No Keterangan Lembar Saham

dokumen-dokumen yang mirip
LIABILITAS JANGKA PANJANG Kewajiban imbalan kerja 2n, Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

No Keterangan Lembar Saham

Pada tanggal 30 Juni 2010, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah lembar saham telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, yang berasal dari:

PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk ( PT SUCACO Tbk ) DAN ENTITAS ANAK


Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2015 ( TIDAK DIAUDIT )


PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED)

POSISI KEUANGAN (NERACA) 30 JUNI 2015 DAN 31 DESEMBER

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

Jumlah aset lancar

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT)

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

POSISI KEUANGAN (NERACA) 30 JUNI 2016 DAN 31 DESEMBER

PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 September 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT SIANTAR TOP Tbk. LAPORAN KEUANGAN INTERIM UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2009 DAN 2008 (TIDAK DIAUDIT)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT Dynaplast Tbk. dan Anak Perusahaan

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SIANTAR TOP Tbk DAN ENTITAS ANAK

P.T. SARANACENTRAL BAJATAMA Tbk DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 7-45

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT ANEKA KEMASINDO UTAMA Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2009 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2008 (MATA UANG INDONESIA)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk

P.T. SARANACENTRAL BAJATAMA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2014 dan 31 DESEMBER 2013 (Tidak diaudit)

PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk

PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk

REVISI. PT MITRA INVESTINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK

PT MITRA INVESTINDO Tbk

LAPORAN KEUANGAN. 31 Maret 2018 dan (Tidak diaudit) PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2012 DAN 2011

PT TIFICO FIBER INDONESIA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

POSISI KEUANGAN (NERACA) 31 DESEMBER 2014, 31 DESEMBER 2013 DAN 1 JANUARI

PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Perubahan Ekuitas...

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 MARET 2017 SERTA PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGALTERSEBUT ( TIDAK DIAUDIT )

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

Transkripsi:

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (PT SUCACO Tbk), selanjutnya disebut Perusahaan, didirikan berdasarkan Akta No. 9 tanggal 9 Nopember 1970 dari Notaris Eliza Pondaag, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/104/8 tanggal 20 Juli 1971 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 1971, Tambahan No. 419. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan Akta No. 138 tanggal 28 April 1997 dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan, semula sebesar Rp 225 miliar menjadi Rp 500 miliar, dan perubahan nama, semula PT Supreme Cable Manufacturing Corporation (SUCACO) menjadi PT Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk (SUCACO). Perubahan anggaran dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-5994-HT.01.04.TH 97 tanggal 2 Juli 1997, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 4305 tanggal 23 September 1997; Akta No.32 tanggal 25 September 2006 yang dibuat dihadapan Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai perubahan nama Perusahaan dari semula bernama PT Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk (SUCACO) menjadi PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (PT SUCACO Tbk). Perubahan nama tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan No. W7-01285 HT. 01.04- TH 2006 tanggal 4 Oktober 2006; dan terakhir diubah dengan Akta No. 30 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Perubahan sebagaimana dimaksud telah disetujui oleh Menteri Hukum dan HAM dengan No. AHU-87481.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 18 Nopember 2008. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan lokasi pabrik berada di beberapa tempat, yaitu di jalan Daan Mogot, Km.16, Jakarta Barat, Jalan Raya Pejuang Km 2, Bekasi, Jalan Raya Cikarang Cibarusah Km 7,5 No. 20A, Cikarang dan Jalan Kalisabi No. 61, Tangerang. Perusahaan memulai produksi komersialnya pada tanggal 2 Oktober 1972. Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah memproduksi bermacam-macam kabel, produk-produk yang berhubungan berikut bahan bakunya, dan segala macam produk melamin; serta menjual produk-produk tersebut di dalam negeri (lokal) dan luar negeri (ekspor). b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 30 September 2011, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 205.583.400 lembar saham telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, yang berasal dari: No Keterangan Lembar Saham Tanggal Pencatatan di Bursa Efek 1. Penawaran Umum I 4.800.000 2 Juni 1982 2. Pencatatan Seluruh Saham (Company Listing) 11.200.000 20 Januari 1989 3. Pembagian Saham Bonus 3.200.000 24 Mei 1989 4. Penawaran Umum II 5.800.000 31 Mei 1989 5. Penawaran Umum Terbatas/Right Issue 5.000.000 30 Agustus 1991 6. Pembagian Saham Bonus 6.000.000 1 September 1992 7. Penawaran Umum III 9.685.200 22 September 1992 8. Penawaran Umum Terbatas/ Right Issue 22.842.600 14 Nopember 1995 9. Pembagian Saham Bonus 137.055.600 22 Agustus 1997 Jumlah 205.583.400 7

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Lanjutan c. Komisaris, Direksi, dan Karyawan Perseroan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 2010 Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Erwin Suryo Raharjo Erwin Suryo Raharjo Wakil Presiden Komisaris : Takayuki Haseyama Takayuki Haseyama Komisaris Independen : Dewa Nyoman Adnyana Dewa Nyoman Adnyana Dewan Direksi Presiden Direktur : Elly Soepono Elly Soepono Direktur : Teddy Rustiadi Teddy Rustiadi Direktur : Nicodemus M. Trisnadi Nicodemus M. Trisnadi Direktur : Bayu Adiwijaya Soepono Bayu Adiwijaya Soepono Komite Audit Ketua : Dewa Nyoman Adnyana Dewa Nyoman Adnyana Anggota : Verdy Kohar Verdy Kohar Anggota : M. Reza M. Reza Jumlah kompensasi kepada komisaris dan direksi sampai dengan kwartal III tahun 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 2.374.881.687 dan Rp 2.482.159.822. Pada tanggal 30 September 2011 dan 2010, jumlah karyawan Perusahaan adalah sebanyak 901 dan 833 karyawan. 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Laporan keuangan Perusahaan disusun dan dicatat berdasarkan nilai historis, kecuali atas beberapa akun tertentu yang dicatat berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan Perseroan disusun berdasarkan metode akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi antar perusahaan yang material dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. 8

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan b. Prinsip Konsolidasi - lanjutan Daftar anak-anak perusahaan yang dikonsolidasi dalam laporan keuangan konsolidasi untuk periodeperiode yang berakhir 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Persentase kepemilikan No Anak Perusahaan 2011 2010 ( % ) ( % ) 1. PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries, berdomisili di Tangerang dan bergerak dalam industri pembuatan Pellet Cross Linked Polyethylen, Polypropylen dan Poly-Vinyl Chloride (PVC). Anak perusahaan ini memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 1985. 99,00 99,00 2. PT Supreme Sukses Makmur, berdomisili di Jakarta, dan berusaha di bidang perdagangan umum. 99,00 99,00 3. PT Supreme Decoluxe, berdomisili di Jakarta dan bergerak dalam industri pembuatan Melamine, Resin, dan Melamine Sheet. Anak perusahaan ini memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 1997. 70,00 70,00 Total Aset dari anak perusahaan : Anak Perusahaan Persentase Kepemilikan Total Aset 2011 2010 Rp. Rp. PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries 99,00 % 99,00 % 177.797.472.906 123.002.076.893 PT Supreme Sukses Makmur 99,00 % 99,00 % 21.044.030.455 20.111.986.432 PT Supreme Decoluxe 70,00 % 70,00 % 22.092.053.190 29.662.757.392 PT Setia Pratama Lestari Sukma yang bergerak dalam bidang industri barang-barang dan peralatan teknik / industri dari plastik merupakan anak perusahaan dari PT Setia Pratama Lestari Pelletizing dengan kepemilikan saham sebesar 99%. c. Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); 2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan); 9

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan c. Transaksi Hubungan Istimewa - lanjutan 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), baik secara langsung maupun tidak langsung, atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. d. Kas dan Setara Kas Semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan dianggap sebagai setara kas. e. Penyisihan Piutang Perusahaan menetapkan penyisihan piutang pada akhir tahun sebesar estimasi persentase tidak tertagihnya piutang tersebut berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang, kecuali piutang kepada BUMN dan piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, karena manajemen berpendapat bahwa piutang tersebut dapat ditagih seluruhnya. f. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. g. Investasi Jangka Panjang Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20 % dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya), sedangkan investasi dengan pemilikan 20 % atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, dinyatakan sebesar biaya perolehan ditambah atau dikurang dengan bagian laba atau rugi sejak perolehan, sesuai dengan persentase pemilikan, dan dikurang dengan dividen yang diterima (metode ekuitas). Investasi bukan saham dinyatakan berdasarkan biaya perolehan. h. Aset Tetap - Pemilikan Langsung Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurang dengan akumulasi penyusutan, kecuali atas aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah. Aset tetap, kecuali hak atas tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut: 10

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan h. Aset Tetap - Pemilikan Langsung - lanjutan Jenis Tahun Bangunan dan sarana pelengkap 15 20 Mesin dan peralatan 5 15 Kendaraan 5 Peralatan dan perabotan kantor 5 Hak atas tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya, sedangkan beban pemugaran dan peningkatan daya guna yang berjumlah besar dilakukan kapitalisasi dan dibebankan dalam tahun-tahun pemakaian melalui penyusutan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau sudah dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan. i. Aset dalam penyelesaian Aset dalam penyelesaian merupakan biaya-biaya yang berhubungan secara langsung dengan pembangunan fasilitas dan persiapan aset tetap, termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Aset dalam penyelesaian dipindahkan ke aset tetap pada saat aset tersebut selesai dibangun dan siap digunakan. j. Properti Investasi Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau keduaduanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi berupa tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. k. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikirim/diangkut kapal (FOB Shipping Point). Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam satuan mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing selama tahun berjalan dicatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan menggunakan kurs tengah transaksi wesel ekspor masing-masing sebesar Rp 8.823 dan Rp 8.924 per US $1,00 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. m. Pajak Penghasilan Perusahaan dan anak perusahaan telah menggunakan metode perhitungan pajak penghasilan sesuai dengan PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan, untuk mencerminkan perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan menurut komersial dan laporan keuangan menurut pajak, terutama yang berhubungan dengan penyisihan piutang, penyisihan penurunan nilai persediaan, penyusutan aset tetap dan pengakuan beban dan kewajiban imbalan pasca kerja. 11

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan m. Pajak Penghasilan - lanjutan Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. n. Program Imbalan Pasca Kerja Perusahaan dan anak perusahaan membukukan estimasi Imbalan Pasca Kerja sesuai dengan Undang- Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Metode penilaian aktuaris yang digunakan adalah metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dalam suatu alokasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. o. Instrumen Keuangan i. Aset Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi seperti, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, kelompok aset tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan dan pengukuran Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset. Aset keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha, dan piutang lain-lain yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap yang telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, atau diamortisasi. 12

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI Lanjutan o. Instrumen Keuangan - lanjutan i. Aset Keuangan - lanjutan Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan Anak perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu dan umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar. Perusahaan dan Anak perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan dan Anak perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan dan Anak perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan dan Anak perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset. Penurunan nilai aset keuangan Setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan akan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Anak perusahaan pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan oleh karena itu itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. 13

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan o. Instrumen Keuangan lanjutan i. Aset Keuangan - lanjutan Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke pos cadangan, jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut. Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, Perusahaan dan Anak perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor misalnya probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikan dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikan. Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. ii. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi komprehensif seperti, liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Pada saat pengakuan awal liabilitas keuangan diukur pada nilai wajarnya. Liabilitas keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari utang usaha, biaya yang masih harus dibayar, utang bank jangka pendek, liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan liabilitas jangka panjang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Dalam hal liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, dimana awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka liabilitas keuangan dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam Beban keuangan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan di amortisasi. 14

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan o. Instrumen Keuangan lanjutan i. Liabilitas Keuangan - lanjutan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak legal untuk saling hapus jumlah yang diakui dan ada intensi untuk menyelesaikan pada jumlah bersih, atau untuk merealisasikan aset dan melunasi liabilitas pada saat yang sama. p. Laba (Rugi) per Saham Laba (rugi) per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan, sebanyak 205.583.400 saham untuk masing-masing tahun 2011 dan 2010. Laba per saham dilusian tidak disajikan karena Perusahaan tidak memiliki saham biasa berpotensi dilusi. q. Penggunaan Estimasi Dalam menyusun laporan keuangan agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, manajemen harus membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sesungguhnya yang dilaporkan pada masa-masa mendatang mungkin mempunyai jumlah yang berbeda dari jumlah estimasi yang dibuat. r. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. 15

3. KAS DAN BANK Kas Rp Rupiah 413.373.494 700.614.848 US$ (2011: 98.737,47; 2010: 46.571,63) 871.160.712 418.725.488 Sub-jumlah 1.284.534.206 1.119.340.336 Bank Bank International Indonesia Rupiah 6.376.932.910 1.792.120.348 US$ (2011:415.837,28;2010: 1.777.528,64) 3.668.932.293 15.981.760.002 Bank Central Asia Rupiah 14.468.437.275 5.658.883.875 US$ (2011: 1.807.744,55; 2010: 99.362,95) 15.949.730.147 893.372.320 SGD (2011: 521.346,39;2010:523.754,86) 3.543.247.372 3.656.128.413 Bank Mandiri Rupiah 1.798.201.610 892.064.107 US$ (2011: 586.731,54) 5.176.732.377 - Bank Rakyat Indonesia Rupiah 273.892.387 - US$ (2011: 57.162,56;2010:3.205.627,29) 504.345.267 28.821.794.965 Bank Negara Indonesia Rupiah 1.038.670.945 103.647.247 Bank CIMB Niaga Rupiah 275.522.962 - US$ (2011: 3.910.962,77) 34.506.424.520 - Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Rupiah 1.142.047 1.916.047 US$ (2011: 736,50; 2010: 608,68) 6.498.153 5.472.642 JP Yen (2010: 7.080,98) - 780.890 Bank Clariden Leu Rupiah 10.912.912 10.912.912 US$ ( 2011: 6.052,45; 2010: 6.052,45) 53.400.766 54.417.578 Bank Danamon Indonesia Rupiah 473.592 647.604 Bank Bumi Artha Rupiah 196.347.880 129.157.686 Sub-jumlah 87.849.845.415 58.003.076.636 Jumlah kas dan bank 89.134.379.621 59.122.416.972 Investasi sementara Deposito berjangka pada bank Bank Central Asia Rupiah 17.800.575.781 39.810.482.248 Bank International Indonesia Rupiah 4.900.000.000 - Bank Mandiri Rupiah 2.300.000.000 2.300.000.000 Jumlah 25.000.575.781 42.110.482.248 Jumlah kas dan setara kas 114.134.955.402 101.232.899.220 Tingkat bunga rekening giro per tahun Rupiah 2,50% 1,00% - 2,50% US Dollar 0,10% 0,10% Tingkat bunga deposito per tahun Rupiah 5,50% 5,50% - 5,75% 16

4. PIUTANG USAHA Pihak ketiga 17 Dubai Electricity & Water Authority US$ (2010: 5.923.379,04) - 53.257.100.948 PT Sinar Surabaya Sakti Rupiah 42.983.778.091 45.095.079.271 PT Sumber Daya Sinar Baru Rupiah 56.597.692.228 40.598.392.702 US$ (2011:1.282.652,56;2010: 12.614,87) 11.316.843.537 113.420.296 PT Sentosa Sarwa Raharja Rupiah 30.994.524.524 20.213.619.271 PT P L N (Persero) Rupiah 88.059.662.418 9.334.867.567 PT Schneider Indonesia Rupiah - 6.078.802.424 PT Multi Fabrindo Gemilang Rupiah - 5.647.284.413 US$ (2011: 2.553.349,23) 22.528.200.256 - PT Sinar Baru Batam Rupiah 999.300.000 5.553.099.794 PT Sinar Baru Medan Rupiah 7.166.887.004 3.767.714.841 PT Mega Karya Perkasa Rupiah 8.867.215.305 2.525.187.269 PT Alum Central Mandiri US$ (2011: 386.063,13;2010:237.907,89) 3.406.235.004 2.139.029.866 ENJ Advance PCB Materials Pte., Ltd US$ (2011:357.286,10; 2010:203.266,25) 3.152.335.302 1.827.566.854 PT Cikarang Listrindo Rupiah - 1.817.200.000 PT Prima Indah Lestari US$ ( 2010:175.446,41) - 1.577.438.677 PT Dongfang Electric Corporation Rupiah 125.682.488 1.433.603.621 PT Adyawinsa Telecommunication Rupiah - 1.284.774.430 PT Melcoinda Rupiah - 1.217.184.804 PT LP Displays Indonesia US$ ( 2010:132.094,74) - 1.187.663.828 PT Prima Cable Indonesia Rupiah 1.533.677.418 1.119.114.930 PT Citra Maha Surya Industries Rupiah 2.528.348.329 953.470.758 PT Semen Tonasa Rupiah 25.690.675.357 - PT BICC Berca Cables Rupiah 1.564.912.128 937.596.226 PT Power Cable Indonesia Rupiah 2.168.313.630 864.339.290 PT Prysmian Cables Indonesia US$ (2010:92.385,00) - 830.633.535 PT Selim Jaya Indonesia Rupiah 724.314.127 808.532.129 PT Samwha Indonesia Rupiah 974.234.248 760.358.171 PT Tripasific Electrindo Rupiah 576.138.900 753.536.160 PT Rekayasa Industri US$ (2010: 82.555,50) - 742.256.500 PT Astari Niagara Internasional Rupiah - 700.623.292 PT Bluescope Steel Indonesia Rupiah - 679.759.970 PT Pertamina (Persero) Rupiah 666.508.275 660.000.000 PT Indonesia Matsuya Rupiah - 483.127.338 PT Tirta Intimizu Nusantara Rupiah - 443.038.268 Dubai Cable Company (Private) Limited US$ (2011 & 2010: 45.899,93) 404.975.082 412.686.271 U Chem Technologies Pte., Ltd US$ (2010:35.947,28) - 323.201.975 PT Furukawa Optical Solutions Indonesia Rupiah 394.194.170 318.932.618 PT Prisma Cable Mitratama Rupiah - 258.520.959 MMC Oil & Gas Engineering Rupiah 221.593.439 225.812.831

PT LG Innotex Indonesia Rupiah - 178.672.389 PT JGC Indonesia Rupiah - 178.656.744 PT Korryo Industry Rupiah 219.192.965 126.373.540 PT Arvico Electronics Indonesia Rupiah 197.941.093 117.842.070 Lain-lain Rupiah 2.797.112.270 3.278.982.760 Jumlah 316.860.487.588 220.825.099.600 Dikurang : Penyisihan piutang (3.539.442.094) (3.539.442.094) Jumlah bersih 313.321.045.494 217.285.657.506 Mutasi penyisihan piutang : Saldo awal tahun 3.539.442.094 4.208.793.773 Dikurang : Penghapusan tahun berjalan - (669.351.679) Penambahan tahun berjalan - - Saldo akhir tahun 3.539.442.094 3.539.442.094 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : PT Kabelindo Murni Tbk Rupiah 29.816.808.296 105.354.981.344 US$ (2011: 23.011.856,02) 203.033.605.664 PT Sibalec Rupiah 111.743.216.462 97.322.724.140 PT Tutulan Sukma Rupiah 24.554.613.639 28.454.564.635 PT Setia Sapta Rupiah 55.887.015.761 27.192.698.677 PT Sibalec Powel Cable Rupiah 26.694.624.603 20.188.595.923 Nihon Decoluxe Co Ltd Jepang US$ (2011:556.982,63;2010:413.346,78) 4.914.257.705 3.716.400.940 PT Moda Sukma Rupiah 1.875.834.298 1.196.292.773 PT Mesindo Agung Nusantara Rupiah 221.269.204 19.439.200 Jumlah 458.741.245.632 283.445.697.632 Jumlah piutang pihak ketiga berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut : Belum jatuh tempo 114.815.016.285 78.972.154.171 31 hari 60 hari 100.005.292.484 62.373.141.256 61 hari 90 hari 46.816.621.370 48.729.683.450 Di atas 90 hari 55.223.557.449 30.750.120.723 Jumlah 316.860.487.588 220.825.099.600 Dikurang : Penyisihan piutang (3.539.442.094) (3.539.442.094) Jumlah bersih 313.321.045.494 217.285.657.506 18

Piutang Usaha berdasarkan mata uang : Pihak Ketiga Rupiah 276.456.873.451 158.414.100.850 Dollar AS (2011:4.579.351,03;2010: 6.941.496,91) 40.403.614.137 62.410.998.750 Jumlah 316.860.487.588 220.825.099.600 Dikurang : Penyisihan piutang (3.539.442.094) (3.539.442.094) Jumlah bersih 313.321.045.494 217.285.657.506 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah 250.793.382.224 279.729.296.692 Dolar Amerika Serikat US$ (2011:23.568.838,65;2010: 413.346,78) 207.947.863.408 3.716.400.940 Jumlah 458.741.245.632 283.445.697.632 Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang usaha pada pihak ketiga sebesar Rp 3.539.442.094 pada tahun 2011 dan 2010 adalah cukup untuk menutupi kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut. Sebagian piutang usaha Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13). 5. PIUTANG LAIN-LAIN Pihak ketiga Piutang dengan pembayaran back to back - 5.730.849.105 Telephone, telex 28.765.450 15.885.396 Jumlah 28.765.450 5.746.734.501 6. PERSEDIAAN Barang jadi 151.449.955.340 184.352.749.212 Bahan baku 84.093.689.432 67.586.904.152 Barang dalam proses 23.938.485.877 24.466.330.922 Bahan pembantu 2.533.465.479 1.614.412.407 Suku cadang 537.152.162 607.172.152 Barang dalam perjalanan 2.049.936.079 901.828.539 Jumlah 264.602.684.369 279.529.397.384 Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai persediaan (1.185.810.409) (1.185.810.409) Jumlah bersih 263.416.873.960 278.343.586.975 19

Penyisihan persediaan adalah sebagai berikut: Mutasi Penyisihan Persediaan Saldo awal 1.185.810.409 1.312.500.000 Penghapusan penyisihan persediaan - (126.689.591) Saldo akhir 1.185.810.409 1.185.810.409 Sebagian persediaan Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13). Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, banjir dan resiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 28.815.023,00 ditambah Rp 1.000.000.000 pada tahun 2011 dan sebesar US$ 28.815.023,00 ditambah Rp 1.000.000.000 pada tahun 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul atas aset tersebut. 7. UANG MUKA PEMBELIAN Akun ini merupakan pembayaran uang muka atas pembelian barang-barang impor dan lokal dengan saldo per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 masing - masing sebesar Rp 1.249.426.510 dan Rp 2.621.479.683. 8. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LANCAR LAINNYA Akun ini terdiri dari: Pendapatan denda keterlambatan pembayaran 2.909.014.590 3.539.418.719 Pendapatan lain-lain yang masih harus diterima 1.904.753.605 - Asuransi dibayar dimuka 311.715.523 2.586.844 Jumlah 5.125.483.718 3.542.005.563 9. INVESTASI DALAM BENTUK SAHAM September 2011 Tambahan Penjualan Saldo awal Bagian laba perolehan saham/penerimaan dividen tahun (rugi) bersih saham % Rp Rp Rp Rp Rp Kepemilikan Saldo akhir September PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 33,81 28.545.583.295 - - 7.527.220.450 36.072.803.745 Bimasena Club 0,20 357.450.000 - - - 357.450.000 PT Pondok Indah Padang Golf Tbk 0,08 7.000.000 - - - 7.000.000 Jumlah 28.910.033.295 - - 7.527.220.450 36.437.253.745 20

Kepemilikan Saldo awal tahun Desember 2010 Tambahan perolehan saham Penjualan saham/penerimaan dividen Bagian laba (rugi) bersih Saldo akhir tahun % Rp Rp Rp Rp Rp PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 33,81 31.928.073.298 - (4.474.162.000) 1.091.671.997 28.545.583.295 Bimasena Club 0,20 357.450.000 - - - 357.450.000 PT Pondok Indah Padang Golf Tbk 0,08 7.000.000 - - - 7.000.000 Jumlah 32.292.523.298 - (4.474.162.000) 1.091.671.997 28.910.033.295 Investasi pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pada PT Tembaga Mulia Semanan Tbk, sedangkan investasi pada pihak ketiga adalah Bimasena Club dan PT Pondok Indah Padang Golf Tbk. 10. ASET TETAP Rincian akun ini adalah sebagai berikut : Nilai Perolehan : Pemilikan langsung - Hak atas tanah 42.130.930.792 41.758.511.756 - Bangunan dan sarana pelengkap 85.926.342.984 85.270.875.172 - Mesin dan peralatan 313.912.760.738 313.419.207.885 - Kendaraan 17.215.679.135 14.394.822.461 - Peralatan dan perabot kantor 14.443.293.943 13.595.316.574 Sub Jumlah 473.629.007.592 468.438.733.848 Aset dalam penyelesaian - Bangunan dan sarana pelengkap 6.545.853.300 1.442.704.500 - Mesin dan peralatan 18.270.986.229 6.364.438.638 - Kendaraan - - Sub Jumlah 24.816.839.529 7.807.143.138 Jumlah biaya perolehan 498.445.847.121 476.245.876.986 Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung - Perpanjangan hak atas tanah 750.790.320 686.436.864 - Bangunan dan sarana pelengkap 41.666.035.008 36.766.516.088 - Mesin dan peralatan 237.377.308.237 227.281.872.897 - Kendaraan 12.125.439.632 10.392.424.630 - Peralatan dan perabot kantor 11.713.608.649 12.729.211.090 Jumlah akumulasi penyusutan 303.633.181.846 287.856.461.569 Jumlah tercatat 194.812.665.275 188.389.415.417 Rincian aset dalam penyelesaian per 30 September 2011 adalah sebagai berikut : 21

Jumlah (Rp) Estimasi Penyelesaian Persentase Penyelesaian Mesin dan peralatan 18.270.986.229 2011 20% - 95% Gedung 6.545.853.300 2011 30% - 70% Jumlah 24.816.839.529 Manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada halangan yang berarti yang dapat mengganggu penyelesaian seluruh proyek tersebut di atas. Beban penyusutan per September 2011 dan per Desember 2010 masing - masing sebesar Rp 14.386.649.679 dan Rp 20.808.720.527. Sebagian aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 13). Aset tetap kecuali hak atas tanah per September 2011 dan per Desember 2010 masing - masing sebesar Rp 456.314.916.329 dan Rp 434.487.365.230 telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran banjir dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$ 116.989.424,41 ditambah Rp 15.500.000.000 untuk tahun 2011 dan sebesar US$ 116.989.424,41 ditambah Rp 15.500.000.000 untuk tahun 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul atas aset tersebut. 11. PROPERTI INVESTASI Merupakan hak atas tanah yang terletak di Balaraja, Tangerang dengan luas keseluruhan kurang lebih 364.580 m2 dan 364.580 m² masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010 dengan harga perolehan sebesar Rp. 12.750.540.243 dan Rp 12.695.719.493 untuk tahun 2011 dan 2010. 12. UANG JAMINAN Akun ini merupakan uang jaminan atas penerbitan bank garansi sebesar Rp 6.782.053.573 per 30 September 2011 dan sebesar Rp 8.244.307.212 per 31 Desember 2010. 13. UTANG BANK Rincian perkiraan ini adalah sebagai berikut : Utang bank jangka pendek PT Bank Mandiri Tbk 326.280.566.926 312.561.202.524 PT Bank Central Asia Tbk 200.000.000.000 101.738.700.508 Jumlah 526.280.566.926 414.299.903.032 22

PT BANK MANDIRI Tbk Semenjak tanggal 6 April 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah). Fasilitas kredit modal kerja tersebut diperpanjang secara terus menerus, terakhir dengan Addendum VI (Ke-enam) atas Perubahan Perjanjian Kredit Modal Kerja Nomor : KP. COD/052/PK.KMK/2002 Akta Nomor : 304 tanggal 18 Oktober 2002, tentang perpanjangan jangka waktu Fasilitas untuk jangka waktu mulai tanggal 19 Oktober 2007 sampai dengan 18 Oktober 2008. Pada tanggal 13 Juli 2007 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengeluarkan surat dengan nomor CBG.TRE/RD06.028/SPPK/2007 yang isinya antara lain menyetujui untuk memberikan tambahan fasilitas Kredit Modal Kerja sejumlah Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dengan sifat kredit Revolving. Pada tanggal 13 Desember 2007 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kembali mengeluarkan surat dengan nomor CBG.TRE/RD06.040/SPPK/2007 yang berisi persetujuan Fasilitas Kredit Modal Kerja Mandiri Plus sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah) dengan sifat kredit non Revolving. Pada tanggal 28 Agustus 2008 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengeluarkan surat dengan nomor CBG.TRE/RD06.024/SPPK/2008 yang isinya memberikan persetujuan peningkatan limit Bank Garansi serta perpanjangan masa laku seluruh fasilitas dengan perincian sebagai berikut : Perpanjangan dan penggabungan KMK Revolving sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah), dan KMK Revolving Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) sehingga total KMK Revolving menjadi Rp 220.000.000.000 (dua ratus dua puluh milyar rupiah) serta persetujuan KMK Fixed Loan sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah). Dengan suku bunga per tahun masing masing sebesar 13% dan 12,75 %. Jangka waktu seluruh fasilitas kredit ini adalah sampai dengan tanggal 19 Oktober 2009. Pada tanggal 12 Oktober 2009, Bank Mandiri mengeluarkan Surat Perpanjangan Masa Laku fasilitas KMK, Bank Garansi, LC Impor/SKBDN dan Treasury Line atas nama PT Sucaco Tbk dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010, dan ketentuan sebagai berikut : Fasilitas KMK Revolving sebesar Rp 220.000.000.000 (dua ratus dua puluh milyar rupiah) dan fasilitas KMK Fixed Loan sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah), dengan suku bunga per tahun masing-masing sebesar 11,25% dan 11,00%. Pada tanggal 23 Desember 2009, berdasarkan surat dari Bank Mandiri No. CBG/D8.524/2009 bunga tersebut diturunkan menjadi 11,00% dan 10,75%. Berdasarkan surat Bank Mandiri No. CBG.CB2/D1.174/2010 tanggal 30 April 2010 suku bunga tersebut di turunkan menjadi 10,50% dan 10,25% per tahun. Pada tanggal 7 Oktober 2010, Bank Mandiri mengeluarkan surat dengan No. CBG.CB2/D01.022/SPPK/2010 tentang Perpanjangan Masa Laku Fasilitas KMK Revolving, KMK Fixed Loan, Bank Garansi, dan Treasury Line, serta perpanjangan dan peningkatan limit fasilitas LC Impor/SKBDN dan Bill Purchasing Line dengan jangka waktu 12 bulan sampai dengan tanggal 19 Oktober 2011. Fasilitas KMK Revolving, KMK Fixed Loan dan besarnya suku bunga tidak mengalami perubahan. Pada tanggal 21 Desember 2010, berdasarkan surat Bank Mandiri No. CBG.CB2/D01.998/2010 bunga tersebut di turunkan menjadi 9,75% dan 9,50%. Adapun jaminan dari seluruh fasilitas tersebut di atas adalah : a. Persediaan (catatan 6) senilai Rp 244.590.538.896 (dua ratus empat puluh empat milyar lima ratus sembilan puluh juta lima ratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus sembilan puluh enam rupiah) dan piutang usaha (catatan 4) sebesar Rp 286.477.502.024 (dua ratus delapan puluh enam milyar empat ratus tujuh puluh tujuh juta lima ratus dua ribu dua puluh empat rupiah), serta mesin-mesin dan peralatan lainnya (Catatan 10) sejumlah Rp. 194.668.000.000 (Seratus sembilan puluh empat milyar enam ratus enam puluh delapan juta rupiah). 23

b. Sebagian tanah dan bangunan pabrik yang terletak di jalan Daan Mogot Km 16 Jakarta Barat, berikut segala sesuatu yang dilekatkan, ditempatkan dan didirikan di atas tanah tersebut yang karena sifat, guna/peruntukannya, dan atau penetapan undang-undang dianggap sebagai benda tetap (Catatan 10). Fasilitas pinjaman tersebut mencakup beberapa pembatasan yaitu Perusahaan, tanpa persetujuan tertulis dari bank, tidak boleh melakukan antara lain memindah-tangankan barang jaminan, memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain kecuali dalam rangka transaksi yang wajar, mengikatkan diri sebagai penjamin hutang, atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan kepada pihak lain. PT BANK CENTRAL ASIA Tbk Pada tanggal 29 Desember 2010 Perusahaan mendapat pinjaman dari Bank Central Asia sebesar Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dengan bunga 10,5% per tahun. Pada tanggal 30 September 2011, fasilitas pinjaman tersebut ditingkatkan menjadi Rp. 200.000.000.000 (dua ratus milyar rupiah ) dengan bunga 10 % per tahun. Jaminan utama berupa stock barang. Jangka waktu fasilitas kredit ini sampai dengan 30 September 2012. Pada tanggal 21 Pebruari 2008 PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries (SPLP) mendapat fasilitas kredit dari Bank Central Asia sejumlah Rp 37.800.000.000 (tiga puluh tujuh milyar delapan ratus juta rupiah) yang terdiri dari fasilitas time loan sebesar Rp 20.800.000.000 (dua puluh milyar delapan ratus juta rupiah), kredit lokal Rp 7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah) dan kredit investasi sebesar Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah). Jangka waktu pinjaman kredit investasi adalah 5 tahun sedangkan fasilitas pinjaman lainnya berakhir pada tanggal 3 Nopember 2008. Pada tanggal 3 Nopember 2008 fasilitas time loan dan kredit lokal diperpanjang masa lakunya sampai tanggal 3 Nopember 2009. Bunga untuk time loan, kredit lokal dan kredit investasi sampai dengan 31 Desember 2009 masing-masing adalah 11,50%, 11,75% dan 12,25%. Pada tanggal 3 Nopember 2009 semua fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang sampai 2 Pebruari 2010, kecuali kredit investasi yang masa lakunya adalah 5 tahun, berakhir sampai 21 Pebruari 2013. Fasilitas kredit time loan dan kredit lokal yang jatuh tempo pada tanggal 2 Pebruari 2010, telah diperpanjang masa berlakunya sampai tanggal 3 Mei 2011. Pada tanggal 21 Juli 2010 PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries mendapat tambahan setoran modal dari pemegang saham sebesar Rp 65.000.000.000 (enam puluh lima milyar rupiah), dan sebagian dari dana tersebut digunakan untuk melunasi seluruh pinjaman kepada Bank Central Asia. Setelah semua pinjaman dari Bank Central Asia dilunasi, PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries memperoleh fasilitas kredit baru dari Bank Central Asia, berupa time loan Rp 5.000.000.000 (lima milyar rupiah) dan kredit lokal sebesar Rp 6.000.000.000 (enam milyar rupiah), dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 3 Mei 2011 yang kemudian diperpanjang hingga tanggal 2 Mei 2012. Bunga untuk time loan adalah 11,25% dan kredit lokal sebesar 11,50%. Jaminan atas seluruh fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah: a. Tanah berikut bangunan yang terletak di Jalan Pembangunan II No.80, Karanganyar Neglasari, Tangerang. b. Persediaan barang jadi sebesar Rp 2.000.000.000 (dua milyar rupiah) c. Piutang usaha pada PT Sucaco Tbk sebesar Rp 4.000.000.000 (empat milyar rupiah) Fasilitas pinjaman tersebut mencakup beberapa pembatasan yaitu anak perusahaan, tanpa persetujuan tertulis dari bank, tidak boleh melakukan hal-hal antara lain, penambahan utang dari bank atau perusahaan jasa lainnya, dan perubahan pemegang saham maupun pengurus perusahaan. 24

Bersamaan dengan fasilitas kredit yang diperoleh PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries dari Bank Central Asia, pada tanggal 21 Pebruari 2008 PT Setia Pratama Lestari Sukma juga memperoleh fasilitas kredit dari Bank Central Asia dengan total nilai sebesar Rp 4.200.000.000 (empat milyar dua ratus juta rupiah) yang terdiri dari fasilitas time loan sebesar Rp 1.200.000.000 (satu milyar dua ratus juta rupiah) dan kredit lokal sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah). Pada tanggal 15 Oktober 2008 PT Setia Pratama Lestari Sukma mendapat tambahan kredit investasi untuk pembelian mesin dan pembangunan gedung pabrik sebesar Rp 3.945.249.200 (tiga milyar sembilan ratus empat puluh lima juta dua ratus empat puluh sembilan ribu dua ratus rupiah) dengan jangka waktu pinjaman 5 tahun. Pada tanggal 3 Nopember 2008 fasilitas kredit yang diperoleh PT Setia Pratama Lestari Sukma telah diperpanjang sampai dengan tanggal 3 Nopember 2009, kecuali kredit investasi yang akan jatuh tempo pada tanggal 14 Oktober 2013. Bunga untuk time loan, kredit lokal dan kredit investasi sampai dengan 31 Desember 2009 masing-masing adalah 11,50%, 11,75% dan 12,25%. Pada tanggal 3 Nopember 2009 semua fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang sampai 2 Pebruari 2010, kecuali kredit investasi yang masa lakunya adalah 5 tahun, berakhir sampai 14 Oktober 2013. Fasilitas kredit time loan dan kredit lokal yang jatuh tempo pada tanggal 2 Pebruari 2010, telah diperpanjang masa lakunya sampai tanggal 3 Mei 2011. Pada tanggal 28 Juli 2010 seluruh pinjaman PT Setia Pratama Lestari Sukma telah dilunasi. 14. UTANG USAHA Akun ini terdiri dari: 25 Pihak ketiga USANCE L/C US$ (2011: 754.784,23;2010:459.363,04) 6.659.461.302 4.130.133.078 PT Petronika Rupiah 2.716.434.551 4.338.992.575 PT Statomer Rupiah - 4.122.107.590 PT Bojong Westplas US$ (2011: 452.766,81;2010:346.691,97) 3.994.761.587 3.117.107.463 Metal Reclamation (Industries) Sdn. Bhd US$ (2010: 242.007,71) - 2.175.891.321 PT Eterindo Wahanatama Tbk US$ (2010:228.845,76) - 2.057.552.198 PT Walsin Lippo Industries US$ (2011: 452.897,38;2010:193.747,07) 3.995.913.593 1.741.979.885 PT Furukawa Supreme Optical Cable Rupiah 1.468.350.170 1.468.350.170 PT Camco Omya Indonesia Rupiah 1.360.230.740 1.086.277.940 PT Langgeng Bajapratama US$ (2011:19.213,31;2010:112.559,32) 169.519.060 1.012.020.821 PT Coin Industri Kimia Rupiah 1.541.430.000 968.715.000 PT Prima Cable Indonesia Rupiah 2.749.692.000 - PT Bintang Mitra Semestaraya Rupiah 1.037.357.748 958.927.329 Hanwha Corporation US$ (2010:101.201,11) - 909.899.200 PT Sari Daya Plastindo Rupiah 2.297.347.923 - PT Sinar Plastik Rupiah 792.000.000 - PT Eterindo Nusa Graha Rupiah 2.516.835.178 - PT Citra Surya Mas Rupiah - 792.814.000 PT Panca Surya Gemilang Rupiah 1.105.888.080 757.167.950

Wuhan Fiberhome Int l Tech. Co. Ltd US$ (2010: 74.059,45) - 665.868.536 PT Eastern Polymer Rupiah 1.447.498.800 586.634.400 Dow Chemical Pacific Pte., Ltd US$ (2010: 64.963,60) - 584.087.728 PD Pelangi Kimia Rupiah - 520.850.000 PD Sumber Kimia Sakti Rupiah - 515.910.000 LP Pacific US$(2010: 55.816,94) - 501.850.118 PT Insat Inti Indonesia Rupiah 959.312.530 478.514.300 Luvata Malaysia Sdn Bhd US$(2010:49.044,57) - 440.959.729 PT Bukit Surya Mas Rupiah 189.900.284 396.744.970 CV Gelora Mas Rupiah - 384.024.799 PD Jaya Makmur Plasindo Rupiah 830.500.000 - PT Tunas Wijaya Sakti Rupiah 835.333.400 - PT Standar Toyo Polimer Rupiah 3.398.527.902 - PD Karya Alam Rupiah - 364.566.505 PT Brenntag Rupiah - 342.258.957 PT Riken Indonesia Rupiah 1.551.659.666 - PD Kayu Raya Rupiah - 250.200.000 PT Totoku Toryo Indonesia US$ (2011:31.497,63;2010:26.472,29) 277.903.642 238.012.352 PT Trikemindo Utama Rupiah - 230.705.226 PT Cahaya Makmur Jaya Rupiah - 228.800.000 PT Lautan Luas Tbk Rupiah - 203.944.607 PT Alam Sentosa Rupiah - 121.000.000 PT Titan Petrokimia Nusantara Rupiah - 118.302.351 PT Trycera Centro Chemindo US$ (2010:12.642,64) - 113.670.005 PT Halim Sakti Pratama Rupiah - 111.323.250 Lain-lain 8.949.042.884 7.346.732.462 Jumlah 50.844.901.040 44.382.896.815 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Tembaga Mulia Semanan Tbk Rupiah 29.618.179.008 225.600.629.755 US$ ( 2011: 34.401.316,86) 303.522.818.656 - Nihon Decoluxe Co. Ltd. Jepang US$ (2010: 25.295,56) - 227.432.400 Jumlah 333.140.997.664 225.828.062.155 Jumlah utang pihak istimewa dan pihak ketiga berdasarkan umur hutang adalah sebagai berikut : Belum jatuh tempo 321.448.446.357 226.203.340.390 31 hari 60 hari 37.116.793.889 26.119.095.791 61 hari 90 hari 18.150.716.651 12.772.663.186 Di atas 90 hari 7.269.941.807 5.115.859.603 26

15. PERPAJAKAN Jumlah 383.985.898.704 270.210.958.970 a. Pajak dibayar dimuka Perusahaan : PPN 5.631.401.043 5.262.910.078 PPh 16.100.443.180 10.751.290.067 Anak perusahaan : PPN 225.547.181 151.015.600 PPh 1.810.887.218 1.378.012.193 Jumlah 23.768.278.622 17.543.227.938 b. Utang pajak Perusahaan: Pajak penghasilan PPh pasal 23 60.058.087 142.958.662 PPh pasal 25-1.231.099.205 PPh pasal 29-301.873.629 Pajak Pertambahan Nilai 2.462.335.523 100.893.701 Anak Perusahaan: Pajak penghasilan: PPh pasal 21 40.343.518 177.302.237 PPh pasal 23 17.948.298 19.248.109 PPh pasal 25 4.059.324.536 21.106.277 PPh pasal 29-530.881.232 Pajak Pertambahan Nilai 1.018.557.720 638.272.523 Jumlah 7.658.567.682 3.163.635.575 Rekonsiliasi antara laba/rugi sebelum pajak penghasilan untuk tujuan komersial dan fiskal adalah sebagai berikut: 27 Laba konsolidasi sebelum pajak penghasilan dan hak minoritas 92.371.959.814 82.758.369.921 Hak minoritas (340.445.029) (205.387.469) Laba anak perusahaan sebelum pajak penghasilan (11.133.501.587) (2.178.669.742) Laba Perusahaan sebelum pajak penghasilan 80.898.013.199 80.374.312.710 Koreksi fiskal : Beda tetap : Pemberian kenikmatan kepada karyawan 213.550.500 513.700.232 Representasi 1.189.128.971 2.227.212.926 Promosi dan iklan 50.350.994 107.249.420 Sumbangan dan iuran 70.570.852 345.621.604