Museum Gula di Pasuruan

dokumen-dokumen yang mirip
Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) Surabaya

Fasilitas Pelatihan dan Pergelaran Seni Tari Hip Hop di Surabaya

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI LUWUK

Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

FASILITAS AGROWISATA BUAH DURIAN DI WONOSALAM, JOMBANG

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

PASAR TRADISIONAL MODERN SURABAYA

Fasilitas Wisata Edukasi Anjing Kintamani di Kintamani, Bali

FASILITAS REKAMAN SUARA DI KOTA MALANG

Stadion Bola Basket di Balikpapan

Pusat Modifikasi Mobil di Surabaya

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

Fasilitas Penitipan dan Pelatihan Anjing Trah di Surabaya

Resor Wisata Kuliner Lombok di Pantai Nipah

Fasilitas Industri Kreatif Media Cetak di Surabaya

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

LHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION ERWIN MUNTAZAR

Fasilitas Eduwisata Sejarah Perjuangan Kota Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

MUSEUM TRAGEDI MEI 1998 DI JAKARTA

WISATA PASAR IKAN PUGER DI JEMBER

TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Graha Kecantikan Dan Kebugaran Wanita Di Surabaya

PASAR MODERN DAN TERMINAL (TIPE C) BRATANG

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

Fasilitas Penginapan dan Wisata Pantai di Sendang Biru, Kabupaten Malang

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

PERENCANAAN GEREJA KRISTEN INDONESIA SOLO BARU

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

Fasilitas Terapi Anak Down syndrome di Surabaya

Grha Kesenian Wayang di Surabaya

Fasilitas Pembinaan Pemuda Remaja Gereja Kristen Indonesia di Surabaya

DAFTAR ISI. YOGYA SPORT SHOPPING MALLbelanjaan Perl

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN ( GREEN ARCHITECTURE) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010.

Perpustakaan Nasional di Surabaya

FASILITAS EDUKASI KULINER DI SURABAYA DENGAN PEMANFAATAN POTENSI ALAM

PEACE INTERNATIONAL SCHOOL. Sekolah Bertaraf Internasional LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010.

MUSEUM FESYEN DI SURABAYA

Citywalk Kalimas di Surabaya

GRHA LANSIA DAN ANAK YATIM PIATU DI SURABAYA

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

Fasilitas Pendidikan Tata Busana Kebaya di Surabaya

BAB III METODE PERANCANGAN

TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM (ARSITEKTUR SIMBOLIS) DITA ANDIANI

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Fasilitas Edukasi Wisata Tanaman Hias Di Surabaya

Pusat Pameran Perdagangan dan Konvensi Kota Surakarta

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

1.2 Tinjauan D.I Jogjakarta. 1.4 Kontemporer pada penampilan bangunan dan interior

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

Fasilitas Eduwisata Batik Madura di Tanjung Bumi, Madura

GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG

MUSEUM KERETA API DAN HOTEL DI SURABAYA

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

Fasilitas Wisata Kuliner di Surabaya

MUSEUM SENI VISUAL BANDUNG

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh :

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

PUSAT EDUKASI EKOSISTEM HUTAN BAKAU DI SURABAYA

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Akademi Golf di Surabaya

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

KONSEP TUGAS AKHIR TEHNIK ARSITEKTUR MUSEUM ZOOLOGY DI SURABAYA

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PUSAT PENELITIAN GULA DI KABUPATEN BANTUL

RANCANGAN WISMA ATLET SENAYAN-JAKARTA BERDASARKAN MOBILITAS KEGIATAN HARIAN ATLET DI SENAYAN. Disusun Oleh : Nama : Hendri Tandiono NIM :

Vihara Buddha Theravada di Surabaya

BAB III METODE PERANCANGAN

MUSEUM FOTOGRAFI DI JOGJAKARTA

Kebun Binatang di Pantai Timur Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN

PERPUSTAKAAN UMUM KOTA BANDUNG

BAB III METODE PERANCANGAN

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

BAB VI HASIL RANCANGAN.

Sekolah Tinggi Musik di Surabaya

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Museum Gula di Pasuruan Penulis Marisa Kusumo, dan Dosen Pembimbing J. Lukito Kartono Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: m22408039@john.petra.ac.id ; lkartono@peter.petra.ac.id Gambar 1. Perspektif bird-eye view proyek perancangan Museum Gula di Pasuruan Abstraksi - Proyek tugas akhir berupa museum gula yang terletak di Kota Pasuruan, yang merupakan suatu wadah untuk memamerkan maupun mengenang sejarah industri gula nasional secara lebih jauh dan mendalam. Fasilitas ini bertujuan untuk memperkuat julukan kota gula bagi Kota Pasuruan, serta untuk memberikan beragam informasi dan pengetahuan mengenai proses perjalanan industri gula nasional kepada masyarakat. Museum ini didesain dengan memadukan inti dari proses sejarah industri gula nasional serta kota gula Pasuruan sendiri. Pendekatan yang diambil merupakan pendekatan architecture as text, dimana pendekatan ini diharapkan dapat mengekspresikan runtutan sejarah industri gula nasional ke dalam bangunan secara utuh dan mendalam. Pendalaman karakter ruang dipilih sebagai sarana untuk mendukung dan memperkuat konsep desain, dimana memang dibutuhkan beragam detail arsitektural yang menonjol, sehingga dapat mengekspresikan konsep secara lebih maksimal. Kata kunci: Museum gula, sejarah industri gula nasional, architecture as text, karakter ruang

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 2 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 2.1. Data Lokasi Proyek 2. PERANCANGAN K Gambar 2. Gambar Proefstation pada tahun 1920an ota Pasuruan adalah kota gula dimana potret perjalanan sejarah industri gula nasional masih terwakili dengan kuat di Kota Pasuruan (Jejak Gula, 2008). Salah satu bukti peninggalan sejarah yang masih berdiri dan berpengaruh pada perindustrian gula nasional hingga saat ini adalah P3GI ( Pusat Penelitian Perkebunan Gula Nasional ). Adapun fakta bahwa zaman dulu Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor gula terbesar di dunia, namun saat ini kita menjadi pengimpor gula membuat miris para pengusaha gula dan pemerintah. Untuk memperkuat julukan kota gula di Kota Pasuruan, serta untuk membangkitkan kembali perindustrian gula nasional, maka dibangun sebuah museum yang merekam dan memamerkan runtutan perjalanan industri gula di Indonesia. 1.2. Tujuan dan Manfaat Perancangan Menyediakan suatu wadah yang menampilkan dan memamerkan proses sejarah industri gula nasional, sehingga memberi suatu pandangan baru bahwa era keemasan gula yang dulu, sekarang juga bisa diraih kembali, serta letaknya yang berada di Kota Gula Pasuruan, sehingga diharapkan juga mampu menjadi suatu bangunan yang dapat mewakili Kota Pasuruan dan industri gula secara umum. 1.3. Permasalahan Desain Bagaimana cara kita untuk dapat mendesain suatu bangunan museum yang dapat merepresentasikan industri gula nasional secara tepat dan maksimal, serta mampu mewadahi dan juga mengekspresikan berbagai aktivitas yang ada di dalamnya. Gambar 3. Lokasi site di Kota Pasuruan Lokasi : Jalan Pahlawan, Pasuruan, Kecamatan Pekuncen, Kota Pasuruan Fungsi lahan : Fasilitas umum Terletak di jalan : Arteri Sekunder Arah hadap : Barat Laut Batas : Utara : Kantor Instansi Pemerintah dan Stadion Untung Suropati Selatan : Perkebunan tebu Barat : Wisma P3GI Timur : P3GI Ketentuan KDB max 70 % KLB max 280 % Luasan Site : ± 10.500 m 2 Jumlah lantai : 1-4 lantai 2.2. Pendekatan Desain Pendekatan desain yang digunakan adalah pendekatan architecture as text dimana menggunakan acuan dasar literatur yaitu buku Mengejar Sebuah Asa. Pendekatan ini mengarah kepada lima tahapan alur / plot cerita yang dituangkan dalam desain, yaitu : introduction complication conflict climax recommendation.

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 3 2.3. Konsep Desain Gambar 5. Gambar perspektif menuju entrance bangunan Gambar 4. Gambar cover buku Mengejar Sebuah Asa Konsep desain memiliki 5 runtutan tahapan cerita, yaitu : introduction complication conflict climax recommendation. Tahapan ini akan mendukung penerapan konsep desain yang memiliki alur linear, sehingga pada penerapannya, museum menggunakan system sirkulasi linear bagi pengunjung. 2.4. Penerapan desain Gambar 6. Gambar diagram lima (5) tahapan konsep desain architecture as text Gambar 7. Gambar sequence entrance menuju ke bangunan

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 4 Gambar 8. Penerapan konsep desain pada ekspresi fasade bangunan Tahap 1 : Introduction Pengenalan actor dan karakter utama : Belanda : KUAT dan BESAR à menekan dan menindas Petani tebu : LEMAH dan KECIL à tertindas dan terintimidasi Meski tertekan, namun yang lemah juga menopang yang kuat, sehingga bisa menjadi besar Gambar 9. Penerapan konsep pada fasade Introduction lebih fokus kepada pengenalan actor dan karakter yang dibahasakan ke dalam bantuk dan ekspresi fasade. Gambar 10. Konsep tertekan dan menekan Tahap 2 : Complication Zaman keemasan pada masa cultuurstelsel Perbedaan suasana tiap lantai dan kesan ruang Gambar 12. Potongan penerapan konsep desain Gambar 11. Interior pada tahap complication

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 5 Tahap 3 : Conflict Gambar 13. Gambar perwujudan ekspresi dan bentukan konflik pada bangunan Tahap 5 : Recommendation ASA KAN TERWUJUD à Keseimbangan antara harapan dan inovasi. Inovasi sebagai suatu hal baru yang bisa memperkuat harapan akan masa depan à suatu massa atau bidang yang menaungi dan memberi kestabilan bentuk pada petani dan pemerintah Indonesia. Konflik antara Belanda dan Jepang dalam perebutan kekuasaan atas Indonesia. Perwujudan konflik ke dalam bentukan : PENETRASI Suatu bentuk yang mengekspresikan benturan yang terjadi. Dimana Jepang sebagai massa yang seakanakan menusuk Belanda secara telak. Gambar 15. Ekspresi desain pada area recommendation 2.5. Pendalaman karakter ruang Gambar 14. Gambar ekpresi bangunan pada area konflik Area konflik dipilih sebagai area yang digunakan untuk pendalaman à dianggap dapat mewakili pendalaman karakter ruang secara maksimal dan pada area konflik ekspresi detail sangat dibutuhkan. Perwujudan pendalaman karakter ruang ke dalam ruang konflik berupa : Perbedaan material lantai serta efek visual dan audio dari material yang digunakan Tahap 4 : Climax TITIK BALIK à Kemenangan hak petani tebu serta menjadi masa-masa reflektif bagi mereka dan pemerintah.. Memberi vista kepada pengunjung yaitu area courtyard dimana proses introduction climax terjadi, vista di sisi berlawananan adalah vista perkebunan tebu dan kawasan P3GI untuk membuat pengunjung bisa melihat apa yang kita miliki sebagai bahan refleksi mereka. Gambar 16. Gambar penggunaan material pada lantai konflik Gambar 15. Gambar interior area climax view courtyard Atrium Indonesia yang terhimpit situasi di tengah Jepang dan Belanda, serta ada permainan kisi skylight, dimana skylight yang dihasilkan merupakan perulangan ekspresi batang pada fasade

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 6 perindustrian gula Indonesia, dan melestarikan sejarah dan proses perjalanan industri gula nasional. Penulis juga menerima saran dan kritik untuk aplikasi dan pengembangan proyek tugas akhir ini. Gambar 17. Skylight pada area atrium Indonesia Ekspresi penetrasi Jepang (bidang) atas Belanda (massif) Gambar 18. Gambar ekspresi penetrasi pada interior Floating diorama pada area konflik setelah kemerdakaan sebagai gambaran ekspresi kebebasan petani tebu Gambar 19. Gambar floating diorama pada area konflik setelah kemerdakaan 3. PENUTUP Penerapan konsep desain ke dalam bangunan, diharapkan dapat menjadikan bangunan museum gula ini menjadi suatu landmark baru bagi kota Pasuruan khususnya dan terutama bagi perindustrian gula nasional, serta dapat membangkitkan kembali UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orangtua dan kakak - kakak atas dukungan moril, serta doa yang selalu diberikan kepada penulis 2. Bpk. Ir. J. Lukito Kartono, M.A., selaku pembimbing utama penulis, serta Bpk. Roni Anggoro, S.T.,M.A.(Arch) dan Bpk. Samuel Hartono, M.Sc. yang selalu sabar dan bersemangat dalam membimbing dan memberikan saran serta dorongan moril dalam pengerjaan tugas akhir ini hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. 3. Bapak Agus Dwi Hariyanto, S.T., M.Sc., selaku Ketua Program studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Surabaya yang juga telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan masukan-masukan dalam penulisan laporan tugas akhir ini. 4. Ficky Stefanus Njotokusumo yang selalu ada untuk memberi dukungan moril tiada henti kepada penulis, serta kesediannya untuk selalu direpotkan dan ikut merasakan kesibukan penulis. 5. Kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. DAFTAR REFERENSI [1] Handojo, dkk. (1987). 100 Tahun Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia An Historical Outline. Surabaya : Sidoyoso [2] Pemerintah Kota Pasuruan. (2002). Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pasuruan Tahun 2002 2012. Pasuruan : Pemerintah Kota Pasuruan Tanjung, Krisnina Maharani. (2010). P3GI. (2008, November). Profil P3GI. Retrieved 20 Juli 2012, from http://sugarresearch.org/index.php/profil Jakarta : Yayasan Warna Warni Indonesia [3] Neufert, Ernst and Peter. (1991). Neufert Architect Data 3 rd Edition. Oxford : Blackwell Science [4] Holl, Steven. (2006). Question of Perception Phenomenology of Architecture. San Francisco : William Stout Publisher [5] Makalah Hasil Diskusi UGM Proses Pembuatan Gula Tebu. Jogjakarta. 2011. [6] P3GI. (2008, November). Profil P3GI. Retrieved 20 Juli 2012, from http://sugarresearch.org/index.php/profil [7] http://id.wikipedia.org/wiki/kota_pasuruan [8] https://maps.google.co.id/ [9] http://pasuruan.go.id/ [10] http://terselubung.blogspot.com/