MENUNJANG PERTAHIAH SEBAGAI

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA

TINJAUAN PUSTAKA Daerah Asal dan Penyebaran Pepaya Taksonomi dan Botani Pepaya

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

PERBAIKAN MUTU BUAH SIRSAK MELALUI PENYERBUKAN

Mengenal Morfologi Bunga untuk Meningkatkan Kualitas Benih Pepaya

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Pepaya

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi

PENGUJIAN SIFAT BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN PENYIMPANAN SUHU DINGIN. Oleh Rika Rahmi Wulandari A

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pepaya

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

POTENSI JAGUNG VARIETAS LOKAL SEBAGAI JAGUNG SEMI

HUBUNGAN ANTARA LAMA SIMPAN SERBUK SARI DENGAN PRODUKSI BUAH DAN VIABlLlTAS BENlH. SALAK PONDOH (Salacca zalacca (Gaertner) Voss var.

HUBUNGAN ANTARA LAMA SIMPAN SERBUK SARI DENGAN PRODUKSI BUAH DAN VIABlLlTAS BENlH. SALAK PONDOH (Salacca zalacca (Gaertner) Voss var.

PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK

EVALUASI KETAHANAN POPULASI F1 DOUBLE CROSS

PENGARUH PERBEDAAN UMUR POHON INDUK TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMAN, KUALITAS, DAN PRODUKSI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.)

KAJIAN PERTUMBUHAN, EKSPRESI SEKS TWAMAN, DAN KUALITAS BUAH PEPAYA GENOTIPE IPB 1 DAN IPB 2 DENGAN PUPUK ORGANIK

KAJIAN METAXENIA PADA BUAH PEPAYA GENOTIPE IPB 9 NURUL FEBRIYANTI A

PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dikenal berkembang luas di Indonesia, merupakan tanaman monodioecious

PENGARUH WAKTU PEMANGKASAN PUCUK DAN JUMLAH CABANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PEPAYA

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

KETAHANAN BENIH BEBERAPA GENOTIPE PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENGERINGAN. Oleh Edwind Pramoedinata A

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

PENDAHULUAN Latar Belakang

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

STATUS DAN STRATEGIPEMULIAAN POHON EBONI (Diospyros celebica Bakh.)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 573/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN SALAK KRAMAT BANGKALAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun salak pondoh Desa Bangunkerto,

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBERHASILAN REPRODUKSI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.): PENYERBUKAN ALAMI DAN BUATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. MANAJEMEN PRODUKSI BAYAM (Amaranthus sp.) SECARA OPTIMUM DAN KONTINU

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

ABSTRAK II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG 2012

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF. Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

IDENTIFIKASI PEMBEDA VARIETAS KENTANG MENGGUNAKAN PENANDA MORFOLOGI

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

\_rs,. BADAN BENIH NASIONAL. (i;;d/oed. hv ili"nto, M sc. g%irp?r

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI. Oleh Wahyu Kaharjanti A

PENGUJIAN SIFAT BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN PENYIMPANAN SUHU DINGIN. Oleh Rika Rahmi Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. lagi bagi bangsa Indonesia, dapat dikatakan bahwa di setiap daerah di

BADAN BENIH NASIONAL. Jakarta, zi- Mei 2009

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

PENGARUH BATANG BAWAH DAN CARA SAMBUNG TERHADAP. KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK DURIAN (Durio zibethinus Murray) SKRIPSI

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PENGARUH PUPUK FOSFOR DAN KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PEP A Y A (Carica papaya L.)

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Hasil penelitian menunjukkan tanaman betina menghasilkan bunga betina dan tanaman hermafrodit menghasilkan bunga hermafrodit, dan ekspresi seks

RIKA PUSPITA SARI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMULASI UJI BUSS (BARU, UNIK, SERAGAM, STABIL) TIGA VARIETAS NENAS (Ananas comosus L. Merr) Oleh Efi Mulyati A

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

PENGUJIAN PERTUMBUHAN TIGA GENOTIPE PEPAYA HIBRIDA (Carica papaya L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

EFEKTIFITAS METODE SELEKSI MASSA PADA POPULASI BERSARI BEBAS JAGUNG MANIS

Rancangan Persilangan 2 Pengertian dan kegunaan, Tujuan Bahan dan pelaksanaan Perancangan bagan persilangan Penempatan lapang Analisis ragam rancangan

Oleh A PEMULIAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

>< - SEMINAR NASIONAL PERBENIHAN 2005 Palu, 13-14Agustus2005 PERANAN BENIN DAMN MENUNJANG PERTAHIAH SEBAGAI SUATU SISTEM HOLISTIK r\erjasama UNIVERSITAS TADULAKO Dengan FORUM PERBENIHAN PROVINSI SULAWESI TENGAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN DONGGALA TADULAKO UNIVERSITY PRESS ISBN :979-3701-48-X UNTAD suwesi ien(»h DON'

- PENGARUH LETAK BENIH DALAM BUAH PEPAYA ( Carica papaya L.) TERHADAP PERSENTASE TANAMAN HERMAPRODIT Memen Surahman,1 M. Syukur1, Sriyani Sujiprihati, dan Faridha Arifeni' ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh letak benih terhadap jumlah tanaman hermaprodit pada tanaman pepaya. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Institusi Pertanian Bogor, Pasir Kuda-Ciomas, Bogor, yang berlangsung dari bulan Februari sampai September 2003. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap, pola Faktorial dengan dua Faktor. Faktor pertama adalah genotip tanaman (Eksotika dan Red King), dan faktor kedua adalah letak benih dalam buah (pangkal, tengah dan ujung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih yang terletak pada bagian tengah dan ujung buah rnenghasilkan tanaman hermaprodit yang lebih banyak. Persilangan sendiri pada tanaman hermaprodit rnenghasilkan tanaman hermaprodit dan tanaman betina dengan perbandingan 2:1. K.ata Kunci : Pepaya, posisi benih, hermaprodit PENDAHULUAN Tanaman papaya memiliki keragaman bentuk buah, warna buah, maupun rasanya diakibatkan karena sifat tanaman ini yang menyerbuk silang dan memiliki tiga macam bunga, yaitu bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna (hermaprodit). Bunga hermaprodit dibedakan menjadi bunga sempurna elongata, bunga sempurna petandria, dan bunga sempurna antara. Tanaman pepaya betina memiliki genotipa mm, pepayajantan memiliki genotipe Mm, dan papaya hermaprodit memiliki genotipe MHm. Tanaman dengan genotipe M M, MHMH, dan MM bersifat letal. Hasil selfing bunga hermaprodit akan rnenghasilkan tanaman hermaprodit dan betina dengan perbandingan 2:1. (Storey, 1969). Perbedaan bentuk buah pepaya dipengaruhi oleh macam bunganya. Buah yang dihasilkan dari bunga betina akan berbentuk bulat dengan tepi yang rata, sedangkan buah dari bunga hermaprodit akan rnenghasilkan tiga bentuk buah sesuai tipe bunganya. Bunga sempurna elongata akan rnenghasilkan buah yang berbentuk panjang-lonjong. Bunga sempurna petandria akan rnenghasilkan buah berbentuk bulat mirip seperti buah dari bunga betina 0Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Peiianian 1PB. Jl. Meranti Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Tilp/Fax.: (0251) 629353, Email: memensurahman@yahoo.com

Seminar Nasional Perbenihan - Palu, 13 s/d 14 Agustus 2005 tetapi tepinya beralur. Bunga sempurna antara akan rnenghasilkan buah berbentuk buah berkerut, ramping dan bengkok. Konsumen Indonesia lebih menyukai buah pepaya berukuran besar, bentuknya lonjong-panjang dengan daging buah tebal. Sifat-sifat ini ada pada buah yang dihasilkan oleh tanaman hermaprodit (Soemarsono et ai9 2002). Masingmasing varietas mempunyai ukuran yang berbeda, walaupun demikian buah dari tanaman hermaprodit mempunyai bentuk yang lebih panjang daripada buah dari tanaman betina. Tanaman hermaprodit juga mempunyai jumlah buah yang lebih banyak dibandingkan tanaman betina, karena bunga hermaprodit lebih mudah terjadi penyerbukan. Oleh karena itu kebun pepaya yang baik adalah kebun yang terdiri dari tanaman-tanaman yang hermaprodit (Tohir, 1978). Menurut Rukmana (1995), biji papaya yang akan dijadikan benih adalah biji-bija yang diambil dari dua pertiga bagian ujung buah. Dengan cara demikian diharapkan akan rnenghasilkan 70-75 % tanaman pepaya hermaprodit. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan Sunarjono (2000), biji-biji dari bagian ujung buah akan rnenghasilkan tanaman hermaprodit 70-80%. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh posisi benih dalam buah pepaya terhadap jumlah tanaman hermaprodit. Selain itu juga untuk mempelajari rasio tanaman hermaprodit dan tanaman betina yang dihasilkan dari penyerbukan sendiri tanaman hermaprodit. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dari Februari hingga September 2003 di kebun percobaan IPB, Babakan Pasir Mas, Desa Pasir Kuda, Ciomas, Bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua genotipa pepaya hasil penyerbukan sendiri (selfing) bunga hermaprodit Eksotika dan Red King berumur 10 bulan yang ditanam dengan perbedaan sumber benih, yaitu: benih berasal dari bagian pangkai, tengah, dan ujung buah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama adalah 2 genotipe pepaya, yaitu : Eksotika dan 200

Seminar Nasional Perbenihan-Palu, 13 s/d 14 Agustus 2005 Red King dan faktor kedua adalah perbedaan sumber benih dalam buah, yaitu : benih dari bagian pangkal, tengah, dan ujung. Perlakuan terdrii dari 6 Pangkal), ET (Eksotika-Tengah), EP (Eksotika-Pangkal), RP (Red kombinasi, yaitu : EP (Eksotika- King- Pangkal), RT (Red King-Tengah), dan RU (Red King-Ujung). Pengamatan dilakukan terhadap seluruh tanaman (213 tanaman). Karakter yang diamati meliputi : persentase tanaman hermaprodit, persentase tanaman betina, bentuk buah. Perbandingan tanaman hermaprodit dengan tanaman betina hasil selfing diuji dengan uji chikuadrat dengan rumus: k X2= S (Oi-Ei)2 i=l Ei diinana, O = hasil pengamatan(observed) E = harapan (expected) Keputusan diambil berdasarkan kriteria sebagai berikut: bila X2- hitung < X2-tabel db a, maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan. bila X2-hitung >X2-tabel db a, maka sebaran pengamatan berbeda nyata dengan sebaran harapan. HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Tanaman Hermaprodit Persentase tanaman hermaprodit dapat dilihat pada Tabel 1. Sumber benih bagian tengah dan ujung lebih banyak rnenghasilkan persentase tanaman hermaprodit daripada bagian pangkal. Hal ini menunjukkan bahwa biji yang berasal dari bagian tengah dan ujung merupakan biji yang baik untuk dijadikan sebagai benih untuk perbanyakan, karena banyak rnenghasilkan tanaman hermaprodit. Menurut Sudaryono et al (1985), cara mendapatkan benih pepaya untuk rnenghasilkan tanaman seragam hermaprodit dapat dilakukan dengan cara pemilihan buah pepaya hermaprodit yang berasal dari pohon yang sehat, umur cukup tua, berbuah lebat, dan benih diambil dari dua pertiga bagian ujung buah. Menurut Rukmana (1995), biji pepaya yang akan dijadikan benih adalah biji-biji yang diambil dari dua pertiga bagian ujung buah. Dengan cara demikian diharapkan akan rnenghasilkan 70-75 201

Seminar Nasional Perbenihan - Palu, 13 s/d 14 Agustus 2005 % tanaman pepaya hermaprodit. Suara Karya (1992), Tanaman pepaya yang dipilih adalah yang berbunga hermaprodit, karena akan rnenghasilkan buah yang lebat dan kualitas baik. Bentuk Buah Bentuk buah pepaya Eksotika dan Red King sangat beragam tergantung pada bentukbunganya. Hasil dari penyerbukan sendiri {selfing) bunga hermaprodit pepaya Eksotika dan Red King akan diperoleh tanaman hermaprodit dan tanaman betina. Tanaman hermaprodit akan rnenghasilkan 4 macam bunga sempurna, yaitu : bunga sempurna elongata yang rnenghasilkan buahyang lebat dan kualitas baik*) berbentuk panjang; bunga sempurna petandria yang rnenghasilkan bentuk buah yang bulat; bunga sempurna antara yang akan rnenghasilkan buah berbentuk seperti buah pisang; dan bunga sempurna rudimenter yang tidak akan rnenghasilkan buah, sedangkan tanaman betina akan rnenghasilkan bunga betina yang akan menjadi buah pepaya berbentuk bulat (Gambar 1). Menurut Fauzi (1995), bentuk buah dan bentuk pohon pepaya sangat ditentukan oleh jenis bunganya. Menurut Rukmana (1995), sifat tanaman pepaya antara lain mudah menyerbuk silang dan secara genetis mempunyai 3 macam bunga, sehingga turunan berikutnya banyak sekali rnenghasilkan ragam bentuk buah. Menurut Villegas (1997), perbandingan dan macam bunga sempurna elongata, petandria, dan antara yang dihasilkan pada satu pohon hermaprodit dapat bervariasi bergantung kepada umur dan keadaan lingkungan. Chi-kuadrat Hasil uji Chi-kuadrat pada genotipa Eksotika dan Red King dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Nilai x2 hasil uji Chi-kuadrat adalah 1.89 dan 3.57 yang berarti lebih kecil dari nilai tabel x2 pada a = 0.05 dengan db = 1 yaitu 3.84. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima, yaitu terjadi segregasi dengan perbandingan fenotipa 2:1. Selfing bunga hermaprodit Eksotika atau Red King akan rnenghasilkan tanaman hermaprodit dan tanaman betina dengan perbandingan fenotipa = 2:1. Menurut Storey (1969), hasil selfing bunga hermaprodit akan menghasil 202

Seminar Nasional Perbenihan - Palu, 13 s/d 14 Agustus 2005 kan letal, tanaman hermaprodit dan betina dengan perbandingan 1:2:1. KESIMPULAN Tanaman hermaprodit banyak dihasilkan dari biji yang berasal dari bagian tengah dan ujung. Dengan demikian biji-biji dari bagian tengah dan ujung buah baik untuk dijadikan tanaman hermaprodit dan tanaman betina dengan perbandingan fenotipa 2:1. UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terima kasih kepada Pusat kajian Buah Tropika (PKBT) atas ijinnya untuk menggunakan materi penelitian. sebagai benih. Penyerbukan sendiri (selfing) tanaman pepaya hermaprodit Eksotika atau Red King akan rnenghasilkan DAFTAR PUSTAKA Fauzi, A. 1995. Memilih Pohon Pepaya Lewat Bunga. Surabaya Pos 14 Mei 1995, Surabaya, hal 3. Rukmana. 1995. Pepaya, Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius, Yogyakarta. 74 hal. Soemarsono, S. R., D. D. Widjajanto, T. Sudaryono, & Q. D. Ernawanti. 2002. Rakitan Teknologi Budidaya Pepaya. BPTP Karangploso. hal: 108-109. Storey,W.B. 1969. Papaya. In Ferwerda, F. P. and Wit, F. (eds). Outlines of perennial crop breeding in the tropics. H.Veenman & Zonen N.V., Wageningen Sudaryono, T., Baswarsiati, & D. D. Widjajanto. 1985. Cara Mendapatkan Benih Pepaya Untuk Menghasilkan Tanaman Seragam Sempurna. Majalah Hortikultura No. 16. hal: 505-509. Sunarjono, H. 2000. Prospek Berkebun Buah. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal 32-36. Tohir, K.A. 1978. Bercocock Tanam Pohon Buah-buahan. Pradnya Paramita. Villegas, V. N. 1997. Carica papaya L. In E. W. M. Verheij & R. E. Coronel (eds.). PROSEA Sumber daya Nabati Asia Tenggara 2. Buah-buahan yang dapat dimakan. Terjemahan. PT. Gramedia, Jakarta, hal: 125-131. 203

Seminar Nasional Perbenihan - Pdu, 13 s/d 14 Agustus 2005 Tabel 1. Persentase Tanaman Hermaprodit Genotipa Lokasi Benih Jumlah Eksotika Red King Pangkal Tengah Ujung Pangkal Tengah Ujung Tanaman Hermaprodit 18 22 17 16 14 39 Jumlah Tanaman Betina 14 11 13 15 5 29 % 'i anaman Hermaprodit 56.25 % 66.67 % 56.67 % 51.61 % 73.68% 57.35 % Tabel 2. Uji Chi-kuadrat pada Genotipa Eksotika Fenotipa 0 E (O-E)2 Tanaman hermaprodit 57 63.33 0.63 Tanaman Betina 38 31.67 1.26 Jumlah 95 1.89 Tabel 3. Uji Chi-kuadrat pada Genotipa Red King Fenotipa O E (O-E)2 Tanaman hermaprodit 69 78.67 1.19 Tanaman Betina 49 39.33 2.38 Jumlah 118 3.57 Ho = terjadi segregasi dengan perbandingan fenotipa 2:1 HI = tidak terjadi segregasi dengan perbandingan fenotipa 2:! E E Oambarl. B«b«gai tip*buahpepaya. A:Buahp«p^r*h«nnaprodit;B:Buahpepayabetina; CJBuah papaya anlare;dt dand3 maaing-masingbuah pepayapelandria.pcsisi horizontal dan meinbujui 204