Komitmen itu diperbaharui



dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

POSDAYA BERSERI DUSUN I

Mengelola Keorganisasian Posdaya. Oleh: Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

ANGGARAN DASAR POSDAYA Dusun Pokoh, Desa Giripurno, Kec. Borobudur, Kab. Magelang

LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PENDAHULUAN Latar Belakang

POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011

sebagai "gerakan Aladin " atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding.

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

KEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

PERAN MANAJEMEN KINERJA DALAM KEMANDIRIAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PEDOMAN PELAKSANAAN KKN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3.A TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN PURWODADI Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163

MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Maka

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara yang selama ini kita tangani masih belum dapat diselesaikan. Begitu juga tingkat kemiskinan belum berhasil diturunkan. Upaya yang telah dijalankan dengan gigih seakan berjalan ditempat. Berbagai masalah yang dihadapi bangsa kita itu dihadapi juga oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu PBB telah mengundang para pemimpin dunia untuk mengambil langkah bersama. Hasilnya suatu Komitmen Pemimpin Dunia pada tahun 2000 berupa M i l l e n i u m Development Goals (MDGs) yang akan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Komitmen itu diperbaharui lagi pada tahun 2005. Pernyataan Presiden pada akhir tahun 2006 merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah Indonesia pada sidang PBB tahun 2000 dan 2005 tersebut. Proses pemberdayaan keluarga dan pengembangan sumber daya manusia diprioritaskan pada keluarga muda dengan anak balita atau mereka yang mempunyai anak-anak di bawah usia 25 tahun. Dengan cara itu kegiatan pada POSDAYA menjadi cara yang paling tepat bukan saja untuk penduduk pada umumnya, tetapi juga untuk anak muda dari keluarga kurang mampu yang ikut terjun secara langsung di dalamnya. Melalui advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi yang intensif dalam POSDAYA, setiap keluarga memperoleh informasi dan bertambah kemampuannya untuk memanfaatkan pelayanan yang disediakan pemerintah atau swasta untuk melaksanakan fungsi-fungsi utama keluarga, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan dan wirausaha. Proses pembentukan dan kegiatan dalam POSDAYA itu dijelaskan dalam Buku Pedoman ini. Buku ini disiapkan untuk membantu lembaga atau perorangan yang peduli dan berminat membentuk dan mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga atau POSDAYA. Melalui POSDAYA diharapkan masyarakat mampu mendorong kepedulian sesama anggota dalam wilayahnya, mendorong Pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam masyarakat, untuk bersama-sama secara konkrit mewujudkan komitmen, seperti komitmen pemerintah pusat dan daerah, juga komitmen para pemimpin dunia yang dituangkan dalam Milleneum Development Goals (MDGs), bekerja keras membangun sumber daya manusia dengan mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan keluarga sejahtera. II. MAKSUD DAN TUJUAN PEMBENTUKAN POSDAYA 1. MAKSUD Maksud Pembentukan POSDAYA a d a l a h membangun wadah bagi keluarga di suatu daerah, terutama keluarga yang kondisi sosial ekonominya lemah, untuk diajak bergabung dalam suatu proses pemberdayaan bersama. Dalam POSDAYA,

POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA) dengan pendampingan perorangan yang peduli, atau petugas pemerintah dan organisasi masyarakat, keluarga yang lebih mampu bergotong royong membantu keluarga yang lemah dengan cara memberikan tambahan wawasan, pengetahuan serta kemampuan dalam melaksanakan fungsi keluarga sehingga keluarga yang terbelakang mampu memberdayakan anggota keluarganya. Untuk menjelaskan maksud pembentukan Posdaya dapat digambarkan melalui contoh-contoh berikut: Contoh Pertama Apabila di masyarakat sudah ada Posyandu dan para pengurusnya sepakat bisa dikembangkan menjadi POSDAYA, yaitu dengan menambah kegiatan yang semula dalam bidang pelayanan KB dan Kesehatan dengan kegiatan lainnya sehingga Posyandu tersebut sekaligus berperan sebagai forum pertemuan yang diisi kegiatan advokasi bidang lain yang lebih luas. Kegiatan tambahan misalnya dalam bidang Pendidikan Anak Batita dan Balita, Kegiatan Bina KeluargaBali t a (BK B ), atau penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), deteksi dini tentang kemungkinan masalah sosial yang dialami anak balita, antara lain melalui pemberian petunjuk praktis tentang Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Atau melalui kegiatan ekonomi keluarga melalui sistem kerjasama antar anggota, bahkan bisa langsung dikembangkan menjadi koperasi. Karena kegiatan Posyandu tersebut bertambah sangat luas, maka Posyandu yang biasanya hanya diurus oleh Pokja IV bisa ditambah kepengurusannya dengan menggabungkan Pokja I, Pokja II, Pokja III dan Pokja IV sekaligus. Hubungan Posyandu yang semula erat dengan Bidan Desa, Klinik Desa atau Puskesmas, dalam posisi baru tersebutdiperluas dengan Bank atau Sekolah atau instansi terkait lainnya. Contoh Kedua Jika dalam masyarakat sudah ada perkumpulan anak remaja yang memiliki kegiatan pengajian, kesenian, olahraga atau kegiatan sosial lain, maka kelompok tersebut dapat dikembangkan menjadi forum yang dapat menyiapkan generasi muda lebih siap menghadapi masa depan, baik dengan memberikan pengetahuan tentang masalah kehidupan remaja atau pembekalan yang diperlukan untuk menghadapi persaingan, terutama meraih sumber-sumber kehidupan atau terjun dalam dunia usaha. Dengan demikian mereka yang menganggur, putus sekolah dan selama ini masih menjadi beban keluarga bisa diarahkan potensinya menjadi sumber daya manusia yang handal. Keanggotaan dalam forum juga diperluas dengan mengajak kelompok masyarakat lainnya. Kepengurusannya bisa dilengkapi dengan unsur-unsur lain dalam masyarakat sehingga menjadi lembaga pedesaan yang lestari dengan program-program pengembangan terpadu.

POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA) Contoh Ketiga Demikian pula halnya jika dalam masyarakat telah ada kumpulan ibu-ibu yang menyelenggarakan arisan, maka kelompok tersebut bisa dikembangkan menjadi usaha bersama dengan memberikan pelatihan dalam berorganisasi atau berusaha dengan pemberian ketrampilan atau teknis produksi serta memberikan akses permodalan sehingga kelompok dapat mengorganisir dirinya menjadi kelompok usaha yang memiliki kegiatan ekonomis produktif atau bahkan membangun suatu wadah dalam bentuk koperasi. Koperasi tersebut dapat menjadi titik sentral dari gerakan pemberdayaan dalam bidang lainnya, termasuk untuk anak balita, ibu hamil dan membantu anak-anak keluarga kurang mampu untuk sekolah, membuka pelatihan ketrampilan bagi anak putus sekolah, membuka usaha agar ibu-ibu keluarga kurang mampu bisa bekerja dan mendirikan Posyandu untuk pelayanan KB dan kesehatan. Contoh Keempat Hal yang serupa untuk para lansia yang sudah mengorganisir diri dengan mengadakan pertemuan di bidang kerohanian, kesenian, olahraga dan sebagian bisa ditingkatkan menjadi perkumpulan untuk menambah wawasan di bidang kesehatan, pendidikan tenaga kerja pada kesempatan kedua atau pengembangan usaha. Kegiatan para lansia ditambah dengan kegiatan bukan saja untuk anggota tetapi juga untuk keluarga, utamanya keluarga kurang mampu. Para lansia dapat berperan sebagai sesepuh untuk berbagai kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang d i l a k u k a n o l e h kelompok lansia tersebut bervariasi dan menarik. Kegiatan yang menarik tersebut bisa menjadi pemicu untuk para anggota yang secara fisik dan finansial masih mampu dalam amal ibadahnya. Dalam berbagai contoh di atas kegiatan dalam POSDAYA bisa dikembangkan dengan menambah anggota yang ikut serta, dengan menambah kegiatan yang dibahas dan dilakukan bersama, serta menambah kepengurusan di dalamnya. 2. TUJUAN Melalui pengembangan POSDAYA diharapkan dapat dicapai hal-hal sebagai berikut: 1. Disegarkannya kembali modal sosial berupa kehidupan gotong royong dalam masyarakat untuk peduli dan saling membantu dalam proses pemberdayaan atau bersama-sama memecahkan masalah kehidupan sehingga keluarga yang tertinggal dapat memenuhi kebutuhan dan membangun keluarga sejahtera secara mandiri.

POS PIMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA) 2. Tumbuh dan berkembangnya lembaga dalam masyarakat dengan terorganisirnya infrastruktur sosial yang sudah ada, yaitu keluarga, yang memiliki kegiatan atau usaha bersama yang akan menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun dan dinamis untuk mencapai kesejahteraan bersama. 3. Terbentuknya wadah organisasi atau wahana partisipasi sosial, di mana setiap keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan yang bisa membantu proses pemantapan fungsifungsi keluarga sehingga mampu membangun kehidupan keluarga dengan mulus dan sejuk. 4. Terlaksananya program dan kegiatan yang dinamis untuk mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang telah menjadi komitmen nasional. III. PROSES PEMBENTUKAN POSDAYA Keberhasilan suatu POSDAYA sangat tergantung pada beberapa faktor penting antara lain Komitmen pengurus dan anggota yang tinggi, program yang menarik, bervariasi dan menguntungkan anggotanya, berkelanjutan, serta citra yang tinggi bagi anggota untuk duduk dalam kelompoknya. Oleh karena itu perlu ditempuh proses pengembangan POSDAYA antara lain sebagai berikut: /. Pembangunan Komitmen untuk membentuk POSDAYA Untuk membentuk dan mengembangkan POSDAYA perlu dibangun komitmen Pimpinan atau Tokoh Masyarakat, baik tokoh formal maupun non formal, antara lain Lurah atau Kepala Desa serta aparatnya. Komitmen tersebut diperlukan agar dicegah kecurigaan sehingga dapat ditingkatkan perhatian dan fasilitasi positif untuk memperlancar pembentukan Posdaya di desanya. Jika dukungan diperlukan pada tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, maka komitmen dari Camat, Bupati atau Walikota juga perlu dikembangkan. Karena Posdaya merupakan kegiatan kemasyarakatan, maka tokoh informal, seperti tokoh agama, tokoh adat atau tokoh masyarakat lain perlu diajak dengan komitmen yang tinggi. Pimpinan lembaga lain seperti Ketua PKK, LKMD, LPMD, LMD atau DEKEL diajak berpartisipasi membantu dan mendampingi pengembangan POSDAYA sebelum masyarakat sendiri mampu menjalankan kegiatannya secara mandiri. Kunjungan kepada tokoh formal maupun informal ini sekaligus sebagai upaya mendapatkan arahan untuk pengembangan POSDAYA. Oleh karena itu dalam kunjungan ini sekaligus dapat dilakukan inventarisasi tentang bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sudah ada dan perlu dipelihara atau dikembangkan lebih lanjut. 2. Pendataan, Pemetaan dan Pengumpulan Aspirasi Anggota POSDAYA Organisasi Remaja atau Pengurus PKK Kelurahan / Desa di tingkat RT atau RW perlu mengadakan pendataan seluruh keluargakeluarga di wilayah sekitar POSDAYA yang akan dibangun. Pendataan keluargadilakukan dengan mempergunakan kriteria atau indikator yang