WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA"

Transkripsi

1 BAB II WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA MAKSUD DAN TUJUAN Apabila Posyandu mampu menghayati fungsi-fungsi tersebut, dan selanjutnya menjadikannya sebagai program untuk memberdayakan keluarga secara konsisten dan berkelanjutan, diharapkan pada akhirnya setiap keluarga bisa menjadi keluarga sejahtera. Apabila setiap keluarga bisa berkembang menjadi keluarga REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 13

2 yang mandiri, sejahtera dan dinamis, maka keluarga tersebut akan mampu berkembang menjadi wahana pembangunan bangsa yang tangguh dimasa depan. Maksud dan tujuan dilaksanakannya Revitalisasi dan Pengembangan Posyandu Mandiri pada hakekatnya adalah untuk memberikan kemudahan atau tersedianya sarana untuk membangun Keluarga Sejahtera. Melalui revitalisasi dan pengembangan Posyandu dimungkinkan terjadinya hal-hal sebagai berikut: 1. Disegarkan kembali nilai-nilai kegotong royongan masyarakat dalam memecahkan permasalahan kehidupan yang makin komplek. Posyandu menjadi wadah atau forum yang memberi kesempatan keluarga-keluarga di suatu tempat untuk saling asah, asuh dan asih dalam memenuhi kebutuhan mewujudkan keluarga sejahtera. 2. Terpeliharanya infrastruktur sosial kemasyarakatan yang dapat menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun dan damai, tetapi memiliki dinamika yang tinggi. 3. Terbentuknya lembaga sosial antar keluarga di desa atau kelurahan yang menjadi wadah atau sarana partisipasi sosial, dimana para keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan kondisi kehidupan melalui forum atau kegiatan bersama. Dari uraian diatas nampak jelas bahwa Posyandu adalah wadah bagi keluarga, yang kondisi sosial ekonomi dan budayanya umumnya lemah, untuk bersatu dan menempatkan dirinya dalam suatu proses pemberdayaan bersama. Keluarga yang lebih mampu, dengan dukungan dan pendampingan petugas-petugas yang berasal dari 14 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

3 pemerintah bersama-sama belajar dan membantu keluarga lain yang lebih membutuhkan pendampingan. Dengan cara demikian sesungguhnya Posyandu merupakan wahana pembelajaran keluarga untuk pemberdayaan keluarga, bukan langsung bertindak sebagai wahana pemberdayaan anggota keluarganya. Sekitar tahun Menteri Kependudukan/Kepala BKKBN telah memberikan uraian yang menarik tentang pembangunan keluarga melalui Posyandu dan Program-program khusus yang intinya menempatkan pembangunan keluarga sebagai upaya untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, yang berkualitas, maju dan mandiri serta mampu menjadi pemain dalam pembangunan tersebut. Tujuan utamanya adalah membangun keluarga sejahtera dengan tujuan ganda, yaitu keluarga sebagai agen pembangunan dan keluarga adalah konsumen yang bijaksana dan dapat menikmati hasil pembangunan dengan kemampuan memenuhi kebutuhannya dengan pilihan secara demokratis. SASARAN Untuk mencapai maksud dan tujuan dalam membangun keluarga sejahtera dalam pelaksanaan kegiatan operasional Posyandu diarahkan dengan melibatkan keluarga sebagai subyek maupun sasaran dalam bentuk kelompok penduduk atau keluarga sebagai berikut: 1. Keluarga Balita Untuk pemberdayaan keluarga Batita (Bawah Usia Tiga Tahun) dan keluarga Balita (Bawah Usia Lima Tahun) seluruh kekuatan pembangunan, termasuk kekuatan keluarga yang tergabung dalam Posyandu diarahkan pada prioritas untuk REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 15

4 mempersiapkan orang tua membangun anak balitanya. Orang tua dalam Posyandu dapat disiapkan untuk menyegarkan kembali Gerakan Bina Keluarga Balita, yaitu gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat luas untuk memelihara kesehatan anak balita, ibu dan keluarga lainnya, dan utamanya memberikan kesempatan kepada ibu dan anggota keluarga lainnya memahami kebutuhan kesehatan, hantaran tumbuh kembang anaknya, dan akhirnya menyiapkan anak balitanya untuk siap sekolah bersama anak-anak dalam lingkungan masyarakatnya. Gerakan Bina Balita ini bisa menjadi bagian dari Posyandu dan bisa juga mengadakan pertemuan yang lebih sering sehingga muncul pula Pendidikan Anak Dini Usia (Padu) yang dikelola oleh masyarakat dengan memanfaatkan tenaga muda yang ada di kampungnya. Generasi muda ini diutamakan generasi muda yang bersekolah sehingga ada kesinambungan. Anak-anak remaja yang sekolah sore membantu di pagi hari, anak-anak remaja yang sekolah pagi membantu pada siang dan sore hari. Para remaja ini dilatih lebih dulu oleh tenaga guru yang memang ahli dalam bidang tumbuh kembang anak balita. Orang tua yang tidak bekerja membantu mendampingi sebagai tenaga pendamping yang aktif. Pendampingan oleh orang tua ini penting karena setelah pulang kerumah masing-masing para ibu tersebut dapat melanjutkan upaya pemberdayaan anak balita itu dalam lingkungan rumah tangganya sendiri. Harus diusahakan dengan sungguh-sungguh agar semua anak-anak keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I, atau anak-anak keluarga miskin, mendapat perhatian utama. Anak-anak keluarga sejahtera II, III, dan III plus sebaiknya ikut bergabung sehingga timbul kebersamaan 16 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

5 yang nantinya bisa mengantar persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih akrab. Apabila terpaksa boleh saja mempergunakan fasilitas swasta yang tersedia di daerah yang sama. Perlu diperhatikan bahwa semua anak balita harus mendapat perlakuan atau treatmen yang serupa agar tidak menimbulkan ketimpangan gender. Artinya anak-anak perempuan dan laki-laki harus semuanya diajak dalam proses pemberdayaan sejak saat dini tersebut. Tidak diperkenankan REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 17

6 hanya anak laki-laki saja, dan tidak pula hanya diberlakukan untuk anak perempuan saja. Pemberian imunisasi dan perlakuan terhadap perawatan kesehatan lainnya harus seimbang dan tidak hanya memberikan prioritas kepada anak laki-laki saja. Dalam pengembangan Gerakan Bina Keluarga Balita tersebut aparat pemerintah seperti dokter, bidan, guru taman kanak-kanak, psikolog, dan ahli pertumbuhan anak harus memberi bimbingan untuk kegiatan Posyandu. Apabila telah tersedia untuk lembaga swasta atau kegiatan kemasyarakatan lainnya mereka bisa membantu dalam kegiatan Posyandu. Sifat bantuan ini saling membantu, atau cross subsidy, artinya petugas itu dibiayai oleh pemerintah dan swasta tetapi juga memberikan jasa-jasa baiknya untuk amal bagi kelompok kurang mampu di Posyandu. Keluarga dengan anak Balita atau Keluarga Balita biasanya orang tuanya masih dalam kondisi usia subur. Karena itu dalam Gerakan Bina Keluarga Balita ini juga harus diberikan pemberdayaan dalam bidang Kesehatan Reproduksi untuk para orang tuanya. Suami isteri harus sering-sering diundang, termasuk dengan anak-anak mereka yang sudah lebih besar, untuk mendapatkan penjelasan tentang kesehatan reproduksi. Termasuk juga penjelasan tentang bahaya penyebaran Virus HIV/AIDS. Keluarga Balita masa kini bisa saja merupakan keluarga yang kedua orang tuanya, yaitu bapak dan ibu, kedua-duannya bekerja. Karena itu, ketika mereka bekerja, keluarga tersebut terpaksa menitipkan anak balitanya kepada nenek, kakek atau anggota keluarga lainnya. Dalam rangkaian yang lebih maju, suatu Program Penitipan Balita yang dikelola bersama dapat 18 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

7 pula dikembangkan. Program ini bisa menjadi poros utama kegiatan Gerakan Bina Keluarga Balita. Dalam kondisi seperti ini Gerakan Keluarga Balita bisa mengembangkan program atau kegiatan penitipan bayi dan balita. Lembaga Penitipan Bayi dan Anak milik Posyandu tersebut perlu dilengkapi dengan sarana yang lebih baik. Lembaga penitipan di Posyandu tersebut harus disiapkan dengan baik karena anak-anak berkumpul bersama lebih lama. 2. Keluarga Remaja Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran keluarga remaja bahwa anak-anak mereka adalah bibit-bibit yang harus dipersiapkan menjadi kekuatan pembangunan yang bermoral dan bermutu. Orang tua keluarga remaja harus disadarkan bahwa mereka adalah agen-agen pembangunan yang harus mendampingi anak-anak mereka tumbuh subur menjadi kekuatan pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon. Orang tua harus dipersiapkan untuk memahami persoalan yang dihadapi atau bakal dihadapi oleh anak-anak remajanya, mendukung sekolah mereka dengan gigih, memperhatikan makanan dan gizi anak-anak agar mereka bisa bersekolah dengan baik, memberikan dukungan keagamaan dan budi pekerti sehingga mereka bisa mewarisi nilai-nilai luhur budaya bangsa yang kita junjung tinggi selama ini. Disamping itu Posyandu harus ikut membantu memelihara kesehatan orang tua yang memiliki anak remaja karena orang tua ini harus bekerja keras agar bisa membantu dan mendampingi anak remajanya memenuhi kebutuhan yang REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 19

8 makin meningkat. Orang tua anak remaja biasanya berada pada posisi puncak, baik sebagai petani maupun pegawai di kantornya, sehingga mereka tidak boleh kehilangan kesempatan karena sakit atau halangan apapun. Pada masa seperti ini, yaitu anak-anak mereka menjadi anak remaja, para isteri yang biasanya tinggal dirumah dan tidak bekerja, mulai merasa tugas reproduksi sudah selesai. Ibu-ibu muda tersebut hampir pasti ingin ikut kembali memasuki lapangan kerja dan bekerja. Padahal anak-anak remajanya memerlukan perhatian yang lebih besar dan pengawasan yang lebih jeli dibandingkan masa balita atau masa kanak-kanak. Keseimbangan perhatian dari Posyandu sungguh sangat diperlukan. 20 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

9 Anak-anak remaja mereka mengalami perubahan mental dan fisik yang sangat berarti. Sebagian memasuki masa puber yang aneh dan ingin mendapatkan informasi tetapi biasanya malu bertanya kepada bapak ibunya, takut diketawakan atau mengira orang tuanya tidak tahu menahu tentang masalah yang mereka alami. Sebagian orang tua mereka juga memasuki masamasa kritis dalam lingkungan rumah tangganya. Ada ketidakpuasan dengan perkawinan, lingkungan keluarga atau masyarakat sekitarnya, ada pula yang mulai memasuki masa menopause. Konflik dalam berbagai dimensi perubahan ini bisa saja menyebabkan perhatian orang tua kepada anak-anak remajanya mengendur dan menimbulkan rasa tidak puas pada anaknya, dan tanda tanya yang aneh dari para remaja tentang perhatian yang mereka harapkan dari orang tua. Anak-anak remaja birahinya bertambah tinggi sementara orang tua birahinya makin menurun. Terjadi konflik perhatian dan bisa menimbulkan ketidak harmonisan di antara orang tua dan anak-anaknya. Orang tua mungkin saja kurang birahinya, tetapi masih mempunyai resiko untuk hamil. Padahal kalau hamil pada usia diatas 30 tahun mempunyai resiko yang tinggi untuk meninggal dunia, sehingga diharapkan keluarga dewasa segera mengambil pilihan kontrasepsi yang lebih mantab. Pada keluarga remaja tersebut sebagian orang tua sudah mengalami peristiwa perkawinan selama sepuluh tahun, duapuluh tahun, duapuluh lima tahun atau tigapuluh tahun. Untuk memeriahkan suasana pertemuan Posyandu dengan anggota keluarga remaja, yaitu keluarga dengan anak-anak remaja, ada baiknya diseling dengan memberikan kejutan berupa peringatan ulang tahun perkawinan ke sepuluh, ke duapuluh, REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 21

10 ke duapuluhlima tahun, dan seterusnya, sehingga seluruh anggota keluarga bisa hadir dalam pertemuan di Posyandu. Dalam kesempatan itu seluruh keluarga bisa memperoleh informasi penting dari pidato atau sambutan-sambutan yang diberikan. Hampir dapat dipastikan kalau keluarga remaja itu mempunyai kakek dan nenek yang mungkin saja masih hidup, usia kakek dan neneknya akan mencapai usia lanjut. Peristiwa ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan penghargaan kepada kakek dan nenek dari keluarga remaja yang mempunyai kakek dan nenek usia lanjut. Suasana Posyandu bisa lebih meriah karena adanya peringatan dan penghargaan kepada orang tua. Mereka dapat memperoleh pembekalan untuk memelihara keluarga sejahtera dalam lingkungannya sendiri. Memperingati bersama dalam Posyandu tersebut merupakan sekaligus penggabungan kegiatan Keluarga Remaja atau Keluarga Dewasa dengan Keluarga Lansia. 3. Keluarga Lansia Keluarga Lansia (Lanjut Usia) adalah keluarga yang mempunyai anggota diatas usia enam puluh atau enam puluh lima tahun. Keluarga lansia biasanya mempunyai anggota yang masih aktif, remaja yang mulai kerja dan memberi harapan indah untuk kakek dan neneknya. Bisa saja lansia itu hidup sendiri karena tidak mempunyai anak yang dekat atau cucu yang tinggal serumah. Dalam keadaan ada yang muda didalam keluarganya, maka usaha untuk menjadikan keluarga sebagai pembina lansia dalam rumah tangganya merupakan suatu nuansa yang baru. 22 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

11 Di masa lalu peristiwa ini jarang terjadi, tetapi di masa depan keadaan ini akan makin bersifat umum karena usia harapan hidup yang bertambah panjang. Dalam keadaan seperti ini, setiap anggota keluarga harus belajar bagaimana memberikan perawatan yang dinamis kepada lansia yang tinggal bersama dalam keluarganya. Seluruh keluarga harus bisa memberikan suasana yang tenteram tetapi dinamis agar lansia yang tinggal REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI 23

12 dalam rumahnya bisa menikmati sisa hidupnya secara produktif dan membahagiakan. Para lansia yang masih sehat dan segar bugar harus mendapat kesempatan untuk berkarya dalam lingkungan rumah atau bekerja di luar dalam batas-batas kemampuan fisik yang makin berkurang. Sebaliknya yang tidak mampu secara fisik dapat memperoleh kesempatan untuk mendapatkan tempat yang terhormat dalam lingkungan keluarga dan masyarakatnya. 24 REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN POSYANDU MANDIRI

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA) ekonomi untuk ibu dari anak-anak balita tersebut. Anak-anak Balita mengikuti PAUD dan ibunya mengikuti kursus atau latihan ketrampilan. Dalam satu atau dua bulan anak-anak sudah makin berani sendiri bersama

Lebih terperinci

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) dipaksakan, bisa berjalan mulus. Kecepatan dan dinamika pengembangan Posdaya tergantung pada komitmen dan ketersediaan dukungan di setiap desanya. II. POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) A. PENGERTIAN

Lebih terperinci

Komitmen itu diperbaharui

Komitmen itu diperbaharui POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI

LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI BAB III LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI PENGEMBANGAN PROGRAM POSYANDU MANDIRI Atas dasar berbagai uraian tersebut, Posyandu masa depan harus secara sadar dikembangkan untuk pertama-tama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah pemberdayaan mulai mengemuka pada periode tahun 1970 hingga tahun 1980-an. Pada masa itu Indonesia merupakan Negara acuan dunia di bidang pembangunan terutama

Lebih terperinci

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN Jika banyak anak usia 6-15 tahun yang belum atau tidak sekolah karena orang tuanya tidak mampu, maka anggota Posdaya perlu mengadakan upaya gotong royong agar anak-anak tersebut bisa sekolah. Misalnya

Lebih terperinci

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN e. Mengadakan evaluasi kegiatan secara internal untuk memperbaiki mutu kegiatan yang akan datang. V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN APARAT PEMERINTAH DAN LEMBAGA MASYARAKAT Dalam pengembangan Posdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris, yakni empowerment, yang mempunyai makna dasar pemberdayaan di mana daya bermakna kekuatan (power). Pemberdayaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hakikat

Lebih terperinci

Kepala BKKBN SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI KELUARGA XX TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013 DI SELURUH INDONESIA

Kepala BKKBN SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI KELUARGA XX TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013 DI SELURUH INDONESIA Kepala BKKBN SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI KELUARGA XX TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013 DI SELURUH INDONESIA Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera untuk kita

Lebih terperinci

Mengelola Keorganisasian Posdaya. Oleh: Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN

Mengelola Keorganisasian Posdaya. Oleh: Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN Mengelola Keorganisasian Posdaya Oleh: Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN Mengelola Keorganisasian Posdaya Oleh: Afid Burhanuddin, M.Pd. Posdaya. Begitulah kata yang hampir tiga tahun ini populer

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA Pengantar Ketua Yayasan Damandiri Prof. Dr. Haryono Suyono Pada Pertemuan Mitra Kerja Yayasan Damandiri 8 Desember

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hakikat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi menciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Posdaya Posdaya sering disebut juga dengan Pos Pemberdayaan Keluarga adalah forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan

Lebih terperinci

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENDUDUK DAN PENYELENGGARAAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan kependudukan adalah

Lebih terperinci

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA *52209 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (INPRES) NOMOR 14 TAHUN 1999 (14/1999) TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) I. PENDAHULUAN Pada akhir bulan Nopember 2006 Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, telah menutup Kongres Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA LAMPIRAN INSTRUKSI NOMOR : 14 TAHUN 1999 TANGGAL : 7 OKTOBER 1999 PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA I. UMUM 1. Penduduk merupakan titik sentral dari pembangunan yang berkelanjutan,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peran yang penting

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DI KABUPATEN BUTON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa Disusun oleh Saifulloh el Faruq dan Rouhdy Rangga, untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kependudukan. Di era globalisasi saat ini, realita

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hakikat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA UNDANG-UNDANG NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan

Lebih terperinci

INDONESIA. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

INDONESIA. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Jakarta, 24 Februari 2006 Akan dipaparkan : UU Nomor 23 Tahun 1992 RUU Amandemen Nomor 23 Tahun 1992 Sistematika Presentasi UU Nomor 23 Tahun 1992 RUU Amandemen Nomor

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hakikat

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA

MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA Artikel: MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA Tjondrorini dan Mardiya Dalam era global ini, bangsa Indonesia masih menghadapi masalah dan tantangan yang sangat kompleks. Di satu sisi, secara internal

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA 1 MASA LALU PENGENTASAN KEMISKINAN SEBAGAI KOMITMEN MEMBANGUN MANUSIA BERMUTU DAN BERMARTABAT DENGAN KB DAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA 1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENCEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) I. PENDAHULUAN Sampai saat ini telah lebih dari

Lebih terperinci

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright 2000 BPHN PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA *33776 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 21 TAHUN 1994 (21/1994) Tanggal: 1 JUNI

Lebih terperinci

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI KELUARGA

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI KELUARGA PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI KELUARGA Oleh : Andang Muryanta Sudah banyak kita ketahui pembahasan terkait Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang dilaksanakan BKKBN dalam Program

Lebih terperinci

sebagai "gerakan Aladin " atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding.

sebagai gerakan Aladin  atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding. PENGANTAR Pada akhir bulan Nopember 2006, saat menutup Kongres Pembangunan Manusia Indonesia 2006, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menyerukan agar semua pihak bekerj a sama menyingsingkan lengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Siap Membangun 1

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Siap Membangun 1 BAB I PENDAHULUAN Remaja Siap Membangun 1 2 Remaja Siap Membangun MENYIAPKAN SDM SIAP BEKERJA Dalam banyak hal, dibandingkan banyak negara berkembang lainnya, Indonesia termasuk salah satu negara yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA. a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA. a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA Menurut WHO (world Health Organization) Expert Committee Tahun 1970 keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA ELATAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA ELATAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA ELATAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN Menimbang: a. bahwa pembangunan daerah

Lebih terperinci

VISI DAN MISI BAKAL CALON BUPATI KABUPATEN KAIMANA

VISI DAN MISI BAKAL CALON BUPATI KABUPATEN KAIMANA VISI DAN MISI BAKAL CALON BUPATI KABUPATEN KAIMANA 2015-2020 Oleh DRS. HASAN ACHMAD, M.Si KAIMANA, 2015 VISI DAN MISI 1. Visi Visi merupakan uraian berkenan dengan subtansi kualitas kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA

POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA Artikel POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA Oleh Mardiya Dahulu kala, ketika orang-orang masih hidup secara nomaden dan agama belum diturunkan ke bumi, masih belum ada keluarga dalam arti sebenarnya. Karena

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Laporan 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Perkembangann zaman menimbulkan kesulitan dalam setiap segi kehidupan manusia, termasuk perekonomian. Kesulitan ekonomi mengakibatkan biaya

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak bagi PUS.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak bagi PUS. II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Georgafi dan Keluarga Berencana Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kader kesehatan telah menyita perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini, karena banyak program kesehatan dunia menekankan potensi kader kesehatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Agenda Besar Memperkuat Keluarga Indonesia

Agenda Besar Memperkuat Keluarga Indonesia Agenda Besar Memperkuat Keluarga Indonesia Tahun 2014 ini merupakan momen bersejarah bagi masyarakat Indonesia dalam memasuki periode demokrasi baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hiruk pikuk

Lebih terperinci

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI 20 TAHUN DAMANDIRI MEMBERIKAN HORMAT DAN MENDOAKAN KEPADA PARA PENDIRI YAYASAN DAN SELURUH REKAN KERJANYA DARI SELURUH INDONESIA YANG TELAH MELAKSANAKAN PROGRAM SELAMA TAHUN 2015 DENGAN BERHASIL SEHINGGA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan

Lebih terperinci

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita Cipta Aji Atmojo (08130014) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Kegiatan posyandu yang dilakukan ibu-ibu

Lebih terperinci

Membangun dan Membina Keluarga Sejahtera Mandiri

Membangun dan Membina Keluarga Sejahtera Mandiri Membangun dan Membina Keluarga Sejahtera Mandiri oleh : Kasriyati, S.Pd. Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual

Lebih terperinci

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN 1. Pendahuluan Dalam demografi pertumbuhan penduduk antara lain dipengaruhi oleh fertilitas. Perkawinan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia. BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA

Lebih terperinci

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA Oleh: Rr. Erny Trisusilaningsih Tidak seperti peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XV Tahun 2008 yang pelaksanaannya dipadukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016 SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016 YTH. KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

(Elisabeth Riahta Santhany) ( ) 292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian

Lebih terperinci

MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN

MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN MEMBANGUN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN TARGET MDGs DENGAN MENEMPATKAN PENDUDUK SEBAGAI TITIK SENTRAL PEMBANGUNAN Pidato utama oleh Prof. Dr. Haryono Suyono Gurubesar Universitas Airlangga, Surabaya

Lebih terperinci

Naskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN

Naskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN Naskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN DI BERBAGAI BIDANG UNTUK PENINGKATAN TARAF HIDUP BANGSA Ujang Sumarwan NIP : 727412097

Lebih terperinci

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom KONSEP KELUARGA SEJAHTERA OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom tanggal upload : 28 April 2009 A. LATAR BELAKANG KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) ANGKA KELAHIRAN (TOTAL FERTILITY RATE),

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan

Lebih terperinci

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA Artikel MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA Mardiya Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan perjuangan hidup, diakui atau tidak, perhatian kita terhadap pentingnya penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mencermati kondisi aktual daerah dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lansia di seluruh dunia berjalan sangat cepat dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali dihubungkan

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

BUPATI WONOGIRI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA BUPATI WONOGIRI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telah lebih setengah abad Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI WARGA NEGARA. Kependudukan. Keluarga. Keluarga Berencana. Sistem Informasi. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 319) PENJELASAN

Lebih terperinci

MEMBANGUN MANUSIA INDONESIA YANG BERMUTU, MAJU, BERBUDAYA DAN MANDIRI

MEMBANGUN MANUSIA INDONESIA YANG BERMUTU, MAJU, BERBUDAYA DAN MANDIRI MEMBANGUN MANUSIA INDONESIA YANG BERMUTU, MAJU, BERBUDAYA DAN MANDIRI Pada suatu hari nanti, apabila komitmen dan perhatian pemerintah serta seluruh rakyat benar-benar ditujukan pada pemberdayaan keluarga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan melalui puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang giat giatnya melaksanakan pembangunan, apakah itu pembangunan secara fisik maupun mental spiritual.

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR, 1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa orang lanjut usia sebagai Warga Negara Republik Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. rajabasa kota Bandar lampung, Kota Bandar Lampung di bentuk berdasarkan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. rajabasa kota Bandar lampung, Kota Bandar Lampung di bentuk berdasarkan BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Suka Marga Kampung suka marga merupakan bagian dari kecamatan rajabasa, kelurahan rajabasa kota Bandar lampung, Kota Bandar Lampung di bentuk

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si **

PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si ** PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si ** Menurut Konvensi Hak Anak dan Undang-Undang No. 23/2003 tentang perlindungan anak, yang disebut anak adalah mereka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak 7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk bisa mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan manusia yang dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suami, istri, anak-anak, juga termasuk kakek dan nenek serta cucu-cucu dan

BAB I PENDAHULUAN. dari suami, istri, anak-anak, juga termasuk kakek dan nenek serta cucu-cucu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga menurut para psikolog adalah sebuah ikatan sosial yang terdiri dari suami, istri, anak-anak, juga termasuk kakek dan nenek serta cucu-cucu dan beberapa kerabat

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP Pertemuan I KONSEP DASAR KELUARGA Oleh : DODIET ADITYA SETYAWAN NIP. 197401121998031002 Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas I Program Studi Diploma IV Kebidanan Komunitas Jurusan Kebidanan Poltekkes

Lebih terperinci

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu : 1. Tahap I : Keluarga Pemula Keluarga

Lebih terperinci

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT DESA CIGELAM GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT 6 5 4 3 2 1 59,77 4,22 Puskesmas TenKes dan RS Tradisional Berobat sendiri Dari grafik diatas terlihat sebagian besar masyarakat memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan suatu hal yang dinantikan dalam kehidupan manusia karena melalui sebuah pernikahan dapat terbentuk satu keluarga yang akan dapat melanjutkan

Lebih terperinci

PIDATO SAMBUTAN. Dr Sumarjati Arjoso. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita sekalian.

PIDATO SAMBUTAN. Dr Sumarjati Arjoso. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita sekalian. PIDATO SAMBUTAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PADA UPACARA PERINGATAN HARI KELUARGA NASIONAL XII DI AREA MONUMEN NASIONAL, DKI JAKARTA MINGGU, 3 JULI 2005 Yang terhormat Bapak Presiden

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK Pemerintah Indonesia yang telah meratifikasi Konvensi Hak Anak yang berisi perjanjian-perjanjian yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam melakukan aktivitasnya. Kesehatan

Lebih terperinci