BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru sebagai agen pembaharuan di bidang pendidikan harus memiliki kompetensi yang handal. Dalam proses pendidikan, guru berada pada garda terdepan. Hal ini berkaitan dengan peran strategisnya dalam mentransformasi ilmu yang akhirnya akan menentukan hasil belajar siswa. Dengan guru yang berkualitas diharapkan akan menghasilkan out put yang berkualitas pula. Pada umumnya, masyarakat menganggap pendidikan sebagai investasi untuk masa depan. Mengingat perannya bagi generasi mendatang, guru mengemban misi dan tugas yang sangat berat dalam usaha memajukan bangsa. Guru dituntut harus profesional dalam menjalankan tugasnya. Hal ini selaras dengan Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa guru harus kompeten dan profesional. Peraturan Pemerintah No. 74/2008 tentang guru menyatakan dengan jelas bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur 1
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tuntutan bahwa guru harus kompeten dan profesional sangat pantas diajukan di negara kita, yang sudah terlalu lama menyandang predikat sebagai negara berkembang. Di kota Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga adalah satu-satunya SMK di kota Salatiga yang dulunya berstatus RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Sebagai sekolah yang telah beberapa kali merebut kejuaraan pada Lomba Kompetensi Siswa baik di tingkat provinsi, nasional, dan bahkan pernah menjadi juara pada Asean Skill Contest serta merebut medali The Best Excellent pada World Skill Contest pada tahun 2006 di Sizuoka, Jepang, SMK Negeri 2 Salatiga memiliki kepentingan untuk menjaga prestasi tersebut. Tetapi fakta yang ada, berdasarkan hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) khususnya pada guru kejuruan SMK Negeri 2 Salatiga tahun 2012 didapatkan hasil yang sangat mengecewakan. Pada UKG yang bertujuan: (1) untuk pemetaan kompetensi guru (kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional), (2) untuk melaksanakan program pembinaan dan pengembangan profesi guru dalam bentuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, (3) sebagai entry point PLPG, dan (4) sebagai alat kontrol penilaian kinerja guru tersebut didapatkan hasil seperti dalam tabel berikut : 2
Tabel 1 : Prosentase Kelulusan UKG Guru Produktif SMK Negeri 2 Salatiga No. Program Studi Keahlian Jumlah Peserta Lulus Tidak Lulus Jumlah % Jumlah % 1. 2. 3. 4. 5. Teknik Bangunan 20 0 0 20 100 Teknik Elektro 15 2 13 13 87 Teknik Pemesinan 4 3 75 1 25 Teknik Mekanik Otomotif Teknik Komputer Jaringan 8 3 38 11 62 3 0 0 3 100 JUMLAH 50 8 16 48 84 Sumber : Bagian Ketenagaan SMK Negeri 2 Salatiga Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa hasil UKG yang materinya 30% tentang kompetensi pedagogis dan 70% tentang kompetensi profesional menunjukkan bahwa dari 50 guru produktif (kejuruan) SMK Negeri 2 Salatiga yang mengikuti UKG hanya 8 orang atau 16% yang dinyatakan lulus, bahkan untuk Program Studi Keahlian Teknik Bangunan dan Teknik Komputer Jaringan tidak ada guru yang lulus sama sekali. 3
Hasil wawancara tidak terstruktur dengan beberapa guru yang peneliti temui mengindikasikan bahwa kegagalan mencapai tingkat kelulusan pada UKG disebabkan beberapa hal, antara lain: (1) soal sebagian tidak lengkap (gambar tidak muncul), (2) koneksi internet lambat. (3) sebagian guru tidak terbiasa menggunakan komputer atau gagap teknologi, (4) cakupan materi soal terlalu luas. Data yang peneliti peroleh dari ukg.kemdikbud.go.id menunjukkan bahwa rata-rata nasional nilai UKG untuk SMK adalah 49,75, dan ironisnya provinsi Jawa Tengah dengan rata-rata 50,41 menduduki peringkat terbaik ke 2 di bawah provinsi DI Yogyakarta. Dari data tersebut berarti ratarata guru hanya mampu menjawab soal sebesar 50%. Beberapa alasan yang dikemukan para guru di atas dan berdasarkan data hasil UKG guru SMK Negeri 2 Salatiga dan nasional menunjukkan bahwa para guru belum profesional, padahal peserta UKG adalah guru yang telah bersertifikat. Di era teknologi seperti saat ini, masih ada guru yang tidak bisa menggunakan komputer, dan bahkan dengan materi soal yang hampir sama dengan yang diajarkan kepada siswanya guru tidak bisa menjawab dengan benar. Berdasarkan fakta tersebut dapat ditarik benang merah bahwa rendahnya hasil UKG juga disebabkan oleh rendahnya kualitas kompetensi profesional guru. Adanya tuntutan bahwa guru harus profesional, sedangkan fakta di negara kita dan khususnya di SMK Negeri 2 Salatiga kompetensi profesional masih belum sesuai harapan, maka sekolah perlu mengupayakan 4
cara-cara untuk meningkatkan kualitas kompetensi tersebut. Berpijak pada hal tersebut peneliti merasa perlu untuk membuat penelitian dengan judul: Strategi Peningkatan Kualitas Kompetensi Profesional Guru Produktif SMK Negeri 2 Salatiga. 1.2. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Aspek-aspek apa sajakah yang berperan dalam kompetensi profesional guru produktif di SMK Negeri 2 Salatiga? 2. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan utama serta peluang dan ancaman terbesar dari aspekaspek tersebut? 3. Strategi apa yang dapat dilakukan guna meningkatkan kualitas kompetensi profesional guru di SMK Negeri 2 Salatiga? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui aspek-aspek yang berperan dalam kompetensi profesional guru produktif di SMK Negeri 2 Salatiga. 2. Untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari aspekaspek tersebut. 3. Untuk memberikan masukan mengenai strategi yang dapat dilakukan guna meningkatkan kualitas 5
kompetensi profesional guru di SMK Negeri 2 Salatiga. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain : 1. Manfaat teoritis Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memperluas pengetahuan bagaimana menentukan cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas kompetensi profesional guru produktif SMK Negeri 2 Salatiga. 2. Manfaat praktis 1) Bagi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kota Salatiga Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan program peningkatan kompetensi profesional guru produktif SMK di Kota Salatiga. 2) Bagi SMK Negeri 2 Salatiga Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi manajemen sekolah dalam mengambil alternatif tindakan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru produktif. 6