafitasi. Gambar 11. Difraksi Sinar-X serbuk UMo fasa γ hasil dehydride (10,11) Metode Atomisasi. Campuran logam U dan Mo di lelehkan pada suhu >1200 o C, kemudian lelehan disemprotkan pada piringan putar dalam media pendingin campuran gas argon dan helium. Pendinginan butiran lelehan dilakukan secara mendadak menggunakan media campuran gas argon dan helium, sehingga unsur Mo tidak sempat lepas dari kisi-kisi U dan fasa γ dapat dipertahankan di dalam serbuk. Difraksi SinarX serbuk UMo pada Gambar 12 nampak bahwa puncak difraksi adalah fasa γ UMo dan tidak terdapat fasa lain. Ini mengindikasikan bahwa kemurnian serbuk UMo sangat tinggi. Photo butiran serbuk hasil Scanning Electron Microscope (SEM) pada Gambar 13, Gambar 12. Difraksi Sinar-X pattern serbuk UMo hasil proses atomisasi. (1) Gambar 13. Photo serbuk paduan UMo hasil proses Atomisasi (100 x) (1) KESIMPULAN Dari studi pembuatan serbuk UMo sebagai calon bahan bakar dispersi untuk reaktor riset dapat disimpulkan sbb: 1. Peleburan campuran logam U dan Mo diperoleh paduan/ingot UMo yang bersifat ulet. 2. Proses mechanical grinding dan cryogenic mechanical grinding pengerjaannya sulit, butuh waktu lama dan impuritas yang terikut di dalam serbuk cukup tinggi.

Supardjo ISSN 0216-3128 223 3. Proses hydride-dehydride mudah dan cepat dilakukan, bentuk butiran serbuk tidak beraturan, impuritas rendah serta dapat ditingkatkan ke skala produksi. 4. Proses atomisasi mudah dan cepat dilakukan dengan serbuk berbentuk bola dan seragam, impuritas rendah dan dapat ditingkatkan ke skala produksi. SARAN Untuk pembuatan serbuk bahan bakar dari bahan/paduan lunak sebaiknya menggunakan teknik hydride-dehydride dan atau atomisasi karena: prosesnya mudah, cepat dan serbuk yang dihasilkan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan bakar dispersi. DAFTAR PUSTAKA 1. KI HWAN KIM et.al, Development of High Loading Alloy Fuel by Centrifugal Atomization, RERTR, Korea 1996 2. M.I. SOLONIN et.al, Development of the Method of High Density Fuel Comminution by Hydride-Dehydride Processing, International RERTR Meeting Program, Las Vegas, Nevada, October 1-6, 2000 3. IVANOV et.al, Phase Diagram of Uranium alloys, Amerind Publishing Co PVT.LTD, New Delhi, 1983. 4. JONG-MAN PARK et.al, Fabrication and characterization of atomizet UMo Powder Dispersed Fuel Compacts For The RERTR-3 Irradiation Test, RERTR, Budapest, Hungary, October 3-8,1999. 5. JM.HAMY et.al, Status as of March 2002 of The UMo Development Program, 6 th International Topical meeting on Research Reactor Fuel Management, Belgium, March 17 to 20,2002. 6. S.BALART et.al, U-Mo Alloy Powder Obtainet by a Hydride-Dehydride Process, International RERTR Meeting Program, Las Vegas, Nevada, October 1-6, 2000 7. KUK,IL-HIUN, Atomization of U 3 Si 2 /U 3 Si For Research Reactors Fuel RERTR, Proceedings of the XVIII International Meeting, Paris,17-21 September, 1995 8. C.R. CLARK et.al, Fuel Powder Production From Ductile Uranium Alloys, International Meeting on RERTR, Sao Paulo, Brazil, October 18-23, 1998 9. H.VACELET, et.al, Irradiation of Fuel Size UMo Plates 22 nd RERTR in Budapest 3 rd -8 th October 1999, Proceedings of the 1999 International Meeting on RERTR, Budapest, Hungary, October 3-8, 1999. 10. E.E. PASQUALINI et.al, Powder Production of U-Mo Alloy, HMD Process (Hydriding- Milling-Dehydriding), 6 th International Topical meeting on Research Reactor Fuel Management, Belgium, March 17 to 20,2002. 11. P.ADELFANG, et.al, Advances and Highlights of the CNEA Qualification Program as High Density Fuel Manufacturer for Research Reactor, 6 th International Topical meeting on Research Reactor Fuel Management, Belgium, March 17 to 20,2002.