1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Cara tersebut sudah sangat umum dilakukan oleh para manajer karena dapat dilakukan dengan mudah. Hasil dari perhitungan rasio-rasio keuangan tersebut bisa menggambarkan kondisi perusahaan, apakah perusahaan dalam kondisi yang sehat atau dalam kondisi yang sedang menurun. Apabila kinerja perusahaan menurun secara terusmenerus maka hal tersebut dapat mengakibatkan kebangkrutan. Kebangkrutan adalah keadaan tidak solven (tidak mampu membayar utang) dari perorangan atau lembaga. Kebangkrutan juga diartikan sebagai suatu keadaan, atau situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan, atau ketidak cukupan dana untuk menjalankan aktivitas usahanya. Dalam upaya untuk menghindari kebangkrutan, perusahaan dapat melakukan prediksi kebangkrutan. Pengertian Pertambangan menurut Undang - Undang Minerba No.4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
2 studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Mengenai pertambangan ini sudah di atur dalam Peraturan Pemerintah sebagai berikut Menurut Menteri ESDM Sudirman Said, terdapat 7 Peraturan Presiden, satu Rancangan Peraturan Pemerintah, dan satu Peraturan Menteri yang terkait sektor ESDM. Berikut ini tujuh peraturan presiden dan rancangan perpu yang terkait dengan pertambangan. Sumber : www.beritasatu.tv. Peraturan pertama yang disiapkan adalah peraturan terkait kebijakan letter of credit Menteri Perdagangan. Dalam peraturan baru, ekspor minyak dan gas mendapat pengecualian tidak mencantumkan LC dalam kegiatan ekspornya. Peraturan lainnya terkait pembangunan kilang bahan bakar minyak dan tata kelola gas bumi, serta kebijakan harga gas bumi. Dalam peraturan ini, Pemerintah mengurangi bagiannya mendapatkan harga gas industri yang lebih kompetitif yang berlaku mulai 1 Januari 2016. Peraturan kelima, adalah regulasi mengenai penyediaan, pendistribusian, dan penetapan harga elpiji untuk kapal perikanan nelayan kecil. Perpres baru akan menjadi dasar bagi nelayan memperoleh bahan bakar dengan harga lebih murah. Peraturan keenam terkait konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas untuk sektor transportasi. Regulasi ini memungkinkan Kementerian
3 ESDM membuat konverter gas sendiri yang selama ini hanya bisa dibuat Kementerian Perindustrian. Peraturan ketujuh tentang kegiatan usaha pertambangan, dimana para pemegang kontrak maupun izin usaha pertambangan bisa melakukan perpanjangan kontrak paling cepat 10 tahun sebelum kontrak berakhir. Merosotnya harga batu bara dunia menurut Indonesian Minning Institute (IMI) dikarenakan over supply atau kelebihan pasokan yang sedang terjadi. Di awal 2014 saja, IMI mencatat sudah terjadi over supply batu bara sebanyak 250 juta ton. Faktor kedua penyebab anjloknya harga batu bara, adalah munculnya sumber energi baru. Misalnya shale gas di salah satu negara bagian Amerika Serikat itu sudah mengganti batu bara dengan shale gas. Kemudian, Faktor ketiga adalah merosotnya pertumbuhan penduduk di sejumlah negara termasuk Indonesia. "Negara-negara di dunia secara keseluruhan pertumbuhannya hanya sekitar 1-2 persen. Itu kira-kira penyebab utamanya Irwandi Chairman IMI. (Merdeka.com) Batas ekonomi penambangan secara terbuka adalah batasan yang ditentukan oleh nisbah kupas ekonomi (economic stripping ratio/srec). Dari nilai SREC ini dapat diketahui berapa nilai SR yang menjadi batasan cadangan tertinggi yang dapat ditambang, hal ini sangat dipengaruhi oleh harga jual batubara dipasaran.
4 Grafik pergerakan harga batu bara Indonesia dari maret 2006-2016 Di dalam grafik menunjukan penurunan harga batubara yang drastis membuat beberapa perusahaan Pertambangan batubara mengalami penurunan laba atau bahkan mengalami kerugian. Berikut pergerakan laba bersih 3 perusahaan Pertambangan di Indonesia yang mengalami kerugian pada tahun 2010-2014. Tabel 1.1 Pergerakan Laba Bersih Perusahaan Pertambangan Perusahaan PT. Berau Cool PT Bumi Resources PT. Atlas Energy Tbk. Minerals Tbk. Resources Tbk. Tahun (dlm Jutaan) (dlm Jutaan) (dlm jutaan) 2010 Rp. 619.834 Rp. 764.604 Rp 13.320 2011 USD 133,84 USD 66,496 Rp 27.089 2012 USD -179,51 USD -36,587 USD -11,5 2013 USD -170,66 USD -149,435 USD -10,9 2014 USD -84,90 USD -148,257 USD -24,6 Sumber: www.idx.co.id, 2014 Tabel 1.1 menggambarkan bahwa perusahaan pertambangan mengalami Kerugian selama 3 tahun terakhir, sehingga resiko kebangkrutan atau tidak dapat mempertahankan usahanya akan semakin tidak pasti, maka dari itu perusahaan harus semakin berhati
5 hati dalam menghadapi persaingan agar tidak mengalami kerugian, atau dalam kasus yang lebih parah perusahaan mengalami kebangkrutan. Dalam upaya menghindari kebangkrutan, manajer perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan atau melakukan prediksi potensi kebangkrutan perusahaan. Beberapa penelitian telah mengembangkan model prediksi kebangkrutan perusahaan. Salah satunya adalah metode Altman Z- Score. Metode ini memiliki kelebihan diantara metode prediksi kebangkrutan lainnya, yaitu metode ini telah mengkombinasikan berbagai macam rasio yang diperlukan untuk menilai likuidasi, profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas. Selain itu rasio-rasio yang dimiliki oleh Z - Score telah mencakup penilaian internal dan eksternal perusahaan, dalam hal ini adalah rasio nilai pasar saham terhadap total hutang yang masuk ke dalam metode Altman Z- Score. Peneliti hanya memakai model prediksi Altman karena kelebihan metode tersebut. Dalam dunia bisnis, laporan keuangan mempunyai peranan yang penting dalam pengambilan oleh para pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan yg terdiri dari neraca, laporan laba Rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal, dan catatan atas laporan keuangan yg merupakan penyedia informasi Bagi pemakainya seperti kreditor, investor, pemegang saham pemerintah maupun pegaiwainya yang berguna untuk membuat keputusan
6 ekonomi. Mengingat pentingnya laporan keuangan sebagai penyedia informasi bagi para pemakainya, maka laporan keuangan tersebut harus memuat informasi yang akurat dan dapat diandalkan. Untuk itulah laporan keuangan tersebut perlu di audit oleh manajer keuangan agar tidak terdapat kesalanhan atau ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik disengaja maupun tidak sengaja, sehingga laporan keuangan yang diaudit lebih dapat di percaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Perusahaan haruslah bertujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan mensejahterahkan para kepentingan, dengan cara memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tujuan ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi para pemegang saham semata, namun juga akan memberikan manfaat yang terbaik bagi masyarakat dilingkungan perusahaan. Untuk dapat menciptakan kesejahteraan tersebut, perusahaan di tuntut untuk mampu memanfaatkan sumber daya yang terbatas, dan beroperasi pada tingkat produktifitas yang optimal. Going concern menyatakan bahwa menjalankan usaha dengan terusnya beroperasi dengan jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan tujuan perusahaan, tanggung jawab serta aktivitas aktivitasnya yang tidak berhenti. Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa suatu entitas (perusahaan) akan di harapkan dapat
7 terus beroperasi dimasa yang akan datang atau dalam jangka waktu yang tidak terbatas atau tidak diarahkan ke arah likuidasi. Pada penelitian ini penulis menggunakan model analisis Altman atau sering dikenal dengan analisis Z - score. Dengan analisis altman (Z - score) dapat diketahui tingkat kesehatan keuangan serta kinerja dari perusahaan dengan kriteria perusahaan yaitu : bangkrut, rawan bangkrut, tidak bangkrut. Sehingga dari perhitungan Altman (Z- score) dapat digunakan untuk mengantisipasi kegagalan bisnis dengan melakukan tindakan korektif dan memperbaiki kegagalan untuk keberhasilan di masa yang akan datang. Prediksi kebangkrutan ini banyak digunakan peneliti untuk memprediksikan adanya potensi kebangkrutan perushaan pada beberapa industrikarena modelnya sangat sederhanadan hasilnya valid. Menurut Willy (2011, h. 4), Model Altman (Z-Score) merupakan salah satu model analisis multivariate yang berfungsi untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan tingkat ketepatan dan keakuratan yang relatif dapat dipercaya. Model ini memiliki akurasi mencapai 95% jika menggunakan data 1 tahun sebelum kondisi kebangkrutan. Dengan analisis keuangan tersebut perusahaan akan segera diketehui dan diatasi sedini mungkin dengan menentukan kebijakan-kebijakan yang tepat sehingga perusahaan dapat going concern dan kinerja keuangan membaik.
8 Berdasarkan latar belakang Tersebut, maka dalam penelitian ini di pilih judul Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman (Z - Score) Pada Perusahaan Batu Bara yang listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas maka permasalahan yang akan diangkat dalam laporan tugas akhir ini ialah Bagaimana Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Pertambangan Batu Bara Yang Listing di Bursa EFek Indonesia periode 2010 2014 C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian laporan akhir ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan Pertambangan Batu bara berdasarkan analisa kebangkrutan model Altman Z-Score Yang Listing di Bursa EFek Indonesia pada periode 2010 2014.
9 2. Kontribusi Penelitian Penelitian ini di harapkan bias memberikan kontribusi positif sebagai berikut : 1) Kontribusi Teoritis Penelitian ini menambah wawasan bagi penulis mengenai Laporan keuangan yang biasa di jadikan sebagai alat pengukur tingkat kesehatan perusahaan. Penelitian disajikan dalam karya tulis ini juga di harapkan bisa menjadi refrensi bagi peniliti selanjutnya yang mengambil tema penelitian yang sama. 2) Kontribusi Praktis Penelitian ini merupakan informasi mengenai kondisi kesehatan perusahaan bagi stakeholder, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil kebijakan terkait dengan masalah tersebut.