Analisis Pengaruh Proses Oversize Piston Terhadap Kinerja Motor dan Pengujian Ketahanan Mekanik Piston Dengan Menggunakan Perangkat Lunak Catia V5R14

dokumen-dokumen yang mirip
STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN ADUK BERBASIS MESIN BOR Jefri Adera Bukit. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin.

PENINGKATAN UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR DENGAN CARA PENGUBAHAN VOLUME SILINDER

ANALISA PENGARUH OVERSIZE PISTON TERHADAP KINERJA MOTOR DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN MESIN. Start. Motor Tersedia. Pemilihan Jenis Mesin Motor Daya. Daya Maksimum Tidak Ya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

MODIFIKASI VOLUME SILINDER MOTOR TOSSA 100CC MENJADI 110CC UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA MESIN. Gatot Budy Prasetiyo 1

STUDI PENGARUH OVERSIZE PISTON TERHADAP VOLUME LANGKAH DAN LAJU KONSUMSI BAHAN BAKAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS


SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

PENGARUH PENGGUNAAN KOIL DAN BUSI RACING DENGAN JENIS BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOBIL SUZUKI VITARA TIPE JLX 1994

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASIS

KINERJA MOTOR BAKAR BENSIN SATU SILINDER 4 TAK DENGAN VARIASI BOBOT TORAK (125 cc)

BAB III METODE PENGUJIAN

DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur ( C )

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

Optimasi Daya dan Torsi pada Motor 4 Tak dengan Modifikasi Crankshaft dan Porting pada Cylinder Head

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

MESIN BUBUT Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA UNJUK KERJA

BAB 4 ANALISA PANAS HIDRASI PONDASI BORED PILE JEMBATAN SURAMADU. mengenai diameter dan kedalaman pondasi, kedalaman air laut, dan kedalaman

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL

Jurnal Teknika Atw 1

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

ASSALAMU ALAIKUM, WR, WB.

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Jumlah serasah di lapangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA Motor Yamaha Jupiter MX dengan camshaft 209 (standart)

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB II LANDASAN TEORI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

Jurnal Teknik Mesin UMY

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Analisis Pengaruh Proses Piston Terhadap Kinerja Motor dan Pengujian Ketahanan Mekanik Piston Dengan Menggunakan Perangkat Lunak Catia V5R14 Asep Syarif Hidayattulah Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok Jawa Barat INDONESIA ABSTRAK Proses oversize piston banyak dilakukan pada motor yang telah melewati batas toleransi ukuran antara piston dan dinding silinder. Proses oversize adalah penggantian dengan diameter yang lebih besar dari ukuran sebelumnya. Pada penelitian ini dilakukan analisis perhitungan kinerja motor dengan piston ukuran standard dan oversize, serta analisis pengujian ketahanan mekanik piston dengan menggunakan perangkat lunak Catia. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan meng-oversize piston terjadi kenaikan volume langkah, tapi tekanan dalam ruang bakar menurun, perbandingan kompresi meningkat, sedangkan untuk daya dan torsi yang dihasilkan relatif sama dengan ukuran motor standard. Serta dari analisis ketahanan mekanik menggunakan perangkat lunak Catia menunjukan bahwa tegangan maksimum tertinggi terjadi pada piston Suzuki Shogun 110cc oversize 0.0075 m, piston Yamaha Jupiter 110cc oversize 0.0025 m, piston Honda Kharisma 125cc oversize 0.005 m dan piston Suzuki Shogun R 125cc oversize 0.0075 m. Kata kunci : piston, oversize, ketahanan mekanik, catia. PENDAHULUAN Piston adalah komponen penggerak utama mesin yang sangat penting. bergerak turun naik didalam silinder membuat langkah hisap, kompresi, usaha dan langkah buang, tetapi fungsi utamanya ialah menerima tenaga pembakaran dan diteruskan ke poros dengan melalui batang piston. Akibat dari pemakaian mesin motor dalam jangka waktu yang lama, akan terjadi kerenggangan celah (clearance) antara piston dan dinding piston. Jika celah tersebut telah melebihi batas maksimum yang diizinkan, maka celah tersebut harus dikembalikan ke kondisi standard. Artinya diameter dalam silinder tesebut diperbesar, maka ukuran piston juga diperbesar.

Proses tersebut dikenal dengan istilah oversize. Pengaruh dari oversize piston ini akan berdampak terhadap kinerja motor. Dari uraian diatas maka pada penulisan ini dilakukan penelitian terhadap piston. Penelitian yang dilakukan yaitu analisis pengaruh oversize piston terhadap kinerja motor dan untuk membandingkan dari segi ketahanan mekaniknya antara piston ukuran standard dan oversize dilakukan pengujian dengan menggunakan perangkat lunak Catia. Pengujian dengan perangkat lunak ini sangat membantu dan hasil yang diperoleh memiliki tingkat akurasi cukup tinggi. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh oversize piston terhadap kinerja motor dan membandingkan dengan motor ukuran standard, serta untuk mengetahui ketahanan mekanik piston. PROSEDUR ANALISIS Prosedur analisis dalam penulisan ini terdiri dari perhitungan kinerja motor ukuran standard dan oversize, dan pengujian ketahanan mekanik dengan menggunakan perangkat lunak Catia V5R14. Prosedur Perhitungan kinerja motor Prosedur perhitungan kinerja motor yang dilakukan meliputi perhitungan pada motor ukuran standard dan oversize. Penambahan ukuran oversize yang dilakukan yaitu dengan menambah diameter piston sebesar 0.0025 m, 0.005 m, dan 0.0075 m dari ukuran standardnya. Perhitungan secara manual ini diperlukan untuk mengetahui pengaruh oversize piston terhadap kinerja motor dan membandingkannya dengan motor ukuran standard. Pada penulisan ini satuan yang digunakan sesuai dengan Sistem Internasional (SI). Data-data yang Diperlukan Untuk melakukan perhitungan kinerja motor diperlukan data-data antara lain spesifikasi motor, ukuran piston, dan lain sebagainya. Data tersebut diperoleh dari studi lapangan yang meliputi pencarian melalui media internet, pengukuran langsung terhadap model piston dan motor, maupun studi pustaka. Spesifikasi Motor Data-data pada tabel 1 dibawah adalah spesifikasi motor ukuran standard yang telah ditetapkan oleh setiap produsen masing-masing motor dan satuan telah dikonversikan ke Sistem Internasional.

Tabel 1. Spesifikasi Motor Ukuran Standard Suzuki Yamaha Honda Suzuki Shogun Jupiter Kharisma Shogun R Volume Langkah (m 3 ) x10-6 109 110.3 124.9 125 Langkah Piston (m) x10-3 48.8 54 57.9 55.4 Torsi (N.m) 10 10 10.3 11 Perbandingan kompresi 9.3 : 1 9.3 : 1 9 : 1 9.2 : 1 Daya (watt) 7310.8 6714 6937.8 7087 Melakukan pengukuran volume ruang bakar guna melengkapi data-data yang diperlukan dalam proses penghitungan kinerja motor. Proses pengukuran dilakukan dengan cara menuangkan air ataupun oli, kemudian ditakar menggunakan bejana ukur atau suntikan. Dibawah ini adalah tabel hasil pengukuran volume ruang bakar tiaptiap motor Penuangan air atau oli Gambar 1. Pengukuran Volume Ruang Bakar Tabel 2. Hasil pengukuran manual Volume ruang bakar motor ukuran standard Volume ruang bakar, V c Jenis motor (m 3 ) x10-6 Suzuki Shogun 13.1 Yamaha Jupiter 13.2 Honda Kharisma 15.5 Suzuki Shogun R 15.1 Spesifikasi Piston Bahan Yang Digunakan Bahan yang digunakan piston pada penelitian ini adalah AC8A, alasannya karena lebih banyak dipakai dalam industri pembuatan piston. Jadi diasumsikan untuk semua model piston sama. Karakteristik dari material tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3. Mechanical Properties dari material piston Material AC8A Young Modulus (N/m 2 ) 9.1 x10 10 Poisson Ratio 0.346 Density (kg/m 3 ) 2710 Thermal Expansion (K) 2.36 x10-5 Yield Strength (N/m 2 ) 9.5 x10 7

Piston Suzuki Shogun Piston Yamaha Jupiter Piston Honda Kharisma Piston Suzuki Shogun R Gambar 2. Bentuk asli piston ukuran standard Ukuran Dimensi Piston Tabel 3.2 dibawah merupakan hasil pengukuran diameter piston ukuran standard dan oversize. Penambahan ukuran diameter piston telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 0.0025 m, 0.005 m, dan 0.0075 m. Tabel 4. Ukuran diameter Piston Diameter Piston (m) Jenis motor 0 0.0025 m 0.005 m 0.0075 m Suzuki Shogun 53.5 56 58.5 61 Yamaha Jupiter 51 53.5 56 58.5 Honda Kharisma 52.4 54.9 57.4 59.9 Suzuki Shogun R 53.5 56 58.5 61 Prosedur Analisis dengan Menggunakan Catia. Dalam melakukan analisis pengujian dengan menggunakan Perangkat Lunak Catia, terlebih dahulu membuat model piston. Pembuatan model piston dapat langsung dilakukan dalam perangkat lunak Catia itu sendiri tanpa harus meng-import dari perangkat lunak lain. Permasalahan yang dianalisis adalah membandingkan antara piston ukuran standard dan oversize, untuk mengetahui kekuatan mekaniknya. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan model piston adalah sebagai berikut: 1. Membuka perangkat lunak Catia V5R14 2. Pembuatan sket gambar dengan menggunakan sketcher part design.

Gambar 3. Pembuatan sket model piston 3. Pembuatan model 3D pada workbench part design, seperti yang telihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4. Model 3D Piston 4. Untuk langkah selanjutnya pemberian material pada menu library material pada tahap ini dipilih material alumunium. Lalu mengganti material properties alumunium dengan AC8A, lihat tabel 3.3. Gambar 5. Memilih material untuk Piston 5. Setelah memilih material untuk model piston, langkah selanjutnya adalah melakukan proses solution, yaitu terdiri dari menentukan tumpuan (clamp). Tumpuan ditentukan pada kedua bagian lubang samping pada piston tersebut seperti yang telihat pada gambar dibawah ini. Gambar 6. Posisi tumpuan (clamp)

6. Menentukan tekanan yang diberikan pada model piston. Dimana posisi tekanan yang diberikan pada model piston tepat pada bagian atas model pistonnya. Besarnya pemberian tekanan sesuai dengan hasil perhitungan pada tiap motor baik ukuran standard maupun oversize. Gambar 7. Posisi pemberian tekanan 7. Melakukan proses post processing. Pada bagian ini akan ditampilkan hasil dari pengujian pada model piston. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dasar-dasar pengukuran motor digunakan untuk menghitung kemampuan sebuah motor dalam menghasilkan suatu tenaga, yang meliputi; diameter silinder, langkah piston, volume langkah, perbandingan kompresi, torsi, daya dan lain sebagainya. Pada bab ini dibahas mengenai perhitungan kinerja motor dengan piston ukuran standard dan oversize. Perhitungan Pada Motor Dengan Piston Ukuran Standard Perhitungan pada motor dengan piston ukuran standard digunakan sebagai bahan perbandingan saja, guna melengkapi analisis yang dilakukan Dibawah ini adalah tabel ukuran piston, volume silinder, dan panjang langkah piston pada motor, didapat dari pengukuran langsung pada model piston dan yang tertera pada spesifikasi setiap tipe motor. Tabel 5. spesifikasi ukuran piston dan volume langkah pada motor standard Model D (m) x10-3 S (m) x10-3 V s (m 3 ) x10-6 Suzuki Shogun 53.5 48.8 109 Yamaha Jupiter 51 54 110.3 Honda Kharisma 52.4 57.9 124.9 Suzuki Shogun R 53.5 55.4 125 Menghitung Volume Total Silinder Menghitung volume total silinder pada motor yaitu dengan menjumlahkan volume langkah (V s ) dan volume ruang bakar (V c )

Suzuki Shogun Dik: V c = 13,1 x10-6 m 3 V s = 109 x10-6 m 3 Dit: V t =...? V t = V c + V = 13.1 x10 6 = 122.1 x10 s m 6 3 m + 109 x10 3 6 m 3 Dari perhitungan diatas didapatkan volume silinder total pada motor Suzuki Shogun standard adalah 122.1 x10-6 m 3. Untuk hasil perhitungan volume silinder total pada tiap-tiap motor dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 7. Hasil perhitungan Volume total silinder Jenis Motor V c (m 3 ) V s (m 3 ) V t (m 3 ) x10-6 x10-6 x10-6 Suzuki Shogun 13.1 109 122.1 Yamaha Jupiter 13.2 110.3 123.5 Honda Kharisma 15.5 124.9 140.4 Suzuki Shogun R 15.1 125 140.1 Menghitung Gaya Yang Bekerja pada piston Untuk menghitung gaya yang bekerja pada piston, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan momen yaitu M = F x L. data yang diketahui pada tiap-tiap motor standard hanya torsi dan langkah piston. Dibawah ini adalah tabel spesifikasi tiap-tiap motor standard. Tabel 8. Torsi dan langkah piston yang tertera pada spesifikasi tiap-tiap motor Jenis Motor Torsi (N.m) Langkah Piston (m) x10-3 Suzuki Shogun 10 48.8 Yamaha Jupiter 10 54 Honda Kharisma 10,3 57.9 Suzuki Shogun R 11 55.4 Suzuki Shogun Dari data diatas torsi yang terjadi pada motor Suzuki Shogun ini sebesar 10 N.m, sehingga dapat diketahui gaya yang bekerja pada piston dengan menggunakan persamaan momen, yaitu: M = F x L Karena yang dicari adalah gaya yang bekerja pada piston maka persamaannya menjadi:

dimana: M = torsi (N.m) 10 N. m = F F F M F = L F = gaya yang bekerja pada piston (N) L = ½ dari panjang langkah piston (m), maka: M = F x L x 24.4 x10 10 N. m = 3 24.4 x10 m = 409,83 N 3 m Tabel 9. Hasil perhitungan gaya yang bekerja pada piston tiap-tiap motor Jenis Motor Torsi ½ L (m) F (N) (N.m) x10-3 Suzuki Shogun 10 24.4 409.83 Yamaha Jupiter 10 27 370.37 Honda Kharisma 10.3 28.95 355.78 Suzuki Shogun R 11 27.7 397.11 Menghitung Tekanan Setelah diketahui gaya yang bekerja pada piston, barulah dapat dihitung tekanan yang terjadi pada ruang bakar motor yang standard dengan menggunakan persamaan : dimana: P = tekanan (pascal atau N/m 2 ) P = F a F = Gaya yang bekerja pada piston (N) a = Luas piston (m 2 ) Dibawah ini adalah tabel hasil dari perhitungan tekanan dan gaya yang bekerja pada piston motor standard. Model Tabel 10. Hasil perhitungan tekanan pada piston pada tiap-tiap motor F (N) a (m 2 ) x10-3 P (pascal) Suzuki Shogun 409,83 2.24686625 182400,71 Yamaha Jupiter 370,37 2.041785 181395.20 Honda Kharisma 355,78 2.1554216 165062.83 Suzuki Shogun R 397,11 2.24686625 176739,49

Perhitungan Pada Motor dengan Piston Ukuran Perhitungan pada motor dengan piston ukuran oversize dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh oversize terhadap kinerja motor. Penambahan diameter yang dilakukan pada tiap-tiap piston sebesar 0,0025 m, 0.005 m, dan 0.0075 m. Sehingga dengan dilakukannya oversize maka akan terjadi perubahan nilai dari ukuran standardnya. Menghitung Volume Langkah Pada Piston Untuk menghitung volume langkah pada motor dengan piston ukuran oversize, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: V s Dimana: V s = volume langkah (m 3 ) D = diameter silinder (m) L = panjang langkah (m) = D 2 x π x L 4 Dibawah ini adalah tabel hasil perhitungan volume langkah dengan piston ukuran oversize pada setiap motor. Tabel 11. Ukuran piston dan volume langkah pada motor Suzuki Shogun setelah dioversize D awal (m) x10-3 53.5 53.5 53.5 53.5 D oversize (m) x10-3 - 56 58.5 61 L (m) x10-3 48.8 48.8 48.8 48.8 V s (m 3 ) x10-6 109 120.1 131 142.5 Tabel 12. Ukuran piston dan volume langkah pada motor Yamaha Jupiter setelah dioversize D awal (m) x10-3 51 51 51 51 D oversize (m) x10-3 - 53.5 56 58.5 L (m) x10-3 54 54 54 54 V s (m 3 ) x10-6 110.3 121.3 132.9 145 Tabel 13. Ukuran piston dan volume langkah pada motor Honda Kharisma setelah dioversize D awal (m) x 10-3 52.4 52.4 5.24 5.24 D oversize (m) x 10-3 - 54.9 57.4 59.9 L (m) x 10-3 57.9 57.9 57.9 57.9 V s (m 3 ) x 10-6 124.5 136.9 149.7 163

Tabel 14. Ukuran piston dan volume langkah pada motor Suzuki Shogun R setelah dioversize D awal (m) x10-3 53.5 53.5 53.5 53.5 D oversize (m) x10-3 - 56 58.5 58.5 L (m) x10-3 55.4 55.4 55.4 55.4 V s (m 3 ) x10-6 125 136.3 148.8 161.8 Dari hasil oversize sebesar 0.0025 m, 0.005 m, dan 0.0075 m pada setiap piston, terjadi penambahan volume langkah yaitu masing-masing sekitar 10 x 10-6 m 3 sampai dengan 39 x10-6 m 3. Penambahan volume langkah tersebut diakibatkan karena adanya penambahan diameter piston. Menghitung Volume Total Silinder Sama seperti pada motor standard untuk Menghitung volume total silinder pada motor dengan piston ukuran oversize yaitu dengan menjumlahkan volume langkah (V s ) dan volume ruang bakar (V c ), maka : V = V + V t Karena oversize yang dilakukan hanya menambah diameter piston atau silindernya saja, tanpa merubah ruang bakarnya. Sehingga untuk volume ruang bakarnya sama seperti motor standard, sedangkan Volume langkahnya berubah sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya. Tabel 15. Hasil perhitungan volume silinder total pada motor Suzuki Shogun oversize V (m 3 ) V (m 3 ) Ukuran (m) V c (m 3 ) x10-6 s x10-6 t x10-6 0.0025 13.1 120.1 133.2 0.005 13.1 131 144.1 0.0075 13.1 142.5 155.6 c s Tabel 16. Hasil perhitungan volume silinder total pada motor Yamaha Jupiter oversize V (m 3 ) V (m 3 ) Ukuran (m) V c (m 3 ) x10-6 s x10-6 t x10-6 0.0025 13.2 121.3 134.5 0.005 13.2 132.9 146.1 0.0075 13.2 145 158.2

Tabel 17. Hasil perhitungan volume silinder total pada motor Honda Kharisma oversize V (m 3 ) V (m 3 ) Ukuran (m) V c (m 3 ) x10-6 s x10-6 t x10-6 0.0025 15.5 136.9 152.4 0.005 15.5 149.7 165.2 0.0075 15.5 163 178.5 Tabel 18. Hasil perhitungan volume silinder total pada motor Suzuki Shogun R oversize Ukuran (m) V c (m 3 ) x10-6 V s (m 3 ) x10-6 V t (m 3 ) x10-6 0.0025 15.1 136.3 151.4 0.005 15.1 148.8 163.9 0.0075 15.1 161.8 176.9 Menghitung Perbandingan Kompresi Untuk menghitung perbandingan kompresi motor dengan ukuran piston oversize, yaitu dengan menggunakan persamaan : V CR = Dimana: CR = Perbandingan kompresi V s = Volume langkah (m 3 ) V c = Volume ruang bakar (m 3 ) s + V V c c Tabel 19. Data-data yang diperlukan untuk menghitung perbandingan kompresi motor Model dengan ukuran piston V c (m 3 ) V s (m 3 ) x 0-6 x10-3 0.0025 m V s (m 3 ) x 0-6 0.005 m V s (m 3 ) x 0-6 0.0075 m Suzuki Shogun 13.1 120.1 131 142.5 Yamaha Jupiter 13.2 121.3 132.9 145 Honda Kharisma 15.5 136.9 149.7 163 Suzuki Shogun R 15.1 136.3 148.8 161.8 Suzuki Shogun dengan piston ukuran oversize 0.0025 m Dik: V s = 120.1 x10-6 m 3 V c = 13.1 x10-6 m 3 Dit: CR =...?

dibawah ini adalah tabel hasil perhitungan perbandingan kompresi setiap tipe motor. Tabel 20. Hasil Perhitungan Kompresi Motor Suzuki Shogun V c (m 3 ) x 10-6 13.1 13.1 13.1 13.1 V s (m 3 ) x 10-6 109 120.1 131 142.5 Perb. kompresi 9.3 : 1 10.1 : 1 11 : 1 11.8 : 1 Tabel 21. Hasil Perhitungan Kompresi Motor Yamaha Jupiter V c (m 3 ) x10-6 13.2 13.2 13.2 13.2 V s (m 3 ) x10-6 110.3 121.3 132.9 145 Perb. kompresi 9.3 : 1 10.0 : 1 11 : 1 11.9 : 1 Tabel 22. Hasil Perhitungan Kompresi Motor Honda Kharisma V c (m 3 ) x 10-6 15.5 15.5 15.5 15.5 V s (m 3 ) x 10-6 124.9 136.9 149.7 163 Perb. kompresi 9 : 1 9.8 : 1 10.6 : 1 11.5 : 1 Tabel 23. Hasil Perhitungan Kompresi Motor Suzuki Shogun R V c (m 3 ) x10-6 15.1 15.1 15.1 15.1 V s (m 3 ) x10-6 125 136.3 148.8 161.8 Perb. kompresi 9.2 : 1 10 : 1 10.8 : 1 11.7 : 1 Suzuki Shogun 110cc Yamah Jupiter 110cc Perbandingan kompresi 12 10 8 6 4 9.3 9.3 9 9.2 10.1 10 9.8 10 11 11 10.6 10.8 Honda Kharisma 125cc Suzuki Shogun R 125cc 11.8 11.9 11.5 11.7 2 0 0 0.0025 0.005 0.0075 Ukuran (m) Gambar 8. Grafik perbandingan kompresi

Dari grafik diatas terlihat bahwa perbandingan kompresi pada motor dengan piston ukuran oversize mengalami peningkatan dibanding dengan ukuran standard. Hal ini disebabkan karena bertambahnya volume langkah tiap-tiap motor. Menghitung Tekanan Tekanan yang terjadi pada ruang bakar motor ukuran oversize akan berbeda dengan motor ukuran standard, ini terjadi karena adanya perubahan volume total akibat adanya penambahan diamater piston. Tekanan pada motor ukuran standard telah diketahui hasilnya yaitu pada tabel 4.6, Sehingga untuk Menghitung tekanan yang terjadi pada motor ukuran oversize dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Boyle: P. = V 1 V1 P2. dimana: P 1 = tekanan pada motor standard (pascal atau N/m 2 ) P 2 = tekanan pada motor oversize (pascal atau N/m 2 ) V 1 = volume total silinder motor standard (m 3 ) V 2 = volume total silinder motor oversize (m 3 ) 2 Tabel 24. Hasil perhitungan tekanan pada Motor Suzuki Shogun Ukuran (m) P 1 (pascal) V 1 (m 3 ) x10-6 V 2 (m 3 ) x10-6 P 2 (pascal) 0.0025 182400.71 122.1 133.2 167200.65 0.005 182400.71 122.1 144.1 154553.27 0.0075 182400.71 122.1 155.6 143130.63 Tabel 25. Hasil perhitungan tekanan pada Motor Yamaha Jupiter Ukuran (m) P 1 (pascal) V 1 (m 3 ) x10-6 V 2 (m 3 ) x10-6 P 2 (pascal) 0.0025 181395.20 123.5 134.5 166559.90 0.005 181395.20 123.5 146.1 153335.43 0.0075 181395.20 123.5 158.2 141607.50 Tabel 26. Hasil perhitungan tekanan pada Motor Honda Kharisma Ukuran (m) P 1 (N/m 2 ) V 1 (m 3 ) x10-6 V 2 (m 3 ) x10-6 P 2 (pascal) 0.0025 165062.83 140.4 152.4 152065.75 0.005 165062.83 140.4 165.2 140283.42 0.0075 165062.83 140.4 178.5 129830.93 Tabel 27. Hasil perhitungan tekanan pada Suzuki Shogun R Ukuran (m) P 1 (pascal) V 1 (m 3 ) x10-6 V 2 (m 3 ) x10-6 P 2 (pascal) 0.0025 176739.49 140.1 151.4 163548.23 0.005 176739.49 140.1 163.9 151075.06 0.0075 176739.49 140.1 176.9 139972.88

Suzuki Shogun 110cc 200000 Yamah Jupiter 110cc Honda Kharisma 125cc (pas Tekanan Ruang bakar 150000 100000 50000 182400.71 181395.2 165062.83 176739.49 167200.65 166559.9 152065.75 163548.23 154553.27 153335.43 140283.42 151075.06 Suzuki Shogun R 125cc 143130.63 141607.5 129830.93 139972.88 0 0 0.0025 0.005 0.0075 Ukuran (m) Gambar 9. Grafik perbandingan Tekanan pada ruang bakar Dari grafik diatas terlihat bahwa terjadi penurunan tekanan pada ruang bakar pada motor dengan piston ukuran oversize. Hal ini terjadi karena volume total silinder pada motor dengan piston ukuran oversize lebih besar. Menghitung Gaya Yang Bekerja pada piston Untuk menghitung gaya yang bekerja pada piston tiap-tiap motornya, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : F = P x a dimana: F = gaya yang bekerja pad piston oversize (N) P = tekanan motor oversize (pascal atau N/m 2 ) a = luas permukaan piston oversize (m) Tabel 28. Hasil perhitungan gaya yang bekerja pada piston untuk motor Suzuki Shogun D (m) x10-3 53.5 56 58.6 61 a (m 2 ) x10-3 2.24686625 2.46176 2.68646625 2.920985 P (pascal) 182400.71 167200.65 154553.27 143130.63 F (N) 409.83 411.60 415.20 418.08 Tabel 29. Hasil perhitungan gaya yang bekerja pada piston untuk motor Yamaha Jupiter D (m) x10-3 51 53.5 56 58.5 a (m 2 ) x10-3 2.041785 2.24686625 2.46176 2.68646625 P (pascal) 181395.20 166559.90 153335.43 141607.50 F (N) 370.37 374.23 377.47 380.42

Tabel 30. Hasil perhitungan gaya yang bekerja pada piston untuk motor Honda Kharisma D (m) x10-3 52.4 54.9 57.4 55.9 a (m 2 ) x10-3 2.1554216 2.36599785 2.5863866 2.81658785 P(pascal) 165062.83 152065.75 140283.42 129830.93 F (N) 355.78 359.78 362.82 365.68 Tabel 31. Hasil perhitungan gaya yang bekerja pada piston untuk motor Suzuki Shogun R D (m) x10-3 53.5 56 58.5 61 a (m 2 ) x10-3 2.24686625 2.46176 2.68646625 2.920985 P (pascal) 176739.49 163548.23 151075.06 139972.88 F (N) 397.11 402.61 405.85 408.85 Suzuki Shogun 110cc 500 Yamah Jupiter 110cc 450 Honda Kharisma 125cc Suzuki Shogun R 125cc (N 400 Gaya yang bekerja pada pisto 350 300 250 200 150 409.83 370.37 355.78 397.11 411.6 374.23 359.78 402.61 415.2 377.47 362.82 405.85 418.08 380.42 365.68 408.85 100 50 0 0 0.0025 0.005 0.0075 Ukuran (m) Gambar 10. Grafik perbandingan Gaya yang bekerja pada piston Pada gambar grafik diatas, gaya yang bekerja pada piston ukuran oversize mengalami peningkatan dibanding dengan pada piston ukuran standard. Menghitung Torsi M = F x L M = torsi (N.m) F = gaya yang bekerja pada piston (N) L = ½ langkah piston (m) Hasil perhitungan torsi pada motor Suzuki Shogun oversize 0.0025 m adalah sebesar 10 N.m, dibawah ini adalah tabel hasil perhitungan pada tiap tipe motor dengan variasi oversize 0.0025 m, 0.005 m, 0.0075 m.

Tabel 32. Hasil perhitungan torsi untuk motor Suzuki Shogun F (N) 409.83 411.60 415.20 418.08 L (m) x10-3 24.4 24.4 24.4 24.4 M (N.m) 10 10 10.1 10.2 Tabel 33. Hasil perhitungan torsi untuk motor Yamaha Jupiter F (N) 370.73 374.23 377.47 380.42 L (m) x10-3 27 27 27 27 M (N.m) 10 10.1 10.1 10.2 Tabel 34. Hasil perhitungan torsi untuk motor Honda Kharisma F (N) 355.78 359.78 362.82 365.68 L (m) x10-3 28.95 28.95 28.95 28.95 M (N.m) 10.3 10.4 10.5 10.5 Tabel 35. Hasil perhitungan torsi untuk motor Suzuki Shogun R F (N) 397.11 402.61 405.85 408.85 L (m) x10-3 27.7 27.7 27.7 27.7 M (N.m) 11 11.1 11.2 11.3 Suzuki Shogun 110cc Yamah Jupiter 110cc Honda Kharisma 125cc 12.5 Suzuki Shogun R 125cc (N.m) Torsi 10 7.5 10 10 10.3 11 10 10.1 10.4 11.1 10.1 10.1 10.5 11.2 10.2 10.2 10.5 11.3 5 2.5 0 0 0.0025 0.005 0.0075 Ukuran (m) Gambar 11. Grafik perbandingan Torsi

Menghitung Daya Motor Sebelum menghitung daya pada motor dengan piston ukuran oversize, terlebih dahulu dihitung putaran (n) yang terjadi pada motor standard, karena daya pada motor standard telah diketahui seperti yang tertera pada spesifikasinya. Daya motor yang dihitung adalah jenis motor empat-langkah P i = P x a x L x n 2 Tabel 36. Hasil perhitungan daya untuk motor Suzuki Shogun P (pascal) 182400.71 167200.65 154553.27 143130.63 a (m 2 ) x10-3 2.24686625 2.46176 2.68646625 2.920985 L (m) x10-3 48.8 48.8 48.8 48.8 n (rpm) 731 731 731 731 P i (watt) 7310.8 7341.6 7405.7 7457 Tabel 37. Hasil perhitungan daya untuk motor Yamaha Jupiter P (pascal) 181395.20 166559.90 153335.43 141607.50 a (m 2 ) x10-3 2.041785 2.24686625 2.46176 2.68646625 L (m) x10-3 54 54 54 54 n (rpm) 671 671 671 671 P i (watt) 6714 6780 6838.7 6892.1 Tabel 38. Hasil perhitungan daya untuk motor Honda Kharisma P (pascal) 165062.83 152065.75 140283.42 129830.93 a (m 2 ) x10-3 2.1554216 2.36599785 2.5863866 2.81658785 L (m) x10-3 57.9 57.9 57.9 57.9 n (rpm) 673 673 673 673 P i (watt) 6937.8 7009.8 7069 7124.6 Tabel 39. Hasil perhitungan daya untuk motor Suzuki Shogun R P (pascal) 176739.49 163548.23 151075.06 139972.88 a (m 2 ) x10-3 2.24686625 2.46176 2.68646625 2.920985 L (m) x10-3 55.4 55.4 55.4 55.4 n (rpm) 644 644 644 644 P i (watt) 7087 7182.1 7240 7293.2

10000 Suzuki Shogun 110cc Yamah Jupiter 110cc Honda Kharisma 125cc Daya Motor (watt 7500 5000 2500 7310.8 6714 6937.8 7087 7341.6 6780 7009.8 7182.1 7405.7 6838.7 7069 7240 Suzuki Shogun R 125cc 7457 6892.1 7124.6 7293.2 0 0 0.0025 0.005 0.0075 Gambar 12. Grafik perbandingan daya Motor Pada gambar grafik diatas daya yang dihasilkan motor baik ukuran standard dan oversize untuk tiap-tiap motor relatif sama saja, meskipun ada kenaikan tidak terlalu signifikan Hasil Analisis Dengan Menggunakan Perangkat Lunak Catia Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, analisis dengan menggunakan perangkat lunak Catia ini adalah untuk membandingkan ketahanan mekanik pada piston ukuran standard dan oversize. Proses pengujian yang dilakukan dengan memberikan penekanan pada bagian atas piston, besarnya tekanan yang diberikan sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Ukuran (m) Tabel 40. Pemberian tekanan pada tiap model piston Tekanan (pascal atau N/m 2 ) Suzuki Shogun 182400,71 167200.65 154553.27 143130.63 Yamaha Jupiter 181395.20 166559.90 153335.43 141607.50 Honda Kharisma 165062.83 152065.75 140283.42 129830.93 Suzuki Shogun R 176739,49 163548.23 151075.06 139972.88 Dibawah ini merupakan hasil analisis pengujian model piston ukuran standard dan oversize. Tegangan maksimum dan minimum pada piston dapat dilihat

pada tabel. tegangan terbesar yang diterima oleh piston terletak pada bagian penyangga dalam. Ini terlihat dari perbedaan warna yang ditampilkan, semakin merah warna yang ditampilkan semakin besar tegangan yang diterima elemen tersebut. Piston Suzuki Shogun Piston standard Piston oversize 0.0025 m Piston oversize 0.005 m Gambar 13. Hasil pengujian pada piston Piston oversize 0.0075 m Tabel 41. Hasil dari pengujian pada Piston Suzuki Shogun Piston Suzuki Shogun Standard 0.0025 m 0.005 m 0.0075 m 2.5 x10 6 2.26 x10 6 2.54 x10 6 2.6 x10 6 2.25 x10 6 2.04 x10 6 2.29 x10 6 2.34 x10 6 2.01 x10 6 1.81 x10 6 2.04 x10 6 2.09 x10 6 1.76 x10 6 1.59 x10 6 1.78 x10 6 1.83 x10 6 1.51 x10 6 1.36 x10 6 1.53 x10 6 1.57 x10 6 1.26 x10 6 1.14 x10 6 1.28 x10 6 1.31 x10 6 1.01 x10 5 9.14 x10 5 1.02 x10 6 1.05 x10 6 7.61 x10 5 6.89 x10 5 7.71 x10 5 7.92 x10 5 5.12 x10 5 4.64 x10 5 5.17 x10 5 5.34 x10 5 2.63 x10 5 2.4 x10 5 2.64 x10 5 2.75 x10 5 1.42 x10 5 1.46 x10 4 1.08 x10 4 1.61 x10 4 Untuk piston Suzuki Shogun 110cc tegangan maksimum tertinggi terjadi pada piston ukuran oversize 0.0075 m, Sedangkan tegangan maksimum terendah terjadi pada piston oversize 0.0025 m. Jadi piston ukuran oversize 0.0075 m memiliki kemampuan lebih baik dibanding dengan ukuran standard, oversize 0.0025 m maupun 0.005 m dari sisi kemampuan menahan tekanan

Piston Yamaha Jupiter Piston standard Piston oversize 0.0025 m Piston oversize 0.005 m Gambar 14. Hasil pengujian pada piston Piston oversize 0.0075 m Tabel 42. Hasil dari pengujian pada Piston Yamaha Jupiter Yamaha Jupiter Standard 0.0025 m 0.005 m 0.0075 m 2.52 x10 6 3.73 x10 6 2.9 x10 6 2.94 x10 6 2.27 x10 6 3.36 x10 6 2.62 x10 6 2.65 x10 6 2.02 x10 6 3 x10 6 2.33 x10 6 2.37 x10 6 1.77 x10 6 2.63 x10 6 2.05 x10 6 2.08 x10 6 1.52 x10 6 2.26 x10 6 1.77 x10 6 1.8 x10 6 1.27 x10 6 1.89 x10 6 1.49 x10 6 1.51 x10 6 1.02 x10 6 1.52 x10 6 1.21 x10 6 1.23 x10 6 7.68 x10 5 1.15 x10 6 9.25 x10 5 9.45 x10 5 5.18 x10 5 7.85 x10 5 6.43 x10 5 6.61 x10 5 2.68 x10 5 4.16 x10 5 3.62 x10 5 3.77 x10 5 1.86 x10 5 4.77 x10 4 7.99 x10 4 9.25 x10 4 Untuk piston Yamaha Jupiter 110cc tegangan maksimum tertinggi terjadi pada piston oversize 0.0025 m. Sedangkan tegangan maksimum terendah terjadi pada piston Standard. Jadi piston oversize 0.0025 m memiliki kemampuan lebih baik dibanding dengan ukuran standard dan oversize 0.005 m, maupun 0.0075 m dari sisi kemampuan menahan tekanan. Piston Honda Kharisma Piston standard Piston oversize 0.0025 m

Piston oversize 0.005 m Gambar 15. Hasil pengujian pada piston Piston oversize 0.0075 m Tabel 43. Hasil dari pengujian pada Piston Honda Kharisma Piston Honda Kharisma Standard 0.0025 m 0.005 m 0.0075 m 1.18 x10 6 1.57 x10 6 1.71 x10 6 1.6 x10 6 1.06 x10 6 1.42 x10 6 1.54 x10 6 1.44 x10 6 9.45 x10 5 1.26 x10 6 1.37 x10 6 1.28 x10 6 8.28 x10 5 1.1 x10 6 1.2 x10 6 1.12 x10 6 7.11 x10 5 9.46 x10 5 1.03 x10 5 9.62 x10 5 5.94 x10 5 7.9 x10 5 8.58 x10 5 8.02 x10 5 4.77 x10 5 6.33 x10 5 6.89 x10 5 6.42 x10 5 3.6 x10 5 4.76 x10 5 5.19 x10 5 4.83 x10 5 2.43 x10 5 3.19 x10 5 3.5 x10 5 3.23 x10 5 1.25 x10 5 1.62 x10 5 1.88 x10 5 1.63 x10 4 8.49 x10 3 5.65 x10 3 1.04 x10 4 3.5 x10 3 Untuk piston Honda Kharisma 125cc tegangan maksimum tertinggi terjadi pada piston oversize 0.005 m. Sedangkan tegangan maksimum terendah terjadi pada piston piston standard. Jadi piston oversize 0.005 m memiliki kemampuan lebih baik dibanding dengan ukuran standard dan oversize 0.0025 m, maupun 0.0075 m dari sisi kemampuan menahan tekanan. Suzuki Shogun R Piston standard Piston oversize 0.0025 m Piston oversize 0.005 m Gambar 16. Hasil pengujian pada piston Piston oversize 0.0075 m

Tabel 44. Hasil dari pengujian pada Piston Suzuki Shogun R Piston Suzuki Shogun R Standard 0.0025 m 0.005 m 0.0075 m 3.1 x10 6 2.83 x10 6 3.03 x10 6 3.62 x10 6 2.79 x10 6 2.55 x10 6 2.73 x10 6 3.26 x10 6 2.48 x10 6 2.26 x10 6 2.43 x10 6 2.9 x10 6 2.17 x10 6 1.98 x10 6 2.12 x10 6 2.53 x10 6 1.86 x10 6 1.7 x10 6 1.82 x10 6 2.17 x10 6 1.56 x10 6 1.42 x10 6 1.52 x10 6 1.81 x10 6 1.25 x10 6 1.14 x10 6 1.22 x10 6 1.45 x10 6 9.38 x10 5 8.54 x10 5 9.16 x10 5 1.09 x10 6 6.29 x10 5 5.72 x10 5 6.13 x10 5 7.3 x10 5 3.21 x10 5 2.9 x10 5 3.11 x10 5 3.69 x10 5 1.2 x10 4 7.66 x10 3 8.86 x10 3 8.05 x10 3 Untuk piston Suzuki Shogun R 125cc tegangan maksimum tertinggi terjadi pada piston oversize 0.0075 m. Sedangkan tegangan maksimum terendah terjadi pada piston piston oversize 0.0025 m Jadi piston oversize 0.0075 m memiliki kemampuan lebih baik dibanding dengan ukuran standard dan oversize 0.0025 m maupun 0.005 m dari sisi kemampuan menahan tekanan. Perbedaan nilai tegangan maksimum piston baik ukuran standard dan oversize pada tiap-tiap tipe motor dikarenakan adanya perbedaan luas permukaan piston dan nilai tekanan yang diberikan saat pengujian. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Dengan meng-oversize piston, volume langkah akan bertambah besar, tapi tekanan pada ruang pembakaran menurun, Perbandingan kompresi dan gaya yang bekerja pada piston setiap motor mengalami peningkatan. Sedangkan torsi dan daya yang dihasilkan relatif sama dengan motor ukuran standard, ini terlihat dari hasil perhitungan yang telah dilakukan. Kenaikan atau pun penurunan yang terjadi akan mempengaruhi kinerja motor. 2. Hasil analisis pengujian dengan menggunakan perangkat lunak Catia V5R14 menunjukan bahwa tegangan maksimum tertinggi untuk motor 110cc terjadi pada piston Suzuki Shogun oversize 0.0075 m dan piston Yamaha Jupiter oversize 0.0025 m, sedangkan untuk 125cc terjadi pada piston Honda Kharisma oversize 0.005 m dan piston Suzuki Shogun R oversize 0.0075 m.

Saran 3. Perbedaan nilai tegangan maksimum dan minimum pada piston tergantung dari besar kecilnya tekanan yang diberikan pada benda uji. Dan juga adanya perbedaan luas permukaan piston. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan membuat model yang mirip benda sebenarnya, hasil yang diperoleh adalah sekedar pertimbangan untuk penelitian lanjut. Saran yang diberikan adalah dilakukan penelitian ulang dengan menggunakan benda uji yang nyata dan mempertimbangkan pengaruh panas terhadap kekuatan material. Daftar Pustaka [1] Diktat Pelatihan Toyota Motor Indonesia. [2] Pengetahuan Dasar 4 Langkah, PT. Yamaha Motor Indonesia, 1996 [3] Diktat Pelatihan Suzuki Motor Indonesia. [4] www.brawijaya.ac.id, 02 Maret 2006 [5] BPM. Arends, H. Berenschot, Motor Bensin, Erlangga, Jakarta, 1980. [6] Robert, D. Cook, Konsep Dan Aplikasi Metode Elemen Hingga, Refika Aditama, Bandung, 1998 [7] Sucahyo, Mekanika Teknik, tiga serangkai pustaka mandiri, solo, 1996. [8] - www.suzuki.com, 15 Mei 2006 - www.yamaha.com, 15 Mei 2006 - www.honda.com, 15 Mei 2006 [9] www.safill.com, 13 Juni 2006 [10] www.motorplus-online.com, 21 Juni 2006